Kerangka Teoritis Kerangka Teoritis dan Konseptual
tahanan yang melanggar tata tertib yaitu berupa hukuman disiplin, diatur dalam Pasal 8 Permenkumham Nomor 6 Tahun 2013.
Hukuman disiplin terbagi atas hukuman disiplin tingkat ringan, sedang, dan berat. Hukuman disiplin ringan meliputi peringatan secara lisan dan tertulis, hukuman
disiplin sedang meliputi dimasukkan dalam sel pengasingan paling lama 6 hari dan menundameniadakan hak tertentu berupa penundaan waktu pelaksanaan
kunjungan, dan hukuman disiplin berat meliputi dimasukkan dalam sel pengasingan selama 6 hari dan dapat diperpanjang selama 2 kali 6 hari, tidak
mendapatkan Remisi, CMK, CB, Asimilasi, CMB, dan PB dalam tahun berjalan dan dicatat dalam register F dan untuk alasan kepentingan keamanan,
NarapidanaTahanan dapat dimasukkan dalam pengasingan dan dicatat dalam register H.
Petugas pemasyarakatan
dalam menjatuhkan
hukuman disiplin
wajib memperlakukan warga binaan pemasyarakatan secara adil dan tidak bertindak
sewenang-wenang, dan mendasarkan tindakannya pada peraturan tata tertib lapas.
15
Pada saat menjalankan tugas para petugas dilengkapi dengan senjata api dan perlengkapan keamanan yang lain. Pasal 77 ayat 2 Gestichtenreglement
secara tegas menentukan, bahwa senjata api hanya dapat digunakan apabila secara nyata dengan tindakan-tindakan lain yang sah, ketertiban itu tidak dapat
dipulihkan atau pencegahan agar orang-orang tahanan tidak melarikan atau
15
Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung, PT Refika Aditama, 2009. hlm. 119.
penangkapan terhadap orang-orang tahanan yang melarikan diri itu tidak akan dapat dilakukan.
16
b. Teori Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan
Pembinaan menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan
jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.Tujuan pembinaan bagi narapidana, berkaitan erat dengan tujuan pemidanaan. Dalam
Rancangan KUHP Nasional telah diatur tujuan penjatuhan pidana yaitu : 1
Mencegah dilakukanya tindak pidana dengan menegakan norma hukum demi pengayoman masyarakat.
2 Mengadakan koreksi terhadap terpidana, dengan demikian menjadikannya
orang baik dan berguna, serta mampu untuk hidup bermasyarakat. 3
Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat
4 Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
17