dapat diturunkan dan digantikan dengan peningkatan kadar karbohidrat pakan sebagai sumber energi. Kadar karbohidrat pakan terdiri atas 3 level yaitu 20, 35,
50. Dengan demikian terdapat enam macam pakan uji dengan kadar protein dan karbohidrat yang berbeda dengan kandungan energi pakan yang relatif sama.
Komposisi bahan dan hasil analisis proksimat pakan antar perlakuan terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. K omposisi pakan uji untuk ikan gurame pada penelitian tahap I Perlakuan
Bahan Pakan
P28;K21 P29;K36
P29;K52 P33;K21
P33;K36 P32;K47
Tepung Ikan
20,8 19,2
17,8 24,0
22,5 21,5
Tepung kedelai
26,8 24,8
23,0 31,0
29,0 27,8
Tepung terigu
12,6 30,8
47,4 11,0
29,2 40,1
Minyak ikan dan Minyak jagung
10,7 6,4
2,0 9,1
4,3 0,9
Vitamin Mix
2,0 2,0
2,0 2,0
2,0 2,0
Mineral Mix
5,8 5,8
5,8 5,8
5,8 5,8
Selulosa
18,9 9,1
0,0 15,1
5,3 0,0
CMC
2,0 2,0
2,0 2,0
2,0 2,0
Komposisi proksimat dan energi pakan
Protein
28,0 28,7
28,5 32,6
32,9 32,3
Lemak
12,9 8,3
3,5 11,3
6,6 3,6
BETN
20,9 36,4
51,7 20,9
35,9 46,7
Serat kasar
20,5 9,4
1,8 15,9
6,1 2,2
Total Energi Kkalkg
2546,3 2588,9
2571,7 2578,8
2585,2 2591,9
P28;K21 Protein 28, karbohidrat 21; P29;K36 Protein 29, karbohidrat 26 ; P29;K52 Protein 29, karbohidrat 52; P33;K21 Protein 33, karbohidrat 21; P33;K36 Protein
33, karbohidrat 36; P32;K47 Protein 32, karbohidrat 47 Dalam mgkg pakan : vit.B1 60; vit. B2 100; vit. B6 40; vit.B12 100; vit C 200; vit K3 50; vit
AD3 400; vit E 200; Ca-pantotenat 100; inositol 2000; biotin 300; as am folat 15; niasin 400; kolin klorida 500.
Dalam gkg pakan : MgSO
4
.7H
2
0 7,5; NaCl 0, 5; NaH
2
PO
4
.2H
2
0 12,5; KH
2
PO
4
16,0; CaHPO
4
.2H
2
O 6,53 Fe sitrat 1,25; ZnSO
4
.7H
2
O 0,1765; MnSO
4
.4H
2
0 0, 081; CuSO
4
.5H
2
O 0, 0155; KIO
3
0,0015; CoSO
4
0,0003 Bahan ekstrak tanpa nitrogen
Total energi tercerna DE dihitung berdasarkan : protein = 3, 5 kkalg; lemak = 8,1 kkalg; bahan ekstrak tanpa nitrogen = 2, 5 kkalg Sumber : NRC, 1977
3.1.2 Pemeliharan Ikan
Ikan gurame yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurame dengan bobot awal berkisar antara 25 dan 27 gekor Sebelum pemeliharaan
dimulai dilakukan berbagai persiapan meliputi persiapan wadah, pakan dan ikan. Persiapan wadah akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm meliputi pengaturan tata
letak akuarium dan pemasangan sistem aerasi dan sirkulasi serta pengisian air ke
dalam wadah penelitian. Penelitian ini dirancang menjadi dua set penelitian yang sama. Satu set penelitian untuk mengkaji perubahan enzim pencernaan sedangkan
set penelitian lainnya untuk melihat pertumbuhan dan efisiensi pakan. Setiap perlakuan pakan diulang tiga kali. Dengan demikian dibutuhkan 36 buah
akuarium. Setiap akuarium ditebari ikan sebanyak 10 ekor . Sebelum digunakan, ikan gurame diadaptasikan terlebih dahulu terhadap kondisi lingkungan
laboratorium dan pakan uji. Masa pemeliharaan dimulai setelah ikan respon terhadap pakan yang diberikan.
Pemeliharaan ikan dilakukan selam 60 hari. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan dua kali sehari pada pagi dan sore hari secara at satiation.
Pergantian air dilakukan setiap hari untuk meggantikan air yang keluar pada saat penyiponan.
Selama pemeliharaan, suhu air dipertahankan 30 ±
1
o
C. Kandungan oks igen terlarut berkisar antara 5,20 dan 6,23 ppm, karbondioksida terlarut berkisar antara
4,20 dan 5,00 ppm, pH berkisar antara 6,50 dan 6,95, alkalinitas berkisar antara 19,48 dan 21,98, total ammonia berkisar antara 0,01 dan 0,695 ppm. Kualitas air
ini mendukung pertumbuhan ikan.
3.1.3 Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah 1 aktivitas enzim protease, a-amilase, lipase, 2 pertumbuhan, dan 3 efisiensi pakan.
Pengukuran aktivitas enzim pencernaan dilakukan pada awal percobaan yang dilanjutkan setiap 10 hari sekali selama 60 hari penelitian. Pada setiap kali
pengukuran aktivitas enzim, 3 ekor sampel ika n diambil secara acak dari setiap perlakuan dan ditimbang bobot tubuhnya .
Pengukuran aktivitas enzim pencernaan dari saluran pencernaan ikan dilakukan dengan cara memisahkan bagian tubuh ikan dengan organ pencernaan
usus . Hasil homogenasi usus ikan dengan akuades hingga sepuluh kali bobot contoh diperoleh ekstrak enzim kasar. Ekstrak enzim ini selanjutnya disimpan
dalam lemari pendingin suhu -20
o
C sampai pengujian aktivitas enzim dilakukan. Pengukuran aktivitas enzim protease berpedoman pada metode Hans -Elmar
Walter 1988. Substrat yang digunakan dalam pengukuran aktivitas enzim
protease adalah kasein. Tirosin digunakan sebagai standar. Satu unit enzim protease didefinisikan sebagai 1 mg tirosin yang dibebaskan dalam 10 menit pada
suhu 37
o
C. Prosedur pengukuran aktivitas enzim protease disajikan pada Lampiran 1.
Pengukuran aktivitas enzim a -amilase dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode Bernfeld 1955. Substrat yang digunakan dalam
pengukuran aktivitas a -amilase adalah pati. Maltosa digunakan sebagai standar. Satu unit a -amilase didefinisikan sebagai 1 mg maltosa yang dibebaskan dari pati
dalam waktu 3 menit pada suhu 20
o
C, pH 6,9. Prosedur pengukuran aktivitas enzim a -amilase disajikan pada Lampiran 2. Pengukuran aktivitas lipase
dilakukan dengan menggunakan metode Borlongan 1990, Substrat yang digunakan adalah minyak zaitun. Asam lemak yang dihasilkan oleh hidrolisis
enzimatik dari trigliserida yang ada dalam emulsi yang stabil dari minyak zaitun dititrasi dengan NaOH. Satu unit aktivitas enzim lipase didefinisikan sebagai
volume NAOH 0,05 N yang dibutuhkan untuk menetralisir asam lemak yang dilepaskan selama 6 jam inkubasi dengan substrat dan setelah dikoreksi dengan
blanko. Prosedur pengukuran aktivitas enzim lipase disajikan pada Lampiran 3. Penimbangan bobot tubuh ikan untuk menghitung laju pertumbuhan ikan
dilakukan pada set penelitian yang terpisah. Penimbangan bobot tubuh dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Sehari sebelum penimbangan, ikan dipuasakan
terlebih dahulu. Sebelum penimbangan, ikan dibius dengan menggunakan tricaine methanosulfonate MS 222 12,5 ppm.
Laju pertumbuhan harian dihitung menggunakan rumus Huisman 1976 :
Wt =
Wo 1 + 0,01 a
t
dengan a adalah laju pertumbuhan harian ,
Wt adalah bobot rata-rata ikan
pada akhir penelitian g ,
Wo adalah bobot rata -rata ikan pada awal penelitian g , dan t adalah lama waktu penelitian.
Penimbangan bobot pakan yang dikonsumsi ikan dilakukan untuk menghitung nilai efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan dihitung dengan
menggunakan rumus NRC 1977 : Wt + D – Wo
F X 100
EP =
dengan EP adalah efisiensi pakan , Wt adalah bobot ikan pada akhir penelitian g, Wo adalah bobot ikan pada awal penelitian g , D adalah bobot
ikan yang mati selama penelitian g, dan F adala h jumlah pakan yang dikonsumsi.
3.1.4 Analisis Statistik