64
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran IPA
adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Permasalahan terhadap pembelajaran IPA masih sering dijumpai di sekolah. Faktor penyebab masalah adalah Guru
sudah menggunakan model pembelajaran, namun belum menghadirkan permasalahan nyata yang ada pada pembelajaran IPA sehingga siswa kurang
fokus untuk menyelesaikan pemecahan masalah pada pembelajaran IPA. Masalah yang diselidiki adalah masalah yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya
siswa dapat meninjau dengan berbagai fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan teori alam. Hal ini didukung dari data hasil evaluasi pembelajaran IPA pada siswa kelas IV
SDN Tambakaji 05 Kota Semarang. Masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 62, ditunjukan bahwa dari 42 siswa hanya 16 siswa yang tuntas.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru menerapkan model pembelajaran inovatif pemecahan masalah yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning dengan media audiovisual. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa menjadi nyaman dan
tertarik untuk belajar. Adapun skema alur kerangka berfikir dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
65
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
1. Keterampilan guru masih kurang meliputi: guru telah menggunakan
model pembelajaran,
namun belum
menggunakan model Problem Based Learning untuk menyelesaikan pemecahan permasalahan nyata yang ada
dikehidupan sehari-hari. 2. Aktivitas siswa masih kurang meliputi: siswa kurang antusias,
kurang respon, dan kurang aktif 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA sebagian besar
belum mencapai KKM 62
Kondisi Awal
Guru menggunakan model Problem Based Learning dengan media audiovisual langkah-langkah modifikasi perpaduan dari
Jauhar2011:89 dan Sulaeiman 1988:20 adalah: berikut:
1. Guru mempersiapkan pembelajaran dan melakukan apersepsi.
2. Siswa melakukan pengamatan terhadap media pembelajaran
audiovisual tentang materi yang akan dipelajari. 3.
Guru mengajukan pertanyaan tentang masalah nyata yang telah ada di media yang ditampilkan audiovisual.
4. Siswa membentuk kelompok, ada 7 kelompok dalam satu kelas.
Yang beranggotakan 6 orang siswa. 5.
Siswa menganalisis masalah secara klasikal dan membaca sumber lain yang dimiliki.
6. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan dan menganalisa
informasi untuk mendapat penjelasan dan pemecahan masalah. 7.
Siswa mengolah informasi dan mendiskusikan masalah dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang mereka miliki bersama
kelompoknya. 8.
Siswa dengan kelompok masing-masing merencanakan dan menyiapkan produk dan menemukan konsep berdasarkan
masalah. 9.
Masing-masing kelompok diminta menyimpulkan alternatif pemecahan masalah dan menampilkan produk kepada kelompok
lain mewakili bentuk penyelesain masalah. 10. Siswa dibantu oleh guru melakukan refleksi terhadap hasil
pemecahan masalah.
Pemberia n
Kondisi akhir yang diharapkan, yaitu: a.
Keterampilan guru meningkat b.
Aktivitas siswa meningkat c.
Hasil belajar siswa meningkat
Hasil Tindakan
66
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN