Pesan Inspiratif untuk Penyandