Glennardilla Dea Yoananda F3309052

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh:

Glennardilla Dea Yoananda F3309052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Glennardilla Dea Yoananda F3309052

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan kinerja Pemerintah Kota Surakarta. Di samping itu juga digunakan untuk mengetahui kebijakan- kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Langkah penelitian yang dilakukan adalah membandingkan teori dengan analisis kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan dengan laoran keuangan yang dimiliki Pmerintah Kota Surakarta.

Hasil penelitian ini adalah Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan kebijakannya, misalnya terealisasi target Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% dari anggaran tahun sebelumnya, belanja daerah tidak melebihi 100% dari anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD, meskipun ada kebijakan yang belum terealisasi dengan baik sehingga Pemerintah Kota Surakarta mampu memperbaiki kinerjanya di masa yang akan datang guna mewujudkan transparansi dan akuntabilitas selaku pengelola keuangan Kota Surakarta.

Kata kunci : kinerja, laporan keuangan Pemerintah Daerah, rasio likuiditas, rasio kas, rasio utang


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

F3309052

The purpose of this research was to determine the level of development of the performance of the of Surakarta City. In addition it is also used to determine the policies made by the Surakarta City to optimize its performance in delivering public services. Step is to compare research conducted by the theory of financial performance analysis of Surakarta City Government, conducted by researchers based on the financial report owned Surakarta Goverment.

The results of this study was Surakarta City Government has made its policies, for example realization of revenue the target of 10% from the previous year's budget, expenditures do not exceed 100% of the budget set out in the budget, although there are policies that have not been realized so well that the Surakarta City is able to improve its performance in the future in order to bring transparency and accountability in financial management as the Surakarta City.

Key words: performance, local government financial reports, liquid ratio, cash ratio, debt ratio


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

KOTA SURAKARTA” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan

guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, Juli 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Sutaryo, SE., M.Si., Ak.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi.

Nama : Glennardilla Dea Yoananda NIM : F3209052

Judul :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA

SURAKARTA

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Drs. Agus Budiatmanto.,M.Si., Ak. ( )

Penguji

2. Sutaryo, SE., M.Si., Ak. ( )


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

”Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”. (Al-Fatihah : 5)

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana".(Al-Baqoroh : 32)

“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,

supaya kamu beruntung”. (Ali-‘imran :200)

“Kemuliaan manusia bukan pada bentuk rupa, banyaknya harta benda dan kepangkatan. Tetapi takwa, kesantunan dan kerendahan hati membuat

kita disukai oleh yang di langit dan mahluk bumi”.

Penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT

2. Ayah dan Ibu tercinta

3. Papah dan mamah tersayang

4. Tante, om, dan semua keluarga saya

5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku

6. Almamaterku


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ” ANALISIS KINERJA

KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA” dengan baik.

Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Ahli Madya Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Wisnu Untoro, Drs., MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Djoko Purwanto, Drs., MBA selaku Ketua Program Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Agus Budiatmanto, Drs., M.Si., Ak selaku ketua Program Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Agus Budiatmanto, Drs., M.Si, Ak selaku Pembimbing Akademik,

terima kasih atas bimbingan dan sarannya.

5. Bapak Sutaryo, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir, terima kasih


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

8. Seluruh karyawan di Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota

Surakartayang telah membimbing serta memberikan ilmu yang bermanfaat di

Pemkot Surakarta.

9. Ibu dan Bapak yang senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan selalu mendoakan penulis agar cepat menyelesaikan Studi Penulis.

10. Teman-teman D3 Akuntansi Angkatan 2009 yang kompak. Terimakasih atas

kebersamaannya selama kuliah.

11. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu- persatu yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih ada kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca yang budiman.

Surakarta, Juli 2012


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 1

1. Perkembangan Pemerintah Kota Surakarta ... 1

2. Lokasi Instansi ... 2

3. Visi dan Misi Pemerintah Kota Surakarta ... 3

4. Struktur Organisasi ... 4

B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 16

C. RUMUSAN MASALAH ... 18

D. TUJUAN PENELITIAN ... 18


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

2. Jenis Laporan Keuangan ... 21

3. Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 21

4. Pengguna Laporan Keuangan ... 23

5. Pengertian Kinerja ... 24

6. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 25

7. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 26

8. Analisis Rasio Kinerja ... 27

B. PEMBAHASAN ... 34

1. Analisis Modal Kerja ... 35

2. Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Utang ... 36

3. Analisis Pertumbuhan Pendapatan ... 37

4. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ... 38

5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 39

6. Rasio Efektifitas dan Efisiensi PAD ... 41

7. Rasio Efektifitas Pajak Daerah ... 42

8. Analisis Belanja per Fungsi ... 43

9. Analisis Laporan Arus Kas ... 45

BAB III TEMUAN... 48

A. Kelebihan... 48


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR PUSTAKA... 53 LAMPIRAN


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

Gambar Halaman

I.1. Struktur Organisasi Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

Tabel Halaman

II.1. Analisis Modal Kerja ... 35

II.2. Analisis Rasio Keuangan ... 36

II.3. Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta ... 37

II.4. Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Surakarta ... 40

II.5. Rasio Efektifitas Pendapatan Daerah Kota Surakarta ... 41

II.6. Pajak Daerah Pemerintah Kota Surakarta ... 42

II.7. Persentase Belanja per Fungsi ... 43

II.8. Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Surakarta ... 45


(14)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Balaikota merupakan bangunan administratif utama bagi

pemerintahan kota dan biasanya memuat dewan kota, departemen terkait, dan para pegawainya. Disinilah Walikota menjalankan fungsinya. Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto

tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/ SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.

1. Perkembangan Pemerintah Kota Surakarta

a. Periode Pemerintah Daerah Kota Surakarta 16 Juni 1946 sampai berlakunya undang- undang nomor 16 tahun 1947.

b. Periode Pemerintah Harminte Surakarta. Berlakunya undang - undang

nomor 16 tahun 1947 sampai berlakunya undang- undang nomor 22 tahun 1948.

c. Periode Pemerintah Daerah Surakarta. Berlakunya undang- undang nomor 22 tahun 1948 sampai berlakunya undang- undang nomor 1 tahun 1957.


(15)

commit to user

d. Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya undang - undang nomor 1 tahun 1957 sampai berlakunya undang- undang nomor 18 tahun 1965.

e. Periode Pemerintah Kotamadya Surakarta. Berlakunya undang-

undang nomor 5 tahun 1974 samapi berlakunya undang- undang nomor 22 tahun 1999.

f. Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya undang- undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah Daerah, undang- undang nomor 32 tahun 2004, sampai sekarang.

2. Lokasi Instansi

Lokasi Pemerintah Kota Surakarta (balaikota) berada di Jalan Jendral Sudirman No. 2 Surakarta.

Lokasi ini juga memiiki beberapa keuntungan sebagai berikut. a. Ditinjau dari segi ekonomis

a) Cukup banyak tenaga kerja yang tersedia.

b) Mudah dicari oleh masyarakat sekitar karena lokasi dekat dengan jalan besar atau jalan raya.

b. Ditinjau dari segi sosial


(16)

commit to user

b) Membantu pemerintah dalam bidang keuangan daerah Kota

Surakarta.

c. Ditinjau dari segi teknis

Daerah sekitar masih cukup luas untuk mengembangkan perusahaan tersebut.

3. Visi dan Misi Pemerintah Kota Surakarta

Visi dan misi Pemerintah Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2001 adalah sebagai berikut.

Visi

Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pariwisata ,dan Olahraga.

Misi

a. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai Sala Kota Budaya.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan dalam pengusahaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat Madani yang berlandaskan Ke- Tuhanan Yang Maha Esa.

c. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing


(17)

commit to user

tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.

d. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi

Manusia, dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat terutama para penyelenggara pemerintahan.

4. Struktur Organisasi

Gambar 1

Struktur Organisasi Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Surakarta Struktur organisasi Sekretariat Daerah Kota Surakarta secara lengkap dapat dilihat di halaman lampiran.

5. Deskripsi Jabatan a. Sekretaris Daerah

Mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Inspektorat, Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga

BAGIAN PEREKONOMIAN

Sub Bagian Pengembangan

Usaha Daerah

Sub Bagian Infrastruktur Perekonomian

Sub Bagian Perekonomian


(18)

commit to user

Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Rumah Sakit Daerah, Lembaga Lain Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

b. Asisten Pemerintahan

Mempunyai tugas mengkoordinasikan perumusan kebijakan daerah, penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan dibidang pemerintahan umum, hukum dan hak asasi manusia, dan kerjasama.

1) Kepala Bagian Pemerintahan Umum

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang administrasi pemerintahan umum, urusan otonomi dan perangkat daerah, serta administrasi penataan wilayah.

a) Sub Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Mempunyai tugas melakukan persiapan bahan perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dibidang administrasi pemerintahan umum.


(19)

commit to user

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang urusan pemerintahan, evaluasi kinerja penyelenggaraan

pemerintahan dan pelaporan pemerintah daerah, serta

pengembangan kapasitas daerah.

c) Sub Bagian Administrasi Penataan Wilayah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang analisis pengembangan wilayah dan penataan wilayah.

2) Kepala Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang penyusunan peraturan perundang-undangan, bantuan hukum dan Hak Asasi Manusia, serta dokumentasi hukum.


(20)

commit to user

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang perumusan rancangan perundang-undangan, menelaah, dan mengevaluasi pelaksanaannya.

b) Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidangpenyelesaian masalah hukum, sosilisasi hukum, pelayanan hukum dan Hak Asasi Manusia.

c) Sub Bagian Dokumentasi Hukum

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pengolahan dokumentasi hukum dan informasi hukum, penerbitan lembaran dan berita negara.


(21)

commit to user

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang kerjasama.

a) Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga pemerintah dalam negeri, kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga non pemerintah dalam negeri.

b) Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga pemerintah luar negeri, kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga non pemerintah luar negeri.


(22)

commit to user

Mempunyai tugas mengkoordinasikan perumusan kebijakan daerah, penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan dibidang perekonomian pembangunan daerah dam kesejahteraan rakyat.

5) Kepala Bagian Administrasi Perekonomian

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang perindustrian, perdagangan, koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, sarana perekonomian, pengembangan investasi dan Badan Usaha Milik Daerah.

a) Sub Bagian Pengembangan Usaha Daerah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pengembangan usaha daerah.

b) Sub Bagian Infrastruktur Perekonomian

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan,


(23)

commit to user

evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang infrastruktur perekonomian.

c) Sub Bagian Perekonomian Rakyat

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang perekonomian rakyat.

6) Kepala Bagian Administrasi Pembangunan

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan, pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan wilayah, pelaporan dan analisis pelaksanaan pembangunan.

a) Sub Bagian Penyusunan Program

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang penyusunan program.


(24)

commit to user

b) Sub Bagian Pengendalian Program

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pengendalian program.

c) Sub Bagian Pelaporan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pelaporan.

7) Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang pengendalian administrasi kesejahteraan, agama, pendidikan dan kebudayaan, serta pemuda dan olahraga.

a) Sub Bagian Kesejahteraan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan,


(25)

commit to user

evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang kesejahteraan.

b) Sub Bagian Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang agama, pendidikan, dan kebudayaan.

c) Sub Bagian Pemuda dan Olahraga

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pemuda dan olahraga.

d. Asisten Administrasi

Mempunyai tugas mengkoordinasikan perumusan kebijakan daerah, penyelenggaraan tugas, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan dibidang organisasi, hubungan masyarakat, protokol dan umum.

1) Kepala Bagian Organisasi

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi,


(26)

commit to user

serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang kelembagaan, akuntabilitas dan kinerja aparatur pemerintah daerah, dan ketatalaksanaan.

a) Sub Bagian Kelembagaan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas

perangkat daerah, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang kelembagaan perangkat daerah, fasilitasi kelembagaan perangkat daerah, analisis dan formasi jabatan.

b) Sub Bagian Ketatalaksanaan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan penataan sistem, metoda, dan prosedur kerja serta pendayagunaan aparatur negara.

c) Sub Bagian Akuntanbilitas dan Kinerja Aparatur

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan,


(27)

commit to user

evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang akuntabilitas aparatur dan kinerja aparatur.

2) Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang publikasi, pengelolaan informasi, analisis media, informasi, acara protokoler, dan pelayanan tamu.

a) Sub Bagian Pemberitaan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang penyiapan naskah sambutan dan makalah, publikasi dan penerbitan, serta peliputan.

b) Sub Bagian Pengumpulan dan Distribusi Informasi

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan sistem informasi, pengelolaan data dan informasi, dan distribusi informasi.


(28)

commit to user c) Sub Bagian Protokol

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang acara protokoler.

3) Kepala Bagian Umum

Mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan pemerintah daerah dibidang kesekretariatan, sandi telekomunikasi, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan.

a) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Sandi Telekomunikasi

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang tata usaha pimpinan dan sandi telekomunikasi.

b) Sub Bagian Rumah Tangga dan Keuangan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan,


(29)

commit to user

evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang rumah tangga dan keuangan Sekretaris Daerah.

c) Sub Bagian Pelengkapan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang analisa kebutuhan dan inventaris barang, pengadaan dan pendistribusian barang di lingkup Sekretaris Daerah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada dasarnya perusahaan kecil, menengah, atau besar didirikan mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dari produk barang atau jasa yang dihasilkan. Dengan demikian perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya, dalam arti mampu bertahan, tumbuh, dan berkembang. Namun demikian, perlu adanya langkah- langkah yang ditentukan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang.

Sesuai dengan PSAK No. 1 (Falikhatun, 2007) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.


(30)

commit to user

Secara umum, laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi yang disusun karena merupakan salah satu informasi penting mengenai posisi keuangandan capaian hasil usaha selama periode akuntansi.

Tujuan penyusunan laporan keuangan ini adalah memberikan informasi keuangan kepada pihak- pihak yang yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Dari informasi yang diperoleh dari laporan keuangan, mereka akan memutuskan kebijakan perusahaan sesuai dengan kondisi ekonomi untuk mengembangkan perusahaannya.

Pemerintah Kota Surakarta merupakan perusahaan daerah yang bertugas memberi pelayanan barang atau jasa kepada masyarakat kota Surakarta. Sebagai perusahaan daerah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dituntut memiliki manajemen yang baik dan profesional. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kegiatan manajemen perusahaan. Laporan keuangan dibuat secara periodik untuk mengetahui posisi laporan keuangan dan kinerja serta hasil- hasil yang telah dicapai.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Pemerintah Kota Surakarta masih menemukan banyak kendala seperti kebijakan yang belum terealisasi dengan baik, kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak yang dapat mempengaruhi kinerja Pemerintah Kota Surakarta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil

judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA


(31)

commit to user

diharap mampu memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mempunyai rumusan masalah, bagaimana kinerja keuangan pada Pemerintah Kota Surakarta pada tahun anggaran 2007- 2009 dilihat dari analisis modal kerja, rasio likuiditas, siolvabilitas, utang, analisis pertumbuhan pendapatan, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektifitas dan efisiensi PAD, rasio efektifitas pajak daerah, analisis belanja per fungsi, dan analisis laporan arus kas?

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk untuk mengetahui tingkat perkembangan kinerja Pemerintah Kota Surakarta pada tahun anggaran 2007- 2009 dilihat dari analisis modal kerja, rasio likuiditas, siolvabilitas, utang, analisis pertumbuhan pendapatan, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektifitas dan efisiensi PAD, rasio efektifitas pajak daerah, analisis belanja per fungsi, dan analisis laporan arus kas.


(32)

commit to user

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk mempraktikkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan menbandingkan teori tersebut dengan praktik di lapangan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan akuntansi sesuai kondisi keuangan.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian- penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang analisis laporan keuangan.


(33)

commit to user

20

BAB II

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan output/ keluaran dari suatu proses akuntansi yang disusun berdasarkan prinsip- prinsip akuntansi berterima umum (PABU) yang nantinya digunakan sebagai alat informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut PSAK (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Kemudian menurut Munawir (2000) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Baridwan (2004) dalam buku Intermeadite

Accounting, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Jadi, laporan keuangan secara umum merupakan bagian dari

pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan


(34)

commit to user

telah dipercayakan kepada manajer tersebut mengenai kondisi keuangan dan hasil- hasil operasional perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan perusahaan.

2. Jenis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Adapun jenis dan bentuk laporan keuangan adalah sebagai berikut.

a. Neraca

b. Laporan Rugi Laba

c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan

3. Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) tujuan laporan keuangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut.

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangan.

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil- hasil yang telah dicapai.


(35)

commit to user

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

entitas pelaporan berkaitan dengan sumber- sumber

penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan

entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Menurut International Federation of Accountings Public Sector Committee (IFAC) tujuan laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut.

a. Mengindikasikan apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan anggaran.

b. Mengindikasi apakah sumber daya diperoleh dan dimanfaatkan sesuai dengan peraturan hukum dan peraturan kontrak, termasuk batasan finansial yang ditetapkan dengan persetujuan dewan legislatif.

c. Mengindikasikan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya finansial.

d. Mengindikasi informasi mengenai bagaimanakah pemerintah atau unit organisasi membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan kasnya.


(36)

commit to user

e. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi

kemampuan pemerintah atau unit organisasi untuk membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.

f. Memberikan informasi mengenai kondisi finansial pemerintah atau unit organisasi serta perubahan- perubahan yang terjadi.

g. Memberikan informasi agregat yang bermanfaat untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal biaya layanan, efisiensi, serta prestasinya.

4. Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan pada umumnya sebagai berikut. a. Pemilik Perusahaan

Digunakan untuk menilai hasil- hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil- hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki. b. Manager atau Pemimpin Perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang baru, akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijakan- kebijakannya yang lebih tepat.

c. Investor

Investor berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman


(37)

commit to user

modalnya. Apakah perusahaan memiliki prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan yang cukup lebih baik.

d. Kreditur dan Bankers

Dalam pengambilan keputusan untuk memberikan atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu diketahui

terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang

bersangkutan. Para kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui kelayakan jaminan atas kredit yang diajukan

perusahaan. Kreditur jangka pendek berkepentingan untuk

mengetahui kewajiban yang harus segera dipenuhi. e. Pemerintah

Pemerintah sangat berkepentingan dengan laporan

keuangan suatu perusahaan terutama untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Disamping itu diperlukan juga oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

5. Pengertian Kinerja

Menurut Nelson (2000), kinerja atau performance merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah tugas berasal dari pemikiran aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja.


(38)

commit to user

Menurut Gibson (2001), mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisien dan kriteria efektifitas kerja lainnya.

Menurut Minner (1988), kinerja didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seorang individu sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap harapan dari tiap individu dinilai berdasarkan peran. Jika peran yang dimainkan seseorang individu tidak diketahui dengan jelas atau nampak samar, maka setiap individu tidak akan mengetahui secara persis apa yang diharapkannya. Kinerja juga merupakan hasil yang telah dicapai seseorang, yang berhubungan dengan tugas dan peran yang dilakukannya.

6. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena.

Menurut Prastowo (2005) menganalisis laporan keuangan berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur- unsurnya, menelaah masing- masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur- unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.


(39)

commit to user

Menurut Harahap (2006) analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat menjelaskannya dari arti masing- masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/ rugi, dan arus kas (dana). Jika dua pengertian ini digabungkan maka analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

7. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan secara lengkap adalah sebagai berikut.

a. Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata

(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).


(40)

commit to user

d. Membongkar hal- hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat- sifat hubungan yang akhirnya dapat

melahirkan model- model dan teori- teori yang terdapat di lapangan.

8. Analisis Rasio Kinerja

Rasio merupakan suatu hubungan atau perimbangan

(Mathematical Relationship) antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir dalam Pranicha, 2002: 64).

Beberapa analisis rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sebagai berikut ini.

a. Analisis Modal Kerja

Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin harian tanpa harus mencairkan investasi


(41)

commit to user

jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana cadangan atau penggunaan pos pembiayaan lainnya. (Mahmudi, 2006: 91)

Secara umum, semakin tinggi modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik. (Mahmudi, 2006: 91)

b. Rasio Likuiditas

Menurut Mahmudi (2006: 92) rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan untuk melakukan analisis rasio likuiditas ada beberapa rasio yang dipelajari yaitu sebagai berikut.

a) Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan ukuran standar untuk menilai kesehatan keuangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintah daerah. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang mencukupi untuk melunasi utangnya.

Nilai standar rasio lancar yang dianggap aman adalah 2: 1. Namun, angka tersebut tidak mutlak, sangat tergantung karakteristik asset lancar dan utang lancar, tetapi nilai minimal Modal Kerja = Aset Lancar – Kewajiban Lancar


(42)

commit to user

yang masih bisa diterima adalah 1: 1, jika kurang dari itu maka keuangan organisasi tidak lancar.

b) Rasio Kas

Rasio kas bermanfaat untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan efek yang dimiliki pemerintah daerah.

c) Rasio Cepat

Rasio cepat merupakan salah satu ukuran likuiditas terbaik yang mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat membayar utangnya dengan cepat.

Nilai yang dianggap untuk rasio cepat adalah 1. Semakin tinggi tingkat nilai rasio cepat maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas keuangan pemerintah daerah.

d) Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset

Rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto.

Rasio Kas =

Rasio Cepat =


(43)

commit to user c. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan rumus sebagai berikut.

d. Rasio utang (Leverage Ratio)

Rasio utang yaitu rasio yang digunakan oleh kreditur untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Ada beberapa jenis rasio utang yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut.

a) Rasio Utang terhadap Ekuitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini juga mengindikasikan seberapa besar pemerintah daerah terbebani utang.

Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi

mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mungkin sudah kelebihan utang dan harus segera mencari jalan untuk mengurangi utang. Semakin besar rasio ini menunjukkan risiko pemberian utang semakin besar.

Rasio Solvabilitas =


(44)

commit to user b) Rasio utang terhadap aset modal

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari aset modal yang dapat digunakan untuk menjamin utang. Aset modal diproksikan dengan aset tetap.

e. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif ataukah negatif. Rasio ini dapat dihitung menngunakan rumus sebagai berikut.

Tentunya diharapkan pertumbuhan pendapatan tersebut positif dan kecenderungannya meningkat. Sebaliknya, jika terjadi pertumbuhan negatif maka menunjukkan terjadi penurunan kinerja pendapatan dan harus dicari penyebab turunnya kinerja pendapatan tersebut.

Rasio Utang terhadap Aset Modal =

Pertumbuhan


(45)

commit to user

f. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan atau pemerintah propinsi.

g. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah Pendapatan Asli Daerah dengan jumlah pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan proinsi serta pinjaman daerah.

Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin tinggi kemandirian keuangan daerahnya.

h. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah =

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah =


(46)

commit to user

Kemampuan memperoleh PAD dikategorikan efektif apabila rasio ini mencapai minimal 1 atau 100%. Untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah , indikator rasio efektifitas PAD saja belum cukup, perlu pula dihitung rasio efisiensi PAD.

Kinerja pemerintah daerah dalam pemungutan PAD dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 100%.

i. Rasio Efektifitas Pajak Daerah

Rasio efektifitas pajak daerah menunjukkan kemamuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan.

Rasio efektifitas pajak daerah dianggap baik apabila rasio ini mencapai angka minimal 1 atau 100%.

j. Analisis Belanja per Fungsi Terhadap Total Belanja

Rasio ini sangat penting untuk mengetahui pola dan orientasi pengeluaran pemerintah daerah. Selain itu, juga penting untuk menilai apakah pemerintah daerah sudah melaksanakan

ketentuan perundangan yang mengamanatkan anggaran

pendidikan sebesar 20% dari total APBD, serta kecukupan tentang Rasio Efisiensi PAD =


(47)

commit to user

porsi anggaran kesehatan, lingkungan hidup, dan perlindungan social.

