PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

RESTI SEPTIANA

Masalah dalam penelitian ini adalah motivasi belajar rendah. Permasalahannya adalah apakah motivasi belajar siswa yang rendah dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest. Subyek penelitian ini berjumlah 8 siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki motivasi belajar rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi belajar.

Hasil perhitungan menunjukkan terdapat perbedaan positif dari motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini terlihat dari hasil pretest sebesar 467,2 sedangkan hasil postest meningkat sebesar 497,5. Ini berarti motivasi belajar siswa yang rendah dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan motivasi belajar siswa yang lebih baik dari sebelunya setelah dilakukan bimbingan kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012.

Saran yang diajukan peneliti yaitu (1) kepada guru pembimbing untuk dapat menggunakan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah siswa terutama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa (2) kepada siswa agar lebih dapat meningkatkan motivasi dalam hal belajar.


(2)

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

RESTI SEPTIANA 0713052043

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

RESTI SEPTIANA 0713052043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Alur Kerangka Pikir ... 9

4.1 Grafik peningkatan motivasi belajar ... 58

4.2 Grafik perubahan motivasi belajar Anggun Karunia ... 68

4.3 Grafik perubahan motivasi belajar Elsa Febriana ... 70

4.4 Grafik perubahan motivasi belajar Rika Hernawati ... 72

4.5 Grafik perubahan motivasi belajar Agus Prihanto. ... 73

4.6 Grafik perubahan motivasi belajar Doan Rambuna ... 75

4.7 Grafik perubahan motivasi belajar Nur Cahyani ... 77

4.8 Grafik perubahan motivasi belajar Demak Veronica ... 78


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Halaman

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 5

3. Pembatasan Masalah ... 5

4. Rumusan Masalah ... 5

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian... 6

C. Kerangka Pikir ... 6

D. Hipotesis Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Bimbingan Kelompok…... 11

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 11

2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 13

3. Asas-Asas Bimbingan kelompok ... 14

4. Fungsi Bimbingan Kelompok. ... 15

5. Komponen dan Peranannya Dalam Bimbingan kelompok ... 16

6. Dinamika Kelompok ... 18

7. Tahapan Kegiatan Kelompol Dalam Layanan Bimbingan Kelompok ... 20

8. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok. ... 26

9. Teknik Dalam Bimbingan Kelompok. ... 27

B. Motivasi Belajar ... 28

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 28

2. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 29

3. Jenis Motivasi Belajar ... 30

4. Prinsip Motivasi Belajar ... 31

5. Fungsi Motivasi Belajar ... 31


(6)

III. METODE PENELITIAN ... 37

A. Metode Penelitian... 37

B. Subyek Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 39

1. Variabel Penelitian. ... 39

2. Definisi Oprasional. ... 40

D. Fokus Penelitian ... 41

E. Metode Pengumpulan Data. ... 41

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 42

1 Uji Validitas ... 42

2 Uji Reliabilitas ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

1 Uji Normalitas . ... 45

2 Uji Linieritas ... 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil ... 47

1. Gambaran Umum Pra Konseling ... 47

2. Deskripsi Data. ... 49

3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok... 49

4. Interpretasi Data ... 54

5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 56

B. Pembahasan ... 58

1. Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok... 61

2. Deskripsi Hasil Yang Diperoleh Dari Setiap Pertemuan Layanan Bimbingan Kelompok. ... 66

3. Peningkatan Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelompok. ... 81

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data motivasi belajar………... 3

4.1 Tabel Hasil Pretes SebelumLayanan Bimbingan Kelompok ... 49

4.2 Tabel Hasil Postes SebelumLayanan Bimbingan Kelompok ... 55

4.3 Tabel Kerja Perhitungan Pretest dan Postest ... 55

4.4 Tabel Analisis Data Perhitungan Pretes dan Postes. ... 56

4.5 Tabel skala Anggun Karunia ... 68

4.6 Tabel Skala Elsa Febriana ... 70

4.7 Tabel Skala Rika Hernawati ... 71

4.8 Tabel Skala Agus Prihanto ... 73

4.9 Tabel Skala Doan Rambuna. ... 75

4.10 Tabel Skala Nur Cahyani ... 76

4.11 Tabel Skala Demak Veronica... 78


(8)

MOTTO

Hidup sekali, mati pun sekali, maka manfaatkanlah

hidup sebaik mungkin selama udara dapat kita

hirup

(Resti Septiana)

Jangan pernah merendahkan orang lain, karena

orang yang kita rendahkan bisa jadi lebih baik

dibandingkan kita

yang merendahkannya”


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yusmansyah, M.Si. ... Sekretaris : Ratna Widiastuti, S.Psi., MA.Psi. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Syarifuddin D, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(10)

Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT

kupersembahkan

skripsi ini kepada:

Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu menyertaiku dalam

sujud dan do’anya

yang selalu memberiku semangat dalam hidup ini

Kakak dan Adikku serta Keponakanku yang tidak pernah lelah

membantuku dan menyemangatiku dengan canda dan tawamu

Seseorang yang selalu mengingatkanku tentang cara bersyukur

serta


(11)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Resti Septiana Nomor Pokok Mahasiswa : 0713052043

Program Studi : Bimbingan Konseling Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI I. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Yusmansyah, M.Si Ratna Widiastuti, S.Psi., MA.Psi. NIP. 19600112 198503 1 004 NIP. 19790714 200312 2 001

II. Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd NIP. 19510507 1981031 002


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung tanggal 24 September 1989, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari Bapak Walyudi dan Ibu Rosinah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyah 2 Kedaton Bandar Lampung diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Sawah Lama Bandar Lampung tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 10 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 12 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2007.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Unila melalui jalur SPMB.

Penulis pernah mendapatkan beasiswa tahun 2010-2011 (beasiswa PPA). Penulis pernah mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP) tahun 2008-2009 sebagai wakil bendahara umum.

Penulis juga pernah mengikuti Praktik Layanan Bimbingan Konseling (PLBK) di SMP 10 Bandar Lampung.


(13)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Ibu Sasmiati, M.Hum., selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling sekaligus selaku pembimbing utama pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas masukan dan saran-saran pada seminar terdahulu sampai menuju ujian akhir.


(14)

kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Syarifuddin D, M.Pd., selaku dosen penguji skripsi ini. Terima kasih atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan Konseling FKIP Unila, terima kasih atas didikannya selama empat tahun perkuliahan, semoga apa yang bapak dan ibu berikan akan sangat bermanfaat bagi saya di masa depan.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FKIP Unila, terima kasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi kami.

9. Ibu Chandra Kirti, selaku Kepala SMP Wiyatama Bandarlampung beserta guru bimbingan dan konseling dan para stafnya, terima kasih atas kesediannya membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

10.Kedua orang tuaku (bapak Walyudi dan ibu Rosinah) yang selalu memberikan doa dan cinta kepadaku dalam menggapai cita-citaku.

11.Kakak dan Adikku Mas.Yoyon, Mb.Ria, Mas.Kiki, Restu serta Keponakanku Andin yang selalu memberikan canda dan tawa sebagai penyemangatku. 12.Mas.Tama yang selalu memberiku semangat dan mengajarkan rasa bersyukur,

terima kasih atas pelajaran yang kau berikan.

13.Saudara-saudaraku dan keluarga besar ku Andri, Rika, Adi, Angga, Firman, Dina, Ramdam, Irma, Dika, Lia, Rani, dan yang lain yang tak dapat kusebut satu per satu terima kasih atas dukungan, doa dan bantuan kalian selama ini.


(15)

14.Buat sahabat-sahabatku Anggun, Jepi, Ipan, Risky, keponakanku Rafa, terimaksih atas doa dan dukungan kalian

15.Sahabatku Zidat n Gembel Comunity, Levi, Yogi, Lilis, Siti, Bayu, Dian, Nur, Asri, Putri canda kalian tak kan pernah kulupakan.

16.Sahabat-sahabatku yang dimulai dari abjad terkecil Aam, Alfi, Bety, Bowo, Diah, Dian, Ema, Ewin, Ekasus, Fika, Ira, Izni, Linda, Meity, Ndut, Priesda, Sulis, Shufi, Wita, Wuri, dan teman-teman Angkatan 07 yang tak dapat ku sebutkan namanya satu per satu terima kasih atas kesolidan selama lebih dari 4 tahun kita bersama.

17.Rekan-rekan dari Angkatan 2005-2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan selama ini.

Semoga segala keikhlasan dan ketulusan hati yang telah diberikan mendapat balasan-Nya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandarlampung, Desember 2011 Penulis,


(16)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Resti Septiana

NPM : 0713052043

Tempat Tanggal Lahir: Bandar Lampung, 24 September 1989

Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Gg. Sungai IV No. 24, Gunung Sulah, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 4 s.d. 22 Oktober 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Januari 2012


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Tujuan pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat mengembangakan bakat dan kemampuanya secara optimal.

Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses belajar, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar, sengaja, bertahap dan berkesinambungan. Namun hambatan dalam proses belajar mengajar tentu


(18)

dapat terjadi karena masih ada siswa yang belum memiliki kesadaran akan tujuan belajar. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dari dalam diri siswa, sehingga tujuan belajar tidak tercapai secara optimal.

Menurut Mc. Donald motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Bahri, 2002:114). Didalam individu terdapat dua motivasi yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstrinsik.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar serta dapat mempengaruhi keberhasilan siswa. Dengan adanya motivasi yang kuat akan menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu objek, menumbuhkan perasaan senang, tidak cepat bosan dan akan bersungguh-sungguh dalam melakukan aktifitas belajar. Sebaliknya, apabila siswa mempunyai sikap negatif terhadap suatu pelajaran, maka siswa akan memiliki perasaan tidak senang terhadap pelajaran, tidak akan mengerjakan tugas yang diberikan, dan berbicara saat guru menerangkan didepan kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa siswa SMP Wiyatama kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini diperkuat dengan data yang ada dilapangan yang dinyatakan dengan persentase:


(19)

3

Tabel 1.1 Data Motivasi Belajar Siswa

No Kategori Motivasi Persentase

1 Tidak mengerjakan PR 85%

2 Tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru

65% 3 Berbicara saat guru menjelaskan 70% Sumber: Dokumentasi SMP Wiyatama Bandar Lampung

Bimbingan kelompok membahas masalah-masalah umum bagi peserta layanan. Sehingga bimbingan kelompok lebih di minati oleh individu untuk berlatih bersama memecahkan masalah individu lain karena didalam bimbingan kelompok semua dilatih di anggap sebagai konselor. Untuk melatih siswa agar dapat memotivasi dirinya agar bisa menjalankan tugas sekolah yang sulit di pecahkan. Karena potensi atau kemampuan siswa pada setiap daerah, bahkan setiap sekolah itu berbeda, maka hal ini juga yang membuat para siswa merasa kurang optimis.

”Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri

peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya”. (Prayitno,

1995: 178).

Tujuan dari layanan bimbingan kelompok adalah membantu siswa agar dapat mengembangkan kemampuan atau potensinya secara optimal, karena kurangnya motivasi didalam diri individu dapat membuat masalah tersendiri bagi perkembangan siswa. Maka butuh perhatian khusus bagi guru pembimbing untuk mengentaskan masalah ini agar tak berlarut-larut dan mengganggu optimisme siswa dalam belajar.


(20)

Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa untuk dapat mencapai perkembangannya secara penuh, khususnya dalam meningkatkan optimisme siswa agar lebih termotivasi lagi dalam belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pembimbing agar siswa optimis adalah dengan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu layanan yang dapat digunakan adalah layanan bimbingan kelompok. Dengan menggunakan bimbingan kelompok diharapkan para siswa menjadi optimis, sehingga dapat mengembangkan kemampuannya dan lebih bahagia.

Manusia memiliki kemampuan yang tidak terbatas. Untuk itu perlu ditingkatkan optimisme siswa dalam belajar. Dan menyakinkan kepada mereka, agar dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar sehingga siswa dapat memproleh nilai yang sesuai, bahkan lebih baik dari yang sebelumnya.

Bimbingan kelompok adalah pemberian bantuan yang diberikan kepada sekelompok individu yang memiliki masalah dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Dalam bimbingan kelompok para siswa dapat mempelajari rasa optimis serta menggunakannya sebagai salah satu pegangan hidup untuk lebih bahagia. Optimis juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan dirinya.dan membuat mereka tahu bagaimana cara menjaga agar dirinya tetap termotivasi.


(21)

5

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Ada siswa yang terlihat malas-malasan saat proses belajar berlangsung. b. Ada siswa yang kurang aktif dalam kelas pada waktu berlangsungnya

pelajaran.

c. Ada siswa yang bermain saat proses belajar berlangsung.

d. Ada siswa yang sering tidak mengerjakan Pr yang diberikan guru.

e. Ada siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung. f. Ada siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung.

3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas arah dalam penelitian ini, selain karena keterbatasan kemampuan peneliti serta keterbatasan waktu, maka masalah dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Adapun permasalahannya adalah ”apakah motivasi belajar siswa dapat


(22)

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling tentang peningkatan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada guru pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disentesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Kerangka berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka berfikir dapat disajikan


(23)

7

dengan bagan yang menunjukkan alur berfikir peneliti serta keterkaitan antara variable yang diteliti.

Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti ajukan maka dapat disusun kerangka pemikiran yang diuraikan dibawah ini.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangatlah dibutuhkan, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah aktivitas belajar secara terus menurus tanpa motivasi dari luar dirinya, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi ekstrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

Motivasi merupakan faktor psikologis yang menentukan intensitas usaha siswa dalam belajar. Oleh karena itu perhatian yang diberikan oleh keluarga, pihak sekolah maupun lingkungan siswa dalam mengarahkan kegiatan belajar sangatlah penting. Apabila motivasi belajar siswa tinggi, maka ada kecenderungan bagi siswa untuk terdorong belajar lebih aktif dan lebih semangat lagi untuk giat belajar.

Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan


(24)

itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan

untuk peserta lainnya.” (Prayitno 1995:178).

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1987;442), Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu.

Dapat ditarik kesimpulan dari pendapat para ahli bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membeikan informasi dan data dalam usaha mengembangkan tingkahlaku yang kurang mendukung menjadi mendukung dalam proses belajar sehingga siswa dapat termotivasi. Selain itu juga melatih kepecayaan diri individu sehingga lebih berani membuka diri untuk menggali kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya karena adanya interaksi didalam kelompok.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.

Menurut Sugiyono (2008:60), kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat dimana, teknik permainan dalam layanan bimbingan kelompok merupakan


(25)

9

variabel bebas yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa sebagai variabel yang dapat dipengaruhi. Dapat dikatakan bahwa motivai belajar siswa yang rendah di kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa rendahnya motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok.

Berikut ini adalah bentuk kerangka pikir dari penelitian ini.

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

Gambar diatas memperlihatkan bahwa, siswa kelas VIII sebagai subjek penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang motivasi belajarnya rendah diberikan layanan bimbingan kelompok yang berguna dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi belajar siswa memungkinkan siswa memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Selain itu, siswa juga dapat siap baik fisik maupun mentalnya terhadap hasil belajar.

Teknik Permainan Dalam Layanan Bimbingan

Kelompok


(26)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan penelitian, dimana jawaban atau dugaan tersebut telah terbukti dengan data-data yang telah dikumpulkan peneliti.

Menurut Arikunto (2001:62), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul.

Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : Skor motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menjalani teknik permaianan dalam layanan bimbingan kelompok adalah sama saja atau tidak berbeda.

(Ho : Ø = Oo)

Ha : Skor motivasi belajar siswa meningkat setelah menjalani layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.


(27)

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika didalamnya terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain.

”Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.” (Prayitno 1995:178).

Sedangkan menurut (Sukardi, 1987: 442). ”Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan data-data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu.”

Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan


(28)

masalahnya. Melalui layanan bimbingan kelompok para siswa dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan reaksi siswa lainnya untuk memecahkan masalah.

Kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal. Vokasional, dan sosial. Kegiatan dalam bimbingan kelompok dikatakan sebagai pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para anggota kelompok.

Bimbingan kelompok dapat memberikan kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien (anggota kelompok), dimana dalam bimbingan kelompok ini klien boleh mempergunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan nilai-nilai, cita-cita atau tujuan, serta sikap tingkah laku yang nyata.

Dalam pelaksanaannya bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan secara kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Bimbingan kelompok juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok itu sendiri dapat diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan


(29)

13

pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri serta pengembangan diri.

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal baik itu dalam menyusun rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok dimaksudkan agar dapat memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama menuntaskan masalah melalui prosedur kelompok yang dipimpin oleh pimpinan kelompok yang berguna untuk menunjang dalam kegiatan belajar siswa serta melatih siswa untuk dapat mengambil keputusan yang tepat.

Adapun tujuan bimbingan kelompok dibagi menjadi 2, yakni :

1. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.


(30)

2. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

a. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.

b. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok

c. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman-teman di luar kelompok pada umumnya.

d. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.

e. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.

f. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial

g. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. (Prayitno ; 1994:117)

Sedangkan menurut Sukardi:

“Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu

maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.”

(Sukardi, 2003:48).

Dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

3. Asas-asas Bimbingan kelompok a. Asas kerahasiaan

Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain


(31)

15

b. Asas keterbukaan

Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.

c. Asas kesukarelaan

Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok.

d. Asas kenormatifan

Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

4. Fungsi Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan proses antarpribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar. Dalam hal ini fungsi bimbingan kelompok sebagai fungsi terapi, seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dan hangat, saling pengertian, saling menerima dan mendukung.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan fungsi pengembangan. Dalam bimbingan kelompok klien adalah individu yang normal yang memiliki berbagai kepedulian dan kemampuan, serta persoalan yang dihadapi bukanlah gangguan kejiwaan yang tergolong sakit, hanya kekeliruan dalam penyesuaian diri. Klien dalam bimbingan kelompok menggunakan dinamika kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan


(32)

terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.

5. Komponen Dan Peranannya Dalam Layanan Bimbingan Kelompok a. Peranan Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:

i. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri. ii. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang

berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.

iii. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.

iv. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

v. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu

mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan

permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia / mereka itu menderita karenanya.

vi. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.


(33)

17

b. Peranan Anggota Kelompok

Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:

1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.

2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.

3. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama

4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

6. Mampu berkomunikasi secara terbuka 7. Berusaha membantu anggota lain.

8. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.


(34)

c. Materi Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Materi layanan bimbingan kelompok terdiri dari materi umum layanan bimbingan kelompok dan materi layanan bimbingan kelompok dalam bidang-bidang bimbingan. Materi umum layanan bimbingan kelompok berupa permasalahan yang muncul di dalam kelompok, meliputi berbagai masalah dalam bidang bimbingan, yaitu mencakup:

1. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan, hidup sehat.

2. Pemahaman penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya

3. Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya/pemecahannya.

4. Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif

5. Pemahaman tentang adanta berbagai alternatif pengambilan keputusan

6. Dinamika Kelompok

Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika kelompok sengaja ditumbuhkembangkan. Dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok. Hubungan yang interpersonal inilah yang nantinya akan


(35)

19

mewujudkan rasa kebersamaan di antara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna di dalam kelompok.

Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok; artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok (Prayitno, 1995: 23).

Kehidupan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok. Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Dinamika kelompok unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.

Para anggota melalui bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok, dapat mengembangkan diri, yaitu mengembangkan kemampuan-kemampuan sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleransi, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan sikap demokratis, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan


(36)

kemandirian yang kuat, merupakan arah pengembangan pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu.

Setiap anggota kelompok melalui dinamika kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungan dengan orang lain. Ini tidak berarti bahwa kedirian seseorang lebih ditonjolkan daripada kehidupan kelompok secara umum. Dinamika kelompok akan terwujud dengan baik apabila kelompok tersebut, benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok, juga sangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok.

7. Tahapan Kegiatan Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut Prayitno, (1995:44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.


(37)

21

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembentukan antara lain :

1) Pengenalan dan pengungkapan tujuan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan dimana semua anggota kelompok dan pimpinan kelompok melibatkan diri ke dalam suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai oleh seluruh anggota kelompok.

2) Terbangunnya kebersamaan

Pimpinan kelompok harus mampu menumbuhkan sikap

kebersamaan dan perasaan sekelompok. Selain itu pemimpin

kelompok juga perlu membangkitkan minat-minat dan

kebutuhannya serta rasa berkepentingan para anggota mengikuti

kegiatan kelompok.

3) Keaktifan pimpinan kelompok

Peranan pimpinan kelompok dalam tahap pembentukan perlu memusatkan pada :

i. Penjelasan tentang tujuan kegiatan

ii. Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggotanya

iii. Penumbuhan rasa saling mempercayai dan saling menerima iv. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana


(38)

b. Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua

merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.

Kegiatannya antara lain sebagai berikut : 1) Penjelasan kegiatan kelompok

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para anggota kelompok. Ada dua jenis kegiatan yang dapat dilakukan kelompok yaitu : bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.

2) Pengenalan suasana

Dalam bagian ini kelompok berusaha mengenali suasana yang berkembang dalam kelompok untuk mengetahui apakah anggota


(39)

23

kelompok telah siap untuk melakukan kegiatan atau belum. Jika belum siap seperti ragu-ragu, tidak mengetahui apa dan bagaimana melakukan kegiatannya atau belum yakin akan keraguannya, maka pimpinan kelompok harus menjelaskan kembali hal-hal yang belum dimengerti oleh anggota kelompok.

3) Jembatan antara tahap I dan tahap III

Tahap kedua ini merupakan tahap jembatan antara tahap I dan tahap III. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan mudah dan lancer, dan ada kalanya jembatan itu ditempuh dengan susah payah. Oleh karena itu pimpinan kelompok dengan pemimpin yang khas dapat membawa anggota kelompok melewati jembatan itu dengan selamat. Dengan mengingatkan, diulangi, ditegaskan, hal-hal di tahap II diharapkan dapat mantap kembali.

c. Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi


(40)

memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.

Pada tahap ini kegiatan bimbingan kelompok bebas atau kelompok tugas secara nyata. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini tergantung kepada jenis bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau kelompok tugas.

(a) Bimbingan kelompok bebas

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok bebas, rangkaian kegiatan yang perlu diselenggarakan adalah sebagai berikut : 1) Pengemukaan masalah

2) Pemilihan masalah yang akan dibahas 3) Pembatasan masalah

(b) Bimbingan kelompok tugas

Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :

1) Mengemukakan tugas

2) Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan 3) Kegiatan pembahasan


(41)

25

d. Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan . Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok 2) Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok

3) Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok

4) Pembahasan kegiatan lanjutan 5) Penutup

Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok pokok perhatian utama bukanlah berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan.

Kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajah tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal yang telah dilaksanakan dalam kegiatan bimbingan kelompok itu, pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Jelaslah bahwa pemimpin kelompok harus memberikan penguatan positif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok.


(42)

8. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan berlangsung.

”Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana (Prayitno, 1995:81).

Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan

kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi

berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau perkembangna positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Prayitno (1995:81) mengemukakan bahwa penilaian terhadap layanan bimbingan

kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat dilakukan melalui:

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung.

b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan

perolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.

d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan kegiatan lanjutan.

e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan.


(43)

27

9. Teknik Dalam Bimbingan Kelompok

Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau

disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara

penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan.

“Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok

pada bimbingan kelompok.” (Prayitno 1995:78).

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, penulis sebagai pemimpin kelompok. Adapun teknik yang akan digunakan adalah ;

1) Pengenalan tentang kegiatan kelompok dan anggota kelompok, 2) Membahas suasana yang terjadi,

3) Mengetahui alasan rendahnya motivasi belajar siswa,

4) Mendiskusikan masalah setiap peserta kelompok agar dapat menanggalkan ide-ide irasional dalam meningkatkan belajar siswa, 5) Memberikan berbagai ide yang valid dan rasional,

6) Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan-keyakinan irasional siswa dalam meningkatkan motivasi belajar,

7) Menunjukkan bahwa keyakinan irasional ini senantiasa mengarahkan siswa pada gangguan emosional, dan

8) Melatih diri siswa untuk mengobervasi dan menghayati sendiri bahwa ide-ide irasionalnya dapat menghambat perkembangan dirinya.


(44)

B. Motivasi Belajar

Dalam penelitian ini fokus pertama yang akan diteliti adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa yang dapat mengarahkan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, maka materi belajar yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diserap oleh seluruh siswa sehingga pada akhirnya siswa akan memperoleh prestasi yang baik.

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupaka dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat ditimbulkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Menurut Winkel (dalam Lyn, 2002:24) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa untuk menumbuhkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, agar tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai.

Sedangkan menurut Prayitno (1989:8):

“Motivasi merupakan suatu energi yang menggerakan siswa untuk

belajar, tetapi juga merupakan sesuatu yang mengarahkan aktivitas

siswa kepada tujuan belajar.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan kekuatan atau energi penggerak dan pengarah dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.


(45)

29

2. Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Dalam mengikuti proses kegiatan belajar setiap siswa memiliki perbedaab dalam reaksinya, hal ini tergantung pada motivasi yang terdapat didalam diri siswa tersebut. Menurut Munandar (1999:34-35), ciri-ciri motivasi adalah sebagai berikut:

a. tekun menghadapi tugas. b. ulet menghadapi kesulitan.

c. tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. d. ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan. e. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.

f. menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

g. senang dan rajin belajar dengan penuh semangat dan mudah bosen dengan tugas rutin.

h. dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya. i. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

j. senang mencari dan memecahkan soal-soal dalam mata pelajaran maupun yang lainnya.

Berdasarkan ciri-ciri motivasi diatas maka seseorang yang tinggi tingkat motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk menambah pengetahuannya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka meninggalkan pelajaran, dan berakibat pada kesulitan belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:83).

Berdasarkan uraian diatas, motivasi merupakan faktor pendorong yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.


(46)

3. Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Didalam setiap individu memiliki motivasi yang berbeda didalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu, seorang siswa dapat memiliki lebih dari satu macam motivasi dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman (2003:69-70). Motivasi belajar terdiri dari dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk melakukan aktivitas belajar tanpa adanya rangsangan dari luar diri individu. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas belajar dikarenakan adanya rangsangan dari luar diri individu. Motivasi belajar ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.

Hakim (2005:28) membagi motivasi berdasarkan motifnya, yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan tertentu, sedangkan motif ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu tetapi motif tersebut terlepas dari kegiatan yang ditekuninya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berguna dalam kegiatan belajar.


(47)

31

Sedangkan motif intrinsik belajar menjadi kuat jika diiringi dengan motif ekstrinsik.

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar seseorang. Agar peranan motivasi dapat optimal, maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya sekedar diketahui namun harus dapat dimengerti.

Menurut Bahri (2002:118-121) ada beberapa prinsip dalam motivasi belajar yaitu:

a. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. b. motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam

belajar.

c. motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. d. motivasi berhubungan erat dengan keutuhan dalam belajar. e. motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

f. motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi dalam belajar dapat berfungsi sebagai penggerak dan filter dan saringan untuk menyisihkan perbuatan yang tidak mendukung tercapainya tujuan yang dinginkan.

Menurut Sadirman (2003:85) fungsi motivasi belajar adalah:

a. mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motorik yang melepaskan energi.

b. menentukan arah perbuatan, mengarahkan tujuan yang ingin dicapai. c. menyeleksi perbuatan, menentukan mana yang harus segera

diselesaikan dan menyisikan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapain prestasi belajar. Seoramh siswa melakukan suatu kegiatan atau usaha karena adanya motivasi. Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar


(48)

sangatlah penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar.

6. Peranan Motivasi dalam Belajar

Pada hakekatnya orang yang ingin mencapai tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam belajar motivasi muncul karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan yaitu mencapai hasil belajar yang diinginkan. Menurut Uno (2007: 27) ada beberapa peranan penting dalam motivasi belajar yaitu:

a. peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar. b. memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

c. menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar. d. menetukan ketekutan belajar.

Motivasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar siswa. Dengan motivasi seseorang dapat lebih mengarahkan tingkah lakunya kearah kegiatan yang paling utama dan bermanfat sehingga siswa tersebut tidak akan terpengaruh untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang lain yang tidak bermanfaat.

7. Bentuk Motivasi Dalam Belajar

Menurut Bahri (2002:124-134) terdapat beberapa bentuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain sebagai berikut:

a. memberi angka

Dengan memberikan angka diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar. Angka yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi.


(49)

33

b. hadiah

Dalam dunia pendidikan hadiah dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Namun tidak selalu demikian, karena hadiah terkadang kurang menarik.

c. saingan atau kompetisi

Persaingan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, baik persaingan kelompok maupun individu.

d. ego-involvemnt

Siswa akan berusaha dengan baik untuk menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri.

e. memberi ulangan

Siswa akan lebih giat lagi belajar apabila siswa mengetahui akan ada ulangan. Dalam hal ini guru harus lebih terbuka kepada siswa jika akan ulangan.

f. mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajar siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.

g. pujian

Pujian harus diberikan secara tepat kepada siswa. Dengan pujian diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar.

h. hukuman

Hukuman merupakan salah satu motivasi negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan benar akan menjadi motivasi positif.

i. hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang disengaja oleh siswa untuk belajar. Ini berarti siswa benar-benar termotivasi untuk belajar. j. minat

Minat dapat dibangkitkan dengan cara membangkitkan suatu kebutuhan dan memberi kesempatan untuk siswa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

k. tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting.

Dari beberapa bentuk atau cara-cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diatas diharapkan guru dapat mengembangkan dan mengarahkan untuk melahirkan hasil belajar yang bermakna. Dengan motivasi yang tinggi maka hasil yang diperoleh akan optimal.


(50)

8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Terdapat beberapa cara untuk emningkatkan motivasi dalam belajar antara lain yaitu:

a. penggunaan pujian verbal

Penerimaan sosial yang mengikuti suatu tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis kearah yang diinginkan.

b. penggunaan tes dan nilai secara bijaksana

Penggunaan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi anak didik. Akan tetapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana agar keinginan anak didik untuk berusaha belajar lebih baik.

c. membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi

Didalam diri anak didik terdapat potensi yang besar yaitu rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Potensi ini dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan yang kreatif.

d. memanfaatkan apersepsi anak didik

Bahan apersepsi merupakan seperangkat materi yang dikuasai yang melicinkan jalan menuju penguasaan mateeri pelajaran yanag baru. e. pergunakan simulasi dan permainan

Penggunakan simulasi dan permainan dapat memotivasi anak didik, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran yang jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya.

Dari beberapa upaya dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik dapat disimpulakan bahwa anak didik dapat termotivasi dalam belajar apabila guru menyediakan lingkungan yang kreatif untuk mengembangkan potensinya.


(51)

35

C. Kaitan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Siswa pada dasarnya adalah individu yang siap atau dipersiapkan untuk mengikuti proses pendidikan baik fisik dan psikologis. Individu yang siap, maksudnya adalah individu yang secara sadar mempersiapkan diri untuk belajar. Sedangkan individu yang dipersiapkan, maksudnya adalah individu yang perlu sedikit paksaan agar mengikuti proses pendidikan. Siswa juga adalah manusia secara rasional dan etnis selalu berusaha meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaannya. Mereka merupakan suatu totalitas kehidupan, suatu pribadi yang memiliki sifat dasar terbuka keluar (akan siap menerima perubahan) dan terbuka kedalam (terus mengembangkan konsep-konsep individualitas).

Siswa SMP adalah individu yang memiliki kebutuhan khas antara lain, yaitu ; 1) kebutuhan kasih sayang di cintai dan mencintai, 2) kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, 3) kebutuhan untuk berdiri sendiri (mandiri), 4) kebutuhan akan berprestasi, 5) kebutuhan pengakuan dari orang lain, 6) kebutuhan untuk dihargai, dan 7) kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak selalu mudah diperoleh oleh siswa. Terkait dengan kebutuhan akan berprestasi terdapat banyak siswa yang masih memiliki motivasi belajar yang rendah. Untuk itu motivasi belajar siswa perlu di tingkatkan (Maslow dalam Sadirman 2011:81).

Menurut (Sukardi 1987;442). ”bmbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan


(52)

data-data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu.”

Menurut Hartinah (2009:166) bimbingan kelompok kerap dilibatkan atau melibatkan diri dalam pengelolahan berbagai kelompok yang melakukan kegiatan dalam rangka beraneka aktivitas kurikuler. Dalam hal ini motivasi belajar termasuk dalam kegiatan kurikuler, oleh sebab itu bimbingan kelompok dapat digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar.

Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa maka dibutuhkan rasa percaya diri dalam menguasai materi pelajaran. Dengan ini guru pembimbing dapat memberikan bantuan melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu hubungan antara konselor dengan satu atau lebih klien yang penuh perasaan penerimaan, kepercayaan, dan rasa aman sehingga akan membuat siswa lebih optimis dalam mejalani hidup.


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan hasil yang optimal.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono (1996:267) mengemukakan :

“Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi sistematis

dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga

penelitian bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya” .

Penelitian eksperimen banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal ini berarti, bahwa eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu.


(54)

Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-eksperimental Design One-Group Pretest-Posttest Design karena penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2008:74)

Keterangan :

O1: Skala yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar LAmpung

O2 : Skala yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar Lampung, yaitu melihat peningkatan motivasi belajar sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan skala pengukuran yang pertama.


(55)

39

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah. Penelitian subyek ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa rendah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dan dari hasil proses bimbingan kelompok ini tidak dapat digeneralisasikan antara subyek yang satu tidak dapat mewakili subyek yang lain karena setiap individu berbeda.

Subyek dalam penelitian ini diketahui berdasarkan hasil wawancara kepada guru bimbingan konseling, dan guru bidang studi SMP Wiyatama Bandar Lampung. Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 8 siswa yang tersebar diseluruh kelas VIII.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1986: 91).

Dalam penelitian ini bimbingan kelompok merupakan variabel independent dimana bimbingan kelompok mempengaruhi motivasi belajar atau variabel dependent.


(56)

Penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen sehingga akan timbul variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda terhadap variabel-variabel penelitian. Definisi operasional yang diberikan pada suatu variabel yang hendak diteliti dilakukan dengan cara memberikan spesifikasi atau arti kegiatan yang memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi opersional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal baik itu dalam menyusun rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat. b. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Indikator yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar adalah durasi, frekuensi,


(57)

41

persistensi, ketabahan, keuletan, dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, devosi, tingkat aspirasi, tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai dari kegiatan dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penggunaan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang sejelas-jelasnya. Menurut Arikunto (2002:126),

metode pengumpulan data ialah “cara memperoleh data.” Peneliti akan

menggunakan beberapa metode atau cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini penulis menggunakan cara-cara sebagai berikut dalam mengumpulkan data:

1. Skala Motivasi Belajar

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunkan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset atau penelitian (Arikunto, 2002:128).

Skala yang diberikan adalah skala motivasi belajar. Skala motivasi belajar diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Untuk mengetahui perubahan perilaku subjek penelitian baik sebelum maupun setelah diberikan


(58)

perlakuan (dilakukan bimbingan kelompok). Dalam penelitian ini subjek diberikan lia pilihan skala yaitu: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Kurang setuju(KS), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS).

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Teknik pengolahan data yang digunakan untuk menilai keampuhan instrumen

penelitian. “Syarat instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan

penting, yaitu valid dan reliabel”(Arikunto, 2006 :156).

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”(Sugiyono, 2002 : 267).

“Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang

sama”(Sugiyono, 2002 : 267). 1. Validitas Instrumen

Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala.

Analisis item yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji validitas item yaitu dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Rumus yang digunakan untuk mengkorelasikan skor faktor dengan skor total adalah rumus Product Moment oleh Pearson (Martono,Nanang 2010:243) sebagai berikut :


(59)

43

 

2 2

2

 

2

 

    y y n x x n y x xy n rxy Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y n = jumlah sampel

x = jumlah skor item y = jumlah skor total

Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid, dan jika rhitung < rtabel berarti tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara internal consistency.

“Pengujian reliabilitas secara internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian setelah data diperoleh selanjutnya dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument” (Sugiyono, 2008 : 131).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha dengan rumus sebagai berikut:

               2 11 1 1 t t S S k k r


(60)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

ΣSt2

= Jumlah varian butir

St2 = Varian total

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas (Koestoro dan Basrowi dalam Kurniawan 2010:62) sebagai berikut :

0,8 – 1,000 = sangat tinggi 0,6 – 0,799 = tinggi 0,4 – 0,599 = cukup tinggi 0,2 – 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti. Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu perlakuan yaitu mencobakan sesuatu, lalu dicermati akibat dari perlakuan tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor keterampilan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan analisis statistik Uji t atau t–test yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 306).


(61)

45

Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :

) 1 (

2

 

N N

d X Md t

Keterangan :

Md : Mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyak subjek Df : atau db adalah N-1

Dalam menggunakan Uji t atau t-test kita perlu menggunakan: 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh di lapangan. Uji normalitas dilakukan untuk data hasil angket motivasi belajar dan kreativitas belajar. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Fasilitas Statistical Product and Service Solution (SPSS), rumus yang digunakan adalah: Rumus Kolmogorov-Smirnov satu sample : S = max | F (X) – S (X) Dimana :

F (X) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif teoritis dibawah hipotesis nol S (X) = distribusi frekuensi kumulatif observasi

2. Uji Linieritas

Uji linieritas data dilakukan untuk mengukur keeratan hubungan, memeprediksi arah hubungan serta meramalkan besarnya variabel terikat jika nilai variabel bebas diketahui. Dalam penelitian ini uji linieritas


(62)

dilakukan dengan menggunakan fasilitas SPSS. Dalam menentukan keputusan pengujian yaitu:

Jika Fhitung ≤ Ftabel artinya data berpola linier Jika Fhitung ≥ Ftabel artinya tidak berpola linier


(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan penelitian penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

Sebelum pelaksanana layanan bimbingan kelompok terlebih dahulu peneliti mencari siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan melakukan wawancara dengan guru bimbingan konseling dan guru bidang studi yang ada di sekolah, setelah mendapatkan siswa yang direkomendasikan oleh guru bimbingan konseling dan guru bidang studi, kemudian peneliti memberikan pretes kepada siswa tersebut. Alasan peneliti melakukan wawancara dengan guru bimbingan konseling dan guru bidang studi karena guru bimbingan konseling dan guru bidang studi sering melakukan interaksi dengan siswa tersebut. Selain itu, guru diasumsikan mengetahui keadaan siswa terutama pada waktu proses belajar mengajar dikelas.


