Hubungan Antara Asupan Protein
                                                                                4 Tabel 2.
Distribusi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Asupan Protein
Asupan Protein Prestasi Belajar
Total p
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
n n
n n
n 0,089
Lebih 5
55,6 4
44,4 9
100 Baik
3 27,3
6 54,5
2 18,2
11 100
Defisit Ringan 3
75 1
25 4
100 Defisit Sedang
3 60
1 20
1 20
5 100
Defisit Berat 6
40 5
33,3 4
26,7 15
100
Berdasarkan hasil
uji korelasi  person  produc  momen
diperoleh  nilai  p=0,08,  hal  ini menunjukkan  bahwa  p    0,05
yang  berarti  Ho  diterima,  maka dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian
menunjukkan  sebanyak  6  siswa 54,5  dalam  kategori  asupan
protein  baik  dengan  prestasi belajar  baik.  Sebanyak  6  siswa
40  dalam  kategori  asupan protein  berat  dengan  prestasi
belajar  sangat  baik.  Hasil  uji korelasi
menunjukkan tidak
adanya hubungan
antara asupan  protein  dengan  prestasi
belajar siswa. Tidak  adanya  hubungan
pada penelitian ini kemungkinan karena
faktor lain
yang mempengaruhi  prestasi  belajar
yang tidak
diteliti dalam
penelitian ini
antara lain
pengetahuan  gizi,  pendapatan orang  tua,  penyakit  atau  infeksi
dan faktor kesehatan. Selain itu, sebagian  besar  siswa  memiliki
asupan  protein  dengan  kategori defisit  berat.  Konsumsi  bahan
makanan
sumber protein
hewani  pada  siswa  kurang cukup  dan  kurang  bervariasi.
Sumber  protein  yang  sering dihidangkan  di  pondok  yaitu
sumber protein nabati yaitu tahu dan
tempe setiap
hari, sedangkan
untuk sumber
protein  hewani    seperti  telur maupun  daging  ayam  hanya  1
kali.  Padahal  proporsi  makanan yang  sehat  untuk  memenuhi
kecukupan  protein  yang  harus dipenuhi  dalam  sehari  yaitu
mengandung  5-15    energi protein Riskesdas, 2010.
Kaitannya dengan
proses kerja otak, protein dalam bentuk  asam  amino  seperti
glisin,  glutamate,  tyrosine  dan tryptophan  sangat  diperlukan
untuk
membentuk neurotransmitter
penghantar impuls saraf dan mempengaruhi
perilaku  seperti  emosi,  kontrol diri  dan  konsentrasi  Mariana,
2011. Terpenuhinya asupan zat gizi seperti asupan protein pada
siswa  maka  siswa  akan  terjaga daya  tahan  tubuhnya,  tidak
mudah
terserang penyakit
sehingga siswa
dapat mempertahankan
status gizi
normal,  siswa  lebih  aktif  dalam beraktifitas
dan mudah
berkonsentrasi dalam
memahami pelajaran
yang disampaikan
oleh guru
disekolah.  Hal  ini  diharapka siswa
dapat meningkatkan
prestasi belajar
disekolah Koswara, 2008.