Pada umumnya, proporsi belanja operasi mendominasi total belanja daerah, yaitu antara 60%- 90% dan proporsi belanja modal terhadap total belanja daerah antara 5%- 20%.

k. Analisis Pertumbuhan Arus Kas

Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan kas dari masing- masing aktivitas selama beberapa tahun. Analisis untuk setiap komponen adalah sebagai berikut.

a) Arus Kas Operasi

Arus kas operasi harusnya bersaldo positif dan jumlahnya pun hendaknya meningkat dari tahun ke tahun. Arus kas operasi yang bersaldo positif dan meningkat dari tahun ke tahun mengindikasikan bahwa adanya kinerja keuangan pemerintah daerah yang baik.

b) Arus Kas Investasi

Arus kas investasi yang bersaldo negatif menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk belanja modal yang lebih besar dibandingkan dengan penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Arus kas investasi yang bersaldo negatif juga menunjukkan Rasio Belanja per Fungsi =


(48)

commit to user

adanya pertumbuhan aset tetap yang positif yang dalam pemerintah daerah berarti terjadi pembangunan fisik berupa pembangunan infrastruktur daerah.

c) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus kas pembiayaan bersaldo positif menunjukkan bahwa pada tahun tersebut pemerintah daerah telah menggunakan instrument penerimaan daerah yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran pembiayaan.

B. PEMBAHASAN

1. Analisis Modal Kerja

Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam menghitung analisis modal kerja.

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diperoleh perhitungan seperti tabel berikut ini.


(49)

commit to user

Tabel II.1 Analisis Modal Kerja Tahun Anggaran 2007- 2009

(dalam rupiah)

Sumber: data yang diolah

Menurut Mahmudi (2006: 91) hasil analisis modal kerja harus memberikan angka yang positif. Secara umum,semakin tinggi modal kerja, maka semakin baik likuiditas suatu organisasi. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 modal kerja Pemkot Surakarta menunjukkan hasil yang positif tetapi menurun dari tahun ke tahun, maka dari itu likuiditas Pemerintah Kota Surakarta juga mengalami penurunan.

Tahun Anggaran

Total Aset Lancar Total Kewajiban

Lancar Modal Kerja 2007 2008 2009 69.482.724.327,78 56.466.025.339,70 32.835.154.832,81 8.815.161.470,51 5.606.131.686,00 29.905.787.925,00 60.667.562.857,27 50.859.893.653,70 2.947.366.910,81

2. Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Utang

Dalam analisis ini, rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, digunakan untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, dan rasio utang yang digunakan untuk membuat keputusan pemberian kredit bagi para kreditur.


(50)

commit to user

Tabel II.2

Analisis Rasio Keuangan Tahun Anggaran 2007- 2009

Rasio Keuangan 2009 2008 2007

RASIO LIKUIDITAS

a. Rasio Lancar

b. Rasio Kas

c. Rasio Cepat

d. Rasio Modal Kerja

Terhadap Aset

RASIO SOLVABILITAS RASIO UTANG

a. Rasio Utang terhadap Ekuitas

b. Rasio Utang terhadap Aset

Modal 1,09 0,67 0,89 0,0004 7 132,03 0,0076 0,0082 10,07 6,48 8,81 0,014 137,67 0,0073 0,0085 7,89 6,45 7,37 0,018 104,88 0,0096 0,0113

Sumber: data yang diolah

Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahun anggaran 2007 dan 2008 rasio likuiditas dan rasio solvabilitas Pemkot Surakarta mengalami kenaikan, akan tetapi pada tahun anggaran 2009 rasio likuiditasnya menurun dan nilainya tidak aman. Misal, angka rasio kas yang dianggap wajar adalah 2: 1, sedangkan rasio kas pada tabel di atas 0,67: 1, tidak mencapai nilai wajar. Rasio solvabilitas di tahun 2009 juga menurun tetapi nilainya masih sangat aman. Misal, rasio solvabilitas yang dianggap aman minimal 1: 1, sedangkan rasio solvabilitas pada tabel di atas 132,03: 1. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 utang dijamin dengan Rp 132,00. Nilai tersebut tidak wajar, karena nilai aktiva terlalu besar sehingga ada aktiva yang mengganggur yang seharusnya aktiva tersebut bisa digunakan untuk operasional lainnya yang dapat menambah keuntungan bagi Pemkot Surakarta.


(51)

commit to user 3. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan efektifitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Adapun kebijakan Pemerintah Kota Surakarta untuk pendapatan daerah adalah sebagai berikut.

a. Target Pendapatan Asli Daerah 10% dari anggaran tahun

sebelumnya.

b. Kebijakan keuangan pendapatan daerah dari pos lain- lain menyesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di Pemerintah Pusat dan atau Propinsi.

c. Kebijakan keuangan untuk dana perimbangan juga menyesuaikan

dengan kebijakan yang berlaku di Pemerintah Pusat dan atau Propinsi.

Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Surakarta dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel II.3

Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah) Tahun

Anggaran

Pendapatan Asli Daerah

Target 10% dari anggaran Tahun Sebelumnya

2007 601.429.870.735,00 19%

2008 751.268.361.957,00,00 17%

2009 728.938.187.952,00 6%

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, pencapaian target 10% dari anggaran tahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pendapatan Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2007- 2008 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2009 justru mengalami penurunan sebesar


(52)

commit to user

0,9% dari tahun sebelumnya. Dilihat berdasarkan pencapaian target PAD sebesar 10% dari anggaran tahun sebelumnya, pendapatan masih belum optimal. Pada tahun 2007 sudah memenuhi target sebesar 19%, sedangkan tahun 2008 target mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 17% dan pada tahun 2009 justru target 10% dari anggaran tahun sebelumnya tidak tercapai, hanya mencapai sebesar 6%. Selama 3 tahun Pemerintah Kota Surakarta hanya mengalami kegagalan pada tahun 2009 karena pendapatan daerah tidak dapat mencapai target/ kebijakan yang diambilnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2009 Pendapatan Asli daerah dari sektor Hasil Retribusi Daerah juga menurun dari tahun sebelumnya karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi daerah.

4. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam menghitung rasio ketergantungan keuangan daerah.

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diperoleh perhitungan seperti berikut ini.

Tahun 2008 = = 5,79

Tahun 2009 = = 5,99


(53)

commit to user

Menurut Mahmudi (2006: 128) semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat/ pemerintah propinsi. Dari perhitungan di atas rasio ini meningkat dari tahun 2008 ke 2009, berarti mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Surakarta semakin bergantung pada pemerintah pusat/ propinsi.

5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio kemandirian digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam hal pendanaan semua aktivitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kemandirian adalah sebagai berikut.

Dari rasio ini dapat diketahui tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007- 2009 dalam tabel berikut ini.

Tabel II. 4

Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2007- 2009

(dalam rupiah)

Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Realisasi PAD 89.430.977.982,00 102.929.501.970,00 101.972.318.682,00

Dana Alokasi Umum 374.500.999.992,00 420.911.721.000,00 435.470.810.000,00

Utang 31.755.454.608,51 25.353.800.211,00 46.708.191.274,00

Utang PFK 55.264.397,00 233.846.526,00 7.575.855,00

Utang Pajak Pusat 0 0 0

Rasio Kemandirian 22% 23% 21%

Sumber: data yang diolah


(54)

commit to user

Berdasarkan tabel rasio kemadirian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal pendanaan untuk semua aktivitasnya kurang baik. Hal ini terlihat dari nilai rasio kemandirian pada tahun 2007 sebesar 22%, pada tahun 2008 naik menjadi 23%, berarti ini menunjukkan hal yang positif, karena Pemerintah Kota Surakarta tidak terlalu tergantung dengan dana dari pihak luar baik utang dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 2009 tingkat kemandirian turun menjadi 21% yang menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2009 membutuhkan banyak dana untuk membiayai belanja daerah, karena pada tahun 2009 belanja daerah juga mengalami peningkatan.

6. Rasio Efektifitas dan Efisiensi PAD

Pemerintah kota Surakarta telah melakukan efektifitas dan efisiensi pendapatan daerah. Pencapaian kinerja pendapatan Pemerintah Kota Surakarta dapat dilihat dari rasio berikut ini.

Tabel II.5

Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2008- 2009 (dalam rupiah) Tahun Anggara n Target penerimaan PAD

Realisasi PAD Rasio

Efektifita s PAD 2008 2009 96.199.901.000,00 110.842.157.600,0 0 102.929.501.970,0 0 101.972.318.682,0 0 60% 57%


(55)

commit to user

Menurut Mahmudi (2006: 129) rasio efektifitas PAD dikatakan efektif apabila rasio ini mencapai minimal 1 atau 100%. Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2008 dan 2009 dikategorikan tidak efektif, karena belum mencapai nilai minimal yaitu 100%. Artinya pemerintah belum mampu memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD perlu juga menghitung rasio efisiensi pendapatan daerah, dengan cara membandingkan biaya pemerolehan PAD dengan realisasi penerimaan PAD.

Tahun 2008 = = 49%

Tahun 2009 = = 37%

Menurut Mahmudi (2006: 129) apabila rasio efisiensi PAD yang dicapai kurang dari 100% berarti kinerja pemerintah daerah

dalam melakukan pemungutan PAD diketegorikan efisien.

Berdasarkan perhitungan di atas, kinerja Pemerintah Kota Surakarta tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami penurunan, berarti kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan PAD meningkat lebih efisien.

7. Rasio Efektifitas Pajak daerah

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan


(56)

commit to user

jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan. Rasio ini dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Perhitungan rasio ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II.6

Pajak Daerah Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah) Tahun Anggaran Target Penerimaan Pajak Daerah Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Rasio Efektifitas Pajak Daerah 2008 2009 45.781.000.000,00 51.463.000.000,00 46.855.622.021,00 52.163.818.689,00 123% 101%

Sumber: data yang diolah

Menurut Mahmudi (2006: 130) rasio efektifitas pajak daerah dianggap baik apabila rasio ini mencapai angka minimal 1 atau 100%. Dari tabel di atas, dapat diketahui rasio efektifitas pajak daerah Pemerintah Kota Surakarta menurun dari tahun 2008- 2009, tetapi rasio ini masih baik karena masih mencapai angka minimal yaitu

100%, yang berarti Pemerintah Kota Surakarta mampu

mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah.

8. Analisis Belanja per Fungsi

a. Analisis Belanja per Fungsi Terhadap Total Belanja Rasio Efektifitas Pajak Daerah =


(57)

commit to user

Analisis belanja per fungsi dapat dihitung dengan cara membandingkan belanja tiap- tiap fungsi terhadap total belanja dalam APBD.

Tabel II.7

Persentase Belanja per Fungsi Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah) Tahun

Anggaran

Fungsi Realisasi Belanja Rasio per

Fungsi 2008 2009 Operasi Modal Tak Terduga Operasi Modal Tak terduga 596.466.176.465,00 163.614.676.002,00 0 665.383.987,.500,00 81.881.493.303,00 0 78% 21% 0% 89% 11% 0%

Sumber: data yang diolah

Menurut Mahmudi (2006: 150) proporsi belanja operasi terhadap total belanja daerah pada umumnya antara 60%- 90%. Berdasarkan tabel di atas, Pemerintah Kota Surakarta memiliki proporsi belanja meningkat dari tahun 2008- 2009 sebesar 11%, tetapi masih wajar. Sedangkan untuk proporsi belanja modal pada umunya antara 5%- 20%. Berdasarkan tabel di atas tingkat belanja modal Pemerintah Kota Surakarta tahun 2008 sebesar 89%, artinya di tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta banyak melakukan investasi dalam bentuk belanja modal. Sedangkan di tahun 2009, Pemerintah Kota Surakarta memiliki nilai proporsi belanja yang lebih kecil dibandingkan tahun 2008.


(58)

commit to user b. Rasio Efisiensi Belanja

Rasio ini merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja yang digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah daerah. Angka yang dihasilkan dari rasio ini tidak bersifat absolut, tetapi relatif. Artinya tidak ada standar baku yang dianggap baik dalam rasio ini. Menurut Mahmudi (2006: 152) Pemerintah Daerah dinilai telah melakukan efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%.

Tahun 2008 = = 21,5%

Tahun 2009 = = 9%

Berdasarkan perhitungan di atas, rasio efisiensi belanja tahun 2008 dan tahun 2009 Pemerintah Kota Surakarta sudah efisien, artinya Pemerintah Kota Surakarta sudah melakukan penghematan anggaran untuk belanjanya.

9. Analisis Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan informasi keuangan yang sangat penting bagi manajemen maupun pengguna eksternal. Laporan arus kas ini mencerminkan kondisi obyektif kas, perubahan selama satu periode, arus masuk dan keluar yang sangat jelas yang dapat diuji kebenarannya.


(59)

commit to user

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan kas dari masing- masing aktifitas selama beberapa tahun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan kas Pemerintah Kota Surakarta, disajikan tabel berikut ini.

Tabel II.8

Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah)

Arus Kas Bersih 2008 2009 Pertum

-buhan Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi Aktivitas Pembiayaan Aktivitas Non Anggaran Kenaikan/ Penurunan Kas 154.062.205.692,00 (162.874.696.202,00 ) (5.869.815.457,00) 130.640.710,00 (14.551.665.257,00) 63.141.718.752,00 81.469.011.603 (3.807.207.743,00) 315.899.954,00 140.803.522.612,0 0 -59% 50% 35%

Sumber: data yang diolah

Dengan melihat pertumbuhan arus kas selama dua tahun, secara sekilas dapat diketahui adanya kenaikan kinerja keuangan pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Arus kas operasi selama tahun 2008 dan tahun 2009 bersaldo positif, ini merupakan hal yang bagus yang menunjukkan tidak adanya kesulitan keuangan di Pemerintah Kota Surakarta. Namun jika dilihat pertumbuhannya justru negatif, yaitu -59%.


(60)

commit to user

Pada tahun 2009 terjadi penurunan arus kas operasi sebesar Rp 90.920.486.940,00 dari tahun sebelumnya. Hal ini kurang bagus, sebab diharapkan pertumbuhan arus kas operasi positif yang berarti ada peningkatan dari tahun ke tahun, bukan sebaliknya menurun.

b) Arus kas investasi pada tahun 2008 bersaldo negatif dan tahun 2009 bersaldo positif. Artinya pada tahun 2008, Pemerintah Kota Surakarta melakukan pembangunan fisik dalam bentuk investasi aset tetap. Sedangkan tahun 2009 Pemerintah Kota Surakarta tidak melakukan investasi dalam bentuk aset tetap. c) Arus aktivitas pembiayaan dari tahun 2008- 2009 bersaldo

negatif, tetapi pada tahun 2009 nilainya lebih kecil dibandingkan tahun 2008. Hal itu mengindikasikan adanya penurunan kinerja keuangan pada tahun 2009 dibanding tahun 2008.

d) Jika dilihat dari kenaikan/ penurunan kas selama tahun 2008 dan 2009 terjadi kenaikan kas. Hal itu bagus bagi kesinambungan fiskal Pemerintah Kota Surakarta.

b. Analisis Arus Kas Bebas

Menurut Mahmudi (2006: 189) pada prinsipnya semakin besar arus kas bebas, maka semakin baik bagi organisasi karena berarti tidak ada masalah likuiditas yang melilit organisasi.


(61)

commit to user

Berdasarkan informasi laporan arus kas, kita dapat menghitung rasio kas bebas suatu pemerintah daerah.

Tabel II.9

Arus Kas Bebas Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah)

Keterangan 2008 2009 Naik/ (turun)

Kas dari Operasi Belanja Modal Arus Kas Bebas

154.062.205.692, 00 163.614.676.002,

00

(9.552.470.310,00 )

63.141.718.752,00 81.881.493.303,00 (18.739.774.551,0

0)

(90.920.486.940,00 )

(81.733.182.699,00 )

(172.653.669.639,0 0)

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan perhitungan di atas, Pemerintah Kota Surakarta untuk tahun 2008 dan 2009 semuanya bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta menurun dari tahun ke tahun.


(62)

commit to user

49

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Berdasarkan hasil analisis bab II penulis menemukan beberapa temuan kelebihan pada kinerja Pemerintah Kota Surakarta tahun anggaran 2007-2009 sebagai berikut.

1. Pemerintah Kota Surakarta mampu mengumpulkan pajak daerah sesuai

dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan.

2. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari rasio efisiensi belanja, Pemerintah Kota Surakarta sudah melakukan penghematan anggaran untuk belanjanya.

3. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis laporan arus kas mengalami kenaikan kas dari tahun 2008 ke tahun 2009.

B. KELEMAHAN

Berdasarkan hasil analisis bab II penulis menemukan beberapa temuan kelemahan pada kinerja Pemerintah Kota Surakarta tahun anggaran 2007-2009 sebagai berikut.

1. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis rasio keuangan solvabilitasnya terjadi kelebihan kas yang seharusnya kelebihan kas tersebut dapat digunakan untuk operasional lainnya yang menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta.


(63)

commit to user

2. Tingkat ketergantungan keuangan Pemerintah Kota Surakarta terhadap Pemerintah Pusat/ Propinsi meningkat.

3. Tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal pendanaan

untuk semua aktivitasnya kurang baik.

4. Tingkat efektifitas Pemerintah Kota Surakarta dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan belum optimal.


(64)

commit to user

51

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan data dan pembahasan bab II, penulis melakukan beberapa analisis yang dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Modal kerja Pemerintah Kota Surakarta menunjukkan nilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Surakarta mampu memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin sehari- hari tanpa harus mencairkan investasi jangka panjang maupun pendek, dana cadangan, atau pos- pos pembiayaan lainnya.

2. Rasio likuiditas menunjukkan bahwa kesehatan keuangan

Pemerintah Kota Surakarta dapat menjamin utang lancar, baik dengan aktiva lancar, aktiva lancar dikurangi persediaan, dan kas ditambah investasi jangka pendek yang dimiliki Pemerintah Kota Surakarta.

3. Rasio solvabilitas Pemerintah Kota Surakarta terjadi kelebihan kas (kas yang menganggur) yang seharusnya kas tersebut dapat digunakan untuk operasional lainnya yang menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta.

4. Rasio utang Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007- 2009 sangat baik, karena total ekuitas dana yang dimiliki dapat menjamin setiap utangnya.


(65)

commit to user

5. Target Pemerintah Kota Surakarta terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% tiap tahunnya. Kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007- 2009 sudah baik meskipun ada yang dibawah target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta.

6. Pemerintah Kota Surakarta masih bergantung pada pemerintah pusat/ propinsi.

7. Tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal

pendanaan kurang baik, dikarenakan belanja daerah yang meningkat.

8. Pemerintah Kota Surakarta belum mampu memobilisasi

penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.

9. Pemerintah Kota Surakarta mampu mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah.

10. Di tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta banyak melakukan investasi dalam bentuk belanja modal.

11. Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan penghematan anggaran untuk belanjanya.

12. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis laporan arus kas mengalami kenaikan kas dari tahun 2008 ke tahun 2009.


(66)

commit to user

B. REKOMENDASI

Melalui penelitian ini, penulis berharap mampu memberikan saran yang bermanfaat untuk Pemerintah Kota Surakarta sebagai berikut.

1. Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta tetap melaksanakan

kebijakannya seperti target kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% tiap tahunnya.

2. Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta mampu meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah, misal dengan cara mengoptimalkan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek dan subyek yang sudah ada misalnya melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan. 3. Diharapkan kas yang menganggur (idle cash) dapat digunakan

untuk operasional lainnya yang dapat menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta, misalnya digunakan untuk investasi.


(1)

commit to user

Berdasarkan informasi laporan arus kas, kita dapat menghitung rasio kas bebas suatu pemerintah daerah.

Tabel II.9

Arus Kas Bebas Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008- 2009

(dalam rupiah)

Keterangan 2008 2009 Naik/ (turun)

Kas dari Operasi Belanja Modal Arus Kas Bebas

154.062.205.692, 00 163.614.676.002, 00 (9.552.470.310,00 ) 63.141.718.752,00 81.881.493.303,00 (18.739.774.551,0 0) (90.920.486.940,00 ) (81.733.182.699,00 ) (172.653.669.639,0 0)

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan perhitungan di atas, Pemerintah Kota Surakarta untuk tahun 2008 dan 2009 semuanya bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta menurun dari tahun ke tahun.


(2)

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Berdasarkan hasil analisis bab II penulis menemukan beberapa temuan kelebihan pada kinerja Pemerintah Kota Surakarta tahun anggaran 2007-2009 sebagai berikut.

1. Pemerintah Kota Surakarta mampu mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan.

2. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari rasio efisiensi belanja, Pemerintah Kota Surakarta sudah melakukan penghematan anggaran untuk belanjanya.

3. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis laporan arus kas mengalami kenaikan kas dari tahun 2008 ke tahun 2009.

B. KELEMAHAN

Berdasarkan hasil analisis bab II penulis menemukan beberapa temuan kelemahan pada kinerja Pemerintah Kota Surakarta tahun anggaran 2007-2009 sebagai berikut.

1. Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis rasio keuangan solvabilitasnya terjadi kelebihan kas yang seharusnya kelebihan kas tersebut dapat digunakan untuk operasional lainnya yang menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta.


(3)

commit to user

2. Tingkat ketergantungan keuangan Pemerintah Kota Surakarta terhadap Pemerintah Pusat/ Propinsi meningkat.

3. Tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal pendanaan untuk semua aktivitasnya kurang baik.

4. Tingkat efektifitas Pemerintah Kota Surakarta dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan belum optimal.


(4)

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan data dan pembahasan bab II, penulis melakukan beberapa analisis yang dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Modal kerja Pemerintah Kota Surakarta menunjukkan nilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Surakarta mampu memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin sehari- hari tanpa harus mencairkan investasi jangka panjang maupun pendek, dana cadangan, atau pos- pos pembiayaan lainnya.

2. Rasio likuiditas menunjukkan bahwa kesehatan keuangan Pemerintah Kota Surakarta dapat menjamin utang lancar, baik dengan aktiva lancar, aktiva lancar dikurangi persediaan, dan kas ditambah investasi jangka pendek yang dimiliki Pemerintah Kota Surakarta.

3. Rasio solvabilitas Pemerintah Kota Surakarta terjadi kelebihan kas (kas yang menganggur) yang seharusnya kas tersebut dapat digunakan untuk operasional lainnya yang menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta.

4. Rasio utang Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007- 2009 sangat baik, karena total ekuitas dana yang dimiliki dapat menjamin setiap utangnya.


(5)

commit to user

5. Target Pemerintah Kota Surakarta terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% tiap tahunnya. Kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007- 2009 sudah baik meskipun ada yang dibawah target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta.

6. Pemerintah Kota Surakarta masih bergantung pada pemerintah pusat/ propinsi.

7. Tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal pendanaan kurang baik, dikarenakan belanja daerah yang meningkat.

8. Pemerintah Kota Surakarta belum mampu memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.

9. Pemerintah Kota Surakarta mampu mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah.

10.Di tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta banyak melakukan investasi dalam bentuk belanja modal.

11.Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan penghematan anggaran untuk belanjanya.

12.Kinerja Pemerintah Kota Surakarta dilihat dari analisis laporan arus kas mengalami kenaikan kas dari tahun 2008 ke tahun 2009.


(6)

B. REKOMENDASI

Melalui penelitian ini, penulis berharap mampu memberikan saran yang bermanfaat untuk Pemerintah Kota Surakarta sebagai berikut.

1. Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta tetap melaksanakan kebijakannya seperti target kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% tiap tahunnya.

2. Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, misal dengan cara mengoptimalkan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek dan subyek yang sudah ada misalnya melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan. 3. Diharapkan kas yang menganggur (idle cash) dapat digunakan

untuk operasional lainnya yang dapat menambah keuntungan bagi Pemerintah Kota Surakarta, misalnya digunakan untuk investasi.