Pemberantasan Terorisme Bidang Keamanan

Indonesia juga telah menandatangani perjanjian tentang pelarangan uji coba senjata nuklir. Indonesia menganggap perjanjian tersebut sangat bermanfaat dalam mencegah pengembangan senjata nuklir. Indonesia menyadari bahwa simulasi percobaan senjata nuklir dengan komputer tidak bisa dilarang. Uji coba seperti ini tidak menggunakan ledakan nuklir. Indonesia menyadari perjanjian yang telah ada merupakan hasil maksimal yang bisa dicapai. Indonesia telah merati kasi Konvensi Senjata Kimia KSK pada tahun 1998. Indonesia juga melakukan implementasi berbagai ketentuan yang tertuang dalam konvensi. Diantaranya menyusun Deklarasi Tahunan. Kita sedang mempersiapkan undang-undang implementasi KSK. Indonesia juga telah menerima tim inspeksi OPCW. Nama panjang tim ini Organisation for Prohibition of Chemical Weapons . Artinya, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia. OPCW melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan bahan kimia di Jatim, Kaltim, serta NAD. Mirip IAEA, OPCW juga bertugas melakukan inspeksi namun terhadap senjata kimia. Indonesia tidak memiliki dan tidak bermaksud untuk mengembangkan senjata kimia. Indonesia senantiasa mendukung upaya OPCW dalam pelarangan senjata kimia. Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam mendukung implementasi KSK. Dalam hal perlucutan senjata biologi, Indonesia telah merati kasi Konvensi Senjata Biologi pada tahun 1992. Salah satu kelemahan dari konvensi ini adalah belum dibentuknya sistem veri kasi. Padahal sistem ini penting untuk menjaga kepatuhan anggota. Berbagai upaya untuk menyusun sistem veri kasi sampai saat ini masih belum berhasil. Indonesia berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan bersama.

c. Pemberantasan Terorisme

Indonesia mengutuk keras terorisme. Terorisme bertentangan dengan pandangan hidup bangsa kita, yaitu Pancasila. Utamanya sila perikemanusiaan yang adil dan beradab. Namun Indonesia juga menekankan pentingnya pemahaman untuk tidak mengkaitkan terorisme dengan agama. Pemberantasan terorisme hanya berhasil bila dilakukan langkah-langkah yang komprehensif dan seimbang. Hal ini sejalan dengan tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan HAM. Sumber: mirrors.org dan geocities.commahdi_omen Gambar No.27. Serangan 11 September 2001 menghancurkan World Trade Center WTC di New York. Kompleks gedung berrtingkat ini menjadi pusat perdagangan, perkantoran, dan perbankan di AS. Pesawat yang dibajak teroris ditabrakkan ke gedung kedua, beberapa menit setelah kejadian serupa di gedung pertama kiri. Pengeboman di Bali, 2002 kanan. Di unduh dari : Bukupaket.com

D. Rangkuman

1. Kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, dan teknologi informasi mempercepat proses globalisasi. 2. Dalam rangka globalisasi, PBB menetapkan tujuan pembangunan milenium yang terkenal dengan MDGs. 3. Peran Indonesia di era global ditandai dengan berperan aktif di berbagai organisasi regional dan internasional. 4. Setiap organisasi regional dan internasional memiliki cakupan kawasan dan bidang kerjasama yang berbeda. 5. Indonesia menentang pengembangan senjata pemusnah massal. Negara kita juga berperan aktif memberantas terorisme.

E. Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat namun jelas 1. Sebutkan tiga dari delapan tujuan pembangunan milenium 2. Buktikan bahwa Indonesia berperan aktif dalam memelihara perdamaian dunia 3. Jelaskan dua tujuan utama berdirinya ASEAN 4. Jelaskan tentang tiga pilar pengentasan kemiskinan dari Bank Pembangunan Asia 5. Jelaskan posisi strategis APEC dalam perekonomian global 6. Jelaskan bahwa komitmen bangsa Indonesia terhadap HAM sudah ada sebelum Indonesia merdeka 7. Sebutkan tiga dari enam instrumen HAM internasional yang telah dirati kasi Indonesia 8. Apa manfaat misi diplomatik Indonesia di kawasan Arab pada masa awal kemerdekaan? 9. Jelaskan isi kesepakatan dalam Perjanjian Non-Poliferasi Nuklir 10. Apa yang dimaksud dengan senjata pemusnah massal? Senjata apa saja yang ternasuk kategori senjata tersebut? Indonesia percaya bahwa tugas penting utama untuk menangani terorisme adalah meletakkan pondasi hukum. Dengan demikian, negara dapat melindungi baik kepentingan publik maupun HAM. Hal ini menjadi dasar penegakan hukum untuk memberantas terorisme. Kerangka hukum pemberantasan terorisme didasarkan pada proses nasional dan internasional. Indonesia telah membuat hukum dan peraturan-peraturan anti terorisme. Indonesia telah menandatangani Konvensi-Konvensi PBB yang menangani terorisme internasional. PBB memiliki Komite Anti Terorisme dan Komite Sanksi. Komite ini di bawah Dewan Keamanan PBB. Indonesia telah menyampaikan laporan kepada komite ini secara berkala. Indonesia juga telah menerima Konvensi Internasional Pemberantasan Tindakan Terorisme Nuklir tahun 2005. Indonesia memfasilitasi Pertemuan Regional Para Menteri Melawan Terorisme di Bali tahun 2004. Tujuannya untuk memperkuat upaya regional melawan terorisme. Pertemuan ini dihadiri oleh para menteri luar negeri dan penegak hukum seregional. Pertemuan ini menyetujui sejumlah rekomendasi aksi dalam penanggulangan terorisme. Di unduh dari : Bukupaket.com