Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia Dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015

(1)

i

ANALISIS EFISIENSI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE TWO-STAGE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS TAHUN 2013-2015

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Gerhana Ika Saraswati NIM : 1112081000123

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii


(3)

iii


(4)

iv


(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gerhana Ika Saraswati NIM : 1112081000123 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Gerhana Ika Saraswati

Tempat & Tanggal Lahir : Grobogan, 20 Agustus 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pelabuhan Ratu IV no.28 RT 09/RW 015 Perumnas II, Karawaci, Tangerang

No. Telepon : 0856-9130-4127

Email : gerhanaikasaraswati@yahoo.com

Pendidikan Formal

1999 – 2005 : SD Islam Gunung Jati 2005 – 2008 : SMP Negeri 19 Tangerang 2008 – 2011 : SMA Negeri 5 Tangerang

2011 – 2013 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

2012 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Bendahara White Pearls Club – Fetullah Gulen Chair UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2012

2. Anggota Paduan Suara Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2012 - Sekarang

3. Divisi Keilmuan LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014/2015 4. Anggota Intiviative of Change Indonesia 2015 – Sekarang

5. Divisi community development Light of Women 2015 - Sekarang Pengalaman Kerja

 Fundraiser bagian Community and Creative Event di Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Asisten manajer program Bungkesmas di Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(7)

vii

ABSTRACT

This thesis aims to measure the level of technical efficiency of Islamic Rural Banks in Indonesia during the period 2013-2015 using the Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) and integrated the DEA with CAEL analysis.

This research is a quantitative research, data which is used in this reserch is a secondary data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling technique that isused in this reserch is purposive sampling with taking 9 samples of Islamic Rural Banks. Efficiency measurements in this research using non-parametric statistic Data Envelopment Analysis (DEA) method with the intermediation approach, where the first step is to measure the level of technical efficiency of banks using Data Envelopment Analysis approach and the next steps to analyze the factors affecting the level of efficiency using Tobit regression model.

Based on the measurement of the efficiency with DEA method showed that 9 Islamic Rural Banks in Indonesia during the 2013-2015 period as a whole has a fluctuating level of efficiency. Meanwhile, the second phase of testing using methods Tobit shows that market share, management quality, bank’s diversification strategy and bank liquidity position significant impact on the efficienc Islamic Rural Banks in Indonesia. Additionally, in this research the integration of the DEA results more illustrates bank’s CAEL in Indonesia.


(8)

viii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia selama periode 2013-2015 menggunakan

Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dan mengintegrasikan DEA dalam perhitungan CAMEL.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 9 BPRS. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik metode Two-StageData Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi, dimanalangkah pertama adalah untuk mengukur tingkat efisiensi teknis bank menggunakan metode Data Envelopment Analysis

dan langkah selanjutnya untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi menggunakan model regresi Tobit.

Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA menunjukkan bahwa 9 BPRS di Indonesia selama periode 2013-2015 secara keseluruhan memiliki tingkat efisiensi yang relatif stabil. Sementara itu, tahap kedua pengujian menggunakan regresi Tobit menunjukkan bahwa variabel market share, manajemen operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap efisiensi BPRS di Indonesia. Selain itu dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa integrasi hasil DEA dalam CAEL dapat lebih menggambarkan tingkat kesehatan bank di Indonesia.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015 dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Aris Hartono dan Ibu Siti Salamah Siswati yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Adik-adik yang saya sayangi, Robby Dwi Setiawan dan Lisa Tri Setiawati

yang selalu memberikan motivasi serta doa yang tulus selama ini.

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA


(10)

x

selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis untuk bisa melanjutkan studi kembali dan menjadi tenaga pengajar.

5. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini, serta memotivasi penulis untuk melanjutkan studi di luar negeri.

6. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen. 7. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM yang telah banyak membantu dan memberikan jalan bagi kami MIPS.

9. Bapak Dr.Suhendra, S.Ag, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

11. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya ibu Madinatul Musyarofah, Pak Bonik, Pak Ajib, Bu Ani, Pak Alfred, Mas Ajiz.

12. Sahabat-sahabatku yaitu Safira, Didi, Anne, Adisi, Harry, Aul, Kartini, Ummu, Nunu, Adis, Nule, Puji, Masnur, Barkah dan MMG yang selalu mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur selama proses menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan MIPS. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan, dukungan dan selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan.


(11)

xi

14. Keluarga besar Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, LiSEnSi seluruh angkatan, Paduan Suara Mahasiswa khususnya angkatan Propizio dan KKN Sejati yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga selama masa berproses, bahwa belajar bukan hanya di kelas namun juga di luar kelas. Proses tersebut yang menjadikan pribadi penulis belajar untuk lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 2 Mei 2016 Yang menyatakan,


(12)

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1.Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ... 11

2.Efisiensi ... 12

3.Efisiensi Perbankan ... 19

4.Data Envelopment Analysis (DEA) ... 21

5.Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA)... 26

6.Analisis Kesehatan BPRS CAMEL ... 27

B. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 35

1.Hubungan LNDEPO terhadap Tingkat Efisiensi ... 35

2.Hubungan NIE/TA terhadap Tingkat Efisiensi ... 35

3.Hubungan NII/TA terhadap Tingkat Efisiensi ... 35

4.Hubungan Loan/Total Assets terhadap Tingkat Efisiensi ... 36

C. Penelitian Terdahulu ... 36

D. Kerangka Pemikiran ... 42

E. Hipotesis ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45

B. Teknik Penentuan Sampel ... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel ... 46

C. Metode Pengumpulan Data ... 47

D. Metode Analisis... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55

B. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah: First Stage ... 57


(13)

xiii

D. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Mengunakan

Regresi tobit: Two stage ... 68

E. Hubungan Efisiensi Metode DEA dengan Metode CAEL ... 70

1. Distribusi Tingkat Efisiensi terhadap Kriteria CAEL ... 70

2. Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Rasio Efisiensi Bank BOPO 72 F. Hasil Pemetaan Modifikasi Metode DEA + CAEL ... 74

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan... 81

B. Saran ... 83


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Efisiensi Pendekatan Input……….15

Gambar 2.2 Efisiensi Pendekatan Output………..17

Gambar 2.3 Kerangan Pemikiran………...41

Gambar 4.1 Grafik Efisiensi BPRS Tahun 2013-2015………..58

Gambar 4.2 Inefisiensi Rata-Rata Variabel Output Pengukuran Tingkat Efisiensi Per Kuartal BPRS Tahun 2013-2015……….….69

Gambar 4.3 Distribusi terhadap CAEL………..73


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2010-2013…..1

Tabel 1.2 Pembiayaan BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan……….2

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu……….. 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel DEA………... 51

Tabel 3.2 Operasional Variabel Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi DEA….. 52

Tabel 3.3 Faktor-Faktor Tingkat Kesehatan BPRS dan Bobotnya………... 53

Tabel 4.1 Statistik Ringkasan Variabel Penelitian Tahun 2013-2015………….. 54

Tabel 4.2 Rata-Rata Efisiensi BPRS di Indonesia……….57

Tabel 4.3 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013………..59

Tabel 4.4 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014………..60

Tabel 4.5 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015………..61

Tabel 4.6 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013...………...63

Tabel 4.7 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014………..64

Tabel 4.8 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015………..67

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Tobit………..70

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Metode CAEL...74


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pada saat krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, salah satu sektor perekonomian yang masih dapat bertahan adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia (UMKM). Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memegang peranan penting dan strategis dalam mendorong perekonomian Indonesia, terlihat dari kontribusinya pada penciptaan lapangan pekerjaan dan Produk Domestik Bruto (PDB) (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2010-2013

Indikator 2010 2011 2012 2013

Jumlah UMKM (juta unit) 54,11 55,20 56,53 57,89 Total UMKM/Total Usaha (%) 99,99 99,99 99,99 99,99 Tenaga Kerja UMKM (juta orang) 98,23 101,72 107,65 114,14 Tenaga Kerja UMKM/Total

Tenaga Kerja (%) 97,27 97,24 97,16 96,99

PDB UMKM (Rp. Milyar) 1.282,5 1.369,3 1.451,4 1.536,9 PDB UMKM/ Total PDB (%) 57,83 57,60 57,48 57,56 Ekspor UMKM (Rp. Milyar) 175,89 187,44 166,62 182,11 Ekspor UMKM/Total Ekspor* (%) 15,81 16,44 14,06 15,68

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (diolah) *total ekspor non migas

Data terakhir hingga tahun 2013 dari kementerian koperasi dan UKM menunjukkan jumlah unit usaha sektor UMKM mencapai 57,89 jutaan unit dan mempekerjakan 114,14 juta pekerja atau 96,99% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Jumlah UMKM yang berkontribusi terhadap PDB juga mendominasi, yaitu sebesar Rp1.536,9 triliun atau 57,56% dari total PDB


(17)

2

Indonesia, namun UMKM hanya memberikan sumbangan devisa (ekspor) hanya sebesar Rp182,11 milyar atau 15,68% dari keseluruhan total ekspor non migas di Indonesia. Data tersebut dapat diartikan bahwa UMKM tidak banyak mengalami perubahan yang berarti selama bertahun-tahun. Semestinya UMKM segera meningkat menjadi usaha besar sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan PDB, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan devisa lebih besar lagi.

Ada beberapa penyebab kelambanan UMKM meningkat menjadi usaha besar. Menurut Urata dalam Adiningsih (2009) diantaranya karena UMKM seringkali tidak dapat lepas dari masalah finansial. Masalah finansial adalah kekurangsesuaian (mismatch) antara dana yang tersedia dan yang bisa diakses. Salah satu cara untuk mengembangkan dan memperkuat peran UMKM dalam struktur perekonomian nasional adalah melalui peningkatan akses kredit/pembiayaan terhadap UMKM. Melalui risetnya, Morduch (1999) dan Robinson (2001) mengemukakan bahwa supply UMKM memegang peranan yang penting dalam memerangi kemiskinan dan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada negara berkembang.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki peranan yang penting dalam mendukung UMKM. Marsuki (2006) menyatakan bahwa sebagai lembaga keuangan, BPR berfungsi untuk menyediakan berbagai bentuk jasa keuangan, baik untuk kegiatan produktif yang dilakukan oleh berbagai kegiatan usaha mikro-kecil, maupun untuk kegiatan konsumtif bagi keluarga masyarakat miskin. Sejalan dengan pesatnya perkembangan BPR, Bank Pembiayaan


(18)

3

Rakyat Syariah (BPRS) yang merupakan BPR yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah menunjukkan perannya sebagai lembaga keuangan syariah yang turut mendukung kegiatan UMKM di Indonesia (Tabel 1.2).

Tabel 2.2 Pembiayaan BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan

Golongan Pembiayaan 2013 2014 2015*

UMKM 2.620.263 3.005.858 3.303.629

Porsi UMKM/Total

Pembiayaan 59,10% 60% 59,4%

Selain UMKM 1.813.230 1.999.051 2.258.069

Porsi selain UMKM/Total

Pembiayaan 40,90% 39,94% 40,6%

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015 Catatan: *data sampai Juni 2015

Dari tabel di atas terlihat bahwa selama periode 2013-2015 telah terjadi kenaikan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BPRS terhadap sektor UMKM. Dari sisi porsi pembiayaan, UMKM mendapatkan pembiayaan yang lebih besar dibandingkan pembiayaan untuk selain UMKM, hal ini menunjukkan bahwa BPRS memiliki peran serta dalam mendorong usaha ini.

Sejak Desember 2012, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/22/PBI/2012 bank umum nasional dan asing harus mengembangkan UMKM, dengan wajib menyalurkan kredit mikro untuk UMKM yaitu dengan pangsa sebesar minimal 20% secara bertahap yang diikuti dengan penerapan insentif/disinsentif. PBI ini menjadi salah satu bentuk dukungan konkret BI dalam mendorong percepatan dan pengembangan keuangan inklusif terhadap program pemerintah yang berorientasi pada pro growth, pro poor dan pro job.

Di sisi lain, BPRS menghadapi tantangan ketika bank umum menggarap kredit mikro. Mengingat tingginya persaingan perbankan Indonesia


(19)

4

di ranah mikro, maka BPRS harus mencapai tingkat profit yang maksimal namun tetap harus mementingkan minimalisasi biaya. Menurut Syafaat (2014) jika BPRS menambah profit dengan cara meningkatkan margin, maka BPRS kurang dapat bersaing dengan lembaga keuangan mikro (LKM) dan bank umum lain yang tidak mengambil keuntungan dengan cara menaikkan margin. Untuk itu, diperlukan BPRS yang sehat, kuat, dan terpercaya dengan meningkatkan kinerja efisiensi perusahaan.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis efisiensi bank adalah menggunakan metode non parametrik yang bernama Data Envelopment Analysis (DEA). Hadad dkk (2003) menyatakan bahwa penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan DEA dapat memperoleh hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rahmat Hidayat (2011) mengukur efisiensi 3 BUS dan UUS di Indonesia menggunakan variabel input yaitu biaya tenaga kerja, aset tetap dan dana pihak ketiga, serta variabel output yaitu pembiayaan dan investasi. Begitu pula penelitian yang dilakukan Ong (2011), Abdul Rahim (2013) dan Israr dan Idrees (2015) yang menggunakan variabel input dan output yang sama.

Dalam perkembangannya, selain menganalisis efisiensi perbankan, penelitian-penelitian selanjutnya mengarah pada analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi perbankan. Penelitian tentang efisiensi perbankan syariah masih sangat terbatas dan relatif masih baru, berbeda dengan studi efisiensi bank konvensional yang telah menghasilkan


(20)

5

banyak paper yang dipublikasikan di berbagai jurnal internasional dan nasional. Disamping itu, kebanyakan studi efisiensi hanya fokus pada pengukuran kinerja efisiensi, sementara penelitian yang melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi masih jarang terutama untuk bank syariah.

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi tingkat efisiensi telah dilakukan di berbagai negara. Sufian (2007), Khalad (2014), Israr (2015), Gunez dan Yilmaz (2016) menggunakan prosedur two-stage Data Envelopment Analysis (DEA). Pada prosedur ini akan dilakukan dua tahap penelitian (first stage dan second stage). Pada first stage, akan dilakukan pengukuran mengenai tingkat efisiensi menggunakan DEA. Sedangkan pada second stage akan dilakukan analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi suatu bank menggunakan regresi tobit.

Pada penelitiannya, Sufian menganalisis sector perbankan Malaysia pada saat krisis keuangan Asia tahun 1977 menggunakan DEA. Analisis lebih lanjut menghubungkan hasil efisiensi DEA dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dihitung dengan variabel karakteristik bank yaitu market share bank, manajemen operasional bank, kemampuan diversivikasi dan likuiditas bank. Hasilnya variabel karakteristik bank berpengaruh signifikan terhadap efisiensi perbankan di Malaysia. Selanjutnya penelitian lain oleh Khalad mengenai kinerja efisiensi 17 bank di Libya selama 2004-2010. Hasil penentu efisiensi menunjukkan hubungan positif antara efisiensi perbankan dan


(21)

6

ROA; ukuran operasi; kecukupan modal; dan bank pemerintah terkait (kepemilikan pemerintah). Penelitian terbaru mengenai two-stage DEA oleh Gunez dan Yilmaz mengenai kinerja efisiensi bank di Turki tahun 2007-2014 dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi bank, bahwa intensitas pinjaman, market share bank dan profitabilitas bank mempunyai pengaruh positif, sementara factor ukuran bank, resiko, manajemen operasional bank mempunyai pengaruh negatif terhadap efisiensi bank.

Selain itu, terlepas dari perkembangan penelitian dalam mengukur efisiensi bank melalui two stage DEA, Bank Indonesia mengeluarkan metode penelitian tingkat kesehatan BPRS dengan menggunakan 5 (limas) aspek yang disebut CAMEL. Adapun dalam metode ini penilaian dilakukan dengan memperhatikan aspek Capital, Asset Quality, Management, Earning dan

Liquidity. Hal ini sesuai dengan peraturan PBI No.9/17/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah. Penelitian CAMEL ini dimaksudkan untuk mengukur apakah manajemen BPRS telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat. Dalam metode ini digunakan rasio keuangan tertentu dalam mengukur kinerja keuangan serta dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat.

Dengan fungsinya dalam mengukur kinerja suatu bank, pada dasarnya metode CAMEL mempunyai sifat yang sama dengan metode DEA. Namun terdapat perbedaan yang mendasar dalam penerapan diantara kedua metode tersebut, yaitu metode CAMEL adalah metode yang secara resmi telah


(22)

7

ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai alat dalam mengukur kinerja bank, sedangkan metode DEA dalam perjalanannya hanya digunakan delam penelitian-penelitian yang dilakukan di lingkungan akademis. Dengan sifatnya sebagai metode untuk mengukur tingkat efisiensi yang merupakan gambaran dari kemampuan suatu bank dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, maka pengukuran tingkat efisiensi suatu bank juga merupakan suatu cara dalam mengevaluasi kinerja bank. Hal tersebut dikarenakan jika suatu BPRS telah beroperasi secara efisien, maka dapat dikatakan bahwa BPRS tersebut akan dapat terus meningkatkan kinerjanya dan bertahan dalam ketatnya persaingan industri perbankan khususnya pada industri pasar mikro. Selain itu, bila BPRS telah beroperasi secara efisien tentunya akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat dan secara otomatis akan meningkatkan eksistensi BPRS tersebut.

Namun dengan pentingnya penelitian tingkat efisiensi BPRS, justru dalam metode CAMEL unsur penilaian efisiensi hanya menjadi salah satu bagian dari aspek earning yang diwakili oleh rasio BOPO dengan bobot yang hanya 10%. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu bank dengan membandingkan Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional. Namun dengan melihat suatu industri perbankan sebagai lembaga intermediasi yang menggunakan banyak input dan output, maka pengukuran tingkat efisiensi menggunakan rasio BOPO dianggap tidak menggambarkan tingkat efisiensi suatu bank, dikarenakan perhitungan tingkat efisien menggunakan rasio BOPO merupakan partial efficiency. Sedangkan efisiensi


(23)

8

pada metode DEA yang disebut dengan pendekatan frontier, akan dihasilkan output yang maksimal dengan menggunakan kombinasi input dan output. Menurut Firdaus (2013) DEA dianggap sebagai metode yang menggambarkan bisnis perbankan secara ideal.

Penelitian ini akan memfokuskan pada tingkat efisiensi BPRS di Indonesia dengan menggunakan metode DEA, kemudian menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya menggunakan regresi tobit. Pemilihan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam mengidentifikasi penyebab ketidakefisienan BPRS. Serta penulis akan menghubungkan tingkat efisiensi DEA dengan tingkat rasio efisiensi bank BOPO di BPRS.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik menganalisis lebih dalam lagi permasalahan ini ke dalam skripsi yang berjudul: “Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?

b. Bagaimana pengaruh market share, manajemen operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas terhadap efisiensi BPRS?

c. Apakah metode pengukuran efisiensi DEA lebih baik dari rasio efisiensi bank BOPO?


(24)

9 C.Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.

2. Membuktikan secara empiris variabel market share, manajemen operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas dapat mempengaruhi tingkat efisiensi BPRS.

3. Menguji metode pengukuran efisiensi DEA dengan rasio efisiensi bank BOPO.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi Akademik

Sebagai bahan referensi penelitian dalam keilmuan tentang perbankan syariah khususnya mengenai tingkat efisiensi BPRS serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Kontribusi Kebijakan

a. Bagi BPRS, dapat digunakan sebagai salah satu sarana menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang.

b. Bagi pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, penilaian efisiensi BPRS dapat digunakan untuk menetapkan dan menerapkan strategi pengawasan yang tepat bagi BPRS yang bersangkutan.


(25)

10

c. Bagi masyarakat dengan mengetahui efisiensi BPRS, masyarakat akan merasa lebih aman menempatkan dananya di BPRS karena yakin BPRS akan mengelola dana tersebut dengan baik.


(26)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

Menurut Undang-Undang (UU) republik Indonesi No.10 tahun 1998 tentang perbankan, perngertian BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. BPRS yang kegiatannya bersentuhan langsung dengan rakyat mempunyai peranan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian dalam pengembangan sector rill di golongan masyarakat kecil, khususnya melayanai kebutuhan transaksi perbankan baik dalam penghimpunan dana maupun untuk penyaluran pembiayaan menggunakan pola syariah.

Berdasarkan PBI No.11/23/PBI/2009 BPRS hanya dapat didirikan oleh warga negara Indonesia, badan hukum yang seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau kombinasinya. Modal untuk mendirikan BPRS adalah Rp2 milyar untuk wilayah Jabotabek, Rp1 milyar untuk ibukota propinsi, dan Rp500 juta di luar Jabotabek dan ibukota propinsi.

Modal disetor BPRS tidak boleh berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di Indonesia dan tidak berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk kegiatan yang melanggar hukum. BPRS dalam


(27)

12

mengembangkan usahanya diperkenankan membuka kantor cabang namun dibatasi hanya dalam wilayah propinsi yang sama dengan kantor pusatnya. Sedangkan untuk membuka kantor kas, hanya dapat didirikan dalam wilayah kabupaten/kotamadya yang sama dengan kantor induknya.

Mengacu kepada kategorisasi lembaga keuangan mikro (LKM) yang dilakukan oleh Greuning, Gallardo dan Randhawa (1999) dalam Buchori (2003), BPRS dapat dimasukkan dalam LKM dengan kategori C yaitu LKM yang sumber dananya terutama berasal dari masyarakat umum dengan cara menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Secara umum BPRS memiliki tujuan dan karakteristik yang relative sama dengan LKM lainnya. LKM memiliki dua tujuan utama yang harus dicapai sekaligus, yaitu komersial dan pengembangan masyarakat. Komersial artinya LKM dalam menjalankan usahanya harus memperoleh keuntungan agar aktivitasnya dapat terjaga (sustainable) dan kemampuan melayani nasabah semakin meningkat (outreach). Hal tersebut sejalan dengan keberadaan BPRS yang memiliki tujuan khusus yaitu menyediakan jasa dan produk perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baik di perkotaan maupun di pedesaan.

2. Efisiensi

Efisiensi bagi indsutri perbankan secara keseluruhan merupakan aspek yang penting diperhatikan untuk mewujudukan suatu kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (suistainable). Efisiensi industri


(28)

13

perbankan menurut Berger dan Mester (1997) dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro.

Dalam perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasinya. Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan keluar dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga, kualitas, porduk dan pelayanan. Bank yag tidak efisien akan kesulian dalam mempertahankna kesetiaan nasabh dalam rangka memperbesar customer basenya.

Dari perspektif makro, bank yang efisien harus mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal melalui penyaluran pembiayaan dengan biaya murah. Semakin banyak pembiaan yang disalurkan ke sector riil, maka kegitan investasi akan berkembang dan pertmbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin baik dalam mengalokasi sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila menggunakan input

yang lebih sedikit dari jumlah input pada umumnya dapat menghasilkan

output yang lebih banyak atau dapat menghasilkan minimal sama besarnya. Atau bila perusahaan menggunakan input yang sama besarnya namun dapat menghasilkan output yang lebih besar dari biasanya. Dengan demikian, ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang


(29)

14

sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama,dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan jumlah output dengan persentase yang lebih. Mengingat fakta yang ada saat ini terdapat banyak sekali input dan

output yang berhubungan dengan sumber daya, aktivitas, dan factor lingkungan yang berbeda. Maka dari itu, ukuran efisiensi relatif yang digunakan sekarang ialah.

Hasil dari perhitungan diatas akan menunjukkan angka besaran antara 0 – 1 (nol hingga satu). Ketika hasil perhitungan semakin mendekati angka 0, maka unit bisnis yang diuji semakin tidak efisien. Sebaliknya, jika hasil perhitungan mendekati angka 1, maka unit bisnis yang diuji semakin efisien. Nilai-nilai efisiensi tersebut adalah relatif (tidak absolut) dan nilai yang dihasilkan adalah dengan membandingkan antara setiap unit-unit bisnis pada kumpulan data yang akan dianalisis.

Untuk mengukur tingkat efisiensi dapat dilakukan melalui pendekatan sisi input dan pendekatan sisi output. Coelli, dkk (2005) menjelaskan dua sisi pendekatan ukuran efisiensi sebagai berikut:

a. Pengukuran Berorientasi Input (Input-Oriented Measures)

Pendekatan sisi input dilakukan untuk menjawab berapa banyak kuantitas input yang dapat dikurangi secara proporsional untuk memproduksi kuantitas output yang sama. Oleh karena itu, melalui


(30)

15

pendekatan input ini diharapkan perusahaan (dalam hal ini bank) dapat mengurangi biaya produksi (input) dengan memaksimalkan jumlah

output. Pendekatan ini dilakukan ketika kondisi suatu pasar sudah mencapai titik jenuh, sehingga perusahaan perlu mengetahui tingkat efisiensi dari sumber daya yang dimilikinya saat ini. Diasumsikan, jika sebuah perusahaan menggunakan dua jenis input (X1 dan X2) untuk memproduksi satu jenis output (Y1) dalam Constant Return to Scale (CRS). Konsep efisiensi dari pendekatan sisi input dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.1 Efisiensi Pendekatan Input

Sumber:Coelli, et, al., (2005)

Perusahaan yang paling efisien dalam kumpulan unit bisnis

(fully efficiency firms) atau unit bisnis-unit bisnis yang paling efisien secara teknis (fully technically efficient). Unit bisnis yang berada pada titik P adalah unit bisnis yang tergolong kurang efisien. Unit bisnis ini dapat menjadi unit bisnis yang lebih efisien jika ia mengurang kedua jenis inputnya X1 dan X2, untuk memproduksi 1 unit output sehingga unit bisnis tersebut berada di titik Q. Jarak PQ disebut sebagai potential


(31)

16

improvment, yaitu berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proposional untuk memproduksi kuantiitas output yang sama. Ukuran efisiensi teknis sebuah unit bisnis dalam kelompok unit bisnis (TE1) secara umum diukur dengan rasio:

TE1= 1-QP/OP = 0Q/0P

Sehingga 0 ≤ TE1 ≤ =1 menunjukkan bahwa unit bisnis i adalah yang paling efisien secara teknis di antara kelompok unit bisnisnya. Garis A to A’ adalah garis isocost yang menunjukkan rasio harga (priceratio) antara input 2 terhadap input 1. Efisiensi alokatif (AE) unit bisnis i yang berada pada titik P, ditunjukkan oleh rasio:

AE1= 1-RQ/0Q = 0R/0Q

RQ menunjukkan pengurangan biaya produksi yang akan terjadi jika produksi dilakukan pada titik yang efisienbaik secara teknis maupun secara alokatif Q’.

Efisiensi ekonomis (EE1) unit bisnis i adalah merupakan produk atau hasil perkalian antara efisiensi teknis (TEi) dengan efisieni alokatif (AEi). Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut ini.

EE1= TEi x AEi =1-( QP/OP ) x (RQ/0Q) = 0R/0P Di mana 0 ≤ TEi, AEi, EE1 ≤ =1

b. Pengukuran Berorientasi Output (Output-Oriented Measures)

Berbeda dengan pendekatan sisi input yang menjawab beberapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional untuk memproduksi kuantitas output yang sama, pendekatan sisi output


(32)

17

menjawab beberapa banyak kuantitas output dapat ditingkatkan secara proporsional dengan kuantitas input yang sama. Diasumsikan misalnya sebuah perusahaan denngan 2 output (Y1 danY2) dan 1 jenis input (X1) dalam suatu ancanga CRS. Konsep ukuran efisiensi dengan pendekatan sisi output dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 2.2 Efisiensi Pendekatan Output

Sumber:Coelli, et, al., (2005)

TE1= 1-AB/0B = 0A/0B

Jika kita memiliki informasi tentang harga output, maka efisiensi alokatif (AEi) dapat dihitung dengan:

AE1= 1-BC/0C = 0B/0C

Potential Improvement pada titik C memiliki arti bahwa perusahaan di titik B masih dapat meningkatkan pendapatannya dengan berproduksi di titik yang efisien secara teknis dan alokatif, yaitu di titik B’.

Secara umum, efisiensi ekonomis adalah:

EE1= TEi x AEi =1-0A/0B x 0B/0C = 0A/0C

Ukuran efisiensi relatif, baik melalui pendekatan input dan output sama-sama membutuhkan pendefinisian garis pembatas (frontier) yang


(33)

18

menunjukkan unit-unit bisnis yang secara relatif paling efisien dari kelompok unit bisnisnya.

c. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank Menurut Hadad dkk (2003), ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan output dari institusi keuangan, yaitu pendekatan produksi (production approach),

pendekatan intermediasi (intermediation approach), dan pendekatan aset (asset approach).

1) Pendekatan Produksi

Pendekatan ini melihat institusi finansial sebagai produser dari rekening tabungan dan kredit pinjaman. Pendekatan ini mendefinisikan output sebagai penjumlahan dari rekening-rekening tersebut atau rekening-rekening terkait. Sedangkan input dalam pendekatan ini dihitung dari jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya. Pendekatan produksi melihat aktivitas bank sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Untuk mencapai tujuan yaitu memproduksi output-output yang diinginkan, seluruh faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, dan modal sebagai input.

2) Pendekatan Aset

Pendekatan aset melihat fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman. Efisiensi asset mengukur kemampuan perbankan dalam menanamkan dana dalam bentuk kredit,


(34)

19

surat-surat berharga dan alternatif lainnya sebagai output. Input diukur dari harga tenaga kerja, harga dana, dan harga fisik modal.

3) Pendekatan Intermediasi

Pendekatan ini melihat institusi keuangan sebagai perantara, institusi keuangan ini mengubah dan mentransfer aset-aset keuangan, dari unit-unit yang kelebihan dana ke unit-unit yang kekurangan dana.

Output dalam pendekatan ini diukur melalui kredit pinjaman dan investasi keuangan, sedangkan input institusional adalah biaya tenaga kerja dan modal. Pada dasarnya pendekatan intermediasi bersifat komplementer dengan pendekatan produksi. Pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasian uang yang dipinjamkan dari depositor menjadi uang yang dipinjamkan kepada para debitor.

3. Efisiensi Perbankan

Menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu: a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi

dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input tertentu.

Efisiensi = �


(35)

20

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:

Y = f (X1, X2, X3, X 4, . .Xn) Di mana Y = output, X = input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007).

c. Pendekatan frontier, menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari


(36)

21

dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi

Data Envelopment Analysis (DEA).

Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau

x-efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan”best practice” atau berlaku umum pada pendekatan forntier. Pendekatan forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama.

Hadad dkk (2003) menambahkan bahwa pendekatan parametrik dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif sama, apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan menggunakan proses produksi yang sama.

4. Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA merupakan metode non parametrik yang digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Selain itu, DEA merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan. Secara khusus, DEA merupakan pengembangan teknik pemograman linier yang didalamnya terdapat fungsi tujuan dan fungsi


(37)

22

kendala. Berikut adalah persamaan umum pada metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Dimana:

hs= efisiensi bank s

m = output bank s yang diamati

n = input bank s yang diamati

yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s

vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan Iidihitung dari 1 ke m serta j hitung dari 1 ke n

Dalam hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v, sebagai sebuah pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan tujuan untuk kendala bahwa semua ukuran efisiensi haruslah kurang atau sama dengan satu, salah satu masalah dengan formulasi atau rumusan rasio ini adalah bahwa ia memiliki sejumlah solusi yang tidak terbatas (infinite). Untuk menghindari hal ini, maka kita dapat menentukan kendala yang akan menspesifikasikan dan memudahkan dalam proses selanjutnya menggunkan teknik komputasi yang terus mengalami perkembangan. Adapun fungsi kendala tersebut adalah:


(38)

23

Dimana N menunjukkan jumlah bank dalam sampel. Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya efisiensi rasio untuk perusahaan lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot positif. Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan pembobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik.

Selain menentukan input dan output penelitian, pada pengukuran tingkat efisiensi terdapat 2 model yang digunakan dalam menganalisis efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Model yang pertama kali dikembangkan adalah model dengan asumsi constant return to scale (CRS) atau biasa disebut model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes). Dalam model

constant return to scale setiap UKE akan dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap UKE.

Dalam model CRS terdapat model matematika yang secara umum telah diterangkan pada persamaan umum di atas. Dalam persamaan tersebut


(39)

24

dapat diterangkan bahwa nilai/score efisiensi teknis didapatkan dengan perbandingan antara rasio output terhadap rasio inputnya. Selain itu, dalam persamaan tersebut dijelaskan bahwa nilai dalam pengukuran tingkat efisiensi dibatasi dalam rentang nilai 0 sampai dengan 1 dan bobot nilai harus positif. Melalui persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin rendah. Berikut adalahpersamaan pada model CCR:

Dalam persamaan tersebut dijelaskan bahwa fungsi tujuan dari persamaan tersebut adalah memaksimalkan output dengan fungsi kendala bahwa nilai input sama dengan satu, sehingga nilai output yang dikurangi nilai input nilainya kurang atau sama dengan 0. Hal itu berarti semua bank akan berada atau di bawah tingkat efisiensi teknis.

Sedangkan model kedua yang dikembangkan dalam pengukuran tingkat efisiensi adalah model dengan asumsi variable return to scale (VRS) atau biasa disebut dengan model BCC (Bankers-Charnes-Cooper). Dalam model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak sama atau dapat dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal. Persaingan tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Model


(40)

25

matematika dengan pendekatan VRS didapat melalui modifikasi dari model dengan pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model matematika umum DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat efisiensi teknis. Dengan menambahkan kendala konektivitas (convexity constraint) ke dalam persamaan sehingga rumus matematisnya menjadi:

Dimana U0 merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau negatif.

Keungulan dari metode DEA adalah: a. Bisa menangani banyak input dan output.

b. Tidak membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input

dan output.

c. Unit kegiatan ekonomi dibandingkan secara langsung dengan sesamanya. d. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel

input-output dari setiap sampelnya.

e. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda. Keterbatasan dari metode DEA, yaitu:

a. Bersifat sample specific.

b. Merupakan extreme point thecnique, kesalahan pengukuran bisa berakibat fatal.


(41)

26

c. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan produktivitas absolut.

d. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan. 5. Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA)

Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode untuk mengukur tingkat efisiensi suatu UKE (first stage) dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan atau UKE (second stage). Metode ini merupakan pengembangan dari pengukuran tingkat efisiensi melalui metode non-parametrik DEA untuk mengetahui variabel-variabel lingkungan dalam mengatahui pengaruhnya terhadap tingkat efisiensi.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi UKE digunakan regresi tobit yang dikembangkan oleh James Tobin pada tahun 1958, ketika ia menganalisa pengeluaran para rumah tangga di Amerika Serikat untuk membeli mobil. Pengeluaran untuk mobil di beberapa rumah tangga menjadi nol (karena rumah tangga tersebut tidak membeli mobil), dan hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil analisa regresi. Ia menemukan bahwa jika tetap menggunakan OLS, perhitungan parameter akan cenderung mendekati nol juga dan menjadi tidak signifikan, atau jika menjadi signifikan, nilainya mengalami bias (terlalu tinggi atau terlalu rendah) dan juga tidak konsisten (jika ada data baru, hasilnya tidak sama atau tidak sesuai dengan hasil semula).


(42)

27

Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured;

semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak ada autocorrelation; tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas yang sempurna; dan model matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam penggunaan metode analisis regresi untuk penelitian bidang sosial dan ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana variabel responnya mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk sebagian observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Dalam regresi tobit terdapat tambahan informasi koefisiens skala (scale) yaitu faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk mengestimasi standar deviasi dari residual.

Keunggulan menggunakan prosedur two-stage DEA, yaitu: mudah diimplementasikan, kemungkinan mempertimbangkan banyak variabel secara simultan tanpa menigkatkan jumlah unit efisien, tidak diperlukan untuk mengetahui orientasi pengaruh dari setiap variabel lingkungan dan dimungkinkan menggunakan beberapa (atau keseluruhan) variabel lingkungan bersama untuk menjadi bagian dari individual.

6. Analisis Kesehatan BPRS CAMEL

Tingkat Kesehatan atau lebih dikenal dengan TKS merupakan indikator penilaian kinerja BPRS secara kuantitatif dan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisidan kinerja bank.


(43)

28

Komponen-komponen penilaian tingkat kesehatan bank meliputi permodalan (Capital), kualitas aset (Assets Quality), manajemen

(Management), rentabilitas (Earning) dan likuiditas (Liquidity). Masing-masing faktor tersebut terdiri dari satu atau dua komponen yang dinilai dan diberi bobot terhadap total penilaian tingkat kesehatan BPRS.

Penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) berdasarkan prinsip syariah mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMEL berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.9/17/PBI/2007 dan Surat Edaran No.9/29/DPbS 2007 terdiri atas:

a. Permodalan (Capital)

Modal adalah sejumlah dana yang harus disediakan oleh pemilik bank, diluar biaya pendirian dan harta tetap-inventaris perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 23 tahun 2009, ketentuan permodalan yang harus disediakan bila ingin mendirikan BPRS adalah jika:

- BPRS yang didirikan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi minimal Rp 2 milyar.

- BPRS yang didirikan di ibu kota provinsi di luar wilayah tersebut minimal Rp 1 milyar.

- BPRS yang didirikan selain di wilayah-wilayah tersebut minimal Rp 500 juta.


(44)

29

Kecukupan permodalan bertujuan untuk mengantisipasi resiko keuangan dan operasional atar perannya dalam penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh BPRS.

Permodalan terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal inti yaitu modaldisetor, agio-disagio saham, modal sumbangan, dana setoran modal, cadangan umum dantujuan, laba ditahan setelah diperhitungkan pajak, laba tahun lalu setelah diperhitungkanpajak, rugi tahun lalu (sebagai pengurang), 50% laba tahun berjalan, rugi tahun berjalan(sebagai pengurang) dan goodwill. Sedangkan Modal Pelengkap yaitu selisih penilaian aktiva tetap, cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva (maksimal 1, 25% dari ATMR),modal pinjaman, investasi subordinasi (maksimal 50 % dari modal inti).

1) Rasio Kecukupan Modal (Rasio Utama) yaitu untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang terlaku. Dihitung dari permodalan bank terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko, seperti kas, penempatan pada bank lain dan pembiayaan dengan perhitunga bobot resiko tertentu). Dengan rumus sebagai berikut:

CAR = +

Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5


(45)

30 b. Kualitas Aset (Assets Quality)

Aktiva Produtif adalah penempatan dana BPRS dalam rupiah berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan, piutang, ijarah

dan penempatan dana pada bank lain. Indikator kualitas aktiva produktif terdiri dari lancar, kurang lancar, diragujan dan macet atau disebut dengan kolektabilitas.

1) Rasio kualitas aktiva produktif atau earning asset quality (EAQ) (Rasio Utama) yaitu untuk mengukur proporsi aktiva produktif yang tidak diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif.

EAQ =

1 −

y

Aktiva Produktif yang diklasifikasikan yaitu aktiva produktif yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: - 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar - 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan - 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5

EAQ ≥ 93% 90% ≤ EAQ ≤ 93% 87% ≤ EAQ < 90% 84% ≤ EAQ < 87% EAQ < 84%

2) Rasio pembiayan bermasalah (Rasio Penunjang) yaitu mengukur proporsi pembiayaan bermasalah terhadao total pembiayaan yang disalurkan atau sering disebut dengan NPF (Non Performing Finance)


(46)

31 NPF =

JPB = Jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

JP = Jumlah pembiayaan yang dimiliki oleh bank Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5

NPF ≤ 7% 7% < NPF ≤ 10% 10% < NPF < 13% 13% < NPF < 16% NPF > 16%

c. Rentabilitas (Earning)

Rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk memgukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

1) Rasio Efisiensi Operasional (ROE) (Rasio utama) yaitu mengukur efisiensi operasi BPRS.

REO =

BO = Beban Operasional yaitu beban yang dikeluarkan oleh bank untuk membiayai operasional bank, tidak termasuk bagi hasl kepada dana pihak ketiga.

PO = Pendapatan Operasional yaitu pendapatan operasional yan diterima oleh bank setelah dikurangi denga bagi hasil kepada dana pihak ketiga.


(47)

32 Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5

REO ≥ 83% 83% < REO ≤ 85% 85% < REO < 87% 87% < REO < 89% REO > 89%

2) Return on Assets (ROA) (Rasio Observed) yaitu mengukur tingkat kemampuan bank memperoleh laba atas aset yang dimiliki.

ROA =

EBT = Earning Before Tax adalah laba yang diperoleh bank sebelum perhitungan pajak.

TA = Total Aset yang dimiliki bank Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5

ROA ≥ 1,45% 1,21 % < ROA ≤ 1,45% 0,99% < ROA < 1,21% 0,76% < ROA < 0,99% ROA ≤ 0,76%

3) Return on Equity (ROE) (Rasio Observed) yaitu mengukur tingkat kemampuan bank memperoleh laba atas modal yang dimiliki.

ROE =

EAT = Earning After Tax adalah laba yang diperoleh bank setelah perhitungan pajak.

PIC = Pic in Capital adalah modal disetor yang dimiliki oleh bank. d. Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya berupa kewajiban segera harus dibayar dengan harta lancarnya.


(48)

33

1) Cash Ratio (CR) (Rasio utama) yaitu mengukur kemampuan alat likuid bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.

CR =

Kas dan Setara Kas = Kas, giro dan tabungan pada bank lain

Kewajiban Lancar = tabungan, deposito, kewajiban kepada bank lain Kriteria penilaian peringkat:

1 2 3 4 5

CR ≥ 4,8% 4,05% ≤ CR < 4,8% 3,3% ≤ CR < 87% 2,55% ≤ CR < 3,3% CR< 2,55%

e. Manajemen (Management)

Penilaian manajemen merupakan penilaian kualitatif terhadap kemampuan manajerial pengurus BPRS untuk menjalankan usaha termasuk komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain, kecukupan manajemen risiko, dan kepatuhan BPRS terhadap prinsip syariah dan pelaksanaan fungsi sosial, berupa peranan bank dalam pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah (ZIS), wakaf uang dan lain-lain yang relevan. Peringkat komponen faktor manajemen ditetapkan 4 peringkat yaitu peringkat A, B, C dan D. Peringkat A mencerminkan kulitas tata kelola paling baik dan peringkat D mencerminkan kulitas tata kelola paling buruk.

Berdasarkan pasal 8 PBI No.9/17/PBI/2007 dalam penilaian faktor keuangan, digunakan angka 1 sampai 5 untuk mempresentasikan hasil


(49)

34

pengukuran kinerja BPRS. Adapun secara lebih rinci mengenai penetapan peringkat standar penilaian BPRS adalah sebagai berikut:

a. Peringkat faktor keuangan 1, mencerminkan bahwa kondisi BPRS memiliki kinerja keuangan yang sangat baik, yaitu BPRS memiliki kemampuan menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang tinggi sehingga mampu berkembang optimal.

b. Peringkat faktor keuangan 2, mencerminkan bahwa kondisi BPRS memiliki kinerja keuangan yang baik, yaitu BPRS memiliki kemampuan menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang cukup tinggi sehingga mampu berkembang.

c. Peringkat faktor keuangan 3, mencerminkan bahwa kondisi BPRS memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, yaitu BPRS memiliki kemampuan menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang sedang namun BPRS masih memiliki beberapa kelemahan dalam pengelolaan BPRS yang dapat menurunkan kondisi keuangan BPRS.

d. Peringkat faktor keuangan 4, mencerminkan bahwa kondisi BPRS memiliki kinerja keuangan yang kurang baik, yaitu BPRS mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi mebahayakan kelangsungan usaha. e. Peringkat faktor keuangan 5, mencerminkan bahwa kondisi BPRS

memiliki kinerja keuangan yang tidak baik, yaitu BPRS mengalami kesulitan keuangan yang membahayakan kelangsungan usaha dan kecil kemungkinan untuk dapat diselamatkan.


(1)

115

2015

I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 100 0.1 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 100 0.1 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 100 0.1 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 100 0.1 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap

4

2013

I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 100 0.1 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 99.65 0.1 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.275 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 100 0.1 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 98.73 0.1 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 99.19 0.1 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 97.53 0.1 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Efisien Turun III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 97.97 0.1 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 100 0.1 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.75 Baik 1.75 Sangat Efisien Naik 2015

I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 100 0.1 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 100 0.1 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.625 Baik 1.625 Sangat Efisien Naik III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 100 0.1 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 100 0.1 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap

5

2013

I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 100 0.1 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 81.79 0.1 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 81.3 0.1 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 78.58 0.1 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Cukup Efisien Turun 2014

I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 92.04 0.1 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 100 0.1 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 100 0.1 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.125 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 97.62 0.1 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun 2015

I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 100 0.1 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 100 0.1 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 100 0.1 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 100 0.1 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap

6

2013

I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 100 0.1 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 100 0.1 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 94.87 0.1 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 99.34 0.1 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun 2014

I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 100 0.1 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 100 0.1 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 97.07 0.1 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.575 Baik 1.575 Efisien Turun IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 99.4 0.1 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun 2015

I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 100 0.1 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.575 Baik 1.575 Sangat Efisien Tetap II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 100 0.1 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 100 0.1 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 100 0.1 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap


(2)

116

7

2013

I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 100 0.1 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 100 0.1 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 99.84 0.1 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.275 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 100 0.1 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap 2014

I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 100 0.2 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.275 Sangat Baik 1.175 Sangat Efisien Tetap II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 94.86 0.1 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 99.13 0.1 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 100 0.1 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap 2015

I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 100 0.1 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 100 0.1 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 100 0.1 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 100 0.1 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap

8

2013

I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 100 0.1 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 95.67 0.1 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 88.93 0.1 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 97.47 0.1 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 100 0.1 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 100 0.1 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 96.46 0.1 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 91.51 0.1 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.65 Baik 1.65 Efisien Tetap 2015

I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 100 0.1 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.85 Baik 1.85 Sangat Efisien Naik II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 98.74 0.1 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 2.2 Baik 2.2 Efisien Tetap III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 96.18 0.1 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.85 Baik 1.85 Efisien Tetap IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 100 0.2 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.375 Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap

9

2013

I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 100 0.1 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.725 Baik 1.725 Sangat Efisien Naik II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 100 0.1 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 2.1 Baik 2.1 Sangat Efisien Naik III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 93.36 0.1 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.65 Baik 1.65 Efisien Tetap IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 98.15 0.1 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 100 0.1 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 100 0.1 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 100 0.1 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 99.8 0.1 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2015

I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 100 0.1 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 100 0.1 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.125 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 100 0.1 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 100 0.1 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap


(3)

117

Model 4: Perhitungan CAEL dengan Mengganti BOPO dengan DEA dan Mengubah Bobot Tiap Komponen CAEL serta

Perbandingannya dengan CAEL berdasarkan PBI No.9/PBI/2007 dan SE No.9/29/DPbS 2007

ID

BPRS Tathun KW CAR PKR KAP PKR NPF PKR DEA PKR ROA PKR ROE PKR CR PKR PK Kriteria

PK

Model 1 Kriteria Status

1

2013

I 23 0.25 95.52 0.35 6.81 0.1 100 0.25 0.6 0.125 5.01 0.125 34.56 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 29 0.25 94.63 0.35 7.38 0.2 95.07 0.25 3.16 0.025 16.97 0.075 22.11 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun III 21.52 0.25 95.36 0.35 5.85 0.1 97.3 0.25 2.91 0.025 15.74 0.075 18.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun IV 36 0.25 96.15 0.35 5.87 0.1 97.57 0.25 2.97 0.025 16.1 0.075 39.63 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun 2014

I 24.23 0.25 96.68 0.35 5.79 0.1 100 0.25 2.96 0.025 17.88 0.075 48.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap II 32 0.25 96.42 0.35 5.85 0.1 98.67 0.25 3.07 0.025 19 0.05 40.22 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun III 31 0.25 97.03 0.35 4.94 0.1 95.83 0.25 2.91 0.025 18.73 0.05 36.91 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun IV 39 0.25 96.52 0.35 4.7 0.1 100 0.25 2.82 0.025 15.11 0.075 31.61 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap 2015

I 33 0.25 97.10 0.35 4.6 0.1 100 0.25 2.55 0.025 15.82 0.075 36.09 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap II 30 0.25 96.53 0.35 4.87 0.1 100 0.25 2.79 0.025 17.21 0.075 18.70 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap III 29 0.25 96.03 0.35 5.96 0.1 100 0.25 3 0.025 19.59 0.05 25.36 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap IV 29 0.25 97.70 0.35 3.87 0.1 100 0.25 2.63 0.025 18.06 0.05 40.84 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap

2

2013

I 9 0.75 99.45 0.35 0.95 0.1 97.6 0.25 2.74 0.025 62.12 0.025 22.65 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun II 9 0.75 99.38 0.35 0.81 0.1 97.08 0.25 27.66 0.025 66.89 0.025 8.63 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun III 8.03 0.75 99.11 0.35 1.49 0.1 97.04 0.25 3.19 0.025 14.88 0.075 17.19 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun IV 9.67 0.5 99.48 0.35 0.76 0.1 100 0.25 3.07 0.025 24.88 0.025 33.17 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap 2014

I 8.49 0.75 99.33 0.35 1.14 0.1 100 0.25 2.54 0.025 12.58 0.1 29.33 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Naik II 9 0.75 99.18 0.35 1.15 0.1 93.98 0.25 2.46 0.025 12.95 0.1 21.00 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun III 8.64 0.75 98.37 0.35 3.37 0.1 97.19 0.25 2.35 0.025 13.06 0.075 26.92 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun IV 9.59 0.5 99.05 0.35 1.4 0.1 95.9 0.25 2.36 0.025 13.31 0.075 34.77 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Efisien Turun 2015

I 10.03 0.5 98.87 0.35 1.78 0.1 100 0.25 2.41 0.025 13.83 0.075 22.32 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap II 9.09 0.75 98.68 0.35 1.77 0.1 100 0.25 2.29 0.025 13.68 0.075 16.34 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap III 9.22 0.75 98.77 0.35 1.77 0.1 99.87 0.25 2.2 0.025 14.98 0.075 24.68 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun IV 10.3 0.5 98.69 0.35 1.73 0.1 100 0.25 2 0.025 19.31 0.05 29.21 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap

3

2013

I 117.54 0.25 92.85 0.7 13.35 0.4 100 0.25 4.44 0.025 47.44 0.025 35.47 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap II 110.36 0.25 93.32 0.35 11.39 0.3 100 0.25 4.47 0.025 44.61 0.025 28.88 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap III 19.27 0.25 93.24 0.35 11.33 0.3 100 0.25 4.4 0.025 39.24 0.025 28.87 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap IV 19.64 0.25 94.07 0.35 10.23 0.3 99.36 0.25 4.04 0.025 33.73 0.025 33.90 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap 2014

I 20.42 0.25 93.05 0.35 12.37 0.3 100 0.25 3.51 0.025 37.25 0.025 33.28 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 21.3 0.25 93.92 0.35 9.7 0.2 99.44 0.25 3.22 0.025 35.25 0.025 25.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun III 16.75 0.25 93.46 0.35 11.09 0.3 99.01 0.25 2.67 0.025 23.7 0.025 25.67 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun IV 18.39 0.25 93.24 0.35 11.96 0.3 99.06 0.25 3.69 0.025 31.34 0.025 30.71 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun


(4)

118

2015

I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 100 0.25 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 100 0.25 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 100 0.25 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 100 0.25 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap

4

2013

I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 100 0.25 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 99.65 0.25 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 100 0.25 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 98.73 0.25 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 99.19 0.25 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 97.53 0.25 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Efisien Turun III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 97.97 0.25 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 100 0.25 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.6 Baik 1.75 Sangat Efisien Naik 2015

I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 100 0.25 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 100 0.25 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.525 Baik 1.625 Sangat Efisien Naik III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 100 0.25 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 100 0.25 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap

5

2013

I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 100 0.25 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 81.79 0.25 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.3 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 81.3 0.25 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.35 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 78.58 0.25 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.6 Sangat Baik 1.2 Cukup Efisien Turun 2014

I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 92.04 0.25 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 100 0.25 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.4 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 100 0.25 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 97.62 0.25 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun 2015

I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 100 0.25 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 100 0.25 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 100 0.25 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.125 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 100 0.25 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap

6

2013

I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 100 0.25 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 100 0.25 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 94.87 0.25 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 99.34 0.25 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun 2014

I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 100 0.25 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 100 0.25 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 97.07 0.25 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 99.4 0.25 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun 2015

I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 100 0.25 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Tetap II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 100 0.25 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 100 0.25 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 100 0.25 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap


(5)

119

7

2013

I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 100 0.25 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 100 0.25 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 99.84 0.25 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 100 0.25 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap 2014

I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 100 0.25 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.875 Baik 1.175 Sangat Efisien Tetap II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 94.86 0.25 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 99.13 0.25 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 100 0.25 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap 2015

I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 100 0.25 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 100 0.25 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 100 0.25 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 100 0.25 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1.25 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap

8

2013

I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 100 0.25 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 95.67 0.25 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 88.93 0.25 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.3 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 97.47 0.25 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 100 0.25 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 100 0.25 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 96.46 0.25 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 91.51 0.25 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.7 Baik 1.65 Efisien Tetap 2015

I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 100 0.25 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.65 Baik 1.85 Sangat Efisien Naik II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 98.74 0.25 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 1.95 Baik 2.2 Efisien Tetap III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 96.18 0.25 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.65 Baik 1.85 Efisien Tetap IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 100 0.25 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.175 Baik 1.275 Sangat Efisien Naik

9

2013

I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 100 0.25 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.525 Baik 1.725 Sangat Efisien Naik II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 100 0.25 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 1.85 Baik 2.1 Sangat Efisien Naik III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 93.36 0.25 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.45 Baik 1.65 Efisien Tetap IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 98.15 0.25 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2014

I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 100 0.25 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 100 0.25 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 100 0.25 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 99.8 0.25 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun 2015

I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 100 0.25 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 100 0.25 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 100 0.25 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 100 0.25 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

3 8 100

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGANMENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 3 11

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012.

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 1 12

PENGUKURAN EFISIENSI BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DEA (DATA ENVELOPMENT ANALYSIS).

2 15 35

PENGUKURAN KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PENDEKATAN EFISIENSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 3 6

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

0 1 25

PENGUKURAN EFISIENSI BANK PERKREDITAN RAKYAT KONVENSIONAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TAHUN 2016

0 0 14