Studi Literatur Awal Perancangan Algoritme Kalimat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diberikan pembahasan dari metode penelitian di bab tiga.

4.1 Studi Literatur Awal

Informasi yang digunakan dalam karya ilmiah ini diambil dari berbagai media cetak seperti koran, buku, majalah dan karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi yang diambil berupa definisi- definisi dan contoh kalimat yang terdapat di media cetak tersebut. Contoh kalimat tersebut diubah menjadi kalimat efektif dan direpresentasikan dalam bentuk graf.

4.2 Perancangan Algoritme Kalimat

Efektif Pertama-tama, diberikan satu set kalimat berbahasa Indonesia. Satu set kalimat berbahasa Indonesia terdiri dari tiga contoh yaitu: 1. Pada saat itu, Milan sedang mengikuti piala dunia klub di Jepang. 2. Pada babak kedua, Cristiano Ronaldo terus mengukuhkan diri sebagai gelandang produktif. 3. Pada tahun yang sama, Nadal mengalahkan Federer di semifinal. Darojatun, 2008 Hasil analisis dari satu set kalimat berbahasa Indonesia di atas adalah terdapat kata–kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata pada sehingga kata pada dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata pada dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. Saat itu, Milan sedang mengikuti piala dunia klub di Jepang. 2. Babak kedua, Cristiano Ronaldo terus mengukuhkan diri sebagai gelandang produktif. 3. Tahun yang sama, Nadal mengalahkan Federer di semifinal. Penghilangan kata pada tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Dengan demikian, diperoleh satu aturan kalimat efektif yaitu penggunaan kata depan pada di awal kalimat dihilangkan. Untuk menguji aturan kalimat efektif tersebut sudah berlaku umum atau tidak, maka diberikan satu set contoh kalimat berbahasa Indonesia yang lain dan berbeda tipe dari kalimat sebelumnya. Satu set kalimat berbahasa Indonesia tersebut yaitu: 1. Tetapi, The Lobster tetap mengisyaratkan bakal merombak sebagian besar komposisi pemain asingnya. 2. Tapi, Rijkaard dihadapkan pada masalah menurunnya kualitas kerja dua striker muda. 3. Tetapi saya membuat keputusan untuk masa depan saya dan itu untuk beberapa tahun ke depan. Darojatun, 2008 Hasil analisis dari ketiga contoh di atas adalah terdapat kata–kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata tetapi sehingga kata tetapi dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata-kata tersebut dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. The Lobster tetap mengisyaratkan bakal merombak sebagian besar komposisi pemain asingnya. 2. Rijkaard dihadapkan pada masalah menurunnya kualitas kerja dua striker muda. 3. Saya membuat keputusan untuk masa depan saya dan itu untuk beberapa tahun ke depan. Penghilangan kata tetapi tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Setelah dilakukan pengujian contoh kalimat berbahasa Indonesia secara berulang-ulang dengan menggunakan kata penghubung di awal kalimat maka diperoleh aturan yang baru yaitu penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan, perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan. Dengan demikian, diperoleh dua aturan kalimat efektif yaitu penggunaan kata depan pada dan penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan, perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan. Aturan yang sudah dibuat akan diuji kembali dengan satu set contoh kalimat berbahasa Indonesia yang lain. Satu set contoh kalimat tersebut yaitu: 1. Tifosi juga menuntut penampilan konsisten dari Pato. 2. Fergie mengakui bahwa piala Afrika memberi efek lebih besar terhadap Pompey dibanding Setan Merah. 3. Keegan pun tidak bakal mau comebacknya ke Tyneside ternoda dengan kekalahan di liga. Darojatun, 2008 Hasil analisis dari ketiga contoh di atas menunjukkan bahwa terdapat kata-kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata bahkan, malah, juga, dan bahwa sehingga kata bahkan, malah, juga, dan bahwa dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata-kata tersebut dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. Tifosi menuntut penampilan konsisten dari Pato. 2. Fergie mengakui Piala Afrika memberi efek lebih besar terhadap Pompey dibanding Setan Merah. 3. Keegan tidak bakal mau comeback-nya ke Tyneside ternoda dengan kekalahan di liga. Penghilangan kata juga, bahwa dan pun tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Dengan demikian, diperoleh satu aturan baru yaitu penggunaan kata pelengkap di setiap kalimat dihilangkan. Apabila aturan-aturan yang dibuat sudah benar, uji kembali aturan tersebut dengan kata benda dan kata kerja pada kalimat berbahasa Indonesia. Dalam hal ini, corpus digunakan untuk menemukan kata benda dan kata kerja yang terdapat dalam kalimat berbahasa Indonesia. Jika pada kalimat berbahasa Indonesia terdapat kata benda dan kata kerja, maka aturan tersebut berlaku umum. Dengan demikian, dari hasil analisis di atas dibuat aturan kalimat efektif yaitu: 1. penggunaan kata depan pada di awal kalimat dihilangkan, 2. penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan, perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan, 3. penggunaan kata pelengkap di setiap kalimat dihilangkan, 4. penggunaan kata benda dan kata kerja di setiap kalimat. Berdasarkan aturan kalimat efektif yang dibuat, maka algoritmenya adalah: 1. Buat: a. Daftar kata depan. b. Daftar kata penghubung. c. Daftar kata pelengkap. d. Daftar kata benda dan kata kerja. 2. Untuk setiap kata dalam kalimat: a. Jika terdapat kata depan pada di awal kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. b. Jika terdapat kata penghubung yang menyatakan hubungan perlawanan, penambahan, dan sebab di awal kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. c. Jika terdapat kata pelengkap di setiap kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. d. Jika tidak terdapat kata benda dan kata kerja, maka kalimat tersebut bukan kalimat efektif. Setelah aturan kalimat efektif yang dibuat berlaku umum, maka akan di uji keakuaratan kalimat efektif tersebut. untuk mengetahui keakuratan aturan kalimat efektif di atas, maka akan diuji aturan tersebut dengan contoh-contoh kalimat berbahasa Indonesia. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan pengujian kalimat efektif dengan cara manual dan pengujian kalimat efektif dengan cara menggunakan aturan kalimat efektif yang sudah dibuat. Dari hasil pengujian didapat keakuratan yang cukup tinggi oleh karena dari 100 contoh kalimat, 90 di antaranya memberikan hasil yang sama. Dengan demikian, aturan kalimat efektif yang sudah dibuat tersebut dapat dianggap cukup akurat. Untuk melihat hasil pengujian kalimat efektif dapat dilihat pada Lampiran 5. Langkah-langkah dalam algoritme pembentukan kalimat efektif tersebut dapat di gambarkan dengan menggunakan flowchart yang akan ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Flowchart algoritme pembentukan kalimat efektif.

4.3 Perancangan Algoritme Word Graph