Pakan Uji Pemeliharaan Ikan Peubah yang Diamati

dengan EP adalah efisiensi pakan , Wt adalah bobot ikan pada akhir penelitian g, Wo adalah bobot ikan pada awal penelitian g , D adalah bobot ikan yang mati selama penelitian g, dan F adala h jumlah pakan yang dikonsumsi.

3.1.4 Analisis Statistik

Penelitian ini dirancang dengan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Data aktivitas enzim pencernaan protease, a- amilase, lipase, laju pertumbuhan, dan efisiensi pakan dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95 dengan menggunakan program SPSS 11. 5.

3.2 Penelitian Tahap II : Uji Toleransi Glukosa dan Uji Toleransi Insulin-

Glukosa pada Ikan Gurame yang Diberi Pakan yang Mengandung Kadar Protein dan Karbohidrat yang Berbeda

3.2.1 Pakan Uji

Pada penelitian ini digunakan pakan uji dengan bahan dan komposisi pakan yang sama seperti pakan uji yang digunakan pada penelitian tahap I.

3.2.2 Pemeliharaan Ikan

Ikan gurame yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurame dengan bobot awal berkisar antara 23 dan 25 g ekor Sebelum pemeliharaan dimulai, dilakukan berbagai persiapan yang meliputi persiapan wadah, pakan, dan ikan. Penelitian ini dirancang menjadi dua set penelitian yang sama. Satu set penelitian untuk uji toleransi glukosa sedangkan set penelitian lainnya untuk uji toleransi insulin-glukosa. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Dengan demikian, dibutuhkan 36 buah akuarium. Setiap akuarium ditebari ikan sebanyak 12 ekor. Sebelum digunakan, ikan gurame diadaptasikan terlebih dahulu terhadap kondisi lingkungan laboratorium dan pakan uji. Masa pemeliharaan dimulai setelah ikan respons terhadap pakan yang diberikan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 30 hari. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan dua kali sehari pada pagi dan sore hari secara at satiation. Penggantian air dilakukan setiap hari untuk meggantikan air yang keluar pada saat penyiponan. Selama pemeliharaan, suhu air dipertahankan 30 ± 1 o C. Kandungan oks igen terlarut berkisar antara 5,60 dan 6,13 ppm, karbondioksida terlarut berkisar antara 4,18 dan 4,98 ppm, pH berkisar antara 6,50 dan 6,75, alkalinitas berkisar antara 17,48 dan 20,77, total ammonia berkisar antara 0,015 dan 0,796 ppm. Kualitas air ini mendukung pertumbuhan ikan.

3.2.3 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian tahap II ini adalah 1 kadar glukosa darah, 2 kadar glikogen otot dan hati, 3 kadar trigliserida darah, dan 4 kadar insulin darah. Setelah 30 hari pemeliharaan dengan pakan uji, dilakukan uji toleransi glukosa dengan cara menginjeksi glukosa secara intraperitonial dengan dosis 1 g D-glukosa per kilogram bobot tubuh ikan. Sebelum uji dilakukan, ikan dari semua ulangan pada perlakuan yang sama dikumpulkan dalam satu wadah dan dibagi secara acak menjadi tujuh kelompok jam pengambilan sampel, dan setiap kelompok ikan dimasukkan ke dalam sebuah akuarium masing-masing 5 ekor ikanakuarium. Kemudian ikan dipuasakan selama 48 jam. Sebelum injeksi glukosa, ikan dibius dengan menggunakan tric aine methanosulfonate MS 222 12,5 ppm dan ditimbang bobot tubuhnya untuk menentukan jumlah glukosa yang akan diinjeksi pada ikan. Pada uji toleransi insulin-glukosa, 2 IU insulin human insulin “Actrapid” per 100 g bobot tubuh diinjeksi secara intramuskular sebelum pemberian glukosa pada cara dan dosis yang sama sebagaimana uji toleransi glukosa. Pengambilan sampel darah dilakukan pada jam ke-0 sebelum injeksi glukosa dan insulin, jam ke -1, 2, 3, 4, 5, dan 7 setelah injeksi glukosa dan insulin. Sampel darah diambil pada daerah batang ekor ikan dengan menggunakan spuit bervolume 2,5 ml yang telah dibilas dengan larutan antikoagulan natrium sitrat 3,8. Sebelum pengambilan darah ikan dibius dengan menggunakan tricaine methanosulfonate MS 222 12,5 ppm. Sampel darah selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung mikro bervolume 1,5 ml dan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Pengambilan sampel hati dan otot untuk pengukuran kadar glikogennya dilakukan pada jam ke-0 dan ke-3 jam setelah injeksi glukosa dan insulin. Semua sampel plasma darah, sampel hati, dan otot disimpan dalam lemari pendingin suhu -20 o C sampai analisis dilakukan. Kadar glukosa darah dan kadar glikogen hati dan otot diukur berdasarkan metode Wedemeyer dan Yasutake 1977 . Prosedur pengukuran kadar glukosa darah dan kadar glikogen hati dan otot disajikan pada Lampiran 4 dan 5. Kadar trigliserida darah diukur pada jam ke -0 dan ke- 2 dan 3 jam setelah injeksi glukosa dan insulin. Kadar trigliserida darah dengan metode enzimatik- kolorimetrik menggunakan kit trigliserida GPO. Enzimatik, ST. Reagensia . Prosedur pengukuran kadar trigliserida disajikan pada Lampiran 6. Kadar insulin darah diukur dengan menggunakan kit insulin Coat-A-Count Insulin, Diagnostic Product Corporation. Prosedur pengukuran kadar insulin darah disajikan pada Lampiran 7.

3.2.4 Analisis Statistik