3. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Desa Kanamit Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah Gambar 1. Lokasi
penelitian terletak pada titik geografis -2 55’46”LU and 114
10’16” BT.
Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian Lokasi terpilih merupakan lahan pertanian milik petani yang aktif digunakan
sebagai lahan sawah yang ditanamai padi satu tahun sekali dan tata air makro sudah tersedia dengan kondisi yang baik Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Lahan sawah petani yang digunakan sebagai lahan penelitian a dan pintu air pada tata air makro di lokasi penelitian b
a b
Sifat Fisik Tanah Gambut
Dari hasil uji kandungan C-organik pada sampel tanah gambut yang diambil pada lokasi penelitian diketahui bahwa nilai C-organik sebesar 42.07. Hasil ini
menunjukkan bahwa lahan penelitian termasuk tanah gambut, karena menurut Soil Survey Staff 1999 lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah
kaya bahan organik dengan kandungan C-organik 18. Berdasarkan klasifikasi USDA yang termasuk kedalam tanah histosol adalah tanah yang memiliki kadar
bahan organik antara 30-50 Soepardi 1983. Ketebalan gambut bervariasi mulai dari 40 – 100 cm, maka digolongkan ke dalam golongan gambut dangkal.
Lapisan atas merupakan lapisan gambut dan lapisan bagian bawah merupakan tanah mineral yang dicirikan dengan kandungan fraksi liat selanjutnya ditemukan
lapisan pirit dengan kedalaman 100 cm Gambar 3.3.
Analisa terhadap kadar serat menunjukkan bahwa volume serat 46, warna munsell 10 YR 31, dan indeks pirofosfat bernilai 2, berdasarkan kriteria untuk
tingkat kematangan dekomposisi gambut adalah hemik Lynn et al. 1974. Tingkat dekomposisi atau pelapukan atau perombakan bahan organik gambut
digolongkan ke dalam hemik pada gambut dengan tingkat dekomposisi setengah matang, yaitu kandungan serat antara 17-75, atau kandungan serat antara 16-
34 bagian volumenya Soil Survey Staff, 1999.
Gambar 3.3. Ketebalan gambut a dan kedalaman pirit b
Sifat Kimia Tanah Gambut
Hasil analisa tanah awal terhadap sifat kimia tanah gambut, dapat dilihat pada Tabel 3.1. Hasil pengukuran pH H
2
O menunjukkan kemasaman tanah pada kriteria sangat masam dengan pH 4.0. Kandungan hara-hara makro N, P dan K
terdapat dalam jumlah yang bervariasi dari sangat rendah sampai Tinggi. Kandungan N pada lahan tergolong tinggi dengan rata-rata 1.15. Kandungan N-
total yang tinggi tidak berarti bahwa ketersediaan unsur N untuk pertumbuhan tanaman juga tinggi. Ketersediaan N dalam tanah selain ditentukan oleh jumlah
N-total tanah, juga berhubungan erat dengan kandungan bahan organik tanah terutama tingkat dekomposisinya CN. Perbandingan C-organik terhadap
nitrogen dalam tanah yang dinyatakan dengan rasio CN tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 36.63. Kandungan bahan organik C-organik dan nisbah CN
tinggi maka ketersediaan N tanah rendah. Hal ini disebabkan sebagian N-tersedia digunakan oleh mikroorganisme dalam perombakan bahan organik Tisdale and
Nelson 1975.
a b
b
Tabel 3.1. Hasil analisa tanah lahan gambut di Desa Kanamit Jaya, Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah
Karakteristik Nilai
Kriteria
pH H
2
O 3.73
Sangat masam pH KCl
3.09 Sangat masam
C organik 42.07
Sangat tinggi CN
36.63 Sangat tinggi
N-total 1.15
Tinggi P potensial mg100g P
2
O
5
31.30 Sedang
K potensial mg100g K
2
O 0.51
Sangat rendah Fe ppm
19.24 Rendah
Cu ppm 17.21
Rendah Mn ppm
10.00 Rendah
KTK cmol+kg 72.5
Sangat tinggi Kadar air
308.21 Tinggi
Kandungan fosfat potensial P
2
O
5
-HCl tergolong sedang sebesar 31.3 mg100 g tanah. Sementara kandungan K
2
O potensial terukur sangat rendah sebesar 0.51mg100 g tanah. Sementara itu kandungan hara-hara mikro Fe, Cu
dan Mn tersedia dalam jumlah yang sedikit. Kandungan Fe dalam tanah tergolong rendah dengan nilai 19.24 ppm, sementara Cu rendah dengan nilai
17.21 ppm dan Mn rendah dengan nilai 10 ppm.
Kapasitas tukar kation KTK tanah gambut tergolong sangat tinggi dengan nilai KTK 72.5 cmol+kg tanah. Tingginya nilai KTK disebabkan oleh muatan
negatif bergantung pH yang sebagian besar dari gugus karboksil dan gugus hidroksil dari fenol Driessen dan Soepraptohardjo 1974. Nilai KTK ini
berhubungan dengan daya sanggah tanah terhadap perubahan pH, dimana semakin tinggi nilai KTK semakin banyak pula bahan penetral yang dibutuhkan untuk
meningkatkan pH hingga nilai tertentu. KTK sangat ditentukan oleh fraksi lignin dan bahan-bahan humik.
Hidrologi Lahan Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tinggi muka air tanah, air saluran primer, serta curah hujan, maka lahan penelitian termasuk ke dalam kategori rawa
pasang surut air tawar. Lahan rawa zona ini masih dipengaruhi pasang surut harian, namun air asin atau payau tidak lagi berpengaruh. Lahan tergenangi air
baik pada saat pasang besar maupun pasang kecil. Pada saat pasang besar air akan menggenangi lahan hingga di atas permukaan tanah, sedangkan pada saat pasang
kecil lahan hanya mendapat rembesan dari air pasang.
Kandungan Residu Pestisida
Analisa terhadap kandungan residu pestisida pada lahan percobaan dilakukan guna mengetahui tingkat residu pestisida pada lahan percobaan.
Analisa dilakukan terhadap residu pestisida pada lima golongan besar pestisida yang umum digunakan oleh petani. Hasil pengukuran residu bahan agrokimia
pestisida pada tanah sampel menunjukkan bahwa residu bahan agrokimia
pestisida berada dibawah kemampuan alat dalam mengukur atau limit deteksi LD Tabel 3.3.
Tabel 3.2. Hasil analisa tanah awal terhadap residu pestisida pada musim kemarau MK 2012.
Analisa residu Konsentrasi ppm
Batas deteksi alat ppm
1. Insektisida Karbamat Fenobucarb
tu 0.0101
2. Fungisida Azole Difenokonazol
tu 0.0121
3. Herbisida Bipirilidium Paraquat
tu 0.0095
Keterangan: tu = tidak terukur di bawah batas deteksi alat
4. PENGARUH PESTISIDA Paraquat, Fenobucarb, Difenoconazole DAN PENGELOLAAN AIR TERHADAP EMISI CO