Perancangan Nada Referensi Perancangan Sistem Software

10cm, dan 15cm, jarak tersebut berguna sebagai pembanding dalam perekaman nada cetik, sehingga menghasilkan sinyal nada yang di inginkan. 3.1.3 Sound Card Sound card pada pengenalan nada alat musik cetik ini berguna untuk menggubah sinyal analog menjadi digital. Untuk pengkonversian sinyal analog menjadi sinyal digital memerlukan pengaturan sampling rate frekuensi sampliing. Pengaturan sampling rate dilakukan pada proses perekaman dengan program yang akan dibuat. Sound card yang digunkan sound card yang sudah menjadi satu dengan laptop. 3.1.4 Proses Perekaman Proses perekaman merupakan proses masukan data nada cetik berupa sinyal digital. Proses perekaman berawal dari sinyal analog di konversi menjadi sinyal digital kemudian sinyal yang terekma tersebut di simpan. Sinyal digital ditampilkan dalam bentuk plot. Nada yang disimpan di sebut juga nada terekam. Nada yang telah direkam dan disimpan akan melalui proses selanjutnya proses pengenalan nada. 3.1.5 Proses Pengenalan Proses pengenalan merupakan prosses dimana nada terekam akan dikenalai nadanya. Proses pengenalan nada ini melalui beberapa tahap yaitu tahap frame blocking, normalisasi, windowing dalam pengenalan nada cetik ini menggunkan windowing Hamming, DCT, fungsi jarak Hellinger dan yang terakhir yaitu penentuan nada.

3.2 Perancangan Nada Referensi

Untuk merancang suatu pengenalan nada maka dibutuhkan nada acuan atau sering disebut dengan nada referensi. Nada referensi diperlukan sebagai database yang nantinya akan dibandingkan dengan nada yang akan dikenali. Sistem pengenalan nada cetik ini menggunakan 10 nada sebagai nada uji dan 10 nada yang lainnya sebagai nada referensi sebagai database. Nada uji yang telah di dapat akan diproses sehingga mendapatkan ekstraksi ciri, dari kesepuluh nada uji tersebut dicari nilai rata-ratanya. Pengambilan nada untuk nada referensi melalui proses sampling, normalisasi, pemotongan sinyal, frame blocking, windowing, DCT dan windowing koefisien. Untuk mendapatkan nada referensi maka dilakukan perhitungan persamaan 3.1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nada referensi yang telah di dapat akan disimpan dalam fungsi yang ada dalam sistem pegenalan nada alat musik cetik. Nada referensi yang disimpan dalam sistem pengenalan nada alat musik cetik ini berfungsi jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat langsung dipanggil dalam proses fungsi jarak yang ada dalam sistem. Mulai i = 1 Masukan Nada Cetik Membagi data dengan nilai max Normalisasi Nada akan dipotong pada nada awal Pemotongan sinyal Menentukan data yang diambil menurut Frame Frame blocking Perkalian elemen antara hasil frame blocking dengan hasil windowing Hamming Ekstraksi ciri DCT i = i + 1 simpan i = 10 Keluaran nada refrensi Menentukan rata- rata setiap nada referensi selesai Ya Tidak Gambar 3.2 Diagram Blok Nada Referensi

3.3 Perancangan Sistem Software

Pada pengenalan nada alat musik cetik ini terdapat proses- proses yang perlu di lakukan. Bermula dari perekaman hingga hasil akhir yang menghasilkan tampilan nada yang di inginkan. Sistem pengenalan nada cetik ini terdiri dari software yang berfungsi sebagai user interface. Gambar 3.3 menunjukan diagram ke seluruhan pengenalan nada alat musik cetik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rekaman Normalisasi Pemotongan Sinyal Frame Blocking Windowing Ekstraksi ciri DCT Fungsi Jarak Hellinger Penentuan Hasil Data Base Masukan Nada Cetik .wav Mulai Pengenalan nada Keluaran Teks Selesai Gambar 3.3 Diagram Blok Keseluruhan 3.3.1 Proses Perekaman Mulai Sample_frek= 2000Hz Sample_length= 1,5 Masukan nada cetik Samling Suara y=wavrecord1.5fs,fs, double Keluaran Nada terekam.wav Selesai Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Perekaman Pada tahapan perekaman terdapat pula proses - proses yang perlu dilalui. Pada proses perekaman terdapat proses delay dan sampling sebelum selesai perekaman. Fungsi delay yaitu untuk memberi jeda pada user untuk melalukan perekaman. Proses perekaman ini juga menggunakan frekuensi sampling yang sesuai dengan karakter alat musik cetik. Panjang pencuplikan dalam proses ini sebesar 2000Hz, nilai tersebut berasal dari perkalian antara frekuennsi sampling dan waktu pencuplikan. Dengan durasi pencuplikan sebesar 1.5 detik. Hasil keluaran proses berupa .wav. 3.3.2 Normalisasi Mulai Masukan Hasil rekaman .wav Keluaran Hasil normalisai Selesai Normalisasi x1=xmaxx Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Normalisasi Pada proses normalisasi, sinyal suara atau sinyal nada harus mempunyai nilai maksimum. Normalisasi berfungsi untuk mengkonversi data maksimum dalam deret sinyal nada, yang bernilai |1|. Ada pula perintah yang digunakan untuk mengkonversi menjadi data maksimum yaitu Setelah pencarian nilai maksimum maka yang harus dilakuakn adalah proses normalisasi dengan cara membagi data dengan nilai maksimum berikut perintah yang digunakan untuk membagi xnorm=xframexmax Setelah mendapatkan pembagian nilai maksimum maka akan mendapatkan hasil yang berbentuk matriks sebagai nilai masukan. Dibawah ini merupakan diagram alir normalisasi untuk pengenalan nada alat musik cetik 3.3.3 Pemotongan Sinyal Mulai Masukan hasil Normalisasi Menentukan variabelbatas potong |0.2| dilihat pada lampiran secara visual Keluaran Hasil pemotongan selesai Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Pemotongan Sinyal Proses setelah normalisasi yaitu proses pemotongan sinyal. Pemotongan sinyal berguna untuk memotong kekosongan pada sinyal nada atau data nada yang terdapat pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI awal dan akhir sinyal.Proses pemotongan sinyal ditentukan oleh variabel batas potong. Dengan cara visual pada lampiran 2 maka penulis dapat menggunakan |0,2| sebagai batas potong, untuk menghilangkan kekosongan pada sinyal nada cetik. Pemotongan sinyal yang dilakukan adalah masukan yang berupa sinyal nada cetik akan dipotong pada sisi kiri, dan akan menghasilkan sinyal nada cetik dan akan menghasilkan keluaran data nada cetik dan akhir data nada cetik. Proses pemotongan sinyal ini bergantung nilai batas potong yang terdapat pada m- file. Proses pemotongan sinyal bagian awal akan dipotong bagian awalnya, sehingga memperoleh data nada cetik dan data akhir. Proses pemotongan sinyal dapat dilihat gambar3.6 3.3.4 Frame Blocking mulai Masukan : Nada Pemotongan Sinyal Frame = 16 Frame = 32 Frame = 64 Frame = 128 Frame = 256 Ambil data sesuai frame Keluaran : Hasil frame blocking selesai Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Frame Blocking Selesai proses pemotongan sinyal maka proses yang selanjutnya dilakukan adalah proses frame blocking. Frame blocking bertujuan untuk mengurangi jumlah data sinyal yang akan di proses. Proses frame blocking menggunakan beberapa variable yaitu 16. 32. 64. 128, dan 256. Frame blocking bertujuan mengurangi jumlah data sinyal yang akan diproses. Proses ini, sample diambil dari data nada terekam yang telah melewati proses pemotongan sinyal. Nada terekam diperoleh dari data sampling. Langkah pertama yaitu dengan pemotongan sinyal untuk bagian kiri.Dari titik samping kiri yang didapat di tentukan besar data yang akan di ambil untuk proses pengenalan nada selanjutnya. 3.3.5 Windowing Hamming Mulai Masukan : Hasil frame blocking Perkalian elemen antara hasi frame blocking dengan windowing w=hammingxframe Keluaran : Hasil windowing selesai Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Windowing Hamming Tahab setelah normalisasi yaitu hatap windowing. Untuk pengenalan nada alat musik cetik ini menggunakan windowing Hamming sebagai proses selanjutnya. Fungsi dari pada proses windowing ini untuk mengurangi efek diskontinuitas saat sinyal ditransformasikan ke domain frekuensi. Digunakannya windowing Hamming dikarenakan windowing Hamming mempunyai main lobe cukup besar dan side lobe yang kecil. Pada proses windowing hamming, melakukan perhitungan dengan menggunakan nilai frame yang digunakan ke dalam persyaratan 2.2. Nilai frame yang digunakan dinyatakan dengan “k”. hasil proses windowing ini berupa matriks [ ] . Hasil windowing ini yang selanjutnya menjadi masukan proses ekstraksi ciri DCT. 3.3.6 Discrete Cosine TransformDCT Mulai Masukan : Hasil Windowing wi dctx=xncospi2n-1k-12N; Perhitungan DCT y=absdctxwi Pilih Windowing koefisien Keluaran : Hasil ekstraksi ciri DCT Selesai Gambar 3.9 Diagram Alir Proses DCT PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah proses windowing proses selanjutnya adalah proses pengekstraksian ciri. Pada pengenalan nada alat musik cetik ekstraksi ciri menggunakan DCT dengan rumus yang dapat dilihat pada persamaan 2.3 Untuk sistem pengenalan nada alat musik cetik ini menggunakan windowing koefisien DCT. DCT adalah pengubahan sinyal dari ranah waktu menjadi ranah DCT [18]. Sebagian sinyal diambil dari koefisien DCT yang dapat digunakan sebagai ekstraksi ciri. Untuk pengambilan sebagian sinyal dapat diambil dari koefisien DCT ke-1 hingga nilai ke- n nilai maksimal, dengan n adalah panjang DCT. Dalam proses pengenalan nada alat musik cetik ini dievaluasi sejumlah n dari panjang frameblocking yaitu 16, 32, 64, 128, dan 256 titik. Dari panjang setiap n framebloking akan dipilih sejumlah c koefisien dengan rumus Dengan : p = persentase windowing koefisien 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100. n = panjang framebloking 3.3.7 Jarak Hellinger Selesai Masukan : hasil DCT dan data base Mulai Penentuan Jarak Dengan Jarak Hellinger Keluaran : Daftar perhitungan jarak Gambar 3.10 Diagram Alir Proses fungsi jarak Proses selanjutnya yaitu proses fungsi jarak, pada pengenalan nada cetik ini menggunakan jarak Hellinger. Fungsi daripada jarak Hellinger yaitu untuk mencari kedekatan antara dua obyek atau mencari kedekatan antara dua vektor. Gambar 3.10 menunjukan diagram alir proses fungsi jarak. 3.3.8 Penentuan hasil Nada Mulai Masukan :Hasil Daftar jarak Hellinger h Thresholding? Tidak Dikenali Keluaran Hasil bentuk Teks Selesai Ya Ya Nadaout=1 rTh1 Nadaout=2 rTh2 Nadaout=3 rTh3 Nadaout=4 rTh4 Nadaout=5 rTh5 Nadaout=6 rTh6 Nadaout=7 rTh7 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Mencari jarak minimum Nadaout = angka nada dengan jarak minimum Hasil= Konversi angka nadake teks nada Tidak Dikenali Tidak Dikenali Tidak Dikenali Tidak Dikenali Tidak Dikenali Tidak Dikenali Tidak Gambar 3.11 Diagram Alir Proses Penentuan Hasil Nada Pada proses penentuan hasil nada ini dapat dilihat bahwa terdapat beberapa bagian yang mendukung dari awal hingga akhir. Bermula dari masukan yang berupa hasil daftar jarak Hellinger yang telah diperoleh dari perhitungan sebelumnya subbab sebelumnya. Dari daftar hasil maka di cari nilai jarak minimum, dengan mensortir dari angka terkecil hingga terbesar. Setelah mendapatkan jarak minimum maka akan mendapatkan nadaout yang berisi angka nada dengan jarak Hellinger. Langkah selanjutnya yaitu langkah untuk memilih variasi yang digunakan. Variasi tersebut adalah Thresholding. User dapat memilih menggunakan Tresholding atau tidak menggunankan Tresholding. Jika user memilih utnuk menggunakan Thresholding maka langkah selanjutnya mengetahui apakah nada tersebut terdeteksi dengan nada yang di inginkan Do, Re, Mi, Sol, La, Si, Dotinggi atau terdeteksi error Tidak Dikenali. pendeteksian tersebut dilihat dari nilai “Th”. “Th” merupakan nilai Thresholding, Nilai Th di peroleh dari jarak maksimum setiap nada. Untuk “r” merupakan jarak minimal yang di peroleh saat penggujian secara real-tame. Jika r lebih besar daripada Th maka nada akan dikenali dengan “Tidak Dikenali”, sedangkan jika nilai r tidak lebih daripada Th maka akan dikenali dengan hasil yang di inginkan. Untuk menggunakan pilihan tidak menggnakna Threshodling maka nadaout yang dihasilkan dalam proses sebelumnya akan langsung mendapatkan hasil akan di konversikan dari angka nada ke teks nada setelah itu masuk hasil penentuan teks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI User dapat mengulangi kembali pencarian nada dengan cara menekan tombol reset dan mulai merekam kembali dengan nada yang berbeda. Jika user ingin mengakhiri program maka user dapat memilih opsi keluar. Gambar 3.11 menunjukan diagram alir proses penentuan hasil rekaman.

3.4 Tampilan Program