Deskriptif Persentase Hasil Penelitian

4.1.1 Deskriptif Persentase

4.1.2.1 Penelitian Pertama Berdasarkan pengamatan pertama yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 29 Agustus 2012, tingkat keaktifan anak tunagrahita di SDLB Jepara dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tahun 2012 didapat hasil 53,73 katagori cukup. Hasil yang diperoleh tersebut didapat dari jumlah rata-rata nilai setiap indikator seperti yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Persentase Penelitian Pertama No Indikator Hasil Kriteria 1. Kognitif 38,5 Kurang 2. Afektif 50 Cukup 3. Psikomotor 62,2 Cukup 4. Fisik 64,2 Baik Sumber: data yang diolah Lebih jelasnya gambaran hasil penelitian pertama mengenai keaktifan anak tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SDLB Jepara tahun 2012 dapat disajikan secara grafik pada diagram batang berikut ini. Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Penelitian Pertama 38.5 50 62.2 64.2 20 40 60 80 Kognitif Afektif Psikomotor Fisik Indikator D is tr ib u si P e r se n tas e Penelitian Pertama 4.1.2.2 Penelitian Kedua Berdasarkan pengamatan kedua yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 5 September 2012, tingkat keaktifan anak tunagrahita di SDLB Jepara dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tahun 2012 didapat hasil 49,8 katagori cukup. Hasil yang diperoleh tersebut didapat dari jumlah rata-rata nilai setiap indikator seperti yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Persentase Penelitian Kedua No Indikator Hasil Kriteria 1. Kognitif 44,4 Cukup 2. Afektif 46,2 Cukup 3. Psikomotor 58,3 Cukup 4. Fisik 50,3 Cukup Sumber: data yang diolah Lebih jelasnya gambaran hasil penelitian kedua mengenai keaktifan anak tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SDLB Jepara tahun 2012 dapat disajikan secara grafik pada diagram batang berikut ini. Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Penelitian Kedua 44.4 46.2 58.3 50.3 10 20 30 40 50 60 70 Kognitif Afektif Psikomotor Fisik Indikator D is tr ib u si P e r se n tas e Penelitian Kedua 4.1.2.3 Penelitian Ketiga Berdasarkan pengamatan ketiga yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 12 September 2012, tingkat keaktifan anak tunagrahita di SDLB Jepara dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tahun 2012 didapat hasil 50,5 katagori cukup. Hasil yang diperoleh tersebut didapat dari jumlah rata-rata nilai setiap indikator seperti yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Persentase Penelitian Ketiga No Indikator Hasil Kriteria 1. Kognitif 48 Cukup 2. Afektif 46 Cukup 3. Psikomotor 57 Cukup 4. Fisik 51 Cukup Sumber: data yang diolah Lebih jelasnya gambaran hasil penelitian ketiga mengenai keaktifan anak tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SDLB Jepara tahun 2012 dapat disajikan secara grafik pada diagram batang berikut ini. Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Penelitian Ketiga 48 46 57 51 10 20 30 40 50 60 Kognitif Afektif Psikomotor Fisik Indikator D is tr ib u si P e r se n tas e Penelitian Ketiga Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, tingkat keaktifan anak tunagrahita di SDLB Jepara dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tahun 2012 didapat hasil 51,34 katagori cukup. Hasil tersebut merupakan jumlah rata-rata dari ketiga hasil pengamatan, yaitu pengamatan pertama 53,73 pengamatan kedua 49,8 pengamatan ketiga 50,5. Secara jelasnya gambaran hasil penelitian keseluruhan disajikan secara grafik pada diagram batang berikut ini. Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Penelitian Keseluruhan Keaktifan anak tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SDLB Jepara terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah faktor dari dalam diri anak tersebut dan faktor dari luar anak tersebut atau lingkungan. Beberapa faktor tersebut dapat dirincikan sebagai berikut: Pertama, 53.725 Kedua, 49.8 Ketiga, 50.5 10 20 30 40 50 60 70 Kognitif Afektif Psikomotor Fisik π Indikator D is tr ib u si P er se n ta se Hasil Keseluruhan Tabel 4.5 Faktor Pengaruh Keaktifan Anak Tunagrahita di SDLB Jepara No. Faktor-faktor pengaruh keaktifan Intern Ekstern 1. Anak tunagrahita adalah anak lemah akan berfikir, maka dari itu anak tunagrahita sulit menangkap materi pembelajaran dengan baik. Sistem kelas yang secara paralel, yaitu penggabungan beberapa kelas secara urut dalam satu pertemuan pembelajaran. 2. Antusias anak mengikuti pembelajaran tergantung akan materi yang akan disampaikan oleh guru, karena minat setiap anaknya berbeda-beda. Tenaga didik yang dapat dikatakan kurang di SDLB Jepara, yaitu 1 guru mapel penjas dan 2 asisten. Hasil lain yang diperoleh peneliti pada saat pengamatan di SDLB Jepara adalah, orang tua murid tidak canggung dalam membantu proses pembelajaran pendidikan jasmani, dengan cara memberikan motivasi kepada anaknya bahkan tidak jarang ada yang ikut melakukan gerakan atau mengikuti pembelajaran yang ada. Selain itu dalam proses pembelajaran tidak lupa guru memberikan reword atau penghargaan untuk memotivasi anak pada saat anak mampu atau berani melakukan intruksi dari guru. Anak tunagrahita lebih menyukai jenis olahraga permainan yang sudah dimodifikasi baik peraturan maupun alat yang digunakan seperti permainan memindahkan objek bola atau kun yang memiliki warna-warna yang menarik ataupun permainan tradisional seperti kucing dan tikus. Keaktifan anak berbeda setiap tingkat ketunaan yang dimiliki. Anak tunagrahita ringan masih dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, namun terkadang asik bermain sendiri, sedangkan anak tunagrahita sedang sebagian besar hanya berdiam diri atau pasif saat pembelajaran berlangsung. Adapun hambatan dalam proses pembelajaran berlangsung adalah, tidak sesuainya pembelajaran dengan yang diinginkan oleh guru, karena banyaknya anak yang diampu dan sebagian anak ada yang asyik bermain sendirinya. Masih ada sebagian anak yang pasif dalam pembelajaran, hanya berdiam diri saat pembelajaran berlangsung.

4.1.2 Hasil Wawancara