D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan penelitian, dimana jawaban atau dugaan tersebut telah terbukti dengan data-
data yang telah dikumpulkan peneliti. Menurut Arikunto 2001:62, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul.
Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik
sebagai berikut: Ho : Skor motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menjalani teknik
permaianan dalam layanan bimbingan kelompok adalah sama saja atau tidak berbeda.
Ho : Ø = Oo Ha : Skor motivasi belajar siswa meningkat setelah menjalani layanan
bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Ha : Ø
≥ Oo
BABII TINJAUAN PUSTAKA
A. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika didalamnya terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media
efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain.
”Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi
saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk
peserta lainnya.
” Prayitno 1995:178. Sedangkan menurut Sukardi, 1987: 442.
”Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan
informasi dan data-data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari
individu.”
Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat memanfaatkan dinamika
kelompok semaksimal
mungkin dalam
memecahkan
masalahnya. Melalui layanan bimbingan kelompok para siswa dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan reaksi siswa lainnya
untuk memecahkan masalah. Kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal.
Vokasional, dan sosial. Kegiatan dalam bimbingan kelompok dikatakan sebagai pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para anggota
kelompok.
Bimbingan kelompok dapat memberikan kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien anggota kelompok, dimana dalam bimbingan
kelompok ini klien boleh mempergunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan nilai-nilai, cita-cita atau tujuan,
serta sikap tingkah laku yang nyata. Dalam pelaksanaannya bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap
individu yang dilaksanakan secara kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang
membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Bimbingan kelompok juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara- cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa
depan dalam studi, karir, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok itu sendiri dapat diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri serta pengembangan diri.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin
kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal baik itu dalam
menyusun rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan agar dapat memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama menuntaskan masalah melalui prosedur
kelompok yang dipimpin oleh pimpinan kelompok yang berguna untuk menunjang dalam kegiatan belajar siswa serta melatih siswa untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat.
Adapun tujuan bimbingan kelompok dibagi menjadi 2, yakni : 1.
Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu
juga mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik
suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
2. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk: a.
Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.
b. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
c. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-
teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
d. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan
kelompok. e.
Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
f. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
g. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam
hubungannya dengan orang lain. Prayitno ; 1994:117 Sedangkan menurut Sukardi:
“Layanan bimbingan
kelompok dimaksudkan
untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai
bahan dari nara sumber terutama guru pembimbing yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.” Sukardi, 2003:48.
Dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi
menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat
mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.
3. Asas-asas Bimbingan kelompok
a. Asas kerahasiaan Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang
dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain
b. Asas keterbukaan Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
c. Asas kesukarelaan Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau
dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok. d. Asas kenormatifan
Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.
4. Fungsi Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan proses antarpribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar. Dalam hal ini fungsi
bimbingan kelompok sebagai fungsi terapi, seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dan
hangat, saling pengertian, saling menerima dan mendukung.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan fungsi pengembangan. Dalam
bimbingan kelompok klien adalah individu yang normal yang memiliki berbagai kepedulian dan kemampuan, serta persoalan yang dihadapi
bukanlah gangguan kejiwaan yang tergolong sakit, hanya kekeliruan dalam penyesuaian diri. Klien dalam bimbingan kelompok menggunakan
dinamika kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.
5. Komponen Dan Peranannya Dalam Layanan Bimbingan Kelompok
a. Peranan Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan
bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno 1995:35-36 bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:
i. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan
ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang
dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri.
ii. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang
berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok
dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.
iii. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang
dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
iv. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan umpan
balik tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
v. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu
mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan menjadi wasit, pendamai dan pendorong kerja sama
serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di
dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia mereka itu menderita
karenanya.
vi. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi
dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
b. Peranan Anggota Kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud
tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan
dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok
adalah: 1.
Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam
kegiatan kelompok. 3.
Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama
4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik. 5.
Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6. Mampu berkomunikasi secara terbuka
7. Berusaha membantu anggota lain.
8. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan
peranannya. 9.
Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
c. Materi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok. Materi layanan bimbingan kelompok terdiri dari materi umum layanan bimbingan kelompok dan materi
layanan bimbingan kelompok dalam bidang-bidang bimbingan. Materi umum layanan bimbingan kelompok berupa permasalahan yang
muncul di dalam kelompok, meliputi berbagai masalah dalam bidang bimbingan, yaitu mencakup:
1. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan, hidup
sehat. 2.
Pemahaman penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya
3. Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang
terjadi di masyarakat, serta pengendaliannyapemecahannya. 4.
Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif 5.
Pemahaman tentang adanta berbagai alternatif pengambilan keputusan
6. Dinamika Kelompok
Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika kelompok sengaja ditumbuhkembangkan.
Dinamika kelompok
adalah hubungan
interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan
kelompok. Hubungan yang interpersonal inilah yang nantinya akan
mewujudkan rasa kebersamaan di antara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama lain, lebih saling
mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna di dalam kelompok.
Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok; artinya merupakan pengerahan secara
serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang
menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok Prayitno, 1995: 23.
Kehidupan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok. Dinamika
kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media
dalam upaya membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Dinamika kelompok unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu
kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi
suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
Para anggota melalui bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok,
dapat mengembangkan
diri, yaitu
mengembangkan kemampuan-kemampuan sosial secara umum yang selayaknya dikuasai
oleh individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleransi,
mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan sikap demokratis, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan
kemandirian yang kuat, merupakan arah pengembangan pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu.
Setiap anggota kelompok melalui dinamika kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya
dalam hubungan dengan orang lain. Ini tidak berarti bahwa kedirian seseorang lebih ditonjolkan daripada kehidupan kelompok secara umum.
Dinamika kelompok akan terwujud dengan baik apabila kelompok tersebut, benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai,
dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok, juga sangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok.
7. Tahapan Kegiatan Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut Prayitno, 1995:44-60 tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap
ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing
anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembentukan antara lain : 1
Pengenalan dan pengungkapan tujuan Tahap ini merupakan tahap pengenalan dimana semua anggota
kelompok dan pimpinan kelompok melibatkan diri ke dalam suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri mengungkapkan tujuan ataupun harapan- harapan yang ingin dicapai oleh seluruh anggota kelompok.
2 Terbangunnya kebersamaan
Pimpinan kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok. Selain itu pemimpin
kelompok juga
perlu membangkitkan
minat-minat dan
kebutuhannya serta rasa berkepentingan para anggota mengikuti kegiatan kelompok.
3 Keaktifan pimpinan kelompok
Peranan pimpinan kelompok dalam tahap pembentukan perlu memusatkan pada :
i. Penjelasan tentang tujuan kegiatan
ii. Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggotanya
iii. Penumbuhan rasa saling mempercayai dan saling menerima
iv. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana
perasaan dalam kelompok.
b. Tahap Peralihan Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang
sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut
dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau
mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu
menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini
pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan
pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok
telah siap melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.
Kegiatannya antara lain sebagai berikut :
1 Penjelasan kegiatan kelompok
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para anggota kelompok. Ada dua
jenis kegiatan yang dapat dilakukan kelompok yaitu : bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.
2 Pengenalan suasana
Dalam bagian ini kelompok berusaha mengenali suasana yang berkembang dalam kelompok untuk mengetahui apakah anggota
kelompok telah siap untuk melakukan kegiatan atau belum. Jika belum siap seperti ragu-ragu, tidak mengetahui apa dan bagaimana
melakukan kegiatannya atau belum yakin akan keraguannya, maka pimpinan kelompok harus menjelaskan kembali hal-hal yang
belum dimengerti oleh anggota kelompok. 3
Jembatan antara tahap I dan tahap III Tahap kedua ini merupakan tahap jembatan antara tahap I dan
tahap III. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan mudah dan lancer, dan ada kalanya jembatan itu ditempuh dengan susah
payah. Oleh karena itu pimpinan kelompok dengan pemimpin yang khas dapat membawa anggota kelompok melewati jembatan itu
dengan selamat. Dengan mengingatkan, diulangi, ditegaskan, hal- hal di tahap II diharapkan dapat mantap kembali.
c. Tahap kegiatan
Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat
tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil
dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa
banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani
dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi
memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya
membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan. Pada tahap ini kegiatan bimbingan kelompok bebas atau kelompok
tugas secara nyata. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini tergantung kepada jenis bimbingan kelompok yang
diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau kelompok tugas.
a Bimbingan kelompok bebas
Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok bebas, rangkaian kegiatan yang perlu diselenggarakan adalah sebagai berikut :
1 Pengemukaan masalah
2 Pemilihan masalah yang akan dibahas
3 Pembatasan masalah
b Bimbingan kelompok tugas
Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :
1 Mengemukakan tugas
2 Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan
3 Kegiatan pembahasan
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan
melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri
kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan . Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:
1 Pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok
2 Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok
3 Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota
kelompok 4
Pembahasan kegiatan lanjutan 5
Penutup
Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok pokok perhatian utama bukanlah berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada
hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan.
Kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan
penjelajah tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal yang telah dilaksanakan dalam kegiatan bimbingan
kelompok itu, pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Jelaslah bahwa pemimpin kelompok harus memberikan penguatan positif
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok.
8. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok
Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya,
minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok yang menyangkut isi maupun proses. Selain itu anggota
kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan berlangsung.
”Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal
yang dirasakan oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui
essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana Prayitno, 1995:81.
Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi
berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau perkembangna positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Prayitno
1995:81 mengemukakan bahwa penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat dilakukan melalui:
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan
berlangsung. b.
Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas c.
Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan perolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.
d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang
kemungkinan kegiatan lanjutan. e.
Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan.
9. Teknik Dalam Bimbingan Kelompok
Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara
penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan.
“Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang
demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling
perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok
pada bimbingan kelompok.” Prayitno 1995:78. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, penulis sebagai pemimpin kelompok. Adapun teknik yang akan digunakan adalah ;
1 Pengenalan tentang kegiatan kelompok dan anggota kelompok,
2 Membahas suasana yang terjadi,
3 Mengetahui alasan rendahnya motivasi belajar siswa,
4 Mendiskusikan masalah setiap peserta kelompok agar dapat
menanggalkan ide-ide irasional dalam meningkatkan belajar siswa, 5
Memberikan berbagai ide yang valid dan rasional, 6
Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan-keyakinan irasional siswa dalam meningkatkan motivasi belajar,
7 Menunjukkan bahwa keyakinan irasional ini senantiasa mengarahkan
siswa pada gangguan emosional, dan 8
Melatih diri siswa untuk mengobervasi dan menghayati sendiri bahwa ide-ide irasionalnya dapat menghambat perkembangan dirinya.
B. Motivasi Belajar
Dalam penelitian ini fokus pertama yang akan diteliti adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa
yang dapat mengarahkan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, maka materi
belajar yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diserap oleh seluruh siswa sehingga pada akhirnya siswa akan memperoleh prestasi
yang baik.
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupaka dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat ditimbulkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku. Menurut Winkel dalam Lyn, 2002:24 motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa untuk menumbuhkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, agar
tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai.
Sedangkan menurut Prayitno 1989:8: “Motivasi merupakan suatu energi yang menggerakan siswa untuk
belajar, tetapi juga merupakan sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan kekuatan atau energi penggerak dan pengarah dalam diri
individu untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Dalam mengikuti proses kegiatan belajar setiap siswa memiliki perbedaab dalam reaksinya, hal ini tergantung pada motivasi yang terdapat didalam
diri siswa tersebut. Menurut Munandar 1999:34-35, ciri-ciri motivasi adalah sebagai berikut:
a. tekun menghadapi tugas.
b. ulet menghadapi kesulitan.
c. tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.
d. ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan.
e. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.
f. menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
g. senang dan rajin belajar dengan penuh semangat dan mudah bosen
dengan tugas rutin. h.
dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya. i.
mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. j.
senang mencari dan memecahkan soal-soal dalam mata pelajaran maupun yang lainnya.
Berdasarkan ciri-ciri motivasi diatas maka seseorang yang tinggi tingkat motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat
membaca buku-buku
untuk menambah
pengetahuannya untuk
memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran, suka meninggalkan pelajaran, dan berakibat pada kesulitan belajar Ahmadi dan Widodo, 2004:83.
Berdasarkan uraian diatas, motivasi merupakan faktor pendorong yang
berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan,
sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.
3. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Didalam setiap individu memiliki motivasi yang berbeda didalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu, seorang siswa dapat memiliki lebih
dari satu macam motivasi dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman 2003:69-70. Motivasi belajar terdiri
dari dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu
untuk melakukan aktivitas belajar tanpa adanya rangsangan dari luar diri individu. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan
tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas belajar dikarenakan adanya
rangsangan dari luar diri individu. Motivasi belajar ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.
Hakim 2005:28 membagi motivasi berdasarkan motifnya, yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik adalah motif yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu kegiatan tertentu, sedangkan motif ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan
kegiatan tertentu tetapi motif tersebut terlepas dari kegiatan yang ditekuninya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berguna dalam kegiatan belajar.
Sedangkan motif intrinsik belajar menjadi kuat jika diiringi dengan motif ekstrinsik.
4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar seseorang. Agar peranan motivasi dapat optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi tidak hanya sekedar diketahui namun harus dapat dimengerti. Menurut Bahri 2002:118-121 ada beberapa prinsip dalam motivasi
belajar yaitu:
a. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
b. motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam
belajar. c.
motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. d.
motivasi berhubungan erat dengan keutuhan dalam belajar. e.
motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. f.
motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi dalam belajar dapat berfungsi sebagai penggerak dan filter dan saringan untuk menyisihkan perbuatan yang tidak mendukung tercapainya
tujuan yang dinginkan. Menurut Sadirman 2003:85 fungsi motivasi belajar adalah:
a. mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motorik
yang melepaskan energi. b.
menentukan arah perbuatan, mengarahkan tujuan yang ingin dicapai. c.
menyeleksi perbuatan, menentukan mana yang harus segera diselesaikan dan menyisikan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapain prestasi belajar. Seoramh siswa melakukan suatu kegiatan atau usaha
karena adanya motivasi. Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar
sangatlah penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar.
6. Peranan Motivasi dalam Belajar
Pada hakekatnya orang yang ingin mencapai tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam belajar motivasi muncul karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhan yaitu mencapai hasil belajar yang diinginkan. Menurut Uno 2007: 27 ada beberapa peranan penting dalam
motivasi belajar yaitu: a.
peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar. b.
memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. c.
menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar. d.
menetukan ketekutan belajar. Motivasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar siswa.
Dengan motivasi seseorang dapat lebih mengarahkan tingkah lakunya kearah kegiatan yang paling utama dan bermanfat sehingga siswa tersebut
tidak akan terpengaruh untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang lain yang tidak bermanfaat.
7. Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Menurut Bahri 2002:124-134 terdapat beberapa bentuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain sebagai berikut:
a. memberi angka
Dengan memberikan angka diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar. Angka yang baik mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan motivasi.
b. hadiah
Dalam dunia pendidikan hadiah dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Namun tidak selalu demikian, karena hadiah terkadang kurang
menarik.
c. saingan atau kompetisi
Persaingan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, baik persaingan kelompok maupun individu.
d. ego-involvemnt
Siswa akan berusaha dengan baik untuk menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga
diri.
e. memberi ulangan
Siswa akan lebih giat lagi belajar apabila siswa mengetahui akan ada ulangan. Dalam hal ini guru harus lebih terbuka kepada siswa jika
akan ulangan.
f. mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajar siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
g. pujian
Pujian harus diberikan secara tepat kepada siswa. Dengan pujian diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar.
h. hukuman
Hukuman merupakan salah satu motivasi negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan benar akan menjadi motivasi positif.
i. hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang disengaja oleh siswa untuk belajar. Ini berarti siswa benar-benar termotivasi untuk belajar.
j. minat
Minat dapat dibangkitkan dengan cara membangkitkan suatu kebutuhan dan memberi kesempatan untuk siswa mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi.
k. tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting.
Dari beberapa bentuk atau cara-cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diatas diharapkan guru dapat mengembangkan dan mengarahkan
untuk melahirkan hasil belajar yang bermakna. Dengan motivasi yang tinggi maka hasil yang diperoleh akan optimal.
8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Terdapat beberapa cara untuk emningkatkan motivasi dalam belajar antara lain yaitu:
a. penggunaan pujian verbal
Penerimaan sosial yang mengikuti suatu tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dipercaya untuk mengubah prestasi dan
tingkah laku akademis kearah yang diinginkan.
b. penggunaan tes dan nilai secara bijaksana
Penggunaan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi anak didik. Akan tetapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana agar
keinginan anak didik untuk berusaha belajar lebih baik.
c. membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
Didalam diri anak didik terdapat potensi yang besar yaitu rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Potensi ini dapat ditumbuhkan dengan
menyediakan lingkungan yang kreatif.
d. memanfaatkan apersepsi anak didik
Bahan apersepsi merupakan seperangkat materi yang dikuasai yang melicinkan jalan menuju penguasaan mateeri pelajaran yanag baru.
e. pergunakan simulasi dan permainan
Penggunakan simulasi dan permainan dapat memotivasi anak didik, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran yang jelas mengenai
situasi kehidupan sebenarnya.
Dari beberapa upaya dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik
dapat disimpulakan bahwa anak didik dapat termotivasi dalam belajar apabila guru menyediakan lingkungan yang kreatif untuk mengembangkan
potensinya.
C. Kaitan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Siswa pada dasarnya adalah individu yang siap atau dipersiapkan untuk mengikuti proses pendidikan baik fisik dan psikologis. Individu yang siap,
maksudnya adalah individu yang secara sadar mempersiapkan diri untuk belajar. Sedangkan individu yang dipersiapkan, maksudnya adalah individu
yang perlu sedikit paksaan agar mengikuti proses pendidikan. Siswa juga adalah manusia secara rasional dan etnis selalu berusaha meningkatkan harkat
dan martabat kemanusiaannya. Mereka merupakan suatu totalitas kehidupan, suatu pribadi yang memiliki sifat dasar terbuka keluar akan siap menerima
perubahan dan terbuka kedalam terus mengembangkan konsep-konsep
individualitas.
Siswa SMP adalah individu yang memiliki kebutuhan khas antara lain, yaitu ; 1 kebutuhan kasih sayang di cintai dan mencintai, 2 kebutuhan akan
keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, 3 kebutuhan untuk berdiri sendiri mandiri, 4 kebutuhan akan berprestasi, 5 kebutuhan pengakuan dari
orang lain, 6 kebutuhan untuk dihargai, dan 7 kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak selalu mudah diperoleh oleh
siswa. Terkait dengan kebutuhan akan berprestasi terdapat banyak siswa yang masih memiliki motivasi belajar yang rendah. Untuk itu motivasi belajar siswa
perlu di tingkatkan Maslow dalam Sadirman 2011:81. Menurut Sukardi 1987;442.
”bmbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan data-
data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu
.” Menurut Hartinah 2009:166 bimbingan kelompok kerap dilibatkan atau
melibatkan diri dalam pengelolahan berbagai kelompok yang melakukan kegiatan dalam rangka beraneka aktivitas kurikuler. Dalam hal ini motivasi
belajar termasuk dalam kegiatan kurikuler, oleh sebab itu bimbingan kelompok dapat digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar.
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa maka dibutuhkan rasa
percaya diri dalam menguasai materi pelajaran. Dengan ini guru pembimbing dapat memberikan bantuan melalui pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu hubungan antara konselor dengan satu atau lebih klien yang penuh perasaan penerimaan, kepercayaan,
dan rasa aman sehingga akan membuat siswa lebih optimis dalam mejalani hidup.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis
sebagai penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan
hasil yang optimal. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono
1996:267 mengemukakan : “Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi sistematis
dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga
penelitian bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya” .
Penelitian eksperimen banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal ini berarti,
bahwa eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu.