7
2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe satu panduan layanan peningkatan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan
SMK menggunakan
Achievement Motivation Training
untuk guru Bimbingan dan Konseling BK. Prototipe satu berwujud Buku Panduan
layanan Peningkatan prestasi belajar melalui
Achievement Motivation Training
untuk guru Bimbingan dan Konseling BK. Model penelitian menggunakan model penelitian Plomp, namun dalam skripsi ini hanya
sampai tahap pra pengembangan yaitu pada langkah pembuatan panduan saja.
Pada item pengembangan peningkatan prestasi belajar urutan keempat sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam angket kebutuhan dan
kepentingan siswa. Sejalan dengan sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh siswa SMK mengenai peningkatan prestasi belajar, maka perlu untuk
dikembangkan. Menurut pendapat C. Gilbert Wrenn 1968 membuktikan bahwa permasalahan dari setiap siswa adalah motivasi dan apabila siswa
bermotivasi baik maka kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Bimbingan dan Konseling Komprehensif menurut Gysbers dan Henderson
2012 prestasi belajar masuk dalam kurikulum bimbingan oleh karena itu perlu untuk dikembangkan. Prestasi belajar tersebut sangat penting dan
sangat dibutuhkan apabila tidak dikembangkan maka akan menjadi masalah. Karena sebagian besar masalah yang ada pada diri siswa
merupakan masalah motivasi rendah maka perlu diberikan pelatihan motivasi berprestasi. Pelatihan motivasi berprestasi ini berfungsi untuk
membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki untuk berprestasi semaksimal mungkin. Apabila masalah teratasi maka
kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Karena prestasi belajar masuk dalam kurikulum bimbingan sehingga, apabila prestasi belajar baik maka
motivasi juga tinggi. Motivasi dengan prestasi belajar akan menunjukkan hubungan yang sejalan.
8 Penelitian dan pengembangan ini merupakan karya manusia yang
tidak sempurna seutuhnya. Penelitian dan pengembangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari penelitian dan pengembangan
ini yaitu menambah wawasan bagi peneliti dan pihak-pihak terkait mengenai tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan yang dibutuhkan oleh
siswa SMK Se Karesidenan surakarta dan mendapat pengalaman mengenai cara untuk menyusun produk untuk meningkatkan prestasi belajar. adapun
kelemahan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu hanya sampai pada pembuatan prototipe-1 yang belum dikembangkan. Hasil yang diperoleh
dari penelitian dan pengembangan ini masih berupa prototipe-1 maka perlu untuk diuji validitas, kepraktisan dan keefektifannya. Dengan keterbatasan
waktu maka penelitian dan pengembangan ini hanya sampai pada prototipe-1 sehingga belum mengetahui prototipe-1 yang berupa buku
panduan peningkatan prestasi belajar tersebut valid, praktis, dan efektif ataupun tidak valid, praktis, dan efektif. Kelemahan penelitian ini secara
garis besar dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sampai pada pembuatan prototipe-1, sehingga dianjurkan bagi peneliti yang berminat
untuk melanjutkan penelitian ini hingga produk yang dihasilkan sesuai dengan lapangan.
Proses pembuatan prototipe-1 yang berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar ini mengakaji beberapa literatur, antara lain:
langkah- langkah
Achievement Motivation Training
ini digunakan sebagai perumusan kurikulum dalam pembuatan panduan layanan. Langkah-
langkah
Achievement Motivation Training
ini diambil dalam jurnal karya Sabrina tahun 2010. Setelah mengkaji jurnal untuk menemukan langkah-
langkah
Achievement Motivation Training
yang dalam kurikulum masuk dalam tujuan umum. Kemudian untuk tujuan khusus dalam kurikulum
mengkaji pada lieteratur Taksonomi Bloom yang berkaitan dengan ranah- ranah dalam belajar antara lain: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ranah-ranah dalam Taksonomi Bloom ini masuk dalam tujuan khusus di
9 kurikulum. Kemudian kajian yang terakhir mengenai ciri-ciri orang yang
berprestasi tinggi terdapat pada kurikulum yaitu bagian lembar kerja siswa. Pembuatan prototipe-1 dengan mengkaji literatur yang ada diatas
maka hasil berupa buku panduan yang siap untuk diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. Panduan yang dihasilkan berupa panduan
layanan peningkatan prestasi belajar melalui
Achievement Motivation Training
pada siswa SMK.
Achievement Motivation Training
dapat digunakan untuk membantu meningkatkan
prestasi belajar
siswa. Terdapat
langkah-langkah
Achievement Motivation Training
yang dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya diantaranya 1 Belajar untuk
memotivasi pemikiran diri sendiri, 2 Peserta memahami karakteristik dan tujuan dirinya, 3 Memberikan pelatihan kasus pada peserta untuk
melakukan tindakan di kehidupan nyata yang berkaitan dengan prestasi dan bisnis, 4 Peserta berlatih tindakan di kehidupan nyata yang terkait
dengan prestasi, bisnis, dan permainan lainnya, 5 Peserta memodifikasi perilaku yang berhubungan dengan prestasi, model perilaku, citra diri dan
tujuan mereka, 6 Peserta mengembangkan rencana tindakan pribadi, 7 Memberikan peserta dengan umpan balik kemajuan untuk mencapai
tujuan. untuk melengkapi belajar seumur hidup, individu membutuhkan motivasi tinggi yang berkelanjutan untuk belajar
Spinath dan Steinmayr 2007. Salah satu penelitian McClelland berusaha untuk mengidentifikasi
motif yang terkait dengan perilaku prestasi. Individu tertentu ditemukan bahwa mereka memiliki keinginan untuk berprestasi. Orang
–orang ini menunjukkan perilaku tertentu yang mengidentifikasi mereka sebagai
“Berprestasi” McClelland 1961,1985. Motivasi dan Konsep diri Salah satu daerah akhir studi yang telah dipengaruhi teori baru pada motivasi
adalah hubungannya dengan kognitif, atau proses pemikiran individu ketika ditempatkan dalam situasi memainkan perannya Ames 1986,
Salancik dan Pfeffer 1978. Cara seseorang merespon tugas dan
10 keputusannya untuk mencapai sesuatu tergantung pada perpaduan
pengalaman ini dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Tinjauan literatur penelitian tentang topik diri yang berhubungan
dengan motivasi, Maehr dan Braskamp 1986 telah mengidentifikasi tiga bidang di mana konsep diri memainkan peran penting. Tiga bidang
mengenai konsep diri yaitu konsistensi diri, kepercayaan diri, dan penentuan nasib sendiri. Pada konsistensi diri ini melibatkan
kecenderungan individu untuk berperilaku dengan cara yang konsisten dengan dirinya atau citra dirinya. Setelah citra diri dibentuk, seorang
individu mulai memahami situasi dan menanggapi mereka dengan cara yang memperkuat bahwa citra diri. Ini memainkan peran yang jelas dalam
pengaturan pendidikan, di mana seorang siswa tampak tidak termotivasi untuk mempertahankan rasa konsistensi dengan citra diri dibentuk oleh
pengalaman yang telah diberi label sebagai kegagalan. Percaya diri merupakan hal penting dalam mencapai keberhasilan dan
menjadi motivasi untuk mencoba tugas-tugas tertentu Atkinson dan Feather 1966, Vroom 1964. Percobaan oleh Weiner 1979, 1983, 1984
menunjukkan bahwa ketika individu memiliki rasa percaya diri yang rendah dalam menyelesaikan tugas, mereka hanya mengandalkan
keberuntungan bukan keterampilan mereka sendiri. Di samping itu, individu yang memiliki rasa percaya diri tinggi biasanya menyelesaikan
tugas sendiri hingga berhasil. Rasa percayadiri juga merujuk pada penetuan nasib individu. Dalam lingkungan sekolah, rasa penentuan nasib
individu juga bisa menjadi elemen penting dalam melahirkan motivasi di kalangan siswa. Studi mereka yang melaporkan penentuan nasib sendiri
yang lebih tinggi atau bentuk intrinsik motivasi juga melaporkan akademik yang lebih tinggi Prestasi Ahmed Bruinsma 2006:567.
Berdasarkan hasil kajian empirik dan kajian teoritik mengenai Prestasi Belajar dan
Achievement Motivation Training
, maka dibuatlah panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui
Achievement Motivation Training
pada siswa SMK. Panduan layanan peningkatan prestasi belajar
11 siswa SMK diharapkan dapat menjadikan acuan guru BK dalam
memberikan layanan peningkatan prestasi belajar kepada siswa SMK. Pemberian
layanan diharapkan
lebih efektif
dalam membantu
mempersiapkan siswa SMK untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sebelum panduan ini digunakan, panduan harus diujivalidasi, uji
keefektifan, dan uji kepraktisan terlebih dahulu hingga panduan benar- benar siap untuk digunakan. Namun demikian panduan ini hanya sebatas
pengembangan prototype-1 belum sampai pada tahap uji validitas ahli, uji kefektifan, dan uji kepraktisan, sehingga peneliti merekomendasikan
kepada peneliti lain untuk melanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan