12
antibiotik tersebut masuk kategori B dalam kategori keamanan obat pada masa kehamilan Depkes RI, 2016. Tidak ada kasus yang masuk dalam kategori IVB.
5. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah kategori IVC
Kategori ini dievaluasi dengan membandingkan harga obat generik dan obat dengan merk dagang brand name dari setiap antibiotika di RSIA Sakina
Idaman. Keseluruhan antibiotika yang diberikan pada pasien adalah antibiotika generik, sehingga tidak ada kasus yang masuk dalam kategori ini.
6. Ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit kategori
IVD
Pemilihan antibiotika dengan spektrum sempit harus didasarkan pada hasil kultur spesimen bakteri atau dari peta kuman setempat Kemenkes, 2011. Pada
keseluruhan kasus, hasil kultur tidak menunjukkan spesimen bakteri penyebab infeksi secara spesifik, sehingga terapi antibiotik yang diberikan adalah terapi
antibiotik empiris menggunakan antibiotik berspektrum luas. Tidak terdapat kasus yang masuk dalam kategori ini, pemilihan terapi pada seluruh resep antibiotik
sesuai dengan rekomendasi terapi empiris pada literatur.
7. Peresepan antibiotika terlalu lama kategori IIIA
Durasi pemberian antibiotika berbeda, tergantung pada jenis antibiotika dan tingkat keparahan infeksi yang diderita. Menurut literatur durasi pemberian
antibiotik ceftriaxone untuk terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah 10-14 hari, dimana setelah 3-4 hari pemberian ceftriaxone, dilakukan pergantian
antibiotik peroral selama 11 hari dengan antibiotik jenis lain seperti antibiotik golongan beta-laktam Michelim, et al., 2016, Departement of Health, Goverment
of South Australia, 2013, dan Miller, 1996. Pada penelitian ini tidak ditemukan pemberian antibiotik melebihi durasi yang direkomendasikan literatur, baik
antibiotik ceftriaxone maupun cefixime
8. Peresepan antibiotika terlalu singkat kategori IIIB
Durasi pemberian antibiotika terlalu singkat apabila antibiotika diberikan dengan waktu kurang dari durasi yang direkomendasikan literatur untuk infeksi
saluran kemih pada ibu hamil. Menurut Departement of Health, Goverment of South Australia 2013 dan Miller 1996 ceftriaxone yang digunakan pada terapi
13
infeksi saluran kemih pada ibu hamil diberikan selama 3 hingga 4 hari yang kemudian dilakukan switch therapy dengan antibiotika peroral cefixime selama 11
hari. Kasus 19 lampiran 5 masuk dalam kategori IIIB dimana peresepan antibiotika ceftriaxone diberikan selama 2 hari, kurang dari durasi yang
direkomendasikan. Seluruh peresepan antibiotik cefixime yaitu pada kasus 14 dan 17
lampiran 3 dan 4 hasil evaluasi kasus tersebut termasuk dalam kategori IIIB dikarenakan cefixime diresepkan kurang dari 11 hari sesuai
yang direkomendasikan. Pada kasus 14 lampiran 3 cefixime diresepkan sebanyak 8
tablet dimaksudkan digunakan dua kali sehari, sehingga dapat dikatakan penggunaan cefixime dimaksudkan untuk 4 hari. Durasi ini tidak sesuai dengan
literatur. Pada kasus 17 lampiran 4 pasien diberikan antibiotik cefixime saat menjalani rawat inap selama 2 hari, dan tidak terdapat keterangan obat tersebut
dibawakan pulang, sehingga pemberian cefixime pada kasus 17 masuk kategori IIIB, durasi pemberian antibiotik terlalu singkat.
9. Peresepan antibiotika tidak tepat dosis kategori IIA
Peresepan antibiotika yang tidak tepat dosis dapat disebabkan dosis antibiotika yang diresepkan kurang atau lebih dari dosis yang direkomendasikan.
Dosis yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak efektifnya antibiotik karena tidak mencapai kadar efektif minimum, sedangkan dosis yang berlebih dapat
menimbulkan efek toksik bagi pasien Kemenkes, 2011. Menurut Miller 1996 terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil dengan antibiotik ceftriaxone dosisnya
adalah 1 gram, dan dosis cefixime 200 mg. Hasil evaluasi tidak terdapat kasus yang masuk dalam kategori ini.
10. Peresepan antibiotika tidak tepat interval kategori IIB