Wireless LAN Internal Wireless Roaming

9 BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Wireless LAN

Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan untuk mengakses jaringan bergerak, muncul teknologi serta kebutuhan untuk mengakses jaringan bergerak. Wireless Local Area Network Wireless LANWLAN di mana hubungan antar teminal atau komputer seperti pengiriman dan penerimaan data dilakukan melalui udara dengan menggunakan teknologi gelombang radio RF. [3] Wireless LAN disini dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem komunikasi data fleksibel yang dapat digunakan untuk menggantikan atau menambah jaringan LAN yang sudah ada untuk memberikan tambahan fungsi dengan konsep jaringan komputer pada umumnya. Fungsi yang ditawarkan di sini dapat berupa konektivitas yang andal sehubungan dengan mobilitas user.[3] Dengan Wireless LAN memungkinakan para pengguna komputer terhubung tanpa kabel wirelesslyke dalam jaringan. Suatu laptop atau PDA Personal Digital Assistant yang dilengkapi dengan PCMCIA Personal Computer Memory Card Industri Association dapat digunakan secara mobile mengelilingi sebuah gedung tanpa perlu mencolokkan plug in kabel apa pun.[3] Gambar 2. 1 Contoh Sederhana Jaringan WLAN[4]

2.2. Topologi Jaringan Wireless

Terlepas dari tipe PHY lapisan fisik yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung tiga 3 topologi dasar untuk WLAN – Independent Basic Service Set IBSS, Basic Service Set BSS, dan Extended Service Set ESS.

2.2.1. Independent Basic Service Set IBSS

Independent Basic Service Set IBSS disebut pula jaringan wireless yang menggunakan metode adhoc. Sebuah IBSS tidak memerlukan access point atau device lain untuk mengakses ke sistem distribusi, tetapi hanya melingkupi satu cell dan memiliki sebuah SSID. Client pada IBSS secara bergantian bertanggung jawab mengirim beacon yang biasa dilakukan access point. Pada IBSS, client membuat koneksi secara langsung ke client lainnya, sehingga jaringan jenis demikian disebut jaringan peer to peer.[5] Jadi IBSS terdiri dari beberapa mobile station MS yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain tanpa menggunakan access point atau koneksi ke jaringan kabel. Gambar 2. 2 Topologi Jaringan IBSS[6] Hal ini berguna untuk mempercepat dan mempermudah dalam menyiapkan jaringan nirkabel di mana infrastruktur nirkabel tidak ada atau tidak diperlukan untuk layanan, seperti kamar hotel, pusat konvensi, atau bandara, atau di mana akses ke jaringan kabel dilarang seperti untuk konsultan di sebuah situs klien. Secara umum, implementasi IBSS mencakup wilayah tebatas dan tidak terhubung ke jaringan yang lebih besar.

2.2.2. Basic Service Set BSS

Basic Service Set hanya terdiri atas satu access point dan satu atau beberapa client. Sebuah Basic Service Set menggunakan mode infrastruktur, yaitu sebuah mode yang membutuhkan sebuah access point dan semua trafik melewati access point. Tidak ada transmisi langsung client to client yang diizinkan.[5] Gambar 2. 3 Gambar Topologi BSS[7] Setiap client harus menggunakan access point untuk berkomunikasi dengan client lainnya atau dengan host yang terdapat pada jaringan kabel. Jadi Komuikasi antara node A dan node B benar-benar mengalir dari node A ke AP dan kemudian dari AP ke node B.[5]

2.2.3. Extended Service Set ESS

Sebuah Extended Service Set ESS didefinisikan sebagai dua atau beberapa basic service set BSS yang dihubungkan dengan sebuah sistem distribusi bersama. Sebuah Extended Service Set ESS harus memiliki paling sedikit 2 access point. Semua paket harus melewati salah satu access point yang tersedia.[5] Meskipun DS Distribution System bisa dibentuk pada semua jenis jaringan khususnya ethernet Local Area Network LAN. Mobile Station dapat melakukan roaming antara AP sehingga dapat mencakup kawasan yang cukup luas. Gambar 2. 4 Jaringan ESS yang terdiri dari beberapa Jaringan BSS[8]

2.3. Internal Wireless Roaming

Wireless roaming adalah keadaan dimana seorang klien dapat berpindah dari satu access point ke access point yang lain dan masih dalam subnet yang sama tanpa harus melakukan konfigurasi ulang. Mobile station MS menemukan AP terbaik kemudian memutuskan kapan untuk berpindah ke AP yang lain dan melakukan asosiasi dan otentikasi apapun yang diperlukan sesuai kamanan dan kebijakan yang berlaku, semua proses tersebut membutuhkan waktu dalam pemilihan AP terbaik. Pemindaian dan pengambilan keputusan adalah bagian dari proses roaming yang memungkinkan klien untuk menemukan AP baru pada saluran yang cocok ketika pengguna berpindah tempat. Ketika ini terjadi, klien harus mengasosiasikan dengan AP baru.[8] Gambar 2. 5 Wireless Roaming[9] Pada gambar 2.5. terlihat proses perpindahan dari satu AP ke AP yang lain untuk menganbil service dari AP tersebut. Dalam jaringan wireless, roaming antara dua jaringan terdiri dari internal roaming dan external roaming. Internal raoming terjadi jika mobile station berpindah ke jaringan lain melalui satu AP ke AP yang lain tetapi masih dalam satu ISP. Sedangkan external roaming terjadi jika mobile station sudah berpindah antar ISP jaringan yang digunakan.[9]

2.4. Transmission Control Protocol TCP