BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan
dari keluarga Bapak I Putu Adi Santika. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku
peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan koordinasi serta pembagian oleh Kepala Desa bersangkutan khususnya untuk Desa
Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana sebagai tempat penelitian mahasiswa bersangkutan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak I Putu Adi Santika bersama dengan istri dan seorang anak sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1.
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Putu Adi Santika
No .
Nama Status
Umur Th
Pendidikan Pekerjaan
Keterangan
1. I Putu Adi Santika
Kawin 27
Tamat SD Membuat
Batu Bata Kepala
Keluarga 2.
Ni Kadek Susilawati
Kawin 24
Tamat SD IRT
Istri 3.
I Gede Suarsana Belum
Kawin 7
Belum Tamat SD
Pelajar Anak
Bapak I Putu Adi Santika merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera KS dan memiliki keluarga yang terdiri
dari 2 anggota keluarga, yaitu Bapak I Putu Adi Santika sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan seorang anak laki-laki.
Keluarga dari Bapak I Putu Adi Santika ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang
masih “pas-pas’an” untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari Bapak I Putu Adi Santika tinggal dalam satu pekarangan
rumah dengan orang tuanya. Tanah pekarangan yang ditempati merupakan tanah milik keluarga. Rumah itu terdiri dari teras, ruang tamu, dan 2 kamar tidur.
Sementara untuk dapur dan kamar mandi berada diluar rumah. Kamar mandi dipakai bersama keluarga lainnya seperti bapak, ibu, adik yang diluar kartu
keluarganya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat
kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek
ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan
serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak
I Putu Adi Santika.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Putu Adi Santika merupakan salah satu keluarga pra- sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat.
Sekarang Bapak I Putu Adi Satika tinggal bersama istri Ni Kadek Susilawati dan putranya I Gede Suarsana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak I
Putu Adi Santika bekerja sebagai pengerajin batu bata jam keja selama 4 jam, apabila stok bata masih banyak ia bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak
menentu. Terkadang beliau mendapat penghasilan kira-kira Rp. 45.000,00 per hari, biasanya menjadi buruh lepas. Waktu kerja yang dibutuhkan pun tidak menentu
sesuai dengan pekerjaan yang diambil. Dilihat dari pendapatan Bapak I Putu Adi Santika yang tidak menentu
seperti itu sudah sangat tentu beliau harus mencari pendapatan tambahan. Pendapatan putra Bapak I Putu Adi Santika per hari hanya sekitar Rp. 45.000,00,
dan itupun juga dipotong dengan biaya keperluan sehari-hari putra Bapak I Putu Adi Santika, ditambah sangu untuk anaknya bersekolah.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu Bapak I Putu Adi Santika harus mengatur pengeluaran rumah tanggaseperti untuk konsumsi,
kesehatan, sosial dan lain – lain. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut : a.
Kebutuhan Sehari – hari Konsumsi Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Putu Adi Santika
dalam sebulan adalah sebagai berikut : Belanja per-hari
: Rp 45.000 x 30 hari = Rp 1.350.000 Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh
keluarga Bapak I Putu Adi Santika. Namun, untuk biaya kesehatan Bapak I Putu Adi Santika tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan
dengan kondisi kesehatan. c.
Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang harus
ditanggung oleh Bapak I Putu Adi Santika. Hal ini ditambah lagi dengan adat- istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain
kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Putu Adi Santika seperti iuran banjar, uang suka duka ngaben, pawiwahan,
upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Untuk berbagai pengeluaran sosial seperti itu, Bapak I Putu Adi Santika tidak menganggarkan
secara khusus. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. Namun, apabila beliau tidak memiliki uang disaat yang mendesak, maka Bapak I Putu
Adi Santika terpaksa untuk berhutang terlebih dahulu. Namun, umumnya jumlah yang dikeluarkan untuk iuran banjar, uang suka duka ngaben,
pawiwahan, upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya mencapai Rp. 200.000.
d. Lain – lain
Selain biaya untuk kebutuhan sehari-hari, ada berbagai kebutuhan yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Putu Adi Santika selama sebulan seperti biaya untuk
listrik dan biaya untuk biaya air. Biaya untuk membeli tanah untuk membuat batu bata yakni sebesar Rp. 500.000. Adapun dana untuk lisrik per bulan yang
harus dikeluarkan oleh beliau per bulan adalah sebesar Rp. 50.000,00 per bulan. Sedangkan untuk biaya air per bulan sebesar Rp. 180.000,00. Hal ini
dikarenakan air tersebut dibeli per tangki sehingga lebih mahal.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas
dan ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan.
Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang dialami Bapak I Putu Adi Santika :
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan
tersebut dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat lingkungan rumah dengan mengunjungi keluarga dampingan.
Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang dalam hal ini rumah Bapak I Putu Adi Santika, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi
oleh beliau. Adapun permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan, kesehatan, maupun permasalahan keluarga.
Bapak I Putu Adi Santika yang hanya menamatkan pendidikan SD sudah tentu sangat susah untuk mencari pekerjaan yang layak. Hal ini
membuat beliau bekerja serabutan dengan pendapatan minim bahkan tidak menentu.
2.2 Masalah Prioritas