Zaman Pra-Hindu Periodisasi Perkembangan Seni Tari

9 Seni Tari Kelas X

B. Jenis dan Peran Karya Tari

Seni tari selalu mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, ada beragam jenis karya tari yang dimiliki bangsa Indonesia. Jenis karya tari tersebut dapat dibedakan berdasarkan pola garapannya, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Tari tradisional adalah semua jenis tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama. Tari tradisional bertumpu pada pola tradisi yang ada. Adapun tari kreasi baru merupakan karya tari garapan baru. Tari kreasi baru sering disebut tari modern. Tari kreasi baru tidak berpijak pada aturan yang telah ada namun selalu memunculkan kreativitas para penciptanya. Berdasarkan nilai artistiknya, tari tradisional dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik.

1. Tari Primitif

Tari primitif adalah tarian yang mengungkapkan kehendak atau keyakinan melalui gerak atau unsur karya tari yang lain dengan sangat sederhana. Gerak tari tersebut, antara lain, berupa hentakan kaki, langkah kaki, ayunan tubuh, dan gerakan kepala dengan tekanan-tekanan tertentu. Semua gerak mempunyai tujuan tertentu, misalnya, untuk mendatangkan hujan. Iringan tari primitif berupa pukulan ritmis gendang, tong, atau genta kecil dari kulit buah-buahan atau kerang. Namun, kadang tari primitif hanya diiringi tepuk tangan, teriakan, dan nyanyian.

2. Tari Rakyat

Tari rakyat adalah tarian yang hidup dan berkem- bang di kalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederhana. Gerak tarinya tidak mempunyai aturan yang standar. Namun, jika dibandingkan dengan gerak pada tari primitif, gerak tari rakyat lebih variatif. Iringan tari rakyat banyak menggunakan alat-alat musik tradisional yang terbuat dari kulit, kayu, bambu, dan besi. Alat-alat musik tersebut, misalnya, gamelan jawa, angklung, dan gambang kromong. Saat ini, tari rakyat sudah semakin membaik dari segi penyajiannya. Gerak tari semakin digarap, pola lantai sudah diperhatikan, bahkan untuk iringannya ada yang dipadukan dengan alat musik modern.

3. Tari Klasik

Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai keindahan yang tinggi. Tari klasik merupakan tarian yang dipelihara dengan baik di kalangan istana dan bangsawan. Gerak-geraknya memiliki aturan tertentu, yaitu diatur secara teliti, mengikat, dan tidak boleh dilanggar. Sebagai contoh, pada tari klasik gaya Yogyakarta ada ragam gerak yang dinamakan gordho. Untuk memperagakan gerak gordho , pandangan, sikap badan dalam melakukan gerak, dan hitungan sudah ada patokan atau aturannya. Jika dalam melakukan gerak tersebut tidak sesuai dengan aturan maka gerakan dianggap salah. Gambar 1.13 Tari primitif Gambar 1.14 Tari rakyat Gambar 1.15 Tari klasik Rep. Buku Indonesia Indah ”Tari Tradisional Indonesia” Rep. www.blontankpoer.blogsome.com Rep. www.facebook.com 10 Seni Tari Kelas X Dalam tari klasik, tidak hanya gerak tarinya yang diatur. Unsur pendukung karya tari yang berupa iringan, busana, tata rias, dan pola lantai juga diatur. Pada zaman dahulu, tari klasik hanya diperagakan, dipelajari, dan ditampilkan di dalam istana. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini tari klasik banyak dipelajari di luar istana, misalnya, di sanggar tari dan tempat pendidikan formal. Setiap karya tari yang diciptakan mempunyai fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, jenis karya tari juga dapat dikelompokkan menurut fungsinya. Berdasarkan fungsinya, karya tari dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari hiburan social dance, dan tari pertunjukan. Tari upacara merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana upacara. Tari hiburan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan. Adapun tari pertunjukan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan. Peranan karya tari dalam konteks budaya masyarakat tidak lepas dari fungsi tari itu sendiri dalam masyarakat. Jika fungsi tari dalam masyarakat tertentu sebagai tari upacara, secara tidak langsung tari di situ berperan sebagai sarana upacara. Sekarang, kita akan membahas peranan tari berdasarkan fungsinya dalam masyarakat.

1. Peranan Tari sebagai Sarana Upacara Agama dan Upacara Adat

Tari-tarian upacara berfungsi sebagai sarana upacara agama atau upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Tari-tarian tersebut sangat berperan dalam rangkaian upacara yang diadakan. Salah satu contohnya adalah tari Pendet yang berasal dari Bali. Tari Pendet sering ditarikan oleh gadis-gadis Bali di pura pada saat upacara keagamaan. Para penari membawa bokor berisi bunga sebagai simbol sesaji yang dipersembahkan untuk para dewa. Contoh lainnya adalah tari Gantar yang berasal dari Kalimantan. Tari Gantar disajikan pada saat upacara adat selamatan yang ditujukan kepada Dewi Sri. Dalam upacara ini, masyarakat berdoa agar hasil panen melimpah.

2. Peranan Tari sebagai Sarana Hiburan atau Pergaulan

Tari-tarian yang berperan sebagai sarana hiburan disebut tari hiburan. Tari hiburan di- sebut juga social dance. Tari ini disajikan dengan tujuan untuk menghibur para penonton. Tema tari biasanya berupa ungkapan rasa gembira. Penonton pun kadang-kadang ikut menari. Contoh tari hiburan, yaitu tari Tayub dari Jawa Tengah. Tari Tayub ditarikan oleh para penari wanita yang dinamakan ledek dan para penari laki-laki yang dinamakan pengibing. Tari Tayub merupakan tari hiburan yang biasanya dipertunjukkan pada acara sehabis panen. Tari ini termasuk tari hiburan karena di dalamnya terjadi perbauran antara penari wanita dan penari laki-laki. Penontonnya pun diajak menari oleh para penarinya. Contoh lain tari- tarian yang berfungsi sebagai sarana hiburan, yaitu tari Giring-Giring dari Kalimantan, tari Serampang Duabelas dari Sumatera, dan tari Maengket dari Sulawesi. Gambar 1.16 Tari Pendet Rep. www.3-itu-int.com Gambar 1.17 Tari Tayub Rep. www.desantara.org