11
1. Data tidak lengkap kategori VI
Data tidak lengkap adalah data rekam medis dengan diagnosis yang tidak jelas terbaca, data terapi yang tidak lengkap seperti jumlah obat yang diberikan
tidak tertulis, dan rekam medis dengan halaman yang tidak lengkap. Tidak terdapat kasus yang masuk dalam kategori ini karena rekam medis dengan data
yang tidak lengkap akan dieksklusikan.
2. Tidak ada indikasi peresepan antibiotika kategori V
Antibiotika tanpa indikasi adalah antibiotika yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien, seperti penggunaan antibiotika untuk pasien yang
tidak terdapat gejala dan tanda infeksi, serta tidak ditujukan sebagai tindakan profilaksis. Tidak terdapat kasus dalam kategori ini karena data rekam medis yang
digunakan khusus rekam medis dengan diagnosis infeksi saluran kemih pada ibu hamil.
3. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih efektif kategori IVA
Ada pilihan antibiotika lain yang lebih efektif jika terdapat antibiotika lain yang lebih direkomendasikan sesuai kondisi pasien yang dinilai akan memberikan
outcome therapy yang lebih optimal. Seluruh kasus pasien menerima peresepan antibiotika ceftriaxone sesuai dengan yang direkomendasikan untuk ibu hamil
dengan infeksi saluran kemih Michelim, et al., 2016 dan Departement of Health, Goverment of South Australia, 2013. Pada kasus 13, 14, dan 17 lampiran 2,3,
dan 4 selain antibiotik ceftriaxone, pasien juga menerima peresepan antibiotika cefixime sebagai terapi lanjutan. cefixime sebagai terapi lanjutan diberikan setelah
pemberian ceftriaxone selama 3 hari adalah terapi yang efektif untuk ibu hamil dengan infeksi saluran kemih Al-Huseini, et al., 2016 dan Departement of
Health, Goverment of South Australia, 2013. Sehingga seluruh peresepan antibiotik dalam penelitian ini lolos kategori IVA.
4. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih aman kategori IVB
Peresepan antibiotika pada ibu hamil harus diberikan perhatian khusus berdasarkan manfaat dan efek yang tidak diinginkan yang dapat muncul selama
terapi. Pada seluruh resep untuk ibu hamil yang dievaluasi, ceftriaxone dan cefixime adalah antibiotik yang aman digunakan selama masa kehamilan. Kedua
12
antibiotik tersebut masuk kategori B dalam kategori keamanan obat pada masa kehamilan Depkes RI, 2016. Tidak ada kasus yang masuk dalam kategori IVB.
5. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah kategori IVC
Kategori ini dievaluasi dengan membandingkan harga obat generik dan obat dengan merk dagang brand name dari setiap antibiotika di RSIA Sakina
Idaman. Keseluruhan antibiotika yang diberikan pada pasien adalah antibiotika generik, sehingga tidak ada kasus yang masuk dalam kategori ini.
6. Ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit kategori
IVD
Pemilihan antibiotika dengan spektrum sempit harus didasarkan pada hasil kultur spesimen bakteri atau dari peta kuman setempat Kemenkes, 2011. Pada
keseluruhan kasus, hasil kultur tidak menunjukkan spesimen bakteri penyebab infeksi secara spesifik, sehingga terapi antibiotik yang diberikan adalah terapi
antibiotik empiris menggunakan antibiotik berspektrum luas. Tidak terdapat kasus yang masuk dalam kategori ini, pemilihan terapi pada seluruh resep antibiotik
sesuai dengan rekomendasi terapi empiris pada literatur.
7. Peresepan antibiotika terlalu lama kategori IIIA
Durasi pemberian antibiotika berbeda, tergantung pada jenis antibiotika dan tingkat keparahan infeksi yang diderita. Menurut literatur durasi pemberian
antibiotik ceftriaxone untuk terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah 10-14 hari, dimana setelah 3-4 hari pemberian ceftriaxone, dilakukan pergantian
antibiotik peroral selama 11 hari dengan antibiotik jenis lain seperti antibiotik golongan beta-laktam Michelim, et al., 2016, Departement of Health, Goverment
of South Australia, 2013, dan Miller, 1996. Pada penelitian ini tidak ditemukan pemberian antibiotik melebihi durasi yang direkomendasikan literatur, baik
antibiotik ceftriaxone maupun cefixime
8. Peresepan antibiotika terlalu singkat kategori IIIB