Panduan Layanan Peningkatan Prestasi Belajar di Sekolah Melalui Achievement Motivation Training pada Siswa SMK jurnal

(1)

JURNAL

PANDUAN LAYANAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH MELALUI ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING

PADA SISWA SMK

Oleh :

GHANIA PERMATASARI K3112032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2016


(2)

1

PANDUAN LAYANAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH MELALUI ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING

PADA SISWA SMK

Ghania Permatasari1), Edy Legowo 2), Chadidjah H.A3)

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta email : ghaniapermatasari@gmail.com

2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta email : legowobk@gmail.com

3

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta email : Chadidjah.bk.uns@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menghasilkan prototipe-1 panduan layanan peningkatan prestasi belajar di sekolah melalui Achievement Motivation Training berbasis kajian teoritik dan empirik yang siap diuji kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya : bagi siswa SMK. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan Plomp. Tahap penelitian ini hanya sampai pada fase desain. Pengumpulan data dilakukan dengan angket kebutuhan dan kepentingan siswa untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan kepentingan siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktorial dan persentase dan perangkingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada kebutuhan dan kepentingan siswa terhadap pengembangan peningkatan prestasi menurut siswa, orang tua, dan guru BK berdasarkan hasil kajian teoritik dan empirik dan (2) berdasarkan hasil analisis studi pendahuluan dan kajian teoritik dapat dikembangkan produk berupa Buku Panduan Layanan Peningkatan Prestasi Belajar melalui Achievement Motivation Training pada Siswa SMK.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Achievement Motivation Training, pelatihan motivasi berprestasi

Abstract

This research aimed The research aims to produce a prototipe-1 about guide book achievement improvement in school through Achievement Motivation Training based on theoritical and empirical research prepared in the validation, practically and effectiveness test to vocational high school student. This study employed Plomp’s research and development design. This stage only reached the design phase. Data collection was carried out by using student need and interest questionnaire to find out the student need and interest levels. Data analysis was conducted using factorial and percentage analysis and ranking. The Test results showed that (1) there were students’ need for and interest achievement improvement development in students’, parent’s, and counselors’ perspectives, by considering the result of theoretical and empirical study and (2) considering the result of preliminary study analysis and theoretical study, a product could be developed guide book achievement improvement in school through achievement motivation training vocational high school.

Keywords: Learning Achievement, Achievement Motivation Training, Achievement Motivation

I. PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu yang sedang mengalami masalah melalui interaksi, saran, gagasan, wawancara konseling dan asuhan yang didasarkan atas norma yang berlaku.


(3)

2

Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan sebuah program sebagai kerangka kerja umum, bahasa yang terorganisir dengan perencanaan konfigurasi yang spesifik, berurutan dan aktivitas serta pelayanan bimbingan dan konseling yang terkoordinasi berdasarkan pada siswa, sekolah, dan keinginan serta sumber daya masyarakat, yang dirancang untuk seluruh siswa dan para orang tua atau wali di daerah-daerah sekolah lokal. Bimbingan dan Konseling Komprehensif menurut Gysbers dan Henderson (2012:62) mempunyai empat elemen yaitu isi program, kerangka kerja organisasi, sumber daya, serta perkembangan, manajemen dan akuntabilitas. Elemen isi mengidentifikaskan kompetensi-kompetensi siswa dan (sebagai standar) dianggap penting oleh daerah sekolah bagi para siswa untuk menguasai sebagai salah satu hasil keikutsertaan siswa pada perkembangan program Bimbingan dan Konseling. Elemen kerangka kerja organisasional berisi tiga komponen terstruktur (definisi, rasionalisasi, asumsi-asumsi) dan empat komponen program (kurikulum bimbingan, perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem), dengan contoh-contoh aktivitas-aktivitas program dan waktu konselor sekolah dapat menyalurkan empat komponen program-program tersebut.

Elemen kedua yang berisi program komponen dan aktivitas sampel ini mencakup kurikulum Bimbingan, perncanaan individu, layanan responsif, dan dukungan sistem. Pada program komponen dan aktivitas sampel memfokuskan Bimbingan dan Konseling pada pencapaian akademik, perkembangan karir, dan perkembangan pribadi-sosial. Metode yang digunakan oleh negara kita dan tujuan program bimbingan dan konseling komprehensif sebagai standar keahlian siswa berdasarkan American School Counselor Association National Model (ASCA, 2005) sebagai salah satu yang dapat diterima atau disesuaikan untuk program di sekolah.