(64)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah kelas VIII yang memiliki ciri-ciri seperti 1) Sebagian siswa terlihat malas-malasan saat proses belajar berlangsung, 2) Siswa kurang aktif dalam kelas pada waktu berlangsungnya pelajaran, 3) Terdapat siswa yang bermain saat proses belajar berlangsung, 4) Terdapat siswa yang sering tidak mengerjakan Pr yang diberikan guru. 5) terdapat siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung, dan 6) Terdapat siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung.

Setelah mengetahui siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih banyak pada siswa kelas VIII. Selanjutnya dari guru bimbingan konseling dan guru bidang studi merekomdasikan 8 orang siswa yang dianggap memiliki motivasi belajar rendah yang tersebar diseluruh kelas VIII. Kemudian peneliti memberikan pretest kepada 8 orang siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sebelum diberikan perlakuan, yaitu layanan bimbingan kelompok.

Berdasarkan hasil pretest tersebut, maka peneliti akan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada 8 orang siswa sebagai subjek penelitian. Peneliti mengadakan pertemuan dengan siswa tersebut, kemudian menjelaskan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, serta membuat kesepakatan untuk melaksanakan bimbingan kolompok dan menetapkan hari dan waktu pelaksanaan bimbingan kelompok kepda 8 orang siswa tersebut.


(65)

49

2. Deskripsi Data

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Sebelum Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok

Subyek Penelitian

Skor Jumlah

Siswa Guru Orang tua

1.Anggun Karunia 169 165 165 499 2.Elsa Febriana 165 160 159 484 3.Rika Hernawati 163 159 160 482 4.Agus Prihanto 134 149 160 443 5.Doan Rambuna 160 155 157 472

6.Nur Cahyani 160 153 159 472

7. Demak Veronica 160 148 155 463

8.Tri Rahmad 159 156 158 473

3. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 mulai dari tanggal 4 Oktober 2011 s.d 22 Oktober 2011. Pemberian postest dilaksanakan pada

tanggal 22 oktober 2011.

Selanjutnya, layanan bimbingan kelompok dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Hasil pemberian layanan bimbingan kelompok dievaluasi dengan cara melakukan posttest. Posttest dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2011. Posttest diberikan sesudah perlakuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dan untuk mengevaluasi hasil layanan bimbingan kelompok yang sudah diberikan kepada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.

Jenis kegiatan kelompok yang dilaksanakan dalam bimbingan kelompok adalah kelompok tugas. Pada kelompok tugas pemimpin kelompok


(1)

3. Peningkatan Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelompok.

Setelah melewati tahapan-tahapan dan setiap pertemuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa maka dapat dilihat perubahan yang terjadi antara sebelum dan setelah subjek diberikan perlakuan.

Berdasarkan kegiatan bimbingan kelompok yang telah dilakukan sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa tersebut memiliki motivasi belajar rendah yaitu :

a) Malas mengerjakan tugas yang diberikan guru di sekolah b) Malas mengikuti les yang diadakan di sekolah

c) Kurang berkonsentrasi dalam belajar

d) Kurang memperhatikan guru saat mengajar di depan kelas e) Malas belajar

f) Sering keluar masuk kelas saat proses belajar

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t (t-test), hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini terbukti dengan data skor sebelum diberikan perlakuan (pretest) terhadap 8 subjek didapat nilai skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah sebesar 467,2 dan setelah diberikan perlakuan (postest) layanan bimbingan kelompok nilai skor rata-rata motivasi belajar siswa dalam kerja kelompok adalah sebesar 497,5.


(2)

82

Hasil pretest dan posttest yang diperoleh thitung =13,79. Kemudian dibandingkan dengan ttabel 0,05 = 1,895. Karena thitung > ttabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok kepada subjek. Hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan motivasi belajar siswa.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok. Hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh thitung = 13,79.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Wiyatama Bandar Lampung adalah:

1. Kepada Konselor Sekolah

Konselor sekolah hendaknya dapat memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan kepada siswa lain yang mengalami masalah motivasi belajar, karena layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dirasakan lebih efektif. Selain itu konselor sekolah dapat menggunakan teknik permainan dalam layanan bimbingan kelompok untuk masalah yang berbeda sepeti masalah komunikasi interpersonal.


(4)

84

2. Kepada para peneliti

Kepada para peneliti, hendaknya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dan teknik diskusi kelompok tetapi dengan masalah yang berbeda, dan subyek yang sama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Gramedia.

Biggers, J. 1980 (dalam Syah, M 2003:154). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaplin. 1972 (dalam Syah, M 2003:150). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dunnk. 1986 (dalam Syah, M 2003:154). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik. Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Manager. Bandung: Sinar Baru Algessindo.

Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta. Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS.

Jakarta: Gaya Media

Prayitno. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia

Prayitno dan Amti, Emran. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Jakarta: Alfabeta.


(6)

Ruseffendi, 1994. Dasar-dasarPenelitian Pendiidkan dan Bidang Non Ekskta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Supriyono, Ahmadi, dan Abu. 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Thursan, Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL SESAMA TEMAN PADA SISWA SMP PGRI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 63

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 93

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

PENGGUNAAN TEKNIK MODELING DALAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 18 71

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A SMP N 4 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERSERAGAM DALAM UPACARA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP 5 KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

2 2 14