Fusobacterium nucleatum sebagai salah satu bakteri yang terdapat

24 positif mengandung bakteri meningkat setelah perawatan saluran akar dengan kalsium hidroksida. 10 Disebutkan juga semakin lama CaOH 2 digunakan sebagai medikamen pada gigi dewasa muda, semakin meningkatkan resiko terjadinya fraktur akar. Kalsium hidroksida menyebabkan resopsi interna sehingga gigi mudah fraktur. 12 Gomes et al, 2002 beranggapan bahwa walaupun kalsium hidroksida direkomendasikan sebagai bahan medikasi intrakanal pada perawatan periodontitis apikalis, bukan berarti bahwa pemakaian kalsium hidroksia dapat digunakan secara universal, karena kalsium hidroksida tidak menunjukkan kemampuan yang sama terhadap seluruh bakteri. 21 Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa penemuan-penemuan bahan perawatan saluran akar selama ini menggunakan bahan sintetis yang memiliki efek antibakteri yang tinggi, tetapi mempunyai efek samping terhadap jaringan gigi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan alami bersifat biokompatibel terhadap saluran akar.

2.2 Fusobacterium nucleatum sebagai salah satu bakteri yang terdapat

pada infeksi saluran akar Penelitian telah membuktikan bahwa Fusobacterium nucleatum, adalah flora normal rongga mulut dan merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi saluran akar yang simpomatik. 1,3 Universitas Sumatera Utara 25 Menurut taksonominya, Fusobacterium nucleatum diklasifikasikan berdasarkan: Kingdom : Bacteria Filum : Fusobacteria Famili : Bacteriodaceae Genus : Fusobacterium Spesies: Fusobacterium nucleatum. 3 F.nucleatum adalah bakteri obligat anaerob gram negatif yang tidak berspora dan non motil. Selnya berbentuk batang, dengan bagian ujung yang tajam dan panjang yang bervariasi. F.nucleatum memerlukan media yang baik untuk tumbuh dan biasanya tumbuh subur pada media yang mengandung trypticase, peptone dan ekstrak ragi. F.nucleatum menggunakan asam amino untuk menghasilkan energi serta menggunakan glukosa untuk reaksi biosintesis molekul interseluler. 3 Gambar 1. Koloni Fusobacterium nucleatum dengan scanning electron micrograph. 7 Penelitian Jacinto RC et al 2003 dari 48 saluran akar gigi diisolasi bakteri obligat anaerob sebesar 74,77. Bakteri yang mendominasi hasil penelitiannya Universitas Sumatera Utara 26 adalah Fusobacterium necrophorum 15 kasus, Anaerococcis prevotii 14 kasus, Peptostreptococcus 13 kasus, Streptococcus sanguis 11 kasus dan Fusobacterium nucleatum 11 kasus. Tabel 1. Bakteri yang diisolasi dari saluran akar gigi dengan lesi apikal. 2 Bakteri Persentase Indeks Fusobacterium nucelatum Streptococcus sp. Bacteroides sp. Prevotella intermedia Peptostreptococcus micros Eubacterium alactolyticum Peptostreptococcus anaerobicus Lactobasillus sp. Eubacterium lentum Fusobacterium sp. Campylobacter sp. Peptostreptococcus sp. Actinomyces sp. Eubacterium timidum Capnocytophaga ochracea Eubacterium brachy Selemonas sputigena Veinlonella parvulla Porphyromonas endodontalis Provotella buccae Provotella oralis Propionibacterium propionicum Prevotella denticola Prevotella loeschii Eubacterium notadum 48 40 35 34 34 34 31 32 31 29 25 15 15 11 11 9 9 9 9 9 8 8 6 6 6 Universitas Sumatera Utara 27 Pada tabel 1 terlihat berbagai spesies yang diisolasi dari saluran akar gigi dengan lesi periapeks. Fusobacterium nucleatum menempati urutan pertama sebagai isolat dominan, dengan persentase insidens 48. Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang umum diisolasi pada plak gigi. Fusobacterium nucleatum juga sering dihubungkan dengan infeksi periodontal, dapat juga menginfeksi kepala dan leher, dada, paru-paru, hati, dan perut. 3 Membran luar bakteri ini mempunyai karakteristik bakteri gram negatif. Sel bakteri dilindungi oleh membran luar dan dalam yang dipisahkan oleh ruang periplasmik yang mengandung lapisan peptidoglikan. Pada umumnya, membran dalam bakteri gram negatif merupakan dua lapisan fosfolipid yang simetris dimana perbandingan fosfolipid dan protein sama besar. Membran luar berfungsi sebagai penyaring molekul dan merupakan membran asimetrik yang terdiri dari lapisan fosfolipid, lipopolisakarida, lipoprotein dan protein. 3 Kompleks lipopolisakarida secara umum dikaitkan sebagai zat endotoksin yang dapat menyebabkan biological effects yaitu aktivasi komplemen, sitotoksisitas, dan resopsi tulang. Lipopolisakarida memegang peranan penting dalam proses perlekatannya dan mampu larut dalam saliva. Lipopolisakarida yang diproduksi oleh F.nucleatum memungkinkan bakteri ini melekat pada struktur hidroksiapatit, serum dan sementum. Hal ini menunjukkan bahwa lipopolisakarida dari F.nucleatum memegang peranan penting dalam proses perlekatannya, bukan hanya pada epitel, tetapi juga permukaan gigi. 3 Polisakarida yang dihasilkan F.nucleatum merupakan potent agent yang dapat menyebabkan pembentukan antibodi host walau hanya dalam konsentrasi yang sangat Universitas Sumatera Utara 28 rendah. Bakteri gram negatif anaerob sering sekali diisolasi dari gigi dengan infeksi saluran akar, oleh karena itu endotoksin bakteri mungkin menyebabkan iritasi jaringan periapikal dan berperan penting dalam patogenesis lesi inflamasi dan pulpa. 3 Sebagian besar bakteri spesies F.nucleatum menghasilkan asam butirat dan mengubah treonin menjadi asam propionat. Butirat, propionat dan ion amonium merupakan produk hasil metabolisme F.nucleatum yang dapat menghambat proliferasi sel fibroblas pada gingiva. Kejadian ini memberikan jalan bagi F.nucleatum untuk melakukan penetrasi ke epitel gingiva. Asam butirat yang dihasilkan juga dapat mengiritasi jaringan. 3 Pada keadaan defisiensi nutrisi, F.nucleatum mampu memecah kandungan glukosa dari struktur interseluler dan memanfaatkannya sebagai sumber energi. Hal ini akan mendorong bakteri lain berpindah pada sekitar permukaan sel F.nucleatum dan selanjutnya berikatan dengan dinding sel F.nucleatum. Secara in vivo ditemukan hubungan antara F.nucleatum dengan P.gingivalis oleh karena hubungan interaksinya akan menghasilkan enzim proteolitik dan agregasi kedua bakteri ini menghasilkan efek sinergisme, yang terjadi pada kasus infeksi endo-perio. 3,6 Gambar 2. Agregasi F.nucleatum bentuk batang dan P.gingivalis bentuk kokus dengan scanning electron micrograph 5 . Universitas Sumatera Utara 29

2.3 Tanaman Mahkota