Berdasarkan Survei menggunakan instrumen angket kebutuhan dan kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling untuk SMK Sekareresidenan Surakarta diambil lima besar peringkat teratas bidang karir yang sangat dibutuhkan bagi siswa SMK se-karesidenan Surakarta yaitu pengembangan


(4)

3

keterampilan kesiapan kerja menunjukkan 2032 subjek (63,83%); pengembangan keterampilan memahami perlunya bekerja menunjukkan 1959 subjek (61,54%); pengembangan sikap dan tanggungjawab sebagai pekerja/ karyawan menunjukkan 2046 subjek (64,27%); pengembangan ketrampilan menghubungkan prestasi sekolah dengan kesuksesan masa depan menunjukkan 2010 subjek (63,14%); dan pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah menunjukkan 2000 subjek (62,83%). Kemudian untuk lima besar teratas yang sangat penting bidang karir yaitu pengembangan keterampilan kesiapan kerja menunjukkan 2033 subjek (63,84%); pengembangan ketrampilan memahami perlunya bekerja menunjukkan 1959 subjek (61,55%); pengembangan sikap dan tanggungjawab sebagai pekerja/ karyawan menunjukkan 2046 subjek (64,15%); pengembangan ketrampilan menghubungkan prestasi sekolah dengan kesuksesan masa depan menunjukkan 2010 subjek (63,31%); dan pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah menunjukkan 2000 subjek (62,83%).

Siswa SMK merasa sangat penting dan sangat membutuhkan pengembangan diri siswa, maka peneliti mengambil satu pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu pengembangan mengenai ketrampilan peningkatan prestasi sekolah. Sekiranya pengembangan peningkatan prestasi sekolah perlu diberikan pada siswa SMK dengan menggunakan teknik Achievement Motivation Training (selanjutnya menggunakan istilah pelatihan motivasi berprestasi). Meningkatkan prestasi belajar di sekolah dapat dengan menggunakan pelatihan.

Pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan prestasi sekolah adalah menggunakan pelatihan motivasi berprestasi. Kelebihan dari pemberian pelatihan ini yaitu siswa dapat mengikuti pelatihan secara efektif dan pelatihan ini khusus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, akan tetapi memiliki kekurangan yaitu membutuhkan jam untuk memberikan pelatihan dan jika melihat keadaan di lapangan bahwa Bimbingan dan Konseling tidak ada jam masuk kelas. Pelatihan motivasi berprestasi adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya memberikan kesadaran pada individu untuk mengetahui potensi


(5)

4

yang dimilikinya serta menyuntikkan semangat yang bersangkutan untuk berprestasi semaksimal mungkin. C. Gilbert Wrenn (1968) mengatakan “yang menjadi inti dari banyaknya masalah pada setiap siswa adalah masalah mengenai motivasi. Jika konselor mampu membantu siswa secara efektif maka

siswa akan termotivasi dan kurikulum dapat berjalan dengan baik”. Pernyataan

C. Gilbert Wrenn (1968) membuktikan bahwa permasalahan dari setiap siswa adalah motivasi dan apabila siswa bermotivasi baik maka kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Prestasi belajar masuk dalam program elemen isi khususnya dalam kurikulum bimbingan.

Peneliti yang telah mengkaji mengenai motivasi berprestasi dan prestasi belajar antara lain: penelitian Yulianti Kusuma Dewi (2012) mengenai hubungan antara harga diri dan motivasi berprestasi terhadap kematangan karir pada remaja menunjukkan sebesar 21,405% siswa SMK 3 SKA kelas XI. Kemudian penelitian A. Yuli Setiawan mengenai pengaruh motivasi berprestasi dan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X Program Otomotif SMK Satya Karya Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008 menunjukkan adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dan cara belajar terhadap prestasi belajar. Sedangkan untuk kajian mengenai prestasi belajar yaitu kajian dari Yanuar Mipalas Valid dan Abdullah Taman mengenai pengaruh pengalaman praktik industri dan prestasi belajar terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan 26,5% Kesiapan Kerja dipengaruhi oleh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan model pengembangan Plomp (2007). Fase-fase pengembangan model Plomp meliputi: 1. Fase investigasi awal, 2. Fase desain, 3. Fase realisasi/konstruksi, 4. Fase tes, evaluasi dan revisi, dan 5. Fase implementasi, akan tetapi penelitian ini hanya sampai pada fase desain. Penelitian dilaksanakan di SMK Se-Karesidenan Surakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Kelas X, XI, dan XII Se-Karesidenan Surakarta. Teknik


(6)

5

pengumpulan data menggunakan angket kebutuhan dan kepentingan layanan pengembangan bidang pribadi, sosial, karier, spiritual, akademik menurut siswa orang tua, dan guru BK. Angket kebutuhan dan kepentingan telah divalidasi sebelumnya menggunakan uji analisis faktorial dan untuk mengukur reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Analisis data dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif yaitu menggunakan persentase dan perangkingan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

Studi pendahuluan dilakukan di 21 SMK Negeri Se-Karesidenan Surakarta yang terdiri dari sekolah yang terletak di kota, pinggiran, dan pelosok. Jumlah data yang didapat sebanyak 3183 responden yang terdiri dari 1529 siswa, 1529 orang tua, dan 125 guru BK. Hasil kegiatan studi pendahuluan adalah item pengembangan peningkatan prestasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: dari 3183 responden menunjukkan bahwa 2000 responden (62,83%) sangat membutuhkan, 1092 responden (34,30%) membutuhkan, 18 responden (2,01%) kurang membutuhkan, 18 responden (0,56%) tidak membutuhkan, 2000 responden (62,83%) sangat penting, 1093 responden (34,31%) penting, 64 responden (2,01%) kurang penting, dan 12 responden (0,35%) tidak penting terhadap pengembangan peningkatan prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya, peneliti paparkan hasil tingkat kebutuhan dan kepentingan siswa terhadap pengembangan peningkatan prestasi belajar menurut siswa, orang tua, dan guru BK sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Tingkat Kebutuhan dan Kepentingan Siswa Terhadap Pengembangan Keterampilan Kesiapan Kerja Menurut Siswa, Orang Tua, dan Guru BK

(N=3183)

Tinjauan SD Tingkat Kebutuhan D KD TD SP Tingkat Kepentingan P KP TP

Respon-den

2000 1092 18 18 2000 1093 64 12

Persen-tase

62,83% 34,30% 2,01 %


(7)

6

Berdasarkan pada uraian di atas, maka item pengembangan keterampilan kesiapan kerja dari 3183 responden sebanyak 1800 responden (63,83%) sangat membutuhkan dan 2000 responden (63,84%) sangat merasa penting dan hanya 18 responden (0,56%) tidak membutuhkan dan 12 responden (0,35%) merasa tidak penting. Di samping itu, item pengembangan peningkatan prestasi belajar juga menduduki peringkat keempat sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam daftar item kebutuhan dan kepentingan bidang karier.

Selanjutnya hasil kajian teoritik mengenai peningkatan prestasi belajar di sekolah melalui Achievement Motivation Training dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Hasil Kajian Teoritik

No. Konsep Variabel Sumber

1. Prestasi Belajar

a. Aspek-aspek dalam belajar

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Taksonomi Bloom dalam (Suryabrata, 2010)

Slameto (2010)Arikunto

2. Achievement Motivation Training

a. Langkah-langkah Achievement Motivation Training

b. Indikator orang berprestasi tinggi

(Sabina, 2010) (Mc Clelland, 1976)

Berdasarkan hasil kegiatan studi pendahuluan, diperoleh hasil analisis yaitu perlunya pengembangan peningkatan prestasi belajar bagi siswa SMK. Selanjutnya, dari hasil kajian teoritik diperoleh langkah-langkah Achievement Motivation Training untuk dapat digunakan membantu siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Prototipe-1 merupakan hasil pengembangan berdasarkan kajian teoritik dan empirik mengenai peningkatan prestasi belajar. Prototipe 1 berwujud Buku Panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training pada siswa SMK. Buku Panduan Peningkatan prestasi belajar memuat sistematika produk yaitu cover, kata pengantar, daftar isi, bagian I pendahuluan, bagian II pentingnya menetapkan tujuan pelatihan, bagian III kurikulum, bagian IV satuan layanan dan materi layanan Achievement Motivation Training, dan bagian V penutup.


(8)

7 2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe satu panduan layanan peningkatan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menggunakan Achievement Motivation Training untuk guru Bimbingan dan Konseling (BK). Prototipe satu berwujud Buku Panduan layanan Peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training untuk guru Bimbingan dan Konseling (BK). Model penelitian menggunakan model penelitian Plomp, namun dalam skripsi ini hanya sampai tahap pra pengembangan yaitu pada langkah pembuatan panduan saja.

Pada item pengembangan peningkatan prestasi belajar urutan keempat sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam angket kebutuhan dan kepentingan siswa. Sejalan dengan sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh siswa SMK mengenai peningkatan prestasi belajar, maka perlu untuk dikembangkan. Menurut pendapat C. Gilbert Wrenn (1968) membuktikan bahwa permasalahan dari setiap siswa adalah motivasi dan apabila siswa bermotivasi baik maka kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Bimbingan dan Konseling Komprehensif menurut Gysbers dan Henderson (2012) prestasi belajar masuk dalam kurikulum bimbingan oleh karena itu perlu untuk dikembangkan. Prestasi belajar tersebut sangat penting dan sangat dibutuhkan apabila tidak dikembangkan maka akan menjadi masalah. Karena sebagian besar masalah yang ada pada diri siswa merupakan masalah motivasi rendah maka perlu diberikan pelatihan motivasi berprestasi. Pelatihan motivasi berprestasi ini berfungsi untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki untuk berprestasi semaksimal mungkin. Apabila masalah teratasi maka kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Karena prestasi belajar masuk dalam kurikulum bimbingan sehingga, apabila prestasi belajar baik maka motivasi juga tinggi. Motivasi dengan prestasi belajar akan menunjukkan hubungan yang sejalan.


(9)

8

Penelitian dan pengembangan ini merupakan karya manusia yang tidak sempurna seutuhnya. Penelitian dan pengembangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu menambah wawasan bagi peneliti dan pihak-pihak terkait mengenai tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan yang dibutuhkan oleh siswa SMK Se Karesidenan surakarta dan mendapat pengalaman mengenai cara untuk menyusun produk untuk meningkatkan prestasi belajar. adapun kelemahan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu hanya sampai pada pembuatan prototipe-1 yang belum dikembangkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini masih berupa prototipe-1 maka perlu untuk diuji validitas, kepraktisan dan keefektifannya. Dengan keterbatasan waktu maka penelitian dan pengembangan ini hanya sampai pada prototipe-1 sehingga belum mengetahui prototipe-1 yang berupa buku panduan peningkatan prestasi belajar tersebut valid, praktis, dan efektif ataupun tidak valid, praktis, dan efektif. Kelemahan penelitian ini secara garis besar dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sampai pada pembuatan prototipe-1, sehingga dianjurkan bagi peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini hingga produk yang dihasilkan sesuai dengan lapangan.

Proses pembuatan prototipe-1 yang berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar ini mengakaji beberapa literatur, antara lain: langkah- langkah Achievement Motivation Training ini digunakan sebagai perumusan kurikulum dalam pembuatan panduan layanan. Langkah-langkah Achievement Motivation Training ini diambil dalam jurnal karya Sabrina tahun 2010. Setelah mengkaji jurnal untuk menemukan langkah-langkah Achievement Motivation Training yang dalam kurikulum masuk dalam tujuan umum. Kemudian untuk tujuan khusus dalam kurikulum mengkaji pada lieteratur Taksonomi Bloom yang berkaitan dengan ranah-ranah dalam belajar antara lain: ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah-ranah dalam Taksonomi Bloom ini masuk dalam tujuan khusus di


(10)

9

kurikulum. Kemudian kajian yang terakhir mengenai ciri-ciri orang yang berprestasi tinggi terdapat pada kurikulum yaitu bagian lembar kerja siswa.

Pembuatan prototipe-1 dengan mengkaji literatur yang ada diatas maka hasil berupa buku panduan yang siap untuk diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. Panduan yang dihasilkan berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training pada siswa SMK.

Achievement Motivation Training dapat digunakan untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Terdapat langkah-langkah Achievement Motivation Training yang dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya diantaranya (1) Belajar untuk memotivasi pemikiran diri sendiri, (2) Peserta memahami karakteristik dan tujuan dirinya, (3) Memberikan pelatihan kasus pada peserta untuk melakukan tindakan di kehidupan nyata yang berkaitan dengan prestasi dan bisnis, (4) Peserta berlatih tindakan di kehidupan nyata yang terkait dengan prestasi, bisnis, dan permainan lainnya, (5) Peserta memodifikasi perilaku yang berhubungan dengan prestasi, model perilaku, citra diri dan tujuan mereka, (6) Peserta mengembangkan rencana tindakan pribadi, (7) Memberikan peserta dengan umpan balik kemajuan untuk mencapai tujuan. untuk melengkapi belajar seumur hidup, individu membutuhkan motivasi tinggi yang berkelanjutan untuk belajar Spinath dan Steinmayr (2007). Salah satu penelitian McClelland berusaha untuk mengidentifikasi motif yang terkait dengan perilaku prestasi. Individu tertentu ditemukan bahwa mereka memiliki keinginan untuk berprestasi. Orang–orang ini menunjukkan perilaku tertentu yang mengidentifikasi mereka sebagai

“Berprestasi” (McClelland 1961,1985). Motivasi dan Konsep diri Salah

satu daerah akhir studi yang telah dipengaruhi teori baru pada motivasi adalah hubungannya dengan kognitif, atau proses pemikiran individu ketika ditempatkan dalam situasi memainkan perannya (Ames 1986, Salancik dan Pfeffer 1978). Cara seseorang merespon tugas dan


(11)

10

keputusannya untuk mencapai sesuatu tergantung pada perpaduan pengalaman ini dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Tinjauan literatur penelitian tentang topik diri yang berhubungan dengan motivasi, Maehr dan Braskamp (1986) telah mengidentifikasi tiga bidang di mana konsep diri memainkan peran penting. Tiga bidang mengenai konsep diri yaitu konsistensi diri, kepercayaan diri, dan penentuan nasib sendiri. Pada konsistensi diri ini melibatkan kecenderungan individu untuk berperilaku dengan cara yang konsisten dengan dirinya atau citra dirinya. Setelah citra diri dibentuk, seorang individu mulai memahami situasi dan menanggapi mereka dengan cara yang memperkuat bahwa citra diri. Ini memainkan peran yang jelas dalam pengaturan pendidikan, di mana seorang siswa tampak tidak termotivasi untuk mempertahankan rasa konsistensi dengan citra diri dibentuk oleh pengalaman yang telah diberi label sebagai kegagalan.

Percaya diri merupakan hal penting dalam mencapai keberhasilan dan menjadi motivasi untuk mencoba tugas-tugas tertentu (Atkinson dan Feather 1966, Vroom 1964). Percobaan oleh Weiner (1979, 1983, 1984) menunjukkan bahwa ketika individu memiliki rasa percaya diri yang rendah dalam menyelesaikan tugas, mereka hanya mengandalkan keberuntungan bukan keterampilan mereka sendiri. Di samping itu, individu yang memiliki rasa percaya diri tinggi biasanya menyelesaikan tugas sendiri hingga berhasil. Rasa percayadiri juga merujuk pada penetuan nasib individu. Dalam lingkungan sekolah, rasa penentuan nasib individu juga bisa menjadi elemen penting dalam melahirkan motivasi di kalangan siswa. Studi mereka yang melaporkan penentuan nasib sendiri yang lebih tinggi atau bentuk intrinsik motivasi juga melaporkan akademik yang lebih tinggi Prestasi (Ahmed & Bruinsma 2006:567).

Berdasarkan hasil kajian empirik dan kajian teoritik mengenai Prestasi Belajar dan Achievement Motivation Training, maka dibuatlah panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training pada siswa SMK. Panduan layanan peningkatan prestasi belajar


(12)

11

siswa SMK diharapkan dapat menjadikan acuan guru BK dalam memberikan layanan peningkatan prestasi belajar kepada siswa SMK. Pemberian layanan diharapkan lebih efektif dalam membantu mempersiapkan siswa SMK untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sebelum panduan ini digunakan, panduan harus diujivalidasi, uji keefektifan, dan uji kepraktisan terlebih dahulu hingga panduan benar-benar siap untuk digunakan. Namun demikian panduan ini hanya sebatas pengembangan prototype-1 belum sampai pada tahap uji validitas ahli, uji kefektifan, dan uji kepraktisan, sehingga peneliti merekomendasikan kepada peneliti lain untuk melanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.

IV. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Dari hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Siswa SMK Se Karesidenan Surakarta membutuhkan layanan mengenai pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah. Berdasarkan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan siswa SMK tersebut maka pengembangan peningkatan prestasi belajar perlu untuk dikembangkan. Pengembangan peningkatan prestasi belajar ini dapat dikembangkan melalui teknik Achievement Motivation Training.

Penelitian dan pengembangan yang dihasilkan berupa panduan layanan maka perlu untuk diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. Akan tetapi, dengan keterbatasan penelitian ini penelitian ini hanya sampai pada fase desain yang menghasilkan panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training. Proses pembuatan prototipe-1 harus mengkaji literatur yang ada agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk tahap yang selanjutnya.

Melihat keadaan lapangan bahwa Bimbingan dan Konseling tidak ada jam untuk masuk kelas dan siswa SMK membutuhkan mengenai peningkatan prestasi belajar sehingga, perlu untuk mempertimbangkan ulang mengenai pemberian jam layanan Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas. Produk yang dihasilkan dengan melihat keadaan lapangan


(13)

12

maka perlu untuk menyesuaikan antara produk dengan keadaan di lapangan, maka produk yang dihasilkan perlu untuk revisi dan memberikan jam layanan pada Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas.

Prestasi belajar siswa meningkat maka siswa akan berprestasi, sehingga perlu untuk mengujicobakan produk yang dihasilkan sebagai salah satu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK.

