Aktivitas Siswa Dalam Pengelolaan Pembelajaran dengan Cooperative

55

2. Aktivitas Siswa Dalam Pengelolaan Pembelajaran dengan Cooperative

Learning Dalam siklus I, siswa tidak bisa langsung mengikuti pembelajaran untuk memahami materi pelajaran dari guru, tapi waktunya tersita untu pembentukan kelompok kecil yang menimbulkan beberapa keributan dalam hal memilih anggota kelompok. Keputusan pembentukan kelompok yang diserahkan pada anak SD kelas III ternyata belum bisa berjalan dengan lancar. Untk itu guru mengambil alih pembentukan kelompok dengan beberapa pertimbangan. Setelah pembentukan kelompok dapat diatasi, barulah pembelajaran materi pelajaran baru bisa dilaksanakan, dan tentu saja dengan hasil yang belum memuaskan, yaitu dengan nilai rata-rata 57,4. Kelemahan utama dari pembelajaran siklus I ialah siswa masih kurang benar dan kurang berani dalam menjawab pertanyaan guru, masih lemah dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, kurang dalam bertukar pendapat dengan teman dalam kelompok, dan belum berani mengambil keputusan dari jawaban yang dianggap paling benar. Dalam tahap awal ini, siswa masih harus menyesuaikan diri dengan metode cooperatif learning sehingga membutuhkan waktu agak lama. Dalam model pembelajaran kooperatif cooperatif learning siklus II, siswa diberi kesempatan bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah. Para siswa juga berkesempatan untuk mendiskusikan strategi pemecahan masalah maupun keterkaitan dengan materi yang sudah dipelajari. Pembelajaran kooperatif juga dapat melatih 56 siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum pendapat sendiri maupun orang lain dalam bentuk tulisan atau lisan. Pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Widyaiswara LPMP Jawa Tengah, 2007: 15. Dengan kegiatan tersebut, siswa menjadi aktif dan pengetahuan siswapun bertambah. Dalam siklus III, aktivitas belajar dengan guru terjadi peningkatan yaitu: memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal yang diberikan guru, mempresentasikan jawaban di depan kelas. Dalam aktivitas belajar dengan siswa lain terjadi peningkatan yaitu: mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran, bertukar pendapat dengan teman dalam kelompok, mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar.

3. Prestas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran dengan Cooperative

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 12 354

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBASIS MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS VB SD N SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 5 353

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 13 285

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas III SDN Kandri 02 Semarang

0 9 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS III SD N GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 10 315

MODEL PEMBELAJARAN KEKUATAN GERAK MELALUI HALAMAN SEKOLAH TERHADAP MINAT PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI REJOSARI 02 KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG

0 17 101

Peningkatan Kualitas pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang.

0 1 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Pakem Pada Siswa Kelas IV SDN Bringin 02 Ngaliyan Semarang.

0 0 1

MODEL PEMBELAJARAN KEKUATAN GERAK MELALUI HALAMAN SEKOLAH TERHADAP MINAT PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI REJOSARI 02 KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG.

0 0 1

(ABSTRAK) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PIPS MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS III SD KEMIJEN 02 KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG.

0 0 2