serangan terhadap semua jenis kayu oleh organisme penggerek kayu di laut adalah serangan relatif ringan. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan yang terjadi pada
papan komposit polimer tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
3. Gerakan Air
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Gerakan- gerakan air laut disebabkan oleh beberapa faktor seperti angin yang berhembus di atas permukaan
laut, pengadukan karena perbedaan suhu air dari dua lapisan, perbedaan tinggi permukaan laut, pasang surut dan lain-lain. Gerakan air laut ini dikenal sebagai
arus, gelombang, permukaan massa air Kasijan Juwana, 2007. Perangin- angin 1993 menyatakan pasang surut harian murni dengan ciri
umum pasang dan surut terjadi satu kali dalam periode 24 jam. Kecepatan arus juga dapat mempengaruhi penempelan larva organisme penggerek kayu di laut.
Kesempatan penempelan larva akan lebih mudah pada gerakan arus yang kecil dan air yang datang juga membawa larva organisme penggerek kayu di laut
sehingga larva dapat dengan mudah menempel dan membuat lubang untuk tempat tinggal dan mencari makan. Gerakan arus di perairan pelabuhan laut Belawan
tidak begitu besar pada pagi hari sedangkan pada siang sampai tengah malam gerakan arus cukup besar yang memungkinkan larva organisme penggerek kayu
di laut menempel pada kayu, penempelan organisme tersebut banyak terjadi pada siang hari.
4. Cahaya
Intensitas cahaya, kualitas dan lama penyinaran merupakan faktor yang mempengaruhi aktifitas organisme penggerek kayu di laut. Saputra 2007
menyatakan bahwa kisaran cahaya pada perairan laut Belawan adalah 3000-3800
Universitas Sumatera Utara
kkalm
2
hari. Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi permukaan laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya
kecerahan memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton. Bagi hewan laut, cahaya matahari mempunyai pengaruh terbesar
secara tidak langsung yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi tumpuan hidup karena menjadi sumber bahan
makanan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Papan komposit polimer yang direndam selama 3 bulan disekitar perairan pelabuhan belawan memiliki intensitas serangan penggerek kayu yang sangat
rendah. Sesuai dengan SNI 01-7207-2006 Ketahanan papan komposit polimer terhadap serangan penggerek kayu diklasifikasikan kedalam kelas I yaitu
sangat tahan sebesar 7,3 . Hal ini dikarenakan papan komposit polimer mengandung 70 polipropilen sebagai matriks yang membuat papan
komposit polimer sulit diserang penggerek kayu di laut. 2. Jenis penggerek kayu di laut yang ditemukan disekitar perairan pelabuhan
belawan yang berhasil teridentifikasi adalah Holiotis sp, Balanus sp, Telescopium sp, Cardisoma carnifex , Penaeus sp.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kualitas papan komposit polimer terhadap serangan penggerek kayu di laut.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Amstead, B.H., P.F. Ostwald dan M.L. Begeman. 1993. Teknologi Mekanik.
Penerbit Erlangga. Jakarta. Bayard Harlow. 1983. Pengantar Biologi Laut. The C. V. Mosby Company.
Amerika Serikat. Bakar, E. S. 2003. Kayu Sawit Sebagai Substitusi Kayu dari Hutan Alam. Forum
Komunikasi Teknologi dan Industri Kayu. Jurusan Teknologi hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Volume 21Juli 2003. Bogor.
Balfas, J. 2003. Potensi Kayu Sawit Sebagai Alternatif Bahan Baku Industri Perkayuan. Makalah Seminar Nasional Himpunan Alumni-IPB dan
HAPKA Fakultas Kehutanan IPB Wilayah Regional Sumatera Utara, Medan.
Becker, G. 1975. Termites and fungi. Organismen Und Holz International Symposium, August 2-5, 1975. Berlin Dahlem, Jerman.
Bierley , A.W., R.J. Heat and M.J . Scott. 1988. Plastic Materials Properties and Aplication. Cations. Chapman and Hall Publishing, New York.
Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest Products and Wood Science An Introduction 4
th
ED USA: Lowa State Press a B’ackwell Publ. [BPS] Badan Pusat Statistik. 1999. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia
: Impor. Jakarta Clemons C., 1997 Effect of elastomers and coupling agent on impact
performance of wood flour-filled polypropilene. Di dalam: Fourth International Conference on Woodfiber-Plastic Composites. Madison, 12
–14 Mei 1997.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Setyawibawa, dan R.Hartono. 2004. Kelapa Sawit: Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisa Usaha dan
Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Febrianto F. 1999. Preparation And Properties Enhancement Of Moldable Wood
– Biodegradable Polymer Composites. [Disertasi]. Kyoto: Kyoto University, Doctoral Dissertation.Division of Forestry and Bio-material
Science. Faculty of Agriculture. Tidak dipublikasikan.
Universitas Sumatera Utara
Febrianto F, Y.S. Hadi, dan M. Karina. 2001. Teknologi produksi recycle komposit bemutu tinggi dari limbah kayu dan plastik : Sifat-sifat papan
partikel pada berbagai nisbah campuran serbuk dan plastik polipropilene daur ulang dan ukuran serbuk. Laporan Akhir Hibah Bersaing IX1.
direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Hadi, M.M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
Han GS, Shiraishi N. 1990. Composites of wood and polypropylen IV. Wood Research Sociaty at Tsubuka 3611: 976-982.
Hunt, G. M, dan Garrat. 1986. Pengawetan Kayu. Terjemahan Jusuf, M. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Akademika Pressindo.
Hartomo, A.J.,A. Rusdiharsono dan D. Hardjanto. 1992. Memahami Polimer Perekat. Andi Offset. Yogyakarta.
Hartono ACK. 1998. Daur ulang limbah plastik dalam pancaroba : Diplomasi Ekonomi dan Pendidikan. Dana Mitra Lingkungan. Jakarta.
Japanese Standar Association. 2003. Japanese Industrial Standart Particle Board JSA 5908. Japanese Standart Association. Japan.
Karina, M.H. Onggo and A. Syampuwardi. 2007. Physical and Mechanical Properties of Natural Fibers Filled Polypropylene Composites and Its
Recycle. Journal of Biological Sciences 7 2 : 393 – 396. Division of New Material, Research Center For Physics. Indonesian Institute of Sciences
Bandung.
Kasijan Romimohtarto dan Sri Juwana. 2007. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.
Lubis, A. U., Guritno. P, Darnoko. 1994. Prospek Industri Dengan Bahan Baku Limbah Padat Kelapa Sawit di Indonesia. Berita PPKS 2.
Maloney, T.M. 1993. Modern Particleboard and Dry Process Fibreboard Manufacturing. Miller Freeman Inc. San Fransisco.
Massijaya, M.Y, B.Tambunan, Y.S. Hadi, E.S Bakar, dan I. Sunarni. 1999. Studi Pembuatan Papan Partikel dari Limbah Kayu dan Plastik Polystyrene.
Jurnal Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Massijaya, M.Y, B. Tambunan, Y.S. Hadi, E.S Bakar, dan H. Marsiah. 2007.
Pengembangan Papan Komposit Dari Limbah Kayu dan Plastik. www.dikti.orgp3mabstrakhbringkasanhb.doc. medan [17 oktober 2008 ].
Universitas Sumatera Utara
Muslich, M dan G. Sumarni. 1987. Pengaruh Salinitas Terhadap Serangan Penggerek Kayu di Laut Pada Beberapa Jenis Kayu. Jurnal Penelitian
Hasil Bogor, 4 2 :46-49. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
----------------.1988. Pengaruh Lingkungan Terhadap Serangan Penggerek Kayu di Laut. Jurnal Penelitian Hasil Bogor, 4 2 :46-49. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor. ----------------.2004. Ketahanan 62 Jenis Kayu Indonesia terhadap Penggerek Kayu
di Laut. Vol 22, No 3, Halaman 183-191. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Bogor.Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor. Bogor.
----------------.2005. Keawetan 200 jenis kayu indonesia terhadap penggerek di laut. Vol 22, No 3, Halaman 163-176. Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Bogor.Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor. Bogor. ----------------.2008. Kelas Awet 25 Jenis Kayu Andalan Setempat Jawa Barat dan
Jawa Timur terhadap Penggerek Kayu di Laut. Vol 26, No 1, Halaman 70- 78. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Bogor.Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor.
Bogor.
Muslich, M. 1998. Laju Serangan Pholadidae dan Teredinidae Pada Beberapa Jenis Kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Bogor.Pusat Litbang Hasil
Hutan Bogor. Bogor. Nelson, Peter A. 2003. Marine Fish Assemblages Associated With Fish
Aggregating Devices FADs: Effects of Fish Removal, FAD Size, Fouling Communities, and Prior Recruits. Fisheries Bulletin 101: 835-850.
Nuryawan A, Massijaya MY, Hadi YS. 2008. Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board OSB dari Akasia, Ekaliptus dan Gmelina Berdiameter Kecil
: Pengaruh Jenis Kayu dan Macam Aplikasi Perekat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1 2: 60-66 2008
Nybakken, J, W. 1998. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis Terjemahan oleh M. Eidman et.al. Gramedia Jakarta.
PIKA, 1981. Mengenal Sifat- Sifat Kayu Indonesia dan Penggunaanya. Kanisius. Yogyakarta.
Ruhendi, S, D.N. Koroh, F.A. Syamani, H. Yanti, Nurhaida, S. Saad dan T. Sucipto. 2007. Analisis Perekat Kayu. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Saputra, J. 2007. Keawetan Alami Lima Jenis Kayu Yang Banyak Diperdagangkan Di Kota Medan Terhadap Marine Borer Penggerek
Kayu Di Laut. Skripsi. Departemen Kehutanan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sasse HR, Lehmkamper O, Kwasny-Echterhagen R. 1995. Polymer granulates for masonry mortars and outdoor plaster. Didalam: Ohama Y, editor. Disposal
and Recycling of Organic and Polymeric Construction Materials. Proceeding of the International RILEM Workshop. Tokyo: 26-28 Maret
1995. Chapman Hall. hlm 75-85.
Setyawati,D. 2003. Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serbuk Kayu Plastik Polipropilena Daur Ulang. [Thesis]. Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor tidak dipublikasikan Silaban, M. 2006. Pengaruh Ukuran Serat, Perendaman Serat dan Kadar Semen
terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Semen Dari Tandan Kosong Sawit Elaeis guineensis Jacq. Skripsi Departemen Kehutanan. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Tidak Dipublikasikan.
Southwell, C. R. And J. D. Bultman. 1971. Marine Borer Resistence of Untreated Woods Over Long Periods of Immersion in Tropical Waters. Biotropica
31 : 81-107. Naval Research Laboratory. Washington D. C. Standar Nasional Indonesia. 2006. Uji Ketahanan Kayu dan Produk Kayu
Terhadap Organisme Perusak Kayu 01 – 7207. Badan Standardisasi Nasional. Indonesia
Syahfitrie, C. 2001. Analisis Aspek Sosial Ekonomi Pemanfaatan Limbah Plastik. [Thesis] Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor tidak
dipublikasikan. Syarief , R., Sentausa, S., dan Isyana, St. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Tambunan, B. Dan Nandika, D. 1989. Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Instititut Pertanian Bogor. Bogor.
Tsoumis, G. 1991. Science and Technology Wood. Structure, Properties, Utilization. Van Vostrand Reinhold Inc. USA.
Turner, R.D. 1966. A Survey and Illustrated Catalogue of The Teredinididae. Harvard University, Cambridge, Mass.
Universitas Sumatera Utara
Panjaitan, P.H. 2009. Pemanfaatan Limbah Batang Sawit Elaeis guineensis Jacq. dan Polipropilen PP Daur Ulang Sebagai Papan Komposit dengan
Penambahan Maleated Polypropylene. [Skripsi] Mahasiswa Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan
Prianda, M.R. 2009. Pemanfaatan Limbah Batang Sawit Elaeis guineensis Jacq. dan Polipropilen PP Murni Sebagai Papan Komposit dengan
Penambahan Aditif Maleated Polypropylene. [Skripsi] Mahasiswa Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Medan
Perangin-angin, M. 1993. Studi Beban Masukan Limbah Dari Sungai Japat dan Sunter Serta Penentuan Waktu Pembilasan flushing time di Pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta. Skripsi Mahasiswa Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pereira, R. C., Carvalho, A. G. V., Gama, B. A. P. Countiho, R. 2002. Field Experimental Evaluation of Secondary Metabolites from Marine
Invertebrates As Antifoulants. Brazillian J. Biol. 62 2 : 311-320. Priyono SKS. 2001. Komitmen Berbagai Pihak dalam Menanggulangi Illegal
Logging. Konggres Kehutanan Indonesia III. Jakarta. Winarno, F.G. dan Jennie. 1983. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara
Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta [YBP] Yayasan Bina Pembangunan. 1986. Barometer Bisnis Plastik Indonesia. Jakarta
Wirjosentono, B. 1997. Pembuatan Poliblen Mampu Terdegradasi Menggunakan Teknik Pengolahan Reaktif Poliolefin dan Serat Limbah Kosong Sawit.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing VI, USU- Medan [YBP] Yayasan Bina Pembangunan. 1986. Barometer Bisnis Plastik Indonesia.
Jakarta. Youngquist JA. 1995. Unlikely partners? The Marriage of Wood and Non Wood
Materials. Forest Product Journal 4510: 25-30.
Universitas Sumatera Utara
1. Lampiran Kerapatan gramcm