Studi Waktu, Tempat, dan Posisi Hinggap Kupu-Kupu Saat Beristirahat pada Sore dan Malam Hari di Kandang Penangkaran

(1)

ABSTRAK

Studi Waktu, Tempat, dan Posisi Hinggap Kupu-Kupu Saat Beristirahat pada Sore dan Malam Hari

di Kandang Penangkaran

Oleh : DIDI ARSANDI

Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran. Pengamatan dilakukan pada bulan Juni 2012 di kandang penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lampung. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung terhadap berbagai spesies hasil penangkaran dari beranekaragam kupu-kupu yang ada di lokasi. Ada pun spesies yang berhasil ditangkarkan dan diamati antara lainTroides helena, Pachliopta aristolochiae, Papilio peranthus, Graphium agamemnon(Papilionidae), Dolleschalia bisaltide, Cupha erymanthis, Ypthima baldus(Nymphalidae), Leptosia nina, Eurema hecabe(Pieridae),dan Deudorax epirjabas(Lycanidae). Sepuluh individu dari tiap spesies yang berumur satu hari dilepas di dalam kandang penangkaran untuk diamati perilaku istirahatnya selama 10 menit pada tiap 1 jam pengamatan. Parameter waktu hinggap yang dicatat adalah : pukul 14.31-15.30, 15.31-16.30, 16.31-17.30, 17.31-18.30, atau

18.31-19.30. Parameter tempat hinggap yang dicatat : di daun, ranting, dahan

atau batang, sisi jaring, rumputan, atau semak rendah. Sedangkan parameter posisi hinggap yang dicatat adalah: horizontal dengan punggung ke atas, horizontal dengan punggung ke bawah, vertikal dengan kepala di atas, atau vertikal dengan kepala di bawah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : diketahui (1) setiap spesies kupu-kupu memiliki

karakteristik waktu, tempat, dan posisi hinggap yang bervariasi saat beristirahat pada sore dan malam hari, (2) Rentang waktu hinggap tetap kupu-kupu untuk beristirahat adalah pukul 15.31-16.30. Tempat hinggap paling banyak ditempati kupu-kupu di kandang penangkaran ialah sisi jarring. Posisi hinggap yang paling dominan pada kupu-kupu ialah vertikal dengan kepala di atas.

.

Kata Kunci : Waktu Hinggap Kupu-Kupu, Waktu Hinggap Kupu-Kupu, Posisi Hinggap Kupu-Kupu


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kupu-kupu tergolong serangga diurnal dan beristirahat pada malam hari. Kupu-kupu beristirahat dengan menempati posisi hinggap misalnya horizontal di bawah daun pepohonan (Soekardi, 2007). Waktu hinggap kupu-kupu untuk beristirahat misalnya dimulai sekitar pukul 17.10 padaHeliconius himera, sementara padaHeliconius erato baru dimulai sekitar pukul 17.40 ( Davidson

et al., 1999). Sedangkan tempat hinggap yang dipilih misalnya semak rendah yang dihinggapiCatopsilia florellasejak sore hari (Larsen, 1992).

Meski informasi tentang waktu, tempat, dan posisi hinggap berbagai spesies kupu-kupu telah diketahui melalui penelitian-penelitian di luar negeri, namun spesies yang diamati tentu memiliki karakteristik yang tidak sama dengan kupu-kupu di Indonesia. Sedangkan di dalam negeri, penelitian yang khusus menjadikan perilaku hinggap kupu-kupu sebagai obyek studi masih sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi

mengenai perilaku hinggap kupu-kupu yang ada di Indonesia, misalnya pada berbagai spesies yang ada pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada di Lampung.


(3)

Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran, Taman Kupu-Kupu Gita Persada, pada bulan Juni 2012.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang perilaku hinggap kupu-kupu untuk menunjang pembelajarannya di bidang pendidikan dan ekowisata.


(4)

D. Kerangka Pikir

Kupu-kupu merupakan serangga yang aktif di siang hari dan beristirahat pada malam hari. Perilaku kupu-kupu mencari tempat hinggap untuk beristirahat pada malam hari disebut roosting behavior. Perilaku ini mencakup tiga hal pokok, yaitu waktu hinggap, tempat hinggap dan posisi hinggap kupu-kupu. Setiap spesies kupu-kupu diduga memiliki perilaku hinggap yang berbeda-beda dari segi waktu, tempat, dan posisi hinggapnya.

Selama ini penelitian yang bertujuan memperoleh informasi perilaku hinggap kupu-kupu di Indonesia masih sangat jarang dilakukan. Sedangkan informasi tersebut dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran kupu-kupu di bidang pendidikan dan ekowisata. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari, misalnya pada

beranekaragam spesies yang ada di Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lampung.

