Penerbangan shuttlecock Daerah sasaran o Gerak lanjutan

sebanding terbalik dengan jari-jarinya. Arti keterangan di atas maka jari-jari r makin besar, kecepatan rotasi atau kecepatan sudut v makin kecil, dan kalau jari-jari r makin kecil, maka rotasi atau kecepatan sudut v makin besar juga. Gambar 2.6: Saat Impact Sumber: Tony Grice, 1999 : 43

2.1.3.7 Penerbangan shuttlecock

Penerbangan shuttlecock tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi, asal dapat melewati jangkauan raket lawan. Pukulan overhead lob, merupakan salah satu pukulan dalam permainan yang dapat mendesak posisi lawan, agar posisi lawan yang stabil menjadi out-position atau posisi yang kacau, sehingga untuk melakukan serangan dapat menerobos pertahanan lawan. Pukulan overhead lob selain dapat digunakan sebagai pukulan serangan juga dapat dipergunakan sebagai pukulan untuk bertahan atau lazim disebut deffensive lob, yang berarti pukulan overhead lob itu dilakukan dengan cara menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin dan jauh di bagian belakang lapangan lawan Tohar, 1992:48. Gam A B S

2.1.3.8 Daerah sasaran o

Pusatkan perhat karena pukulan ini bany dropshot. Overhead lob kepala, posisinya dari bel belakang lapangan Tohar . Gam

2.1.3.9 Gerak lanjutan

Seorang pemain harus melakukan gerakan mengayun kebawah seara lurus kedepan. Pada tahap perlu diperhatikan, karena Gerak lanjut penting untuk bahwa: Dalam bidang ola gerakan yang berurutan. menolak, akurasi atau memanfaatkan follow throu ambar 2.7 : Penerbangan Shuttlecock Lob tinggi yang bersifat mempertahankan diri Lob rendah yang bersifat menyerang Sumber : James Poole, 2006 : 68 an overhead lob perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead banyak kesamaannya dengan teknik pukulan sm lob adalah pukulan yang pelaksanaannya dipukul dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada ohar, 1992:47. mbar 2.8 Daerah Sasaran Overhead lob Sumber: Tohar, 1992:146 in untuk dapat melakukan overhead lob yang tepat pad kan lanjutan. Caranya adalah dengan melanjutkan earah dengan gerakan shuttlecock dan lakukan ayunan ap gerak lanjut follow through merupakan salah satu ena semua gerak lanjut adalah akibat dari adanya mo uk melanjutkan momentum gerak. Hidayat 1990:59 men olahraga follow through penting untuk mengkombina n. Pada semua gerakan melempar, memukul, menen atau ketepatan akan lebih terkontrol bila dilakukan rough. head lob ini, smash dan pukul dari atas pada bagian pada sasaran utkan gerakan nan mengarah atu fase yang a momentum. menyatakan ombinasikan pola nendang, dan ukan dengan Kedudukan follow through sangat penting terhadap ketepatan pukulan. Kekuatan dan momentum yang lebih besar tidak menjamin ketepatan pukulan, sehingga untuk mendapatkan ketepatan pukulan overhead lob yang baik diperlukan koordinasi gerak yang baik terutama pada saat melakukan follow through. Gambar 2.9 Gerakan Lanjutan Sumber: James Poole, 2008:30 2.1.4 Model Latihan Overhead Lob Model latihan overhead lob dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara diberi umpan dengan shuttlecock yang dilakukan dengan cara drilling atau diberi umpan terus menerus dan dengan pola pukulan atau diberi umpan dengan mengembalikan overhead lob yang dilakukan oleh pemain yang melakukan overhead lob Tohar, 1992:48.

2.1.4.1 Model latihan overhead lob dengan metode drill

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain pemula putra Persatuan Bulutangkis Sehat Semarang usia 11 15 tahu

0 9 83

HUBUNGAN PANJANG LENGAN, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB BULUTANGKIS PADA PEMAIN PUTRA UMUR 10 15 TH PB. JUPITER

1 17 122

PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN PENAMBAHAN V DAN T DRILL (Eksperimen Pada Pemain Usia 11 13 Pendowo Semarang 2014)

0 18 78

PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP PRESTASI SMASH (Eksperimen pada pemain pemula putera Persatuan Bulutangkis Sehat Semarang usia 11 15 tahun 2014)

2 29 94

Potensi Pemain Bulutangkis Anak – anak Putera Usia 11 – 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 12 92

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN BEBAN MAKSIMAL DAN MENENGAH TERHADAP PRESTASI FOREHAND OVERHEAD LOB (Eksperimen Pada Pemain Bulutangkis Pemula Putra Klub SYP Purworejo Tahun 2015) -

0 0 40

PENGARUH LATIHAN DENGAN POLA BERGANTIAN DAN MENGUMPAN TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (eksperimen Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11-13 Tahun Klub Cahaya Emas Demak Tahun 2015) -

0 1 42

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN X-PATTERN MULTI-SKILL DAN 20-YARD SQUARE TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN BULUTANGKIS (Eksperimen pada Pemain Putra Usia 11-13 Persatuan Bulutangkis Mustika Kab. Pekalongan Tahun 2015) -

0 0 42