wanita akan lebih lama terobati untuk penyakit PMSnya, sedangkan PMS merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap penularan AIDS.
Wanita cenderung masih berkedudukan dibawah pria secara sosial budaya, hal ini merupakan keadaan yang kurang mendukung dalam pemberantasan
HIVAIDS, terutama bila anjuran KIE untuk pencegahan HIVAIDS adalah dengan melakukan puasa seksual atau penggunaan kondom. Hal ini
dikarenakan dua hal tersebut tidak berada dibawah kekuasaan wanita untuk menentukanya.
5. Lokalisasi Lokalisasi yaitu merupakan suatu tempat dimana para Pekerja Seks
Komersial melakukan pelacuran. Umumnya tempat tersebut terdiri atas rumah-rumah kecil atau tenda-tenda yang dikelola oleh mucikari atau germo.
Di dalam tempat tersebut tersedia perlengkapan tempat tidur, kursi tamu, pakaian, alat berhias, serta para PSK. PSK tersebut tinggal ditempat tersebut
dengan harus membayar uang untuk menempati rumah tersebut, membayar keamanaan dan lain sebagainya. Hawari,2006.
Tempat lokalisasi biasanya tempat terisolir atau terpisah dari kompleks penduduk lainya. Tujuan dibentuknya lokalisasi adalah untuk menjauhkan
dari masyarakat umum terutama anak-anak puber, dan remaja dewasa dari pengaruh-pengaruh yang tidak bermoral dan pengaruh dari pelacuran,
menghindarkan gangguan-gangguan kaum pria hidung belang terhadap wanita baik-baik, memudahkan pengawasan para pekerja seks komersial terutama
mengenai kesehatan dan keamananya, memudahkan tindakan preventif dan kuratif terhadap PMS, mencegah pemerasan terhadap PSK yang pada
umumnya selalu menjadi pihak yang paling lemah Kartono, 2003
B. Kerangka Berpikir
Menurut Lawrence Green 1980 membedakan determinan masalah kesehatan menjadi dua faktor yaitu faktor perilaku behaverioral factors dan
faktor di luar perilaku non behaverioral factors. Dalam faktor perilaku menurut Green 1980 dikemukakan bahwa perilaku seseorang terhadap suatu obyek
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : 1. Predisposing faktor faktor pemudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yang termasuk dalam faktor pemudah antara lain, pengetahuan terhadap apa yang dilakukan kepercayaan, nilai, pengalaman, serta beberapa faktor
sosial, demografi, seperti status perkawinan status dan ekonomi, umur, gender. 2. Enabling factor faktor pemungkin
Terdiri dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan ketersediaan fasilitas kesehatan, jarakakses ke tempat pelayanan kesehatan ketersediaan
sumber daya kesehatan. 3. Reinforching factor faktor penguat
Faktor penguat meliputi : peran serta petugas kesehatan, kebijakan, tokoh masyarakat, tokoh agama.
Kerangka teori perubahan perilaku tersebut di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian Green, 1990 Berdasarkan pendekatan masalah penelitian secara teoritis teoritical
approach, di atas maka peneliti menyusun kerangka konsep yang didasarkan pada teori-teori dan hal-hal sebagai beikut :
Kerangka Konsep
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Faktor predisposisi
- Sikap - Nilai
- Pengetahuan - Keyakinan
- Pengalaman - Faktor sosial demografi
Faktor Pendukung - Ketersediaan sarana dan
prasarana Faktor Penguat
- Peran serta petugas kesehatan - Kebijakan
- Tokoh masyarakat - Tokoh agama
Perilaku Individu
Masyarakat
Faktor predisposisi - Pengetahuan Wanita Pekerja Seks
Komersial tentang HIVAIDS - Faktor sosial demografi, umur,
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan
Faktor Pendukung - Ketersediaan kondom di
lokalisasi - Keterjangkauan harga kondom
Faktor Penguat - Ketegasan PSK di lokalisasi
Perilaku Pencegahan
HIVAIDS oleh PSK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis