Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan dan Indeks Massa Tubuh IMT Kuesioner

17

4.4.1. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan dan Indeks Massa Tubuh IMT

Alat dan Bahan Timbangan dan alat pengukur tinggi. Cara Kerja Sebelum siswa diminta untuk naik ke atas alat timbangan, mereka terlebih dahulu diminta melepaskan kasut dan barang-barang dalam kantong. Siswa diminta berdiri tegak lurus, menghadap ke depan dan membelakangi alat pengukuran. Pemeriksa akan melihat berat badan siswa dengan melihat jarum timbangan dalam unit Kilogram. Untuk pengukuran tinggi, pemeriksa meletakkan hujung alat pengukur tinggi tepat di puncak kepala siswa dan membaca ketinggian pada alat pengukur. IMT dapat dihitung dengan menggunakan rumus: IMT = Berat Badan kg Tinggi Badanmx Tinggi Badanm

4.4.2. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan kuesioner dikutip dalam seminggu. Cara Kerja Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada orang tua sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang telah disertakan dengan instrumen penelitian. Informed consent akan diberi bersamaan dengan kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner petikan dari penelitian sebelum ini dan telah divaliditas oleh Dosen Pembimbing. 4.5. Pengolahan dan Analisa Data Data yang di kumpulkan berupa jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner akan di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 18 1. Editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. 2. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data. 3. Entry yaitu memasukkan data dari kuesioner kedalam program komputer dengan menggunakan program yang tertentu. 4. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Pelajar Smu Methodist Medan Tahun 2009

2 53 114

Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori pada Anak Usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat Tahun 2015

0 6 72

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI Hubungan Antara Asupan Mineral Mikro (Zat Besi Dan Zinc) Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Siswa SD Negeri Pabelan 01 Kartasura

0 1 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

Durasi tidur, asupan energi, dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada tenaga kesehatan puskesmas | Ramadhaniah | Jurnal Gizi Klinik Indonesia 19011 37935 1 SM

0 2 12

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Asupan Kalori Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1, Medan

0 0 9

HUBUNGAN ASUPAN KALORI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SD KRISTEN METHODIST INDONESIA 1, MEDAN. "Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sarjana Kedokteran"

0 0 11

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMAN 1 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Di SMAN 1 Gamping Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 15