2. Saran

Berdasarkan hasil-hasil survei dan pengalaman-pengalaman yang peneliti peroleh selama melakukan survei, serta melihat kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Karena Terbatas bahwa produk yang dihasilkan masih berupa prototype-1 maka dianjurkan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk menindaklanjuti Uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

2. Prodi Bimbingan dan Konseling

Prodi Bimbingan dan Konseling harus memberikan kebijakan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk melanjutkan penelitian ini. 3. Guru BK SMK Se Karesidenan Surakarta

Dapat mengujicobakan Panduan Achievement Motivation Training sebagai salah satu panduan untuk memberikan layanan tentang peningkatan prestasi belajar siswa dan sebagai referensi layanan Achievement Motivation Training untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa.

4. Kepala Sekolah

Memberikan kebijakan mengenai jam layanan Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas. Bimbingan dan Konseling masuk kelas maka Bimbingan dan Konseling dapat melaksanakan program dengan baik dan membantu siswa untuk meningkatakan prestasi belajar.


(14)

13 5. Orang Tua

Sering untuk memberikan dukungan pada anak untuk berprestasi semaksimal mungkin.

6. Siswa

Pada uji coba produk yang berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar siswa mengikuti pelatihan secara sungguh-sungguh agar dapat terlihat hasilnya setelah pemberian layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. American School Couselor Association. (2004) National Standards fo

Students One Vision, One Voice. (2004): Alexandria: ASCA.

Boy, A.V & Pine G.J. (1968). The Counselor in The School A Reconceptualization. Houghton Mifflin Company: Boston

Chatuvervedi, M. (2009). School Eenvironment, Achievement Motivation and Academic Achievement. Indian Journal of Social Science Researches.Vol 6, 29-37.

McQuillan, Mark K dan Coleman, George A. (2008). A guide to Comprehensive School Counseling Program Development : Middletown. Connecticut State Department of Education.

Kelly, F.Donald, Peterson Gary W. Dan Myrick Robert D. Florida’s School Counseling and Guidance Framework. A Comprehensive Student Development Program Model. Florida : Florida State University. Gybers, C.N & Henderson, P. (2012). Developing & Managing Your School

Guidance & Counseling Program (5th ed). United States: American Counseling Association.

Haditono, S.R. (1979). Achievement Motivation, Parents Educational Level and Child Rearing Practice In Four Occupational Groups. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.


(15)

14

Louise Rolene Coetzee (2011). The Relationship Between Student’s Academic Self-Concept, Motivation and Academic Achievement at The University of The Free State. Master of Education. University of South Africa.

Marcus Henning (2007). Student’s Motivation to Learn, Academic Achievement, and Academic Advising. Thesis submitted AUT University in Partial Fulfilment of Doctor of Philosophy.

McClelland, D.C. (1987). Human motivation. New York : The Press Syndicate of The University of Chambridge.

Bardhoshi, Gerta dan Ducan, Kelly. (2013). Model Academic Standards for School Counseling. South Dakota : Dakota

Guthrie, James W.(2012). Nevada School Couseling Program Standards for a Comprehensife Guidance Program K-12 Academic, Career, and Personal/ Social Development. Nevada : Nevada Departemen of Education.

Punjawan, I Made Tegeh, M.Pd, dan Ketut, I Nyoman Jampel.(2014) . Model Penelitian dan Pengembangan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Novita, Rina. (2014). Hubungan Motivasi Berprestasi dan Rasa Percaya Diri Mahasiswa dengan Hasil Pembelajaran Praktik Klinik. Surakarta: Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ristano, Rizal Hendi. (2010). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing

dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Surakarta: Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Renchler, Ron. (1992). Student Motivation, School Culture and Academic Achievement what School Leaders Can Do. ERIC : University of Oregon.

Soeharto & Soetarno. (2009). Bimbingan dan Konseling. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

W.S. Winkel, (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.


(1)

9

kurikulum. Kemudian kajian yang terakhir mengenai ciri-ciri orang yang berprestasi tinggi terdapat pada kurikulum yaitu bagian lembar kerja siswa.

Pembuatan prototipe-1 dengan mengkaji literatur yang ada diatas maka hasil berupa buku panduan yang siap untuk diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. Panduan yang dihasilkan berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training pada siswa SMK.

