Uji daya sebar Uji Homogenitas Uji Viskositas Uji pelepasan obat

27

4. Uji Sifat fisik gel anhidrat diabetic wound healing ibuprofen

a. Uji organoleptis dan pH Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau dan bentuk dari gel setelah 48 jam gel selesai dibuat Septiani et al., 2012. Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH Tranggono dan Latifah, 2007.

b. Uji daya sebar

Sebanyak 0,5 gram gel anhidrat ditimbang dan diletakkan di tengah kaca bundar yang berskala, ditutup dengan kaca bundar penutup dengan penambahan beban sehingga total berat penutup dan beban ialah 125 gram dan dibiarkan selama 1 menit. Pengukuran dihitung dari diameter yang terbentuk dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali Divadi, 2015.

c. Uji Homogenitas

Secukupnya sediaan gel diletakkan pada object glass dan ditutup dengan object glass lainnya, ditekan hingga merapat dan pengujian dilakukan 3 kali Divadi, 2015.

d. Uji Viskositas

Viskositas gel diukur menggunakan viskometer Merlyn II dengan sistem cup and bob. Gel diambil sebanyak 15 mL dan dimasukkan ke dalam cup, kemudian cup dan bob dipasang pada viskometer. Pengujian dilakukan pada kecepatan 50 rpm pada suhu 25ºC Divadi, 2015.

e. Uji pelepasan obat

Sekitar 1 g gel anhidrat dikemas ke dalam chamber pendonor pada franz difusion cell, dipastikan bahwa tidak ada gelembung udara antara gel dan permukaan chamber pendonor pada membran selofan. Fase reseptor dipenuhi dengan dapar fosfat pH 7,4 sambil terus diaduk dengan magnetik stearer pada kecepatan 100 rpm selama percobaan untuk memastikan homogenitas dan suhu dipertahankan pada 37 ± 0,50 C. Sampel ditarik pada berbagai interval waktu dan dianalisa spektrofotometri pada 263 nm Csizmazia, 2011.

5. Uji sterilitas

Kabinet LAF dibersihkan dengan etanol 70, Lampu UV dinyalakan selama 24 jam. Peralatan yang digunakan juga disterilkan sebelumnya menggunakan autoklaf pada 121ºC selama 15 menit. Nutrient Agar Oxoid ditimbang sebanyak 21 gram dan ditambahkan pada 750 mL akuades, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen. Media NA dipanaaskan dengan hotplate magnetic stirrer sampai homogen, dan dituang ke tabung reaksi sebanyak 15 mL tiap tabungnya dan ditutup dengan penutup yang sesuai. Media NA tersebut disterilisasi menggunakan autoklaf pada 121ºC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Dalam LAF media NA yang telah steril dituang pada cawan petri, dan penuangan dilakukan didekat bunsen. Media NA dibiarkan memadat dalam cawan petri. Sediaan gel yang akan diuji disiapkan, kemasan dibersihkan dengan etanol 70. Jarum ose yang akan digunakan dipanaskan di atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 bunsen hingga memijar, dan didinginkan. Kemasasn gel dibuka secara aseptis didekat nyala bunsen, dan sedikit gel dibuang, kemudian diambil 1 ose gel dan digoreskan secara zigzag pada permukaan media NA. Ose yang digunakan untuk penggoreskan harus dipijarkan setiap penggunaannya. Tiap cawan petri diberi label dan dibungkus dengan plastic warp, dan diinkubasi terbalin dalam LAF tanpa nyala bunsen selama 24 jam dan dilakukan pengamatan setelahnya Divadi, 2015.

6. Uji Stabilitas Gel anhidrat ibuprofen

a. Freeze Thaw Cycle Uji Freeze Thaw dilakukan dengan cara masing-masing formula disimpan pada suhu -4 º C selama 24 jam, lalu kembali disimpan pada suhu ±25 º C selama 24 jam untuk 1 siklus. Penyimpanan dilakukan sebanyak 6 siklus dan setiap akhir siklus dilakukan pengamatan sifat fisik dari setiap formula gel seperti pH, organoleptis, daya sebar dan viskositas Barasa, 2016. b. Uji viskositas Semua formula diukur viskositasnya menggunakan viskometer Merlyn II dengan sistem cup and bob. Sebanya 15 mL Gel dimasukkan ke dalam cup, kemudian cup dan bob dipasang pada viscometer. Pengujian dilakukan pada kecepatan 50 rpm pada suhu 25ºC. hasil yang didapat dicatat dan dilakukan pada masing-masing replikasi. Uji viskositas dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle. c. Uji daya sebar Sebanyak 0,5 gram gel diletakkan di tengah kaca bundar dan ditutup dengan kaca penutup yang sudah ditimbang dan ditambahkan dengan pemberat hingga total pemberat diatas gel sebesar 125 gram, didiamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari 4 bagian sisi dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran. Uji daya sebar dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle. d. Uji pH Masing-masing formula diukur nilai pH-nya menggunakan kertas indikator pH. Uji pH dilakukan pada tiap siklus freeze thaw cycle. Sedikit gel dioleskan pada pH universal dan warna yang didapatkan dibandingkan hasilnya dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH. e. Uji sentrifugasi Dilakukan uji sentrifugasi terhadap masing-masing formula setelah 48 jam pembuatan. Tiap formula diuji sentrifugasi dengan cara gel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, kemudian dimasukkan ke dalam mesin sentrifugasi dan sistem dijalankan dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam dan diamati pemisahan yang terjadi pada masing-masing gel tiap formula Elya et al., 2013.

7. Uji aktivitas gel anhidrat diabetic wound healing ibuprofen

a. Perlakuan pada tikus Dua belas ekor tikus ditimbang dan diinjeksi aloksan monohidrat secara intraperitonial dengan dosis 150 mgkgBB, 48 jam setelah induksi dilihat kadar gula darah tikus Pirbalouti et al., 2010. Sebanyak 6 tikus yang kadar gula darahnya di atas 250 mgdl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 digunakan untuk penelitian. Tikus-tikus yang memiliki kadar gula darah di atas 250 mgdl diberi olesan krim depilatory pada bagian punggungnya dan didiamkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan kapas basah air bersih, hingga tampak kulit punggungnya. Tikus dibiarkan selama 48 jam. Tikus diberi anestesi melalui injeksi i.m. ketamine 0,5 mLkgBB dibagian paha dan ditunggu hingga tikus tertidur. Kulit punggung tikus dibasahi dengan etanol 70 dan melakukan luka secara eksisi menggunakan biopsy punch dengan diameter 3 mm Divadi, 2015; DiPietro, 2003. Sebanyak 0,1 mL formula optimum gel anhidrat diabetic wound dioleskan pada luka menggnakan spuit tanpa jarum suntiknya dan pemberian sediaan dilakukan tiap 12 jam hingga luka menutup. Tikus di eutanasia dengan inhalasi ketamin dengan dosis 100 mgkgBB, kemudian kulit punggung diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin 10. Kemudian dimonitor dan area luka dihitung.

b. Uji histopatologi-Pengecatan Hematoxylin-Eosin HE