ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011)

Oleh

RISKA FITRIWATI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan struktur modal. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas,risiko bisnis,cash holding, non-debt tax shield,dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan struktur modal.

Peneliti menggunakan jeda satu tahun antara variabel dependen dan independen, dimana diasumsikan bahwa kebijakan yang terjadi pada tahun t merupakan hasil dari pertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tahun sebelumnya (t-1).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2011. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan tingkat keyakinan sebesar 95%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa variabel profitabilitas dan cash holding berpengaruh negatif terhadap kebijakan struktur modal. Sedangkan non-debt tax shield dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan struktur modal, dan variabel risiko bisnis tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan struktur modal.

Kata kunci : struktur modal (long term debt to equity ratio), profitabilitas, risiko bisnis, cash holding, non-debt tax shield,dan ukuran perusahaan.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE CAPITAL STRUCTURE POLICY (Studies in Manufacturing Companies that Listed in BEI 2006-2011)

By

RISKA FITRIWATI

This study conducted to analyze the factors that affect the capital structure policy. Independent variables used in this study are profitability, business risk, cash holding, non-debt tax shield, and the firm size. While the dependent variable is the capital structure policy.

This study used a one year gap between dependent and independent variables, where it is assumed that the policy that occurred in year (t) is the result of the consideration of the factors that influence the previous year (t-1).

The datas used in this study are the data of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the years 2006-2011. Sampling method in this study using purposive sampling method. The hypothesis tested in this study by using a multiple linear regression analysis with a confidence level of 95%.

From the results of research conducted, it was found that the variable profitability and cash holding policy negatively affect on capital structure. While the non-debt tax shield and firm size positively affect on capital structure policy, and business risk variables had no influence on the capital structure policies.

Keyword : Capital Structure (long term debt to equity ratio), profitability, business risk, cash holding, non-debt tax shield, and firm size.


(3)

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan utilitas pemiliknya yaitu memaksimalkan keuntungan dan kemakmuran para pemegang saham.Tujuan lainnya adalah berusaha memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai perusahaan yang dapat tercermin dari harga saham perusahaan. Dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer adalah keputusan pendanaan berupa keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan perusahaan.

Masalah keputusan pendanaan akan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam (internal)maupun dari luar (external) yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan juga akan sangat menentukan kemampuan

perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya. Penentuan proporsi antara hutang dan modal dalam suatu perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Husnan, 2004 dalam Fadhli, 2010). Struktur modal dalam tiap perusahaan diperhitungkan dengan mempertimbangkan beberapa aspek atas dasar kemungkinan terhadap akses dana, keberanian perusahaan menanggung risiko, serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan masing-masing sumber pendanaan tersebut. Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dan penggunaan hutang jangka


(5)

panjang. Dalam penelitian ini, sumber dana yang menjadi fokus penulis adalah jenis pendanaan eksternal berupa hutang jangka panjang. Alasan penulis menggunakan hutang jangka panjang dibanding laba ditahan atau saham dalam penelitian mengenai kebijakan struktur modal ini disebabkan tingkat hutang perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia cenderung tinggi, hal ini disebabkan terkonsentrasinya kepemilikan saham-saham perusahaan publik di Indonesia, dengan kepemilikan yang terkonsentrasi pemilik lebih suka menggunakan pendanaan eksternal berupa hutang dibanding saham karena hutang tidak akan mengurangi kontrol yang dapat dilakukan pemegang saham lama atau pendiri perusahaan dan tidak akan mendilusi kekayaan pendiri perusahaan, kalaupun dilakukan pendanaan eksternal menggunakan saham, penerbitan saham akan diatur sedemikian rupa agar keputusan-keputusan strategis tetap menjadi hak pemilik perusahaan lama juga pendiri perusahaan, sebagai tambahan proporsi saham yang dilepas ke publik di Indonesia berkisar antara 30% - 35%. Pendanaan dengan hutang juga di sisi lain dapat memberi keuntungan perusahaan dalam bentuktax shieldkarena bunga hutang bersifat tax-deductible, untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Negara dengan tarif pajak yang progresif seperti di Indonesia, pengurangan pajak dari bunga hutang akan sangat

menguntungkan. Berkaitan dengansignalling theory, emisi saham baru akan menurunkan harga saham lama, ini disebabkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan investor luar, karena segala tindakan manajer dianggap sebagaisignaloleh investor karena penerbitan saham baru akan dicurigai oleh investor kalau harga saham perusahaan sedang overvaluedsehingga penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham, sedangkan

penambahan hutang oleh perusahaan akan dianggap sebagaisignalpositif oleh investor karena perusahaan cukup yakin tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimasa depan, sehingga perusahaan berani menaikkan porsi hutangnya.


(6)

Dalam menentukan jenis sumber dana perusahaan, manajer harus mampu menghimpun dana secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan yang dilakukan merupakan keputusan pendanaan yang benar-benar mampu meminimalisasikan biaya modal yang ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi langsung dari keputusan yang diambil. Jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity costdari dana atau modal sendiri yang digunakan. Penggunaan hutang dalam

pendanaan akan menguntungkan perusahaan dibanding dengan modal sendiri, tetapi hutang yang tinggi akan memunculkan biaya bunga yang dapat mengarahkan perusahaan ke posisidefault ketika perusahaan mengalami kesulitan pengembalian atas pokok dan bunga hutang. Keuntungan lain dari penggunaan hutang adalah pembayaran bunga hutang kepada kreditur karena beban bunga hutang dalam perpajakan bersifattax deductible. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi dan dapat berakibat pada profitabilitas perusahaan. Hal ini berarti juga menurunkan kemakmuran dari para pemegang saham.

Perusahaan yangprofitable, akan menggunakan hutang yang rendah dalam kebijakan struktur modalnya. Profitabilitas menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Perusahaan yang sangat menguntungkan tidak banyak membutuhkan pembiayaan dengan hutang karena sebagian besar pendanaan sudah dicukupi dengan laba ditahan perusahaan yang tinggi. Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan yang dilakukan oleh Sulistyowati (2008), menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Nugroho (2009), dan Seftianne (2011), yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.


(7)

Pada tiap perusahaan risiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi dalam struktur modalnya. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kabangrutan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangrutan. Penelitian mengenai pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal telah dilakukan oleh Susetyo (2006) dan Nugroho (2009) yang mendapati hasil bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktu modal. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Rachmawardani (2007) menemukan bukti empiris bahwa risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Saidi (2004) dan Seftianne (2011) menemukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktu modal.

Cash holdingdalam perusahaan menunjukkan pentingnyafinancial slackdalam perusahaan guna mendanai investasi dengan pendanaan internal. Chiarella et al.,(1991) dalam Sulistyowati (2008) mendefinisikancash holdingsebagai ukuran dari pendanaan internal yang tersedia untuk

pendanaan investasi. Berdasarkanpecking order theory, perusahaan lebih memilih pertama menggunakan pendanaan internal kemudian pendanaan eksternal dengan risiko paling rendah. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyowati (2008) mendapati bahwacash holding berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Perusahaan dapat memperoleh keuntungan pajak dalam bentuk selain hutang yang disebutnon debt tax shield. Keuntungan pajak yang akan didapat oleh perusahaan selain bunga hutang adalah berupa biaya depresiasi atas aset tetap yang dapat dikurangkan sebagai biaya dalam menghitung laba kena pajak. Dalam biaya depresiasi tercermin besarnya jumlah aset tetap yang dapat

digunakan perusahaan sebagai jaminan hutang (asets collateral). Biaya depresiasi yang tinggi akan menggambarkan bahwa perusahaan mempunyai jaminan aset yang tinggi untuk melakukan


(8)

penambahan hutang. Penelitian tentang pengaruhnon-debt tax shieldterhadap struktur modal telah dilakukan oleh Sulistyowati (2008) yang menemukan bukti bahwanon-debt tax shield berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dan Tirsono (2008) mendapati bahwa non-debt tax shieldtidak berpengaruh terhadapleverage.

Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan pendanaan karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan, sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau permodalan, sehingga perusahaan besar cenderung memiliki hutang yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Wahidawati, 2001). Penelitian yang dilakukan Saidi (2004) dan Hasan(2006) menemukan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, namun

Nugroho(2009) menemukan hasil negatif antara pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

Penelitian-penelitian yang membahas mengenai struktur modal telah banyak dilakukan, namun masih terdapat perbedaan hasil dari penelitian satu dengan lainnya. Karena perbedaan hasil penelitian tersebut, maka penulis melakukan penelitian lanjutan dengan judul :“ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011)”.


(9)

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang dapat menjawab variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan struktur modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah risiko bisnis memiliki pengaruh terhadap kebijakan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakahcash holdingmemiliki pengaruh terhadap kebijakan struktur modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakahnon-debt tax shieldmemiliki pengaruh terhadap kebijakan struktur modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan Struktur modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang di teliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Variabel-variabel yang diteliti yaitu profitabilitas, risiko bisnis,cash holding, non-debt tax shield,dan ukuran perusahaan.

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2006-2011.

3. Struktur modal dalam penelitian ini merujuk pada preferensi perusahaan untuk


(10)

pernyataan “struktur modal” yang dimaksud dalam penelitian ini mewakili tingkat hutang jangka panjang perusahaan.

4. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian.


(11)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh risiko bisnis terhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

3. Menganalisis pengaruhcash holdingterhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

4. Menganalisis pengaruhnon-debt tax shieldterhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

5. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama mengenai topik yang berkaitan dengan kebijakan struktur modal yang dilakukan perusahaan.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi dunia bisnis terutama manajer dan investor dalam penentuan struktur modal beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.


(12)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1Pecking Order Theory

Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukaiinternal financing(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan). Urut-urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu padapecking order theory menurut (Kaaro, 2003) dalam (Saidi, 2004) adalah :

a. Perusahaan cenderung menggunakaninternal financing yang berasal dari laba ditahan perusahaan.

b. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan menerbitkan hutang(debt) terlebih dahulu, baru jika penggunaan hutang masih kurang mencukupi perusahaan akan menerbitkan saham baru.

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru (Sugiarto, 2009). Kedua, manajer khawatir jika penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal dan membuat harga saham akan turun, hal ini disebabkan adanya asimetri

informasi antara pihak manajemen dan investor sehingga setiap perilaku manajer sering kali dijadikan sinyal mengenai kondisi dan prospek perusahaan.


(13)

2.1.2Static Tradeoff Theory

Teori ini dikemukakan oleh Stiglitz (1969) dalam Sulistyowati (2008). Menurut Brealey dan Myers (1991) dalam Sulistyowati(2008) modelTrade off menjelaskan adanya hubungan antara pajak, risiko kebangkrutan dan penggunaan hutang yang disebabkan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan.

Model ini merupakan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang. Struktur modal yang optimal akan dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan dari penggunaan hutang, biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu, setelah titik tersebut penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biayafinancial distressdanagency problem. Titik balik tersebut disebut struktur modal yang optimal, menunjukkan jumlah hutang perusahaan yang optimal.

