Average Delay Router Penghitungan dan Analisis

d Menghitung total delay yaitu dengan menjumlahkan semua delay setiap paket. Pada contoh diatas total delay adalah 0.00132 + 0.00932 = 0.01064 s. e Menghitung total paket yang keluar dari router . Dengan ketentuan action = d || action = r, action == - node_1==4 node_2==5. Sebagai contoh pada potongan trace file paket yang keluar dari router berjumlah 2 yaitu paket dengan id 0 dan 1944. Dengan rumus throughput router = num_out total_duration num_out , maka dari potongan trace file tersebut dapat dihitung : packet loss router = 2 0.01064 2 = 2 0.00532 = 375.9398 ps

4.3 Penghitungan dan Analisis

Penghitungan dilakukan untuk mengukur average delay router, packet loss router, dan throughput router dalam jaringan menggunakan manajemen antrian DT dan FQ. Dari hasil pengitungan tersebut selanjutnya peneliti akan melakukan analisis.

4.3.1 Average Delay Router

Average delay router adalah hasil rata-rata dari waktu paket dikirim oleh router dikurangi waktu paket diterimaoleh router untuk setiap paket id dan dibagi jumlah paket yang dikirim diproses oleh router . Kinerja manajemen antrian pada router akan lebih baik jika nilai delay antrian semakin kecil. Hasil perhitungan average delay router didapat dari trace file setiap percobaan dan dihitung dengan program . awk . Dari program awk tersebut dapat diketahui start time dan end time semua paket di dalam antrian router, delay antrian setiap paket, total delay , total packet yang keluar dari router , dan average delay router . Contoh output dari program delay_antrian.awk pada FQ-TCP-paket MAX- buffer 10 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut. Gambar 4.4 contoh output Average_delay_router.awk Hasil dari penghitungan average delay router dapat ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut memperlihatkan pengaruh ukuran buffer , jenis paket, ukuran paket terhadap kinerja dari manajemen antrian DT dan FQ.Hasil dari average delay router ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.5 dan tabel dapat dilihat pada Tabel 4.1. Gambar 4.5 Grafik a verage delay router 200 400 600 800 1000 1200 10 25 50 75 100 A V E RA G E D E LA Y R O U T E R m s TCP - MAX DT TCP - MIN DT TCP - MAX FQ TCP - MIN FQ UDP - MAX DT UDP - MIN DT UDP - MAX FQ UDP - MIN FQ ukuran buffer Tabel 4.1 Average delay router ms QUEUE TCP - MAX TCP - MIN UDP - MAX UDP - MIN DT FQ DT FQ DT FQ DT FQ 10 100.838 294.237 100.838 294.237 375.658 981.079 1.111 1.111 25 127.224 294.237 127.224 294.237 430.225 981.079 1.111 1.111 50 173.771 294.237 173.771 294.237 518.998 981.079 1.111 1.111 75 260.983 294.237 260.983 294.237 604.719 981.079 1.111 1.111 100 288.002 294.237 288.002 294.237 686.619 981.079 1.111 1.111 Dari grafik yang terlihat pada Gambar 4.5 dan dari Tabel 4.1, dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama, bahwa semakin besar ukuran buffer , average delay yang terjadi di router akan semakin besar pada manajemen antrian DT. Hal ini disebabkan karena semakin besar ukuran buffer , antrian paket akan semakin panjang. Hal ini mengakibatkan paket yang masuk pada antrian buffer akan semakin lama diproses. Kedua, ukuran buffer tidak mempengaruhi average delay router pada manajemen antrian FQ.Hal ini disebabkan karena antrian buffer pada manajemen antrian FQ dibagi berdasarkan kelas-kelas dan diproses bergantian secara adil. Average delay router antrian pada manajemen antrian FQ cenderung stabil walaupun dengan ukuran buffer yang berbeda-beda. Ketiga, nilai average delay router antrian pada manajemen antrian FQ lebih besar dari pada manajemen antrian DT.Hal ini disebabkan karena router pada manajemen antrian FQ memproses 4 kelas pada buffer secara bergantian satu demi satu dan mengakibatkan semakin lama paket menunggu di dalam antrian untuk diproses. Keempat, ukuran paket pada TCP tidak mempengaruhi average delay router .Hal ini disebabkan karena TCP mempunyai congestion control dan flow control jadi dapat mengatur aliran paket yang masuk ke router sehingga dapat berpengaruh juga pada delay . Kelima, ukuran paket pada UDP mempengaruhi average delay router . Hal ini disebabkan karena UDP tidak mempunyai congestion control dan flow control sehingga paket terus memenuhi buffer dan mengakibatkan delay antrian besar. Secara keseluruhan, menurut [12], nilai average delay router pada DT dikategorikan dalam sangat bagus karena kurang dari 150 ms, kecuali untuk paket UDP dengan ukuran maksimum dikategorikan dalam jelek dan tidak dapat diterima karena antara 300 - 450 ms dan diatas 450 ms. Sedangkan nilai average delay router pada FQ dikategorikan bagus yaitu antara 150-300 ms, kecuali pada UDP dengan paket minimum yang dikategorikan sangat bagus karena kurang dari 150 ms dan dikategorikan tidak dapat diterima pada UDP dengan paket maksimum karena lebih dari 450 ms.

4.3.2 Packet Loss Router