Kompetensi Dasar Bercerita dalam KTSP

21 keseluruhan harus memiliki hubungan yang logis mengikuti hukum sebab akibat rangkaian cerita. 7 Penguasaan materi Sebelum tampil bercerita, seorang pencerita hendaknya melakukan berbagai persiapan yang diperlukan. Persiapan tersebut bertujuan supaya pencerita dapat menguasai materi cerita dengan baik. Penguasaan materi cerita ini sangat penting karena sangat menentukan tingkat rasa percaya diri pencerita di depan pendengar. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam bercerita hendaknya pencerita memperhatikan faktor-faktor penunjang keefektifan bercerita sehinga pendengar dapat memahami isi cerita seperti yang pencerita maksud.

2.2.3 Kompetensi Dasar Bercerita dalam KTSP

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama terdapat kompetensi dasar bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat. Kompetensi dasar tersebut disusun untuk jenjang kelas VII smester pertama. Pada pembelajaran ini siswa diarahkan agar dapat bercerita secara runtut dan dengan suara nyaring, serta dengan lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat. Pada saat bercerita siswa diharapkan dapat bercerita secara runtut. Gagasan yang satu dengan gagasan lainnya dalam sebuah cerita harus tersusun 22 secara runtut berdasarkan kronologi cerita. Hal ini berarti hubungan antarbagian dalam kalimat serta hubungan antarkalimat secara keseluruhan harus memiliki hubungan yang logis mengikuti hukum sebab akibat rangkaian cerita. Selanjutnya, siswa diharapkan dapat bercerita dengan suara yang nyaring. Tingkat kenyaringan suara sangat ditentukan oleh situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustis. Dengan demikian, siswa tidak perlu berteriak, tetapi perlu memperhatikan kenyaringan suara supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas. Selain itu, berbagai jenis gangguan suara yang terjadi juga perlu diperhatikan. Kemudian, hal yang harus diperhatikan siswa saat tampil bercerita adalah ketepatan lafal. Ketika tampil bercerita, siswa harus membiasakan diri mengucapkan bunti-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar sehingga mengurangi keefektifan dalam bercerita. Intonasi juga merupakan hal yang perlu diperhatikan siswa dalam bercerita. Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam bercerita. Bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun cerita yang disampaikan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan cerita menjadi menarik. Sebaliknya, jika penyampaian cerita datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan. 23 Hal selanjutnya yang harus diperhatikan siswa saat bercerita yaitu penggunaan gestur dan mimik yang tepat. Selain menggunakan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, penyampaian cerita juga perlu ditunjang dengan gerakan anggota tubuh dan ekspresi wajah. Hal tersebut akan menghidupkan komunikasi. Tetapi gerak-gerik yang berlebihan akan mengganggu keefektifan bercerita. Perhatian pendengar akan terarah pada gerak-gerik dan mimik yang berlebihan tersebut sehingga pendengar kurang memahami isi cerita. Jadi kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diangkat dalam penelitian ini adalah siswa diharapkan mampu bercerita secara runtut dan dengan suara nyaring, serta dengan lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat sehingga ia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan baik.

2.2.4 Hakikat Peta Pikiran

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus

0 11 178

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Kata Kunci melalui Media Foto Siswa Kelas VII SMP Islam Al Munawaroh Banjarnegara

0 9 167

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

(ABSTRAK) Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 214

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Peta Pikiran melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto Dengan Model Pembelajaran ARCS Pada Siswa Kelas V MI AL-Islam Mangunsari 02 Semarang.

0 6 251

Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Media Kaset Cerita Religi Anak pada Siswa Kelas II B MI Al Iman Banaran Gunungpati Semarang.

0 0 136