Achievement Motivation Training dapat digunakan untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Terdapat langkah-langkah Achievement Motivation Training yang dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya diantaranya (1) Belajar untuk memotivasi pemikiran diri sendiri, (2) Peserta memahami karakteristik dan tujuan dirinya, (3) Memberikan pelatihan kasus pada peserta untuk melakukan tindakan di kehidupan nyata yang berkaitan dengan prestasi dan bisnis, (4) Peserta berlatih tindakan di kehidupan nyata yang terkait dengan prestasi, bisnis, dan permainan lainnya, (5) Peserta memodifikasi perilaku yang berhubungan dengan prestasi, model perilaku, citra diri dan tujuan mereka, (6) Peserta mengembangkan rencana tindakan pribadi, (7) Memberikan peserta dengan umpan balik kemajuan untuk mencapai tujuan. untuk melengkapi belajar seumur hidup, individu membutuhkan motivasi tinggi yang berkelanjutan untuk belajar Spinath dan Steinmayr (2007). Salah satu penelitian McClelland berusaha untuk mengidentifikasi motif yang terkait dengan perilaku prestasi. Individu tertentu ditemukan bahwa mereka memiliki keinginan untuk berprestasi. Orang–orang ini menunjukkan perilaku tertentu yang mengidentifikasi mereka sebagai “Berprestasi” (McClelland 1961,1985). Motivasi dan Konsep diri Salah satu daerah akhir studi yang telah dipengaruhi teori baru pada motivasi adalah hubungannya dengan kognitif, atau proses pemikiran individu ketika ditempatkan dalam situasi memainkan perannya (Ames 1986, Salancik dan Pfeffer 1978). Cara seseorang merespon tugas dan


(2)

10

keputusannya untuk mencapai sesuatu tergantung pada perpaduan pengalaman ini dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Tinjauan literatur penelitian tentang topik diri yang berhubungan dengan motivasi, Maehr dan Braskamp (1986) telah mengidentifikasi tiga bidang di mana konsep diri memainkan peran penting. Tiga bidang mengenai konsep diri yaitu konsistensi diri, kepercayaan diri, dan penentuan nasib sendiri. Pada konsistensi diri ini melibatkan kecenderungan individu untuk berperilaku dengan cara yang konsisten dengan dirinya atau citra dirinya. Setelah citra diri dibentuk, seorang individu mulai memahami situasi dan menanggapi mereka dengan cara yang memperkuat bahwa citra diri. Ini memainkan peran yang jelas dalam pengaturan pendidikan, di mana seorang siswa tampak tidak termotivasi untuk mempertahankan rasa konsistensi dengan citra diri dibentuk oleh pengalaman yang telah diberi label sebagai kegagalan.

Percaya diri merupakan hal penting dalam mencapai keberhasilan dan menjadi motivasi untuk mencoba tugas-tugas tertentu (Atkinson dan Feather 1966, Vroom 1964). Percobaan oleh Weiner (1979, 1983, 1984) menunjukkan bahwa ketika individu memiliki rasa percaya diri yang rendah dalam menyelesaikan tugas, mereka hanya mengandalkan keberuntungan bukan keterampilan mereka sendiri. Di samping itu, individu yang memiliki rasa percaya diri tinggi biasanya menyelesaikan tugas sendiri hingga berhasil. Rasa percayadiri juga merujuk pada penetuan nasib individu. Dalam lingkungan sekolah, rasa penentuan nasib individu juga bisa menjadi elemen penting dalam melahirkan motivasi di kalangan siswa. Studi mereka yang melaporkan penentuan nasib sendiri yang lebih tinggi atau bentuk intrinsik motivasi juga melaporkan akademik yang lebih tinggi Prestasi (Ahmed & Bruinsma 2006:567).

Berdasarkan hasil kajian empirik dan kajian teoritik mengenai Prestasi Belajar dan Achievement Motivation Training, maka dibuatlah panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training pada siswa SMK. Panduan layanan peningkatan prestasi belajar


(3)

11

siswa SMK diharapkan dapat menjadikan acuan guru BK dalam memberikan layanan peningkatan prestasi belajar kepada siswa SMK. Pemberian layanan diharapkan lebih efektif dalam membantu mempersiapkan siswa SMK untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sebelum panduan ini digunakan, panduan harus diujivalidasi, uji keefektifan, dan uji kepraktisan terlebih dahulu hingga panduan benar-benar siap untuk digunakan. Namun demikian panduan ini hanya sebatas pengembangan prototype-1 belum sampai pada tahap uji validitas ahli, uji kefektifan, dan uji kepraktisan, sehingga peneliti merekomendasikan kepada peneliti lain untuk melanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.

IV. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Dari hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Siswa SMK Se Karesidenan Surakarta membutuhkan layanan mengenai pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah. Berdasarkan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan siswa SMK tersebut maka pengembangan peningkatan prestasi belajar perlu untuk dikembangkan. Pengembangan peningkatan prestasi belajar ini dapat dikembangkan melalui teknik Achievement Motivation Training.

Penelitian dan pengembangan yang dihasilkan berupa panduan layanan maka perlu untuk diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. Akan tetapi, dengan keterbatasan penelitian ini penelitian ini hanya sampai pada fase desain yang menghasilkan panduan layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training. Proses pembuatan prototipe-1 harus mengkaji literatur yang ada agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk tahap yang selanjutnya.

Melihat keadaan lapangan bahwa Bimbingan dan Konseling tidak ada jam untuk masuk kelas dan siswa SMK membutuhkan mengenai peningkatan prestasi belajar sehingga, perlu untuk mempertimbangkan ulang mengenai pemberian jam layanan Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas. Produk yang dihasilkan dengan melihat keadaan lapangan


(4)

12

maka perlu untuk menyesuaikan antara produk dengan keadaan di lapangan, maka produk yang dihasilkan perlu untuk revisi dan memberikan jam layanan pada Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas.

Prestasi belajar siswa meningkat maka siswa akan berprestasi, sehingga perlu untuk mengujicobakan produk yang dihasilkan sebagai salah satu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK.

2. Saran

Berdasarkan hasil-hasil survei dan pengalaman-pengalaman yang peneliti peroleh selama melakukan survei, serta melihat kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Karena Terbatas bahwa produk yang dihasilkan masih berupa prototype-1 maka dianjurkan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk menindaklanjuti Uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

2. Prodi Bimbingan dan Konseling

Prodi Bimbingan dan Konseling harus memberikan kebijakan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk melanjutkan penelitian ini. 3. Guru BK SMK Se Karesidenan Surakarta

Dapat mengujicobakan Panduan Achievement Motivation Training sebagai salah satu panduan untuk memberikan layanan tentang peningkatan prestasi belajar siswa dan sebagai referensi layanan Achievement Motivation Training untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa.

4. Kepala Sekolah

Memberikan kebijakan mengenai jam layanan Bimbingan dan Konseling untuk masuk kelas. Bimbingan dan Konseling masuk kelas maka Bimbingan dan Konseling dapat melaksanakan program dengan baik dan membantu siswa untuk meningkatakan prestasi belajar.


(5)

13 5. Orang Tua

Sering untuk memberikan dukungan pada anak untuk berprestasi semaksimal mungkin.

6. Siswa

Pada uji coba produk yang berupa panduan layanan peningkatan prestasi belajar siswa mengikuti pelatihan secara sungguh-sungguh agar dapat terlihat hasilnya setelah pemberian layanan peningkatan prestasi belajar melalui Achievement Motivation Training.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. American School Couselor Association. (2004) National Standards fo

Students One Vision, One Voice. (2004): Alexandria: ASCA.

Boy, A.V & Pine G.J. (1968). The Counselor in The School A Reconceptualization. Houghton Mifflin Company: Boston

Chatuvervedi, M. (2009). School Eenvironment, Achievement Motivation and Academic Achievement. Indian Journal of Social Science Researches.Vol 6, 29-37.

McQuillan, Mark K dan Coleman, George A. (2008). A guide to Comprehensive School Counseling Program Development : Middletown. Connecticut State Department of Education.

Kelly, F.Donald, Peterson Gary W. Dan Myrick Robert D. Florida’s School Counseling and Guidance Framework. A Comprehensive Student Development Program Model. Florida : Florida State University. Gybers, C.N & Henderson, P. (2012). Developing & Managing Your School

Guidance & Counseling Program (5th ed). United States: American Counseling Association.

Haditono, S.R. (1979). Achievement Motivation, Parents Educational Level and Child Rearing Practice In Four Occupational Groups. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.


(6)

14

Louise Rolene Coetzee (2011). The Relationship Between Student’s Academic Self-Concept, Motivation and Academic Achievement at The University of The Free State. Master of Education. University of South Africa.

Marcus Henning (2007). Student’s Motivation to Learn, Academic Achievement, and Academic Advising. Thesis submitted AUT University in Partial Fulfilment of Doctor of Philosophy.

McClelland, D.C. (1987). Human motivation. New York : The Press Syndicate of The University of Chambridge.

Bardhoshi, Gerta dan Ducan, Kelly. (2013). Model Academic Standards for School Counseling. South Dakota : Dakota

Guthrie, James W.(2012). Nevada School Couseling Program Standards for a Comprehensife Guidance Program K-12 Academic, Career, and Personal/ Social Development. Nevada : Nevada Departemen of Education.

Punjawan, I Made Tegeh, M.Pd, dan Ketut, I Nyoman Jampel.(2014) . Model Penelitian dan Pengembangan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Novita, Rina. (2014). Hubungan Motivasi Berprestasi dan Rasa Percaya Diri Mahasiswa dengan Hasil Pembelajaran Praktik Klinik. Surakarta: Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ristano, Rizal Hendi. (2010). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing

dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Surakarta: Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Renchler, Ron. (1992). Student Motivation, School Culture and Academic Achievement what School Leaders Can Do. ERIC : University of Oregon.

Soeharto & Soetarno. (2009). Bimbingan dan Konseling. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

W.S. Winkel, (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.