Penggunaan hutang yang berbeban bunga memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan. Keuntungan penggunaan hutang adalah biaya bunga mengurangi penghasilan kena pajak

sehingga biaya hutang relatif menjadi lebih rendah, kreditor hanya mendapat biaya bunga yang relatif bersifat tetap sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan. Model ini secara implisit menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk. Keputusan terbaik adalah keputusan yang moderat dengan

mempertimbangkan kedua instrumen pembiayaan. Kelemahan penggunaan hutang adalah karena semakin tinggi penggunaan hutang akan meningkatkantechnical insolvency, sehingga bila bisnis perusahaan tidak dalam keadaan yang baik, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup


(14)

untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang. Pada kondisi yang sangat ekstrim, perusahaan akan terancam kebangkrutan.

2.1.3 Struktur Modal

2.1.3.1 Modal dan Struktur Modal

Dalam sebuah perseroan,selisih antara aset dan kewajiban disebut sebagai modal pemegang saham(shareholders equity)atau ekuitas pemilik. Terdapat perbedaan antara modal yang berasal dari investasi pemegang saham yang disebut modal kontribusi(contributed capital)atau modal disetor(paid in capital)dan modal yang berasal dari laba disebut sebagai laba ditahan atau saldo laba(retained earning). Modal kontribusi dalam neraca disajikan ke dalam dua bagian yaitu (1) modal saham(capital stock)dan (2) tambahan modal disetor(additional paid-in capital).Modal saham adalah jumlah lembar saham yang diterbitkan di kali nilai nominal, sedangkan tambahan modal disetor merupakan investasi pemegang saham dari pembayaran yang melebihi nilai nominal. Modal yang berasal dari laba ditahan adalah jumlah laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.

Struktur Modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001 dalam Nurrohim, 2010). Struktur modal merupakan struktur keuangan

dikurangkan dengan hutang jangka pendeknya atau kombinasi antara bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan (selain hutang jangka pendek). Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal

merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan adalah perimbangan seluruh hutang (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri. Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur


(15)

modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi atau

perimbangan dalam penentuan kebutuhan belanja perusahaan baik menggunakan hutang jangka panjang ataupun modal sendiri yang berasal dari pendanaan internal dan eksternal.

2.1.3.2 Komponen Struktur Modal

Menurut Riyanto (2001) dalam Warzuqni (2010), secara umum struktur modal perusahaan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang waktunya lebih dari satu tahun. Komponen-komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:

a.Hutang hipotik(mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan asset tidak bergerak (tanah dan bangunan).

b. Obligasi(bond)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. 2. Modal Sendiri(Shareholder Equity)

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan(retained earning).

2.1.3.3 Pentingnya Struktur Modal

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahan yang dapat dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung perusahaan. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah


(16)

balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada masing-masing pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan. Dalam kaitanya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu dirinci lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal mempunyai konsekuensi tersendiri baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau tidak adanya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.

Keputusan untuk menggunakan tiap-tiap jenis modal tersebut atau mengkombinasikan senantiasa dihadapkan pada berbagai pertimbangan yang mencakup tiga unsur penting yaitu, sifat keharusan membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal, sampai seberapa jauh kewenangan atau campur tangan pihak penyedia dana dalam pengelola perusahaan, dan risiko yang dihadapi perusahan.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Struktur Modal 2.2.1 Profitabilitas

Profitabilitas mencerminkan ukuran kemampuan dalam memperoleh laba(earning power)dari suatu perusahaan dimasa mendatang. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektifitas yang dicapai dalam opersional perusahaan (Ukago, 2005 dalam Tirsono, 2008). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan rasioReturn on asset (ROA), rasio ini

mengambarkan kemampuan perusahaaan dalam menghasilkan keuntungan dari tiap satu rupiah aset yang digunakannya. Dengan mengetahui rasio ini dapat dinilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Jika suatu perusahaan profitable, maka akan menarik perhatian para investor karena investor sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dan meningkatkan profitnya guna mendapatkan returnyang tinggi atas investasi sahamnya, return tersebut dapat berupa dividen maupuncapital


(17)

gain, maka dari ituearning power suatu perusahaan merupakanbasic concerndari para pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan sering digunakan sebagai dasar keputusan investasi khususnya pembelian saham.

Menurut Weston dan Brigham (2001) dalam Tirsono (2008), hasil pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat profitabilitas yang tinggi berarti pula bahwa laba perusahaan tersebut tinggi, hal ini akan membuat laba ditahan perusahaan yang akan digunakan untuk investasi dan aktifitas produksinya juga tinggi. Laba ditahan yang tinggi tersebut sudah cukup untuk mendanai

kebutuhan dana perusahaan sehingga perusahaan tidak akan menambah hutangnya bahkan akan mengurangi tingkat hutang dalam struktur modalnya.

2.2.2 Risiko Bisnis

Risiko didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan (Brigham dan Houston, 2000 dalam Susetyo, 2006). Risiko bisnis adalah

ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dalam

perusahaan risiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi, hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kabangrutan. Investor selalu mempertimbangkan risiko dan

keuntungan atas investasi yang dilakukannya, salah satu risiko yang dihadapi oleh investor adalah fluktuasi atau variasi dari harga saham. Fluktuasi dapat diukur atas dasar harga suatu saham dari harga rata-ratanya atau fluktuasi harga saham dari harga saham secara umum di bursa efek. Makin tinggi fluktuasi harga saham terhadap harga rata-ratanya maupun terhadap harga saham secara umum di bursa maka makin tinggi risiko saham tersebut (Kiymaz dan Berument, 2001 dalam Sugiarto 2009).


(18)

Besarnya fluktuasi atau sensitifitas harga saham tersebut oleh para ahli manajemen keuangan diberi istilah beta saham, koefisien beta saham menggambarkan risiko saham tersebut, makin tinggi koefisien beta suatu saham maka makin tinggi pula risiko saham tersebut. (Elton dan Gruber, 1995 dalam Kartika, 2009), menyatakan bahwa pengukuran beta suatu saham bisa dilakukan dengan menggunakansingle index model. Model ini berasumsi bahwareturn saham berkorelasi dengan perubahanreturnpasar, dan untuk mengukur korelasi tersebut bisa dilakukan denganreturnindeks pasar. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan.

2.2.3Cash Holding

Chiarella et al.,(1991) dalam Sulistyowati (2008), mendefinisikan kepemilikan kas (cash

holding)merupakan ukuran dari pendanaan internal yang tersedia untuk mendanai investasi. Jika investor memiliki informasi lebih sedikit tentang nilai perusahaan dibandingkan pihak internal perusahaan, saham perusahaan akan dinilai secara tidak benar oleh pasar. Disaat perusahaan membutuhkan pendanaan bagi investasi barunya penilaian pasar yang rendah terhadap harga saham perusahaan akan merugikan perusahaan, hal ini dapat mengarah pada kondisi

underinvestment. Guna menghindari hal ini perusahaan memiliki preferensi yang dikenal dengan financial pecking order.

Teoripecking ordermementingkan pada pentingnyafinancial slackyang cukup di perusahaan guna mendanai proyek-proyek bagus dengan dana internal. Dana internal diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi. Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009) menjelaskan bahwa financial slackadalah dana internal yang dibangkitkan dari suatu perusahaan meliputi kas yang dipegang perusahaan dan surat berharga jangka pendek sertadebt capacityyang tak terpakai.


(19)

Teoripecking orderini merupakan penjelas perilaku perusahaan yang menahan sebagian laba dan membuat cadangan kas(cash holding)yang cukup besar. Dalam teoripecking order perusahaan cenderung lebih memilih melakukan pendanaan internal (laba ditahan) lebih dulu kemudian pendanaan eksternal dengan risiko paling rendah. Jikacash holdingyang dimiliki oleh perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut cenderung mempunyai tingkat hutang yang rendah karenacash holdingmenunjukkan jumlah uang diperusahaan yang dicadangkan untuk kebutuhan perusahaan.

2.2.4Non-debt Tax Shield

Dalam kaitannya dengan pengenaan beban pajak, perusahaan dapat memperoleh keuntungan perpajakan atas pembayaran bunga pinjamannya(debt tax shield atau interest tax shield)karena beban bunga hutang bersifattax deductible. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh bentuk keuntungan pajak yang lainnya yang disebut dengannon-debt tax shieldyaitu bentuk keuntungan yang diperoleh perusahaan selain dari bunga hutang yang dikurangkan dari jumlah penghasilan kena pajak. Bradley, Jarrel dan Kim (1984) dalam Tirsono (2008) menemukannon debt tax shielddalam bentuk biaya depresiasi atas aset tetap. Maka dari itu, perusahaan dengan jumlah aset tetap yang tinggi akan semakin banyak mendapat keuntungan pajak berupa biaya depresiasi aset tetap yang dapat dijadikan pengurang dalam menghitung besarnya pajak yang terutang. Depresiasi aset tetap dalam perpajakan bersifattax deductible. Biaya depresiasi

mencerminkan jumlah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Aset berwujud ini kemudian dapat dijadikan sebagaicollateral aset atau jaminan pada saat perusahaan mengajukan hutang. Jika perusahaan memiliki jaminan aset yang tinggi maka akan mudah dalam memperoleh pinjaman sehingga terdapat kecenderungan perusahaan akan menambah hutang dalam struktur modalnya guna mendanai kegiatan perusahaan.


(20)

(21)

2.2.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukan pada total aset, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan rata-rata total aset (Riyanto, 2001dalam Fadhli, 2010). Total aset diaggap lebih stabil dan bersifat jangka panjang sebagai proksi ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset yang dimilki perusahaan diatur dalam ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997 bahwa perusahaan kecil atau menengah adalah perusahaan yang memiliki total aset tidak lebih dari seratus milyar rupiah.

Perusahan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber, dilihat dari total asetnya perusahaan dengan total aset yang besar lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan perusahaan yang memiliki total aset yang kecil, sehingga untuk mendapat pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk

memenangkan persaingan dalam industri, sebaliknya perusahaan dengan skala kecil akan lebih menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar memiliki hutang yang lebih besar dibanding perusahaan kecil dalam struktur modalnya. Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman yang makin besar.


(22)

2.3 Penelitian Terdahulu

Dalam kaitannya dengan kebijakan struktur modal, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti dalam penelitian ini, peneliti-peneliti terdahulu yaitu :

1. Seftianne dan Ratih Handayani (2011), meneliti tentang Faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur. Variabel independen yang digunakan yaitu profitabilitas, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, risiko bisnis,growth opportunity,kepemilikan manajerial dan struktur aktiva, variabel dependen yang digunakan adalah struktur modal. Alat analisis yang digunakan berupa regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas dan risiko bisnis berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel ukuran perusahaan,growth opportunityberpengaruh secara positif signifikan terhadap struktur modal. Variabel kepemilikan manajerial dan struktur aktiva berpengaruh secara negatif tidak signifikan terhadap struktur modal.

2. Winahyuningsih, Panca dan Kertati Sumekar (2010), meneliti tentang analisi faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur, variabel

independen yang digunakan adalah pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur aktiva, danoperating leveragesedangkan variabel indepedennya adalah struktur modal yaitu hutang jangka panjang terhada modal sendiri. Alat analisis yang digunakan regresi linear berganda dengan hasil penelitian yaitu variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, variabel profitabilitas danoperating leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal, dan struktur aktiva tidak


(23)

3. Sulistyowati (2008), meneliti tentang Penentuan Kebijakan Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang diteliti yaitu tangibility asset, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan,non-debt tax shield, cash holding,dan ukuran perusahaan, variabel dependen yang digunakan adalahleverage.alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan variabeltangibilitydannon-debt tax shieldberpengaruh positif signifikan terhadap leverage, variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan, variabel pertumbuhan perusahaan dancash holdingberpengaruh negatif signifkan terhadap leverage.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, landasan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu maka digambarkan kerangka pemikiran ditunjukkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Cash Holding(x3) Struktur Modal

Non-debt tax shield(x4) Ukuran perusahaan (x5) Risiko Bisnis (x2) Profitabilitas (x1)


(24)

2.4 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka variabel independen yaitu profitabilitas, risiko bisnis,cash holding,non-debt tax shield, dan ukuran perusahaan akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen kebijakan struktur modal(long term debt to equity ratio/LTDER). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Struktur Modal

Tiap perusahaan yang bersifatprofit orientedakan berusaha menggunakan tiap aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba optimal. Profitabilitas mencerminkan ukuran kemampuan memperoleh laba(earning power)dari suatu perusahaan dimasa mendatang.Earning power suatu perusahaan merupakanbasic concerndari para pemegang saham. Menurut Weston dan Brigham (2001) dalam Tirsono (2008), hasil pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi, memungkinkan untuk membiayai sebagaian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal berupa laba ditahan perusahaan. Dengan alasan bahwa biaya dana internal lebih murah dibanding biaya dana eksternal. Dengan tingginya profitabilitas suatu perusahaan, tentunya akan mengurangi jenis pendanaan eksternal berupa hutang dalam struktur modalnya. Sesuai denganpecking order theorybahwa perusahaan cenderung menggunakan dana internal terlebih dahulu untuk membiayai kebutuhan pendanaan, jika pendanaan internal dirasakan kurang, maka perusahaan akan menggunakan dana eksternal yang berbiaya rendah terlebih dahulu.

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan yang dilakukan oleh Hasan (2006), Rachmawardani (2007), dan Sulistyowati (2008), menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, namun


(25)

bertolak belakang dengan hasil penelitian Nugroho (2009), dan Seftianne (2011), yang

menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

Ha1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal.

2.4.2 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Kebijakan Struktur Modal

Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegiatan operasi perusahaan. Pada tiap industri, semakin tinggi perkiraan biaya kebangkrutan atau

financial distressmaka perusahaan akan meminjam dalam jumlah yang lebih sedikit, perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi, cenderung menghindari pendanaan dengan menggunakan hutang dibanding perusahaan dengan risiko bisnis yang rendah. Peningkatan risiko bisnis menjadikan perusahaan lebih sulit memperoleh dana eksternal sehingga memposisikan perusahaan untuk lebih banyak menahan laba guna kepentingan investasi maupun kebutuhan lain. Penelitian mengenai pengaruh risiko bisnis

terhadap struktur modal telah dilakukan oleh Susetyo (2006) dan Nugroho (2009) dengan hasil risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Rachmawardani (2007) menemukan bukti empiris bahwa risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Saidi (2004) dan Seftianne (2011) menemukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktu modal. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah :

Ha2 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal.


(26)

Ginglinger dan Saddour (2007) dalam Wijaya (2011) menyatakan bahwa penentuan tingkatcash holdingperusahaan merupakan salah satu keputusan keuangan penting yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan. Kepemilikan kas (cash holding)merupakan ukuran dari pendanaan internal yang tersedia untuk mendanai investasi (Chiarella et al. 1991, dalam Sulistyowati 2008). Cash holdingdapat digunakan untuk beberapa hal, antara lain dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen, melakukan pembelian kembali saham, melakukan investasi atau menyimpannya untuk kepentingan perusahaan di masa depan. Swanson (2006) dalam Wijaya (2011) berpendapat bahwa tujuan perusahaan memilikicash holdingantara lain membayar hutang, membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan serta sebagai cadangan apabila terdapatunknown hazards. Jikacash holdingyang dimiliki oleh perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut cenderung mempunyai tingkat hutang yang rendah karenacash holding menunjukkan jumlah uang diperusahaan dalam bentuk kas

dan setara kas. Bila semakin banyak uang kas di suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan cenderung tidak menggunakan hutang. Penelitian mengenai kepemilikan kas (cash holding) terhadap struktur modal telah dilakukan oleh Sulistyowati (2008) yang mendapati bahwacash holdingberpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan Wijaya (2011) mendapati bahwa perusahaan denganleveragerendah menahan kas dalam jumlah yang lebih banyak dan sebaliknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang diajukan adalah:

Ha3 :Cash holdingberpengaruh terhadap kebijakan struktur modal.

2.4.4 PengaruhNon-debt Tax ShieldTerhadap Kebijakan Struktur Modal

Dalam melakukan efesiensi penghitungan pajak selain dengan membebankan biaya bunga hutang, perusahaan dapat memanfaatkan keuntungan pajak melalui fasilitas perpajakan yang


(27)

diberikan oleh pemerintah atau disebut dengannon-debt tax shield. Bradley, Jarrel dan Kim (1984) dalam Tirsono (2008) menemukannon-debt tax shielddalam bentuk biaya depresiasi atas aset tetap. Young Rok Choi (2003) dalam Tirsono (2008) menemukan hubungan bahwa

perusahaan dengantangible asetcenderung mengajukan hutang lebih banyak.

Perusahaan yang memiliki biaya depresiasi tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai aset tetap yang besar. Karena mempunyai aset tetap yang besar maka perusahaan tersebut dapat memanfaatkan sebagai jaminan hutang (aset collateral)sehingga perusahaan cenderung melakukan hutang dalam bauran struktur modal perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang membahas antaranon-debt tax shielddengan struktur modal dilakukan oleh Sulistyowati (2008) yang mendapatinon-debt tax shieldberpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan penelitian Tirsono(2008) menemukan hasil bahwanon-debt tax shield tidak berpengaruh terhadapleverage.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah : Ha4 :Non-debt tax shieldberpengaruh terhadap kebijakan struktur modal.

2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Struktur Modal

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aset (Seftianne, 2011). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan total aset karena dianggap lebih stabil dibanding penjualan. Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan. Perusahaan kecil juga lebih berisiko dibanding perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk


(28)

memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuannya mengakses pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa aset bernilai lebih besar dibanding perusahaan kecil.

Selain itu, perusahaan besar akan cenderung menggunakan dana seiring pertumbuhannya, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal karena perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibannya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas. Besar kecilnya ukuran perusahaan akan

berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.


(29)

Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal telah dilakukan oleh Saidi(2004) dan Hasan(2006) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) menemukan hasil negatif antara pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :


(30)

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris apakah profitabilitas, risiko bisnis ,cash holding, non-debt tax shield, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal(long term debt to equity ratio).Berdasarkan pengujian yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. NilaiadjustedR2sebesar 0.511 yaitu bahwa 51.1% variabel dependen kebijakan struktur modal dapat dijelaskan oleh variabel independen profitabilitas, risiko bisnis,cash

holding, non-debt tax shield, dan ukuran perusahaan, sisanya sebesar 48.9% dijelaskan oleh faktor lain diluar model yang diteliti.

2. Hasil pengujian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Nilai koefisien beta -1.131 menunjukkan jika profitabilitas meningkat sebesar 1% maka struktur modal akan menurun sebesar 0.0113% dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal dengan hasil tingkat signifikansi sebesar 0.253 namun menunjukkan arah yang positif sebesar 0.022.

4. Hasil pengujiancash holdingmemiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Koefisien bertanda negatif sebesar -0.070 menunjukkan setiap kenaikan 1%cash holding maka sturktur modal akan menurun sebesar 0.070% dengan asumsi variabel lain konstan.


(32)

5. Hasil pengujian empiris terhadap variabelnon-debt tax shieldberpengaruh secara signifikan positif terhadap struktur modal, koefisien beta bertanda positif sebesar 2.987 menunjukkan bahwa tiap kenaikan 1% darinon-debt tax shieldperusahaan akan meningkatka struktur modal sebesar 2.987%.

6. Hasil pengujian empiris terhadap variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.Unstandarized coefficient betasebesar 0.330 bertanda positif

menunjukkan jika ukuran perusahaan naik sebesar 1% akan diikuti peningkatan struktur modal sebesar 0.330% dengan asumsi variabel lain dalam penelitian konstan.

5.2 Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Jumlah sampel perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas, hanya berjumlah 25 perusahaan sampel. Hal ini disebabkan ketersediaan data yang diperoleh masih belum lengkap.

2. Penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal seperti jenis industri daneffective tax rateyang masih jarang diteliti.

3. Hasil penelitian hanya mewakili jenis industri manufaktur dan belum dapat mewakili jenis industri lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(33)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL

( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011 )

Oleh

RISKA FITRIWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(34)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011)

(Skripsi)

Oleh

RISKA FITRIWATI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(35)

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... 20 Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Grafik ... 45 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 50


(36)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Perumusan dan Batasan Masalah... 6 1.2.1 Perumusan Masalah ... 6 1.2.2 Batasan Masalah ... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8 1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8 1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

II. LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori... 9 2.1.1 Pecking Order Theory... 9 2.1.2 Static Tradeoff Theory... 10 2.1.3 Struktur Modal ... 11 2.1.3.1 Modal dan Struktur Modal... 11 2.1.3.2 Komponen Struktur Modal ... 12 2.1.3.3 Pentingnya Struktur Modal ... 13 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Struktur Modal... 14 2.2.1 Profitabilitas... 14 2.2.2 Risiko Bisnis ... 15 2.2.3 Cash Holding... 16 2.2.4 Non-debt Tax Shield... 17 2.2.5 Ukuran Perusahaan ... 18 2.3 Penelitian Terdahulu ... 19 2.4 Pengembangan Hipotesis ... 21

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Kebijakan Struktur Modal... 21 2.4.2 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap


(37)

2.4.3 PengaruhCash HoldingTerhadap

Kebijakan Struktur Modal... 23 2.4.4 PengaruhNon-debt Tax ShieldTerhadap

Kebijakan Struktur Modal... 24 2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Struktur Modal... 25

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian... 27 3.1.1 Variabel Dependen... 27 3.1.1.1 Struktur Modal ... 27 3.1.2 Variabel Independen ... 28 3.1.2.1 Profitabilitas Perusahaan... 28 3.1.2.2 Risiko Bisnis ... 28 3.1.2.3Cash Holding... 30 3.1.2.4Non-debt Tax Shield... 30 3.1.2.5 Ukuran Perusahaan ... 30 3.2 Populasi dan Penentuan Sampel ... 31 3.3 Jenis dan Sumber Data... 32 3.4 Metode Pengumpulan Data... 33 3.5 Metode Analisis Data... 34 3.5.1 Statistik Deskriptif ... 34 3.5.2 Uji Asumsi Klasik... 34 3.5.2.1 Uji Normalitas... 34 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas... 35 3.5.2.3 Uji Autokorelasi... 35 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas... 36 3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 37 3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 37 3.5.3.2 Uji Koefisien Determinasi ... 38 3.5.3.3 Uji Signifikansi

Parameter Individual ... 39 3.5.4 Uji F ... 39

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian ... 40 4.2 Statistik Deskriptif ... 41 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 44 4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 45

4.3.1.1 Analisis Grafik

Normal Probability Plot... 45 4.3.1.2 Analisis Uji Non-parametrik


(38)

4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47 4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 48 4.3.4 Hasil Uji Heterokedastisitas... 49 4.3.4.1 GrafikScatterplot... 49 4.3.4.2 UjiGlejser... 50 4.4 Pengujian Hipotesis ... 52 4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 52 4.4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 53 4.4.3 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual ... 54 4.4.3.1 Profitabilitas ... 55 4.4.3.2 Risiko Bisnis ... 56 4.4.3.3Cash Holding... 58 4.4.3.4Non-debt Tax Shield... 59 4.4.3.5 Ukuran Perusahaan ... 60 4.4.4 Hasil Uji F ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 63 5.2 Keterbatasan... 64 5.3 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN... 69


(39)

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Christianti, Ari. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: HipotesisStatic Trade Off AtauPecking Order Theory,Simposium Nasional Akuntansi IX

Fadhli, Arli Warzuqni.2010. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan ManufakturGo Publicdi BEI Tahun 2005-2007”,Skripsi Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2009.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hasan, Mudrika Alamsyah. 2006. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal,Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol.6, No.6

Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur YangGo PublicDi BEI ,Dinamika Keuangan Dan Perbankan, Hal.105-122 Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

Laili Hidayati; Imam Ghozali; dan Dwisetio Poerwono, 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Indonesia,Jurnal Bisnis Strategi, Vol.7, Tahun V Langgeng Wijaya, Anggita. 2011. PerbedaanCash HoldingPada Perusahaan DenganLeverageTinggi Dan Rendah,Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan,Vol.1 No.1, Hal 57-62

Nugroho, M. Taufan, 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek

Indonesia Periode2005-2007,Jurnal Ekonomi dan ManajemenUniversitas Muhammadiyah Semarang


(41)

Nurmadi, Ruswan. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2010, ThesisUniversitas Sumatra Utara

Nurrohim KP, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas,Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia,Sinergi,Vol.10, No.1,Hal.11-18 Putri, Kharisma Rizka. 2011. Analisis PengaruhCorporate Governance, Struktur

Kepemilikan, danCash HoldingsTerhadap Nilai Perusahaan,Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

R. Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia,Sinergi,Vol 2, No. 2, Hal.175-188 Rachmawardani, Yulinda, 2007. Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko

Bisnis,Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Sektor Keuangan dan Perbankan di BEJ Tahun 2000-2005),ThesisMagister Manajemen Universitas Diponegoro

Saidi, 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan ManufakturGo Publicdi BEJ 1997-2002.Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.11, No.1, Hal. 44-58.

Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur,Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No.1, Hal. 39-56

Sugiarto, 2009.Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan Dan Informasi Akuntansi,Graha Ilmu, Yogyakarta

Susetyo, Arif, 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur YangGo Publicdi BEJ Periode 2000-2003, SkripsiUniversitas Islam Indonesia

Sulistyowati, Wiwit Apit. 2008. Penentuan Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta,ThesisUniversitas Diponegoro

Tirsono. 2008. Analisis Faktor Pajak Dan Faktor-Faktor Lain Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Utang Pada Perusahaan- Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,ThesisUniversitas Diponegoro


(42)

Titik Indrawati dan Suhendro, 2006. DeterminasiCapital Structure

padaPerusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,Vol.3, No.1, Hal. 77-105 Wahidahwati, 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan

KepemilikanInstitusional Pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah PerspektifTheory Agency,Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,Vol.5, No.1, Hal.181-197

Winahyuningsih, Panca dan Kertati Sumekar. 2010. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia,ThesisFakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus


(43)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriterian PengujianDurbin-Watson... 36

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 40

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 41

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Non-parametrikKolmogorov Smirnov(K-S) ... 46

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.6 Kesimpulan Hasil Uji Multikolinieritas... 47

Tabel 4.7 Hasil UjiDurbin Watson... 48

Tabel 4.8 Interpretasi Hasil AutokorelasiDurbin-Watson... 48

Tabel 4.9 Hasil UjiGlejser... 51

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda... 52

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 54

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis... 54


(44)

(45)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada yang tercinta :

Allah SWT, dengan ridho dan rahmat-Nya yang besar membuat semua ini menjadi ada dan dimudahkan prosesnya.

Yang tercinta Bapak dan Ibu dengan seluruh dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga.

Yang tercinta tunanganku yang Insya Allah akan menjadi imam dalam kehidupanku kelak.

Yang tersayang adikku

Sahabat-sahabat terbaik yang selalu di hati.Akuntansi 2007.


(46)

(47)

Judul Skripsi :ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2011)

Nama Mahasiswa :Riska Fitriwati No. Pokok Mahasiswa : 0711031018

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc.,Akt. NIP 1974 0922 2000 00 2 002 NIP 1982 0220 2008 12 2 003

2. Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. NIP 195606201986031003


(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. .………..

Sekretaris :Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc.,Akt. ………...

Penguji Utama :Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. ………...

2. Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP. 19610904 198703 1 001


(49)

(50)

MOTTO

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa

dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” (Thomas Alva Edison)


(51)

(52)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 14 November 2012 Penulis,


(53)

(54)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Natar, pada tanggal 29 Mei 1989, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Waris dan Ibunda Eli Listyowati.

Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 7 Merak Batin, Natar, Lampung Selatan. Tahun 2004 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1 Natar, Lampung Selatan dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2007 di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui jalur PKAB.


(55)

(56)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODALadalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila;

4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc.,Akt selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama

penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

6. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini;

7. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt selaku Dosen Pembimbing Akademik;

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi.


(57)

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan materiil serta senantiasa mengusahakan yang terbaik untukku dan selalu bersabar. 11. Tunanganku mamas Ade dwi purnomo, yang selalu memberi dukungan

penuh serta menyemangatiku selalu.

12. Adikku Dewi Kusuma Wati atas dukungan dan semangatnya. 13. Sahabat-sahabat terbaikku: Retni Puji Lestari, Risa Rika Fitri, Wida

Haironnisa, Dwi Putri Sucihati, LiLy Aulia. Terima kasih selama ini telah mengisi hari-hari dengan kebersamaan, menjadi teman dalam suka maupun duka, semoga apa yang kita harapkan dapat terkabul, amin.

14. Teman-teman terbaikku di Akuntansi: Dwi Septiani, Rini Purwita Sari, Pancasila Utami, Dian Rizkilia, Mbak Lady Dian Pratiwi, Eka Diana Sari, Prisca Ella Yunati, Ade Erwanda, Agung Kurniawan, Doni Lesmana. Terima kasih teman atas segala dukungan baik disaat senang maupun disaat sedih. Beruntung memiliki sahabat seperti kalian.

15. Teman-teman yang seperjuangan: Nova Liberty, Yolanda, Dorman, Agung, Ade, Partogi.

16. Teman-teman Akuntansi 2007: Rindi, Febrika, Icul, Asep, Anhar, Mbak Indah, Anggun, Agus, Junaedi, Arifin, Holian, Panca, Hendi, Meril, Arini, Feni, Dina, Rosi,Hasanah, Lisa, Fio, Ira, Agnes, Lyvia, Afel, Giska, Mbok Mar, Ardo, Dodo, Rudi, Memet, Patriot, Mirham, Gunawan, Esra, Tiofani, Maria, Ferdi, Deru, Riko, Arie, Alsbi, Partogi, Dorman, Sarman, Ratu, Anis, Dewi, Ike, Linda, Putu, dan Suci. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

17. Adik tingkat di akuntansi Almawa, Dwi Rahmalia, Siti, dan Desti terima kasih bantuan saat seminar, kompre, pendadaran dan saat-saat menunggu dosen.

18. Pak Sobari, Mas Yana, Mas Edi, Mas Leman, Mbak Sri, Mbak Meira, dan Pak Ucup (Gedung E tidak ada artinya tanpa kalian).


(58)

19. Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi sebetulnya arti yang sama pentingnya bagi kehidupan saya. Terima kasih.

Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis


(1)

(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Natar, pada tanggal 29 Mei 1989, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Waris dan Ibunda Eli Listyowati.

Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 7 Merak Batin, Natar, Lampung Selatan. Tahun 2004 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1 Natar, Lampung Selatan dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2007 di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui jalur PKAB.


(3)

(4)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBIJAKAN STRUKTUR MODALadalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila;

4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc.,Akt selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama

penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

6. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini;

7. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt selaku Dosen Pembimbing Akademik;

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi.


(5)

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan materiil serta senantiasa mengusahakan yang terbaik untukku dan selalu bersabar. 11. Tunanganku mamas Ade dwi purnomo, yang selalu memberi dukungan

penuh serta menyemangatiku selalu.

12. Adikku Dewi Kusuma Wati atas dukungan dan semangatnya. 13. Sahabat-sahabat terbaikku: Retni Puji Lestari, Risa Rika Fitri, Wida

Haironnisa, Dwi Putri Sucihati, LiLy Aulia. Terima kasih selama ini telah mengisi hari-hari dengan kebersamaan, menjadi teman dalam suka maupun duka, semoga apa yang kita harapkan dapat terkabul, amin.

14. Teman-teman terbaikku di Akuntansi: Dwi Septiani, Rini Purwita Sari, Pancasila Utami, Dian Rizkilia, Mbak Lady Dian Pratiwi, Eka Diana Sari, Prisca Ella Yunati, Ade Erwanda, Agung Kurniawan, Doni Lesmana. Terima kasih teman atas segala dukungan baik disaat senang maupun disaat sedih. Beruntung memiliki sahabat seperti kalian.

15. Teman-teman yang seperjuangan: Nova Liberty, Yolanda, Dorman, Agung, Ade, Partogi.

16. Teman-teman Akuntansi 2007: Rindi, Febrika, Icul, Asep, Anhar, Mbak Indah, Anggun, Agus, Junaedi, Arifin, Holian, Panca, Hendi, Meril, Arini, Feni, Dina, Rosi,Hasanah, Lisa, Fio, Ira, Agnes, Lyvia, Afel, Giska, Mbok Mar, Ardo, Dodo, Rudi, Memet, Patriot, Mirham, Gunawan, Esra, Tiofani, Maria, Ferdi, Deru, Riko, Arie, Alsbi, Partogi, Dorman, Sarman, Ratu, Anis, Dewi, Ike, Linda, Putu, dan Suci. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

17. Adik tingkat di akuntansi Almawa, Dwi Rahmalia, Siti, dan Desti terima kasih bantuan saat seminar, kompre, pendadaran dan saat-saat menunggu dosen.

18. Pak Sobari, Mas Yana, Mas Edi, Mas Leman, Mbak Sri, Mbak Meira, dan Pak Ucup (Gedung E tidak ada artinya tanpa kalian).


(6)

19. Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi sebetulnya arti yang sama pentingnya bagi kehidupan saya. Terima kasih.

Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis