Puting Beliung Tanah Longsor

Tanah longsor terkait erat dengan banjir. Perbedaannya, banjir terjadi di daerah yang rendah atau relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sedangkan tanah longsor terjadi di wilayah yang berupa lereng yang struktunya lemah. Tanah longsor yang hanyut di sungai bisa menyebabkan banjir. Sebelum terjadinya tanah longsor, biasanya didahului tanda-tanda tertentu. Hujan berlangsung lama. Muncul suara dan getaran kecil di atas lereng. Kemudian. terjadi longsoran- longsoran kecil. Bila muncul tanda-tanda akan terjadi longsor, sebaiknya penduduk diungsikan. Bisa juga dilakukan tindakan proaktif. Penduduk yang bertempat tinggal di lereng yang rawan longsor direlokasi. Untuk kepentingan ini, tentunya fasilitasi dari pemerintah sangat dibutuhkan.

f. Puting Beliung

Puting beliung disebut juga tornado. Bentuknya berupa pusaran angin yang berkembang dari awan hitam tebal cumulonimbus. Dari awan, pusaran angin turun sampai ke permukaan bumi. Bentuknya berupa terowongan awan yang mengecil di bagian bawah, dengan serpihan material berpusar di sekitarnya. Jadi agak mirip belalai gajah. Materialnya berupa debu, pasir atau serpihan batu. Puting beliung yang sangat kuat bisa menghancurkan bangunan, bahkan mampu mengangkat rumah dari fondasinya. Angin ini juga mampu melontarkan kendaraan ke udara, dan kuat mengangkat kereta api dari relnya. Sumber: reuters.com Gambar No.20. Kerjasama tentara dan warga desa mencari korban tanah longsor di Karanganyar Jawa Tengah, tahun 2007.

e. Tanah Longsor

Tanah longsor adalah anjloknya massa tanah dan batuan menuruni lereng bukit atau gunung. Tanah longsor biasanya terjadi ketika air hujan meresap ke lahan di puncak bukit atau gunung. Aliran air kemudian menyusup ke rekahan-rekahan batuan.. Akhirnya aliran itu bertemu dengan material yang licin, seperti serpihan batu atau lempung. Posisi material ini miring menghadap ke lembah. Semakin lama airnya semakin menggenang, sehingga semakin berat. Akhirnya penopang lereng tidak mampu lagi menahan beban. Massa tanah dan batuan pun tergelincir di sepanjang lereng. Di unduh dari : Bukupaket.com Puting beliung memang bisa terjadi di semua benua kecuali Antartika. Negara yang paling sering mengalami puting beliung adalah AS. Di Indonesia puting beliung bisa terjadi, tetapi tidak begitu kuat. Ini adalah keuntungan kita yang terletak di ekuator dan sekitarnya. Terjadinya puting beliung dimulai dengan adanya awan cumulonimbus. Dari bagian atas awan, udara yang kering dan dingin bergerak turun. Sementara itu, udara yang panas dan mengandung uap air dari permukaan bumi bergerak naik. Keduanya bertabrakan sehingga terjadilah pusaran angin. Arah pusarannya bergantung lokasinya. Bila puting beliung terjadi di selatan khatulistiwa, arah pusarannya searah dengan putaran jarum jam. Sebaliknya, bila puting beliung terjadi di utara khatulistiwa, arah pusarannya berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Tanda-tanda puting beliung diawali munculnya bentuk mirip ujung belalai dari awan. Angin bertiup kencang. Kadang disertai gerimis dan sambaran petir. Debu membumbung membentuk corong dengan moncong menghadap ke atas. Selama puting beliung berlangsung, orang sebaiknya segera mencari perlindungan di ruang bawah tanah. Tempat berlindung bisa juga di bagian dalam gedung yang konstruksinya paling kuat. Kalau kita di dalam kendaraan, sebaiknya segera menjauh karena dapat terguling. Kalau kita di dekat pohon, juga segera menjauh karena dapat roboh. Bangunan-bangunan yang besar dan luas seperti aula, dan gedung olah raga rawan roboh sehingga harus dihindari. Jika kita sudah terlanjur di luar dan ada puting beliung, sebaiknya segera tiarap dan melindungi kepala kita dari material yang dibawanya. Sumber: Wikipedia, diolah kembali Gambar No.21. Proses terjadinya puting beliung.

g. Badai