Salinitas Suhu Gerakan Air

sumber makanan Penaeus sp. Ketahanan papan komposit polimer dari serangan organisme penggerek kayu di laut cukup tinggi, hal ini dikarenakan adanya pengaruh kompatibilitas antara matriks dan filler. Pencampuran yang sempurna antara matriks dan filler membuat papan komposit polimer menjadi solid dan sulit untuk diserang organisme perusak kayu. Faktor yang mempengaruhi aktifitas penggerek kayu di laut

1. Salinitas

Salinitas merupakan persen atau kadar garam yang terdapat di perairan air laut. Salah satu cara untuk mencegah serangan organisme penggerek kayu di laut adalah dengan secepat mungkin memindahkan kayu ketempat lain yang mempunyai perbedaan yang mencolok Miller, 1926 dalam Turner 1966. Salinitas perairan laut Belawan dari data yang diperoleh sebesar 30 ppm. Sehingga nilai intensitas seranga penggerek kayu di laut relatif kecil pada kayu yang diumpankan di karenakan organisme banyak mengeluarkan cairan tubuh untuk mengimbangi kadar garam melalui osmosis.

2. Suhu

Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme Nybakken, 1998. Begitu juga dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme penggerek kayu di laut faktor suhu sangat menentukan. Menurut Muslich 1998 pada perairan tropis suhu perairan tidak terlalu berfluktuasi sehingga memungkinkan organisme penggerek kayu di laut berkembang sepanjang tahun. Dari hasil penelitian suhu pada perairan laut Belawan berkisar antara 29 C-30 C. Perairan belawan termasuk daerah tropis yang mana intensitas Universitas Sumatera Utara serangan terhadap semua jenis kayu oleh organisme penggerek kayu di laut adalah serangan relatif ringan. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan yang terjadi pada papan komposit polimer tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.

3. Gerakan Air

Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Gerakan- gerakan air laut disebabkan oleh beberapa faktor seperti angin yang berhembus di atas permukaan laut, pengadukan karena perbedaan suhu air dari dua lapisan, perbedaan tinggi permukaan laut, pasang surut dan lain-lain. Gerakan air laut ini dikenal sebagai arus, gelombang, permukaan massa air Kasijan Juwana, 2007. Perangin- angin 1993 menyatakan pasang surut harian murni dengan ciri umum pasang dan surut terjadi satu kali dalam periode 24 jam. Kecepatan arus juga dapat mempengaruhi penempelan larva organisme penggerek kayu di laut. Kesempatan penempelan larva akan lebih mudah pada gerakan arus yang kecil dan air yang datang juga membawa larva organisme penggerek kayu di laut sehingga larva dapat dengan mudah menempel dan membuat lubang untuk tempat tinggal dan mencari makan. Gerakan arus di perairan pelabuhan laut Belawan tidak begitu besar pada pagi hari sedangkan pada siang sampai tengah malam gerakan arus cukup besar yang memungkinkan larva organisme penggerek kayu di laut menempel pada kayu, penempelan organisme tersebut banyak terjadi pada siang hari.

4. Cahaya