commit to user
20
BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan output keluaran dari suatu proses akuntansi yang disusun berdasarkan
prinsip- prinsip akuntansi berterima umum PABU yang nantinya digunakan sebagai alat informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Menurut PSAK 2009, laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Kemudian menurut Munawir 2000 laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Baridwan 2004 dalam buku
Intermeadite Accounting
, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Jadi, laporan keuangan secara umum merupakan bagian dari
pelaporan keuangan.
Laporan keuangan
merupakan pertanggungjawaban hasil kinerja manajemen atas perusahaan yang
commit to user 21
telah dipercayakan kepada manajer tersebut mengenai kondisi keuangan dan hasil- hasil operasional perusahaan yang tercemin
dalam laporan keuangan perusahaan. 2.
Jenis Laporan Keuangan Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta
hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Adapun jenis dan bentuk laporan
keuangan adalah sebagai berikut. a.
Neraca b.
Laporan Rugi Laba c.
Laporan Perubahan Posisi Keuangan 3.
Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut Standar Akuntansi Pemerintah SAP tujuan laporan
keuangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut. a.
Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil- hasil yang telah dicapai.
commit to user 22
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. e.
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan
dengan sumber-
sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. f.
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Menurut International
Federation of Accountings Public Sector Committee
IFAC tujuan laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut.
a. Mengindikasikan apakah sumber daya diperoleh dan digunakan
sesuai dengan ketentuan anggaran. b.
Mengindikasi apakah sumber daya diperoleh dan dimanfaatkan sesuai dengan peraturan hukum dan peraturan kontrak, termasuk
batasan finansial yang ditetapkan dengan persetujuan dewan legislatif.
c. Mengindikasikan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan
penggunaan sumber daya finansial. d.
Mengindikasi informasi mengenai bagaimanakah pemerintah atau unit organisasi membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan
kasnya.
commit to user 23
e. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kemampuan pemerintah atau unit organisasi untuk membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
f. Memberikan informasi mengenai kondisi finansial pemerintah atau
unit organisasi serta perubahan- perubahan yang terjadi. g.
Memberikan informasi
agregat
yang bermanfaat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal
biaya layanan, efisiensi, serta prestasinya. 4.
Pengguna Laporan Keuangan Pengguna laporan keuangan pada umumnya sebagai berikut.
a. Pemilik Perusahaan
Digunakan untuk menilai hasil- hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil- hasil yang akan dicapai di masa
yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki.
b.
Manager
atau Pemimpin Perusahaan Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode
yang baru, akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijakan-
kebijakannya yang lebih tepat. c.
Investor Investor
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman
commit to user 24
modalnya. Apakah perusahaan memiliki prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan yang cukup lebih baik.
d.
Kreditur
dan
Bankers
Dalam pengambilan keputusan untuk memberikan atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu diketahui
terlebih dahulu
posisi keuangan
dari perusahaan
yang bersangkutan. Para
kreditur
jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui kelayakan jaminan atas kredit yang diajukan
perusahaan.
Kreditur
jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui kewajiban yang harus segera dipenuhi.
e. Pemerintah
Pemerintah sangat
berkepentingan dengan
laporan keuangan suatu perusahaan terutama untuk menentukan besarnya
pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Disamping itu diperlukan juga oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
5. Pengertian Kinerja
Menurut Nelson 2000, kinerja atau
performance
merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan
aktivitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah tugas berasal dari pemikiran aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja.
commit to user 25
Menurut Gibson 2001, mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas,
efisien dan kriteria efektifitas kerja lainnya. Menurut Minner 1988, kinerja didefinisikan sebagai tingkat
kebutuhan seorang individu sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap harapan dari tiap individu dinilai berdasarkan
peran. Jika peran yang dimainkan seseorang individu tidak diketahui dengan jelas atau nampak samar, maka setiap individu tidak akan
mengetahui secara persis apa yang diharapkannya. Kinerja juga merupakan hasil yang telah dicapai seseorang, yang berhubungan
dengan tugas dan peran yang dilakukannya. 6.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan
financial statement analysis
menurut Soemarso 2006, adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai
makna atau dapat menjelaskan arah perubahan
trend
suatu fenomena.
Menurut Prastowo 2005 menganalisis laporan keuangan berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke
dalam unsur- unsurnya, menelaah masing- masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur- unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.
commit to user 26
Menurut Harahap 2006 analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan
pengertian kata ini maka kita dapat menjelaskannya dari arti masing- masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan
sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, dan arus kas dana. Jika dua
pengertian ini digabungkan maka analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.
7. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan secara lengkap adalah sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b.
Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata
explicit
dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan
implicit
. c.
Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
commit to user 27
d. Membongkar hal- hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. e.
Mengetahui sifat- sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model- model dan teori- teori yang terdapat di
lapangan. 8.
Analisis Rasio Kinerja Rasio merupakan suatu hubungan atau perimbangan
Mathematical Relationship
antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan
dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Munawir dalam
Pranicha, 2002: 64. Beberapa analisis rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan
data keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sebagai berikut ini.
a. Analisis Modal Kerja
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan
pelaksanaan operasi rutin harian tanpa harus mencairkan investasi
commit to user 28
jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana cadangan atau penggunaan pos pembiayaan lainnya. Mahmudi, 2006: 91
Secara umum, semakin tinggi modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik. Mahmudi, 2006: 91
b. Rasio Likuiditas
Menurut Mahmudi 2006: 92 rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan untuk melakukan analisis rasio likuiditas ada beberapa rasio yang dipelajari yaitu
sebagai berikut. a
Rasio Lancar Rasio lancar merupakan ukuran standar untuk menilai
kesehatan keuangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintah daerah. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah
daerah memiliki aset yang mencukupi untuk melunasi utangnya.
Nilai standar rasio lancar yang dianggap aman adalah 2: 1. Namun, angka tersebut tidak mutlak, sangat tergantung
karakteristik asset lancar dan utang lancar, tetapi nilai minimal Modal Kerja = Aset Lancar – Kewajiban Lancar
Rasio Lancar =
commit to user 29
yang masih bisa diterima adalah 1: 1, jika kurang dari itu maka keuangan organisasi tidak lancar.
b Rasio Kas
Rasio kas bermanfaat untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan kas dan efek yang dimiliki pemerintah daerah.
c Rasio Cepat
Rasio cepat merupakan salah satu ukuran likuiditas terbaik yang mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat
membayar utangnya dengan cepat.
Nilai yang dianggap untuk rasio cepat adalah 1. Semakin tinggi tingkat nilai rasio cepat maka semakin tinggi
pula tingkat likuiditas keuangan pemerintah daerah. d
Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset Rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dari total
aktiva dengan posisi modal kerja netto. Rasio Kas =
Rasio Cepat =
Working Capital to Total Asset
=
commit to user 30
c. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan rumus sebagai berikut.
d. Rasio utang
Leverage Ratio
Rasio utang yaitu rasio yang digunakan oleh kreditur
untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Ada beberapa jenis rasio utang yang perlu diketahui,
antara lain sebagai berikut. a
Rasio Utang terhadap Ekuitas Rasio ini digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap
rupiah ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini juga mengindikasikan seberapa besar
pemerintah daerah terbebani utang.
Rasio utang
terhadap ekuitas
yang tinggi
mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mungkin sudah kelebihan utang dan harus segera mencari jalan untuk
mengurangi utang. Semakin besar rasio ini menunjukkan risiko pemberian utang semakin besar.
Rasio Solvabilitas =
Rasio Utang terhadap Ekuitas =
commit to user 31
b Rasio utang terhadap aset modal
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari aset modal yang dapat digunakan untuk menjamin utang.
Aset modal diproksikan dengan aset tetap.
e. Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan atau
selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif ataukah
negatif. Rasio ini dapat dihitung menngunakan rumus sebagai berikut.
Tentunya diharapkan pertumbuhan pendapatan tersebut positif dan kecenderungannya meningkat. Sebaliknya, jika terjadi
pertumbuhan negatif maka menunjukkan terjadi penurunan kinerja pendapatan dan harus dicari penyebab turunnya kinerja
pendapatan tersebut. Rasio Utang terhadap Aset Modal =
Pertumbuhan Pendapatan Tahun X =
x 100
commit to user 32
f. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan daerah
dengan total penerimaan daerah.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan
atau pemerintah propinsi. g.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah
Pendapatan Asli Daerah dengan jumlah pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan proinsi serta pinjaman daerah.
Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin tinggi kemandirian keuangan daerahnya.
h. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang
ditargetkan. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah =
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah =
Rasio Efektifitas PAD =
commit to user 33
Kemampuan memperoleh PAD dikategorikan efektif apabila rasio ini mencapai minimal 1 atau 100. Untuk
mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah , indikator rasio efektifitas PAD saja belum cukup, perlu pula dihitung rasio
efisiensi PAD.
Kinerja pemerintah daerah dalam pemungutan PAD dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 100.
i. Rasio Efektifitas Pajak Daerah
Rasio efektifitas pajak daerah menunjukkan kemamuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai
dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan.
Rasio efektifitas pajak daerah dianggap baik apabila rasio ini mencapai angka minimal 1 atau 100.
j. Analisis Belanja per Fungsi Terhadap Total Belanja
Rasio ini sangat penting untuk mengetahui pola dan orientasi pengeluaran pemerintah daerah. Selain itu, juga penting
untuk menilai apakah pemerintah daerah sudah melaksanakan ketentuan
perundangan yang
mengamanatkan anggaran
pendidikan sebesar 20 dari total APBD, serta kecukupan tentang Rasio Efisiensi PAD =
Rasio Efektifitas Pajak Daerah =
commit to user 34
porsi anggaran kesehatan, lingkungan hidup, dan perlindungan social.
Pada umumnya, proporsi belanja operasi mendominasi total belanja daerah, yaitu antara 60- 90 dan proporsi belanja
modal terhadap total belanja daerah antara 5- 20. k.
Analisis Pertumbuhan Arus Kas Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan
atau pertumbuhan kas dari masing- masing aktivitas selama beberapa tahun. Analisis untuk setiap komponen adalah sebagai
berikut. a
Arus Kas Operasi Arus kas operasi harusnya bersaldo positif dan jumlahnya
pun hendaknya meningkat dari tahun ke tahun. Arus kas operasi yang bersaldo positif dan meningkat dari tahun ke
tahun mengindikasikan bahwa adanya kinerja keuangan pemerintah daerah yang baik.
b Arus Kas Investasi
Arus kas investasi yang bersaldo negatif menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk belanja modal yang lebih besar
dibandingkan dengan penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Arus kas investasi yang bersaldo negatif juga menunjukkan
Rasio Belanja per Fungsi =
commit to user 35
adanya pertumbuhan aset tetap yang positif yang dalam pemerintah daerah berarti terjadi pembangunan fisik berupa
pembangunan infrastruktur daerah. c
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus kas pembiayaan bersaldo positif menunjukkan bahwa
pada tahun tersebut pemerintah daerah telah menggunakan instrument penerimaan daerah yang lebih besar dibandingkan
dengan pengeluaran pembiayaan.
B. PEMBAHASAN