Konsep Fungsi Musik Landasan Teori

21 kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, musik Serius memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibandingkan dengan musik Hiburan. Namun sebaliknya, di samping kreatifitas yang berkembang secara bebas, dalam beberapa kasus, musik Klasik justru memanfaatkan idiom – idiom berbagai musik Populer, musik Rakyat, bahkan tradisi berbagai kebudayaan guna memperkaya karyanya.

2.1.4 Konsep Fungsi Musik

Untuk membicarakan fungsi dan kegunaan musik tradisional dalam masyarakat Batak Toba, penulis menggunakan teori “Used and Function” seperti dikemukakan oleh Merriam yang menawarkan 10 fungsi musik dalam kebudayaan masyarakat, yaitu : 1 fungsi pengungkapan emosional, 2 fungsi penghayatan etnis, 3 fungsi hiburan, 4 fungsi komunikasi, 5 fungsi perlambangan, 6 fungsi raksi dan jasmani, 7 fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, 8 fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, 9 fungsi kesinambungan kebudayaan dan 10 fungsi penginteraksian masyarakat 1964: 119-222. Dalam fungsi komunikasi,sabangunan berperan sebagai medium perantara antara partisipan pelaksana upacara terhadap dewa Mulajadi na Bolon Dewa Pencipta. Dewa Bantara Guru,roh para leluhur dan berbagai kekuatan lain nya. Dalam kehidupan sehari-hari pada masa pra kristen ada diwujudkan dalam bentuk praktik seperti upacara memelet pemujaan roh nenek moyang, pesta bius upacara korban oleh komunitas desa dan mengokol holi upacara penggalian tengkorak. Praktik ini diwariskan secara turun 22 temurun dari generasi ke generasi berikutnya sebagai bagian dari adat. Hal ini merupakan realisasi dari agama kesukuan hasipeleguan pada etnik Batak Toba. Melalui Gondang sabangunan seluruh permohonan dapat disampaikan kepada Dewa pencipta Dewa Mulajadi na Bolon ,Dewa Bantara guru,roh para leluhur dan berbagai kekuatan lainnya. Dengan demikian dalam konteks agama kesukuan Gondang sabangunan dipandang sebagai musik sakral. Setelah sebagian besar masyarakat etnik Batak Toba memeluk agama Kristen yang dibawa oleh misionaris Kristen pada paruh abad 19, terutama sejak intervensi agama Kristen tahun 1960 an hingga sekarang, tradisi Gondang sabagunan mengalami pergeseran fungsi. Menurut Purba, proses penyesuaian yang dalam hal ini diimplementasikan oleh gereja melalui penerbit kebijakan adalah suatu strategi untuk mengatur suatu sistem pengetahuan atau kepercayaan setelah terlebih dahulu sistem itu dilepaskan dari asalnya kebudayaan pada tujuan atau situasi baru 2003: 1.

2.1.5 Teori Fungsi Musik