47.2 5.6 19.4 3 19.4 2.8 12 1 Peran Dokter dalam Pelayanan Maternal di

metode kepaniteraan obstetri di FK, serta 83.3 responden setuju untuk pelatihan vokasi yang berfokus pada kehamilan normal dan abnormal yang dapat ditangani mereka, dan setuju untuk memperbaharui sistem remunerasi dokter dalam pelayanan maternal, juga setuju bahwa perawatan maternal harus berbasis masyarakat dan dekat dengan rumah pasien 63.9 . Tabel 4. Distribusi Frekuensi Peran Dokter dalam Maternal F F F 10 Ibu hamil tanpa komplikasi cukup partus di bidan 13

36.1 22

61.1 1

2.8 11

Ibu hamil dengan komplikasi harus dirawat oleh Obgyn 31 86.1 3 8.3 2 5.6 12 Metode Kepaniteraan obstetri perlu diubah di FK 19

52.8 7

19.4 10

27.8 15 Pemeriksaan postpartum sebaiknya oleh dokter. 24

66.7 11

30.6 1

2.8 18 Saya bisa dipanggil kerumah pasien untuk menolong partus 8

22.2 27

75 1 2.8 5 23 6 7 28 30 18 4 1 10 4 5 8 6 - 6 28 2 1 14 18 4 6 28 2 1 3 1 9 12 4 19 4 6 30 - 6 2 Tdk Tahu 22 2 17 6 18 2

5.6 16.7

5.6 25 Saya setuju untuk melepaskan kewenangan sebagai dokter dalam perawatan maternal kepada bidan

50.8 27.8

22.2 11.1

24 Pelatihan vokasi obstetri harus berkonsentrasi pada kehamilan normal dan abnormal yang dapat ditangani dokter

83.3 2.8

13.9 23 Dokter harus dibolehkan bila tidak ingin memberi

perawatan ANC, INC dan PNC

77.8 11.1

5.6

16.7 5.6

13.9 19.4

2.8 2.8

11.1 5.6

25.0 11.1

11.1 -

22 Perawatan maternal harus berbasis masyarakat dan dekat dengan rumah pasien

63.9 16.7

16 Ada potensi sengketa demarkasi kelompok profesi , bila dokter ikut serta dalam perawatan maternal

38.9 50

13 1 34 11 24 30 10 21 8.3 21 Dokter dapat menata tempat bersalin bagi ibu yang ingin bersalin dirumahnya sendiri

27.8 58.3

19 Sistem baru untuk remunerasi dokter dalam intrapartum care harus adil sesuai beban dan tanggung jawabnya

83.3 -

20 Dokter salah bila menolak Bumil yang ingin melahirkan di rumahnya sendiri

16.7 77.8

17 Bidan harus melakukan permeriksaan rutin pada infant, asalkan terlatih mendeteksi kelainan kongenital dan tanda penyakit yang kelak diderita

16.7 77.8

Ibu harus bebas memilih dimana mereka hendak bersalin, di rumah atau di Fasilitas Kesehatan

30.6 66.7

14 Kebijakan yang mendorong ibu untuk harus bersalin di fasilitas kesehatan tidak dapat dibenarkan

2.8 94.4

9 Beban kerja saya sudah banyak pada pasien umum di Puskesmas

16.7 83.3

7 Kehidupan pribadi saya terganggu bila saya memberikan intrapartum care pada pasien saya

55.6 33.3

8 Saya mengikuti sikap sesama dokter untuk tidak memberikan intrapartum care

36.1 52.8

20 13 5 Pemeriksaan antepartum sebaiknya oleh bidan saja, tidak perlu oleh dokter.

77.8 16.7

6 Kurangnya remunerasi untuk intrapartum care oleh dokter di Puskesmas dan Jampersal

72.2 2.8

3 Saya tidak menawarkan INC karena kurang percaya diri

44.4 50

4 Saya takut litigasi hukum bila memberikan INC kepada pasien

33.3 58.3

12 28 26 21 16 1 Idealnya saya ingin menawarkan intrapartum care kepada pasien saya

33.3 61.1

2 Saya yakin bahwa saya cukup kompeten dalam obstetri dan dapat menawarkan intrapartum di PKM atau praktek saya

36.1 47.2

No Pernyataan Setuju Tdk Setuju 13 12 Persepsi Regulasi Tabel 5. Distribusi Frekuensi variabel Persepsi Regulasi F F F 4 Kewenangan bidanperawat perlu diatur kembali 29 80.6 5 13.9 2 5.6 17 5

13.9 5.6

1 2.8 33 10

27.8 19.4

10 27.8

11.1 3

8.3 19.4

9 25 25 11 30 Tdk Tahu - 13

36.1 2.8

9 25 9 Tidak ada dukungan perlindungan hukum dari Pemda terhadap gugatan yg timbul dari pekerjaan dokter di Puskesmas 25 69.4 6 10 Adanya JKNBPJS akan menambah tuntutan terhadap kinerja dokter. 33 91.7 2 14

38.9 12

8 UU Praktik Kedokteran No.292004 lebih banyak mengatur administrasi 19 52.8 7 7 Pelaksanaan Jampersal hanya untuk Bidan dan Sp.OG saja, dan tidak melibatkan dokter umum 3 Selama ini kebijakan kesehatan maternal nasional selalu tidak mengikutsertakan dokter 16 44.4 9 5 UU Kesehatan dan UU Praktik Kedokteran tidak spesifik mengatur kewenangan dokter 29 80.6 4 Pemerintah terlalu menonjolkan bidan dalam kebijakan kesehatan maternal dan perinatal 6 20 55.6 7 2 Terdapat perbedaan kewenangan antara dokter dan bidan dalam pelayanan maternal ANCINCPNC dalam SOP di Puskesmas 26

72.2 1

1 Saya tahu dan mengerti pada tugas pokok dan fungsi saya sebagai dokter pada pelayanan maternal di puskesmas. 23 63.9 - Setuju Tdk Setuju No Pernyataan Dari tabel 5, hanya 63.9 responden yang tahu dan mengerti tugas dan fungsinya pada pelayanan maternal di Puskesmas, dan 72.2 responden mengerti perbedaan kewenangan antara dokter dan bidan dalam SOP di Puskesmas. Juga 80.6 responden setuju untuk mengatur kembali kewenangan bidanperawat. Menurut mereka, 44.4 setuju UU Kesehatan dan UU Praktik Kedokteran tidak spesifik mengatur kewenangan dokter, dan 52.8 berpendapat UU Praktik Kedokteran lebih banyak mengatur administrasi . Responden juga berpendapat bahwa tidak ada dukungan perlindungan hukum dari Pemda terhadap gugatan yang timbul dari pekerjaannya di Puskesmas 69.4, sementara 92 responden menyatakan adanya JKNBPJS akan menambah tuntutan terhadap kinerjanya. Persepsi mereka bahwa Pemerintah terlalu menonjolkan bidan dalam kebijakan kesehatan maternal dan perinatal 80.6, juga 55.6 dokter berpendapat bahwa selama ini kebijakan kesehatan maternal nasional selalu tidak mengikutsertakan dokter, dan 38.9 menganggap bahwa Jampersal hanya untuk Bidan dan Sp.OG saja. Persepsi SumberdayaPeralatan Tabel 6 adalah persepsi dokter Puskes- mas terhadap sumberdayaperalatan Puskes- mas. Responden 100 setuju bahwa di Puskesmas tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup, dan tersedia perlengkapan tensi dan infus set, tersedia tempat pemeriksaan yang diterima oleh masyarakat 88.9, dan ambulance untuk merujuk ibu hamil dan janin 97.2. Untuk persalinan, 75 responden mengatakan ada ruangan bersih dan sehat di Puskesmas, 69.4 ada perlengkapan dan peralatan untuk perawatan infant, 97.2 tersedia alat darurat dan sterile gloves. Juga 88.9 mengatakan adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Dokter terhadap SumberdayaPeralatan F F F

22.2 -