Dengan demikian Pendidikan Islam non formal di masjid adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang yang
diatur diluar sistem pendidikan formal baik yang berjalan sendiri ataupun sebagai suatu bagian yang penting dalam aktifitas yang lebih luas yang
bertujuan untuk melayani sasaran didik yang dikenal dengan tujuan-tujuan pendidikan dan mengubah sikap dan perilaku seseorang mejadi orang
muslim dalam pendidikan Islam non formal melalui upaya pengajaran dan pelatihan di masjid.
C. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pendidikan Islam non formal yang dilaksanakan takmir masjid
Baiturrokhim Tegalrejo-Ngesrep-Ngemplak? 2.
Apakah faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi takmir masjid, dalam mengatasi pendidikan Islam non formal di Masjid Baiturrokhim
Tegalrejo-Ngesrep-Ngemplak?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari peneliti ini adalah untuk mengetahui apakah pendidikan Islam non formal yang diselenggarakan oleh takmir masjid
Baiturrokhim Tegalrejo Ngesrep Ngemplak Boyolali. Namun secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui gambaran secara detail mengenai pendidikan Islam non
formal yang dilaksanakan takmir masjid di Masjid Baiturrokhim Tegalrejo Ngesrep Ngemplak Boyolali.
b. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi
oleh takmir masjid di dalam Pendidikan Islam non formal di Masjid Baiturrokhim Tegalrejo Ngesrep Ngemplak Boyolali?
2. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : a.
Secara Teoritis Menambah wawasan dan khasanah keilmuan dalam bidang ilmu
pendidikan, khususnya mengenai pendidikan Islam non formal. b.
Secara Praktis Memberikan masukan, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan pendidikan terutama pendidikan Islam non formal di Masjid Baiturrokhim Tegalrejo Ngesrep
Ngemplak Boyolali.
E. Kajian Pustaka
Dalam ispirasi yang ditulis oleh Marzuki UMS, 1994 tentang “perpustakaan masjid sebagai sarana pembinaan umat”, menyimpulkan
tentang pentingnya melengkapi sarana perpustakaan. Masjid sebagai upaya pembinaan pembudidayaan budaya membaca bagi masjid sehingga
masyarakat senang datang ke masjid.
Assegaf 2005, dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Islam
Integratif”. Menyatakan macam-macam pendidikan non formal antara lain: Keluarga, TPA, Majlis ta’lim. Majlis ta’lim merupakan salah satu sarana
pendidikan yang biasanya lebih kita kenal dengan istilah halaqoh. Umumnya berisi ceramah atau khotbah-khotbah Islam, dan dalam hal ini masjid
merupakan tempat yang strategis untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Leswono UMS,
2001 yang ditulis dalam tesisnya berjudul “
Masjid
dalam strategi pengembanganpendidikan agama Islam”. Menurutnya masjid menual Islam telah ditampilkan sebagai pusat kegiatan yang dilakukan
bersifat mengembangkan pendidikan yang berorientasi kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik yang terdapat pada program kurikulum
masjid manual Islam maupun yang berada di luar program kurikulumnya. Nahlawi,
1995 dalam bukunya, yang berjudul “
Pendidikan Islam di Ru
mah dan Sekolah dan Masyarakat” menyatakan, masjid digunakan
sebagai pusat pendidikan yang mengajak manusia pada keutamaan, kecintaan pada pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan mengenai hak dan
kewajiban mereka terhadap negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan ketaatan kepada syariat keadilan, dan rahmat Allah. Masjid
dimanfaatkan juga sebagai pusat gerakan penyebaran akhlak Islam dan pemberantasan kebodohan.
Slamet Fuad UMS, 2008 dalam skripsinya yang berjudul
Pemanfaatan Masjid Sebagai Media Pendidikan Islam Non Formal
,
menyimpulkan tentang pemanfaatan masjid sebagai pendidikan agama Islam di Masjid Al Kautsar-Pabelan-Mendungan-Kartasura contohnya tentang
pembelajaran kajian fiqih, kajian tafsir, kajian kitab tauhid, dan kultum yang digilir dari para jamaah.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, nampaknya belum ada yang meneliti tentang Pendidikan Islam Non Formal Di Masjid Studikasus peran
takmir masjid Baiturrokhim Tegalrejo Ngesrep Ngemplak Boyolali. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi kebaharuan.
F. Metode Penelitian