Dalam penelitian ini, waktu hinggap didefinisikan sebagai waktu kupu-kupu saat menempati tempat hinggapnya untuk beristirahat pada sore dan malam hari. Waktu hinggap kupu-kupu dibagi 5 macam : pukul 14.3115.30,

15.3116.30, 16.3117.30, 17.3118.30 dan 18.3119.30. Kupu-kupu baru

digolongkan hinggap tetap jika sudah menempati tempat hinggapnya lebih dari 10 menit. Tempat hinggap didefinisikan sebagai tempat yang dipilih

kupu-kupu untuk hinggap tetap dan beristirahat pada sore atau malam hari.

Tempat hinggap kupu-kupu dibagi menjadi 6 macam : di daun, ranting, dahan atau batang, sisi jaring, rumput dan semak rendah. Sedangkan posisi hinggap didefinisikan sebagai posisi kupu-kupu dalam menempati tempat hinggapnya saat telah hinggap tetap pada sore


(5)

atau malam hari. Posisi hinggap dibagi menjadi 4 macam : horizontal dengan punggung ke atas, horizontal dengan punggung ke bawah, vertikal dengan kepala di atas, dan vertikal dengan kepala di bawah. Selain pengamatan terhadap variabel-variabel penelitian tersebut, juga diamati ketinggian hinggap kupu-kupu yang dibagi menjadi 4 macam :

00,5 meter, 0,61,5 meter, 1,63 meter dan tempat hinggap ketinggian lebih dari 3 meter.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di kandang penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lampung. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung seperti metode yang digunakan dalam penelitian Arsandiet al.,(2012). Variabel penelitian mencakup waktu hinggap, tempat hinggap, dan posisi hinggap kupu-kupu dalam kandang penangkaran. Spesies yang diamati yaitu beranekaragaman spesies kupu-kupu yang ada di lingkungan Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Selanjutnya seluruh data penelitian dibahas secara deskriptif. Dengan demikian, informasi tentang waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari


(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kupu-Kupu di Sumatera

Dahelmiet al.,(2009) menemukan sebanyak 217 spesies kupu-kupu

di sembilan taman nasional di Pulau Sumatera. Kupu-kupu tersebut tergolong

ke dalam 10 familia dengan familia Nymphalidae yang memiliki spesies terbanyak, yakni 69 spesies (31,9 %), diikuti oleh familia Lycaenidae sebanyak 34 spesies (15,7 %). Walaupun diperkirakan tidak kurang dari 1000 spesies kupu-kupu berada di Pulau Sumatera, namun belum ada data yang lengkap dan pasti mengenai keanekaragaman tersebut, khususnya di Lampung. Di Taman Nasional Way Kambas terdapat 77 spesies kupu-kupu, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 185 spesies, dan Taman Kupu-kupu Gita Persada, Gunung Betung, 107 spesies (Soekardi, 2007). Taman kupu-kupu Gita Persada merupakan pusat pelestarian kupu-kupu yang berada di Propinsi Lampung. Luas areanya sekitar 4,8 Ha dan berada di ketinggian 460 dpl. Taman ini terletak di Jalan Wan Abdul Rahman, desa Tanjung Gedong Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling. Untuk mencapai lokasi ini, dibutuhkan waktu kurang lebih 20-25 menit dengan menggunakan kendaraan seperti sepeda motor dari Tanjung Karang yang jaraknya ± 21 km (Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung, 2012).


(7)

Gambar 1. Lokasi Taman Kupu-Kupu Gita Persada melalui foto udara

Berdasarkan Gambar 1 (Wikimapia.org, 2012), lingkungan Taman Kupu-Kupu Gita Persada cukup teduh dengan adanya berbagai tumbuhan kanopi. Ada sekitar 200 jenis tanaman yang ditanam di kawasan Taman Kupu-Kupu Gita Persada, misalnya pohon beringin, muraya, johar, ketapang, kembang sepatu, jarong, dan tanaman jeruk-jerukan. Di taman ini juga terdapat sebuah kandang besar untuk penangkaran kupu-kupu (Kompas, 2012). Berbagai riset ilmiah tentang tanaman pakan, perilaku, habitat mikro hingga

reproduksi kupu-kupu sudah sering dilakukan. Selain itu, Taman Kupu-Kupu Gita Persada sebagai pusat ekowisata di Lampung yang memberikan pendidikan konservasi

kupu-kupu bagi para pengunjung dan pelajar. Ada pun kupu-kupu yang bisa ditemukan di sini terdiri dari enam familia, yakni Hesperiidae, Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Riodinidae, dan Lycaenidae (Gita Persada, 2009).


(8)

Perubahan kondisi abiotik merupakan kendala utama bagi kupu-kupu karena mudah mempengaruhi ketahanan suhu tubuhnya (Rutowski, 1994). Variasi harian radiasi

matahari dan suhu udara mempengaruhi pola aktivitas dan jenis habitat yang dipilih kupu-kupu karena rasio permukaan atau massa tubuhnya yang kecil (May, 1979). Serangga diperkirakan mengatur pola aktifitas hariannya sebagai respon menghindari tekanan kondisi cuaca dan meningkatkan peluang untuk bertemu pasangan (Peixoto dan Benson, 2009). Kupu-kupu sebagai hewan ektotermal hanya dapat mengatur suhu tubuhnya melalui strategi beradaptasi dalam hal perilaku. Suhu optimum tubuh

kupu-kupu antara 28-380Celcius, meski demikian kupu-kupu tetap dapat terbang dalam suhu antara 16-420Celcius (Nature Museum, 2012).

Daerah cerah yang terkena sinar matahari langsung akan lebih dipilih

kupu-kupu selama suhu rendah hingga suhu sedang, namun daerah seperti ini justru akan dihindari ketika suhu terlalu tinggi (Hirotaet al., 2001). Kelembaban yang cukup

merupakan prasyarat utama bagi keberadaan

kupu-kupuPieris napi. Hal ini bisa dilihat ketika populasinya cenderung menurun di musim dengan cuaca yang dominan kering atau terlalu hangat (Butterflies Learning, 2012). Selain itu, diketahui kelembaban relatif yang rendah di musim kemarau dapat menurunkan keaktifan kupu-kupu Nymphalinae sepertiBebearia spp.,danEuphaedra spp., serta kupu-kupu Satyrinae sepertiBicyclus spp.,danGnophodes spp.,(Birket dan Smith, 1970).

C. Waktu Hinggap Kupu-Kupu

Kupu-kupu mengawali aktifitasnya sejak pukul 08.00 pada musim panas dan pukul 09.30 pada musim dingin, tetapi hal ini mungkin bervariasi dalam satu musim bergantung pada


(9)

cuaca. Pada beberapa hari di musim dingin, aktifitas kadang baru dimulai setelah pukul 10.30 (Ramos, 1999). Sedangkan pencarian tempat hinggap untuk beristirahat pada malam hari biasanya berlangsung sejak sore hari (Nature Museum, 2012). Kupu-kupu muda yang belum berpengalaman cenderung hinggap lebih awal dibanding kupu-kupu yang berumur lebih lama (Mallet, 1980). Kupu-kupuEurema elatheamulai berkumpul untuk beristirahat pada malam hari sejak pertengahan sore hari, sekitar pukul 15.30 dan 16.00 (Ruszczyket al., 2004). SedangkanPapilio demoleusdiketahui baru hinggap beristirahat sejak pukul 17.00 (New, 2011).

Kupu-kupu Genus Heliconius cenderung hinggap antara pukul 15.30 hingga pukul 17.45 (New, 2011). DiketahuiHeliconius himeralebih aktif dibandingHeliconius erato, kupu-kupu ini selalu terbang lebih pagi dan beristirahat lebih larut dibandingH. erato(Davidson et al., 1999). Dua spesies Satyrine yang memiliki kemiripan morfologi dan ukuran tubuh, Hermeuptychia hermes danParyphthimoides phronius, ternyata memiliki perbedaan mencolok pada pola aktifitas hariannya yang berhabitat di tepian hutan tenggara Brazil. H. hermesmenunjukkan keaktifan dan kelimpahan yang tinggi pada pagi hari dan di akhir sore hari, sementaraP. phroniustampak baru aktif melimpah saat siang hari hingga pukul 17.00 (Peixoto dan Benson, 2009).

D. Tempat Hinggap Kupu-Kupu

Kekhasan dari perilaku hinggap kupu-kupu untuk beristirahat pada malam hari adalah aktifitas terbang saat mencari tempat hinggap. Aktifitas ini menentukan dimana kupu-kupu akan hinggap pada tempat yang dianggapnya paling cocok (Rawlins dan Lederhouse, 1978). Di akhir sore hari sebelum kupu-kupu hinggap, biasanya diawali dengan berputar-putar terlebih dahulu di sekitar tempat hinggap tersebut (Srygley, 2007).


(10)

Terkadang sekelompok kecil Danaus chrysippusdapat ditemukan sedang beristirahat pada rumput atau tumbuhan kering. Sejumlah besar individuEurema desjardinsiipernah ditemukan sedang hinggap di semak-semak kering di musim kemarau (Larsen, 2005). Sedangkan kupu-kupu sepertiErynnis tagesdanPyrgus malvaebiasa hinggap pada bagian atas tangkai bunga yang sudah layu atau kering (Hampshire Butterfly, 2012).

Wiklud dan Tullberg (2004) menemukan bahwa 19 ekor kupu-kupuPolygonia c-album dengan morfologi musim panas hinggap di daun, sedangkan 12 dari

19 kupu-kupu dengan morfologi musim dingin hinggap di batang, dahan dan ranting pohon (Wiklund dan Tullberg, 2004). Sebelum hinggap tetap,

kupu-kupu sering memeriksa kelayakan tempat hinggapnya untuk menguji stabil atau tidaknya tempat hinggap tersebut dari terpaan angin, kemampuan tempat hinggap mengimbangi massa tubuhnya, seberapa teduh dan ketinggian tempat hinggap dari permukaan tanah (Rawlins dan Lederhouse, 1978).

E. Posisi Hinggap Kupu-Kupu

Kupu-kupuJunonia hedoniabiasa hinggap pada batang tumbuhan yang teduh dengan posisi vertikal kepala ke bawah. Kedua sayapnya ditutup rapat sehinggap menyerupai daunan kering yang mati (New, 2011). Pada kupu-kupu di daerah tropis, kebanyakan spesiesnya bersembunyi di bawah daun meskipun saat itu cuaca sedang cerah, dan baru keluar ke ruang terbuka bila akan mencari nektar atau bereproduksi (Hampshire Butterfly, 2012). Pemilihan posisi hinggap di bawah daun atau vertikal di ranting biasanya disertai perilaku kamuflase yang didukung oleh warna tempat hinggap yang sesuai dengan warna


(11)

sayap atau tubuhnya. Kupu-kupu juga biasa menggunakan tanaman untuk melindungi mereka selama cuaca buruk (Nature Museum, 2012).

Emmel dan Benson (1971) menjelaskan bahwa posisi hinggapMarpesia bernia, kupu-kupu tropis Nymphaline, adalah di bawah helai daun yang cukup melindunginya dari hujan dan pandangan predator potensial seperti burung pemangsa. Sedangkan Young (1971) menemukan bahwa kupu-kupu dewasaMorpho amathontebiasanya beristirahat para permukaan atas daun yang

lebar-lebar pada beranekaragam tumbuhan. Kedua sayap selalu tertutup rapat saat berisitrahat. Tempat hinggapnya berupa dedaun hijau gelap sehinggap

kupu-kupu ini akan sulit untuk dilihat bahkan pada jarak yang cukup dekat. Selama hujan lebat, diketahui kupu-kupu yang sedang beristirahat tampak

tidak terganggu oleh hujan karena kedua sayapnya yang tertutup rapat (Malletet al., 1987).

F. Ketinggian Hinggap Kupu-Kupu

Kupu-kupuEurema hecabejarang terbang lebih dari satu meter di atas permukaan tanah (Larsen, 2005). Sementara Urquhartet al., (1965) mencatat bahwa kupu-kupu Monarch (Danaus plexippus) biasa beristirahat pada hamparan hutan kecil pohon kayu putih di Santa Cruz, California. Tempat hinggap yang dipilih biasanya pada ranting-ranting dengan ketinggian 212 meter di atas permukaan tanah. Biasanya sejak satu jam sebelum

matahari terbenam, kupu-kupuHeliconius charitoniusbaru akan terbang lebih tinggi dan hinggap di cabang-cabang pohon (Young, 1978).


(12)

Hinggap berkelompok di atas permukaan tanah relatif aman pada siang hari, tetapi sangat tidak aman pada malam hari oleh ancaman predator misalnya tikusPeromyscus. Ancaman terpredasi oleh hewan pengerat menyebabkan kupu-kupuM. maculatamulai

meninggalkan tanah saat menjelang sore hari yang larut (Hedelin dan Rydell, 2007). Kupu-kupuHeliconius erato,

H. melpomenedanH. charitoniabiasa memilih tempat hinggap yang kurang dari 2 meter dari permukaan tanah. SedangkanH. hecaledanH. ismeniusdapat hinggap sekitar 10 meter dari permukaan tanah (Mallet, 1980). Perbedaan pola perilaku hingggap pada kupu-kupu dapat terjadi sesuai tempat spesies cincin masing-masing spesies yang sedang berevolusi ; batas-batas geografis mempengaruhi pola evolusi spesies terkait.

Lepidopterists mengagumi kupu-kupu genus Heliconius yang mudah mengubah pola untuk beradaptasi dengan kondisi geografis (Russell, 2003).

G. Perilaku Defensif yang Berkaitan dengan Perilaku Hinggap Kupu-Kupu

1. Kamuflase

Sejauh ini cara yang paling umum digunakan serangga dalam menghindari predator adalah dengan kamuflase, yaitu meniru secara morfologis lingkungan tertentu seperti corak pada permukaan tanah. Kamuflase setidaknya melibatkan penyamaran bentuk dan warna. Untuk dapat tersamar dengan maksimal, individu yang berkamuflase harus mampu memecahkan masalah utama dalam penyesuaian kontur tubuhnya. Pada sebagian besar ngengat, mereka menghabiskan waktu istirahat seharian dengan aman di batang pohon yang memiliki tekstur sama dengan tubuhnya, bahkan beberapa ngengat memiliki sayap transparan yang membuatnya seperti tidak terlihat (Matthews dan Matthews, 2010).


(13)

Kupu-kupu Brimstone,Gonepteryx rhamni, mampu menggelapkan warna sayapnya untuk menyamarkan diri lalu berhibernasi. Hal ini merupakan ciri khas kupu-kupu Brimstone yang membedakannya dari semua spesies Pieridae di Inggris, dan juga merupakan satu-satunya Pieridae yang mampu berhibernasi saat fase dewasa (imago). Hari-hari cerah pada bulan Maret akan membangunkan kupu-kupu Brimstone dari hibernasi, setelah itu dimulailah peningkatan populasi hingga puncaknya. Regenerasi hanya satu kali selama setahun (Butterflies Learning, 2012).

2. Pertahanan Sistemik

Meskipun kamuflase merupakan pertahanan diri paling umum di kelas insekta, namun cara selain itu adalah dengan menjadi beracun bagi predatornya yang kemudian disebut perilaku pertahanan sistemik. Beberapa ngengat harimau yang terbang di malam hari mungkin akan dimangsa oleh kalelawar muda, tapi kalelawar yang berpengalaman tidak akan memangsanya karena tubuh ngengat tersebut mengandung alkaloid beracun (Matthews dan Matthews, 2010).

Contoh pertahanan sistemik kupu-kupu bisa ditemukan pada kupu-kupu Monarch (Danaus plexippus). Pada fase larva, kupu-kupu ini memakan tumbuhan yang mengandung zat glikosida beracun. Kemudian pada fase dewasa, zat tersebut disimpan kupu-kupu tersebut dalam urat-urat sayapnya (Matthews dan Matthews, 2010). Kupu-kupuDanaus chrysippusdari genus yang sama juga tergolong spesies yang tidak


(14)

Perilaku hinggap pada malam hari secara berkelompok biasa dilakukan oleh spesies yang memiliki pertahanan diri kimiawi dengan pola adaptasi perilaku yang

menunjukkan bahwa dengan berkumpul maka peringatan beracun dan berbahaya bagi predator juga akan semakin meningkat.

Hal ini lebih efektif bila dibandingkan mereka hinggap beristirahat sendiri-sendiri pada malam hari (Young, 1971).

3. Hinggap Berkelompok

Gullan dan Cranston (2010) menyebutkan bahwa kebanyakan kupu-kupu tropis memiliki pola hinggap berkumpul saat beristirahat pada malam hari, khususnya pada spesies aposematik yang beracun dan dengan warna yang mencolok. Komposisi populasi kupu-kupu yang hinggap berkelompok biasanya sangat stabil sepanjang waktu (Young dan Thomason, 1975). Kelompok hinggap kupu-kupu selalu terbentuk di tempat yang teduh, jauh dari sinar matahari langsung (Muyshondt, 1974). Ancaman predasi dari burung dan hewan terbang lainnya merupakan faktor utama yang

mendesak kupu-kupu Genus Heliconius untuk biasa hinggap berkelompok saat beristirahat pada malam hari (Finkbeineret al., 2012).

Kupu-kupuManataria maculatadari familia Nymphalidae di hutan teduh

Monteverde, Costa Rica, biasa membentuk kelompok hinggap bersama di siang hari, namun hinggap sendiri-sendiri di pepohonan saat malam hari (Hedelin dan Rydell, 2007). 366 individuManataria maculatapernah ditemukan sedang hinggap di lubang pohon atau area teduh di sepanjang jalur hutan Meksiko dan Kosta Rika (Penaet al., 2006). Kebiasaan hinggap pada malam hari secara berkelompok hingga ratusan


(15)

individu juga ditemukan pada kupu-kupuAmauris damoclesdi musim kering. Sedangkan pada kupu-kupuE. hecabe, terkadang hinggap secara komunal dalam kelompok kecil di tempat yang sangat teduh (Larsen, 2005).

4. Kripsis

Kupu-kupuHeliconius biasa hinggap dengan berkumpul di bawah tutupan vegetasi yang cukup lebat. Tempat hinggap seperti ini memiliki kondisi pencahayaan lebih rendah pada sore hari yang memudahkan kupu-kupu Heliconius untuk

menyembunyikan diri (Salcedo, 2010). Kupu-kupu mencari tempat hinggap untuk beristirahat hampir tiap malam, dan mereka cukup pandai dalam menemukan tempat hinggap yang baik untuk bersembunyi ; misalnya di bawah daun-daun besar, kulit pohon, di ceruk es atau bahkan vegetasi yang lebat. Ada juga kupu-kupu dari familia Papilionidae yang hinggap di bawah lengkungan pagar terbuat dari plastik (Folsom, 2009).


(16)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di kandang penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Gunung Betung, Lampung.

B. Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan antara lain : 1. Kandang penangkaran berukuran 5 x 3,5 x 27 m3 2. Kamera digital

3. Termometer basah dan kering 4. Jam tangan

5. Tali

6. Lembar kerja berupa tabel dan alat tulis untuk mencatat data pengamatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai spesies kupu-kupu hasil penangkaran. Masing-masing spesies digunakan sepuluh individu sebagai bahan pengamatan.


(17)

1. Persiapan Kandang Penangkaran

Gambar 2. Kandang penangkaran di Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Persiapan kandang penangkaran dimulai dengan membersihkan kandang penangkaran dari jaring laba-laba dan sarang semut, kemudian menambahkan

beberapa ranting dan pohonan kecil yang diikatkan pada dinding-dinding jaring untuk melengkapi kemungkinan tempat hinggap kupu-kupu. Selain itu, beberapa utas tali dipasang pada atap jaring dan dibiarkan menjuntai hingga ke permukaan tanah. Setiap tali diberi pita

per 25 cm untuk memudahkan pengamatan ketinggian hinggap kupu-kupu.


(18)

Untuk memperoleh bahan pengamatan, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan larva dari lingkungan Taman Kupu-Kupu Gita Persada.

Gambar 3. Siklus hidup kupu-kupu dari telur hingga dewasa

Hasilnya diperoleh 10 spesies larva, yaitu Troides helena, Pachliopta aristolochiae, Papilio peranthus, Graphium agamemnon (Papilionidae), Dolleschalia bisaltide, Cupha erymanthis, Ypthima baldus (Nymphalidae), Eurema hecabe, Leptosia nina (Pieridae) dan Deudorax epirjabas (Lycanidae). Selanjutnya larva-larva tersebut dipelihara di dalam lemari-lemari kecil penyimpanan larva dan pupa sampai dengan tahap dewasa.

Sedangkan alat pengamatan yang digunakan yaitu termometer bola kering dan bola basah untuk pengukuran suhu dan kelembaban relatif, alat tulis dan kertas kerja berupa tabel seperti pada contoh Tabel 1. untuk pencatatan data variabel

pengamatan, dan kamera digital untuk mendokumentasikan aktifitas kupu-kupu pada saat pengamatan.


(19)

3. Pengamatan Perilaku Hinggap Kupu-Kupu

Metode penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung seperti yang digunakan Arsandi et al., (2012), dengan tahapan sebagai berikut :


(20)

1) Sepuluh individu dari tiap spesies hasil penangkaran dipilih secara acak lalu dilepas ke dalam kandang pada pagi hari.

2) Pengamatan dimulai sejak pukul 14.31 hingga pukul 19.30.

3) Setiap 1 jam pengamatan, terlebih dulu dilakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, serta pencatatan kondisi cuaca.

4) Pengamatan terhadap bahan pengamatan dilakukan selama 10 - 30 menit setiap satu jam pengamatan. Selain dengan mata telanjang, pengamatan juga dilakukan dengan alat bantu kamera foto dan video.

5) Pencatatan data dilakukan pada tabel pengamatan. Dalam penelitian ini, variabel pengamatan mencakup waktu hinggap, tempat hinggap dan posisi hinggap kupu-kupu.

Waktu hinggap didefinisikan sebagai waktu kupu-kupu saat menempati tempat hinggapnya untuk beristirahat pada sore dan malam hari. Waktu hinggap kupu-kupu dibagi menjadi 5 macam : pukul 14.3115.30,

15.3116.30, 16.3117.30, 17.3118.30 dan 18.3119.30. Selain itu, waktu hinggap dibedakan menjadi dua macam, hinggap sementara dan hinggap tetap. Hinggap sementara adalah hinggapnya kupu-kupu di sebuah tempat dengan durasi kurang dari 10 menit, sedangkan hinggap tetap adalah hinggapnya kupu-kupu tersebut dengan durasi 10 menit atau lebih.


(21)

Gambar 4. Kemungkinan tempat hinggap kupu-kupu di dalam kandang penangkaran

Tempat hinggap didefinisikan sebagai tempat yang dipilih kupu-kupu untuk hinggap dan beristirahat pada sore dan malam hari. Seperti pada Gambar 4, tempat hinggap kupu-kupu dibagi menjadi 6 macam : di daun, ranting, dahan atau batang, sisi jaring, rumput dan semak rendah.

Sedangkan posisi hinggap didefinisikan sebagai posisi kupu-kupu menempati tempat hinggapnya saat telah beristirahat pada sore atau malam hari. Seperti pada Gambar 5, posisi hinggap kupu-kupu dibagi menjadi

4 macam : horizontal punggung ke atas (HPA), horizontal punggung ke bawah (HPB), vertikal dengan kepala di atas (VKA), dan vertikal dengan kepala di bawah (VKB).


(22)

.

Gambar 5. Kemungkinan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada malam hari di kandang penangkaran

Keterangan :

HPA : kupu-kupu hinggap dalam posisi horizontal dengan punggung menghadap ke atas.

HPB : kupu-kupu hinggap dalam posisi horizontal dengan punggung menghadap ke bawah.

VKB : kupu-kupu hinggap dalam posisi vertikal dengan kepala di bawah.

VKA : kupu-kupu hinggap dalam posisi vertikal dengan kepala di atas.

Selain pengamatan terhadap variabel-variabel pengamatan, juga diamati suhu rata-rata, kelembaban relatif rata-rata-rata, kondisi cuaca dan ketinggian tempat hinggap kupu-kupu. Ketinggian tempat hinggap dibagi menjadi

4 macam : tempat hinggap ketinggian 00,5 meter, 0,61,5 meter,

1,63 meter dan ketinggian lebih dari 3 meter. Setelah seluruh data diperoleh, hasil pengamatan selanjutnya dibahas secara deskriptif sehingga diperoleh informasi tentang waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran.


(23)

Gambar 6. Bagan alir studi waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran

I. Persiapan Tempat Penelitian

II. Persiapan Pengamatan

Kupu-kupu dilepaskan di kandang penangkaran pada pagi hari, tiap spesies 10 individu .

1. Melengkapi kemungkinan tempat hinggap kupu-kupu dengan menambahkan cukup ranting dan daun di sisi jaring. 2. Memasang tali untuk menandai

ketinggian hinggap kupu-kupu.

1. Penyediaan bahan pengamatan melalui penangkaran larva, diperoleh 10 spesies kupu-kupu untuk diamati :

T. helena, P. aristolochiae, P. peranthus, G. agamemnon, D. bisaltide, C. erymanthis, Y. baldus, E. hecabe, L. nina, D. epirjabas.

2. Tabel pengamatan untuk mencatat data.

3. Kamera untuk dokumentasi. 4. Termometer untuk mengukur

suhu basah dan kering.

III. Proses Pengamatan

Dilakukan pengamatan selama pukul 14.31 - 19.30. Lama

pengamatan 10-30 menit tiap 1 jam.

IV. Perolehan Data Variabel diamati : waktu, tempat, posisi hinggap kupu-kupu. Selain itu juga diamati suhu, KR, cuaca, ketinggian hinggap kupu-kupu.

1. Setiap spesies

didokumentasikan dengan kamera.

2. Hasil pengamatan dicatat pada tabel pengamatan.

V. Pengolahan Data ( analisis data secara deskriptif)

Diperoleh informasi tentang perilaku hinggap kupu-kupu saat istirahat malam hari.


(24)

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Setiap spesies kupu-kupu memiliki karakteristik waktu, tempat, dan posisi hinggap yang bervariasi saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran.

2. Rentang waktu hinggap tetap kupu-kupu untuk beristirahat adalah pukul 15.31-16.30. Tempat hinggap paling banyak ditempati kupu-kupu di kandang penangkaran ialah sisi jarring. Posisi hinggap yang paling dominan pada kupu-kupu ialah vertikal dengan kepala di atas.

B. Saran

Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pemilihan waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di alam bebas.


(1)

3. Pengamatan Perilaku Hinggap Kupu-Kupu

Metode penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung seperti yang digunakan Arsandi et al., (2012), dengan tahapan sebagai berikut :


(2)

1) Sepuluh individu dari tiap spesies hasil penangkaran dipilih secara acak lalu dilepas ke dalam kandang pada pagi hari.

2) Pengamatan dimulai sejak pukul 14.31 hingga pukul 19.30.

3) Setiap 1 jam pengamatan, terlebih dulu dilakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, serta pencatatan kondisi cuaca.

4) Pengamatan terhadap bahan pengamatan dilakukan selama 10 - 30 menit setiap satu jam pengamatan. Selain dengan mata telanjang, pengamatan juga dilakukan dengan alat bantu kamera foto dan video.

5) Pencatatan data dilakukan pada tabel pengamatan. Dalam penelitian ini, variabel pengamatan mencakup waktu hinggap, tempat hinggap dan posisi hinggap kupu-kupu.

Waktu hinggap didefinisikan sebagai waktu kupu-kupu saat menempati tempat hinggapnya untuk beristirahat pada sore dan malam hari. Waktu hinggap kupu-kupu dibagi menjadi 5 macam : pukul 14.3115.30,

15.3116.30, 16.3117.30, 17.3118.30 dan 18.3119.30. Selain itu, waktu hinggap dibedakan menjadi dua macam, hinggap sementara dan hinggap tetap. Hinggap sementara adalah hinggapnya kupu-kupu di sebuah tempat dengan durasi kurang dari 10 menit, sedangkan hinggap tetap adalah hinggapnya kupu-kupu tersebut dengan durasi 10 menit atau lebih.


(3)

Gambar 4. Kemungkinan tempat hinggap kupu-kupu di dalam kandang penangkaran

Tempat hinggap didefinisikan sebagai tempat yang dipilih kupu-kupu untuk hinggap dan beristirahat pada sore dan malam hari. Seperti pada Gambar 4, tempat hinggap kupu-kupu dibagi menjadi 6 macam : di daun, ranting, dahan atau batang, sisi jaring, rumput dan semak rendah.

Sedangkan posisi hinggap didefinisikan sebagai posisi kupu-kupu menempati tempat hinggapnya saat telah beristirahat pada sore atau malam hari. Seperti pada Gambar 5, posisi hinggap kupu-kupu dibagi menjadi

4 macam : horizontal punggung ke atas (HPA), horizontal punggung ke bawah (HPB), vertikal dengan kepala di atas (VKA), dan vertikal dengan kepala di bawah (VKB).


(4)

.

Gambar 5. Kemungkinan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada malam hari di kandang penangkaran

Keterangan :

HPA : kupu-kupu hinggap dalam posisi horizontal dengan punggung menghadap ke atas.

HPB : kupu-kupu hinggap dalam posisi horizontal dengan punggung menghadap ke bawah.

VKB : kupu-kupu hinggap dalam posisi vertikal dengan kepala di bawah.

VKA : kupu-kupu hinggap dalam posisi vertikal dengan kepala di atas.

Selain pengamatan terhadap variabel-variabel pengamatan, juga diamati suhu rata-rata, kelembaban relatif rata-rata-rata, kondisi cuaca dan ketinggian tempat hinggap kupu-kupu. Ketinggian tempat hinggap dibagi menjadi

4 macam : tempat hinggap ketinggian 00,5 meter, 0,61,5 meter,

1,63 meter dan ketinggian lebih dari 3 meter. Setelah seluruh data diperoleh, hasil pengamatan selanjutnya dibahas secara deskriptif sehingga diperoleh informasi tentang waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran.


(5)

Gambar 6. Bagan alir studi waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran

I. Persiapan Tempat Penelitian

II. Persiapan Pengamatan

Kupu-kupu dilepaskan di kandang penangkaran pada pagi hari, tiap spesies 10 individu .

1. Melengkapi kemungkinan tempat hinggap kupu-kupu dengan menambahkan cukup ranting dan daun di sisi jaring. 2. Memasang tali untuk menandai

ketinggian hinggap kupu-kupu.

1. Penyediaan bahan pengamatan melalui penangkaran larva, diperoleh 10 spesies kupu-kupu untuk diamati :

T. helena, P. aristolochiae, P. peranthus, G. agamemnon, D. bisaltide, C. erymanthis, Y. baldus, E. hecabe, L. nina, D. epirjabas.

2. Tabel pengamatan untuk mencatat data.

3. Kamera untuk dokumentasi. 4. Termometer untuk mengukur

suhu basah dan kering.

III. Proses Pengamatan

Dilakukan pengamatan selama pukul 14.31 - 19.30. Lama

pengamatan 10-30 menit tiap 1 jam.

IV. Perolehan Data Variabel diamati : waktu, tempat, posisi hinggap kupu-kupu. Selain itu juga diamati suhu, KR, cuaca, ketinggian hinggap kupu-kupu.

1. Setiap spesies

didokumentasikan dengan kamera.

2. Hasil pengamatan dicatat pada tabel pengamatan.

V. Pengolahan Data ( analisis data secara deskriptif)

Diperoleh informasi tentang perilaku hinggap kupu-kupu saat istirahat malam hari.


(6)

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Setiap spesies kupu-kupu memiliki karakteristik waktu, tempat, dan posisi hinggap yang bervariasi saat beristirahat pada sore dan malam hari di kandang penangkaran.

2. Rentang waktu hinggap tetap kupu-kupu untuk beristirahat adalah pukul 15.31-16.30. Tempat hinggap paling banyak ditempati kupu-kupu di kandang penangkaran ialah sisi jarring. Posisi hinggap yang paling dominan pada kupu-kupu ialah vertikal dengan kepala di atas.

B. Saran

Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pemilihan waktu, tempat, dan posisi hinggap kupu-kupu saat beristirahat pada sore dan malam hari di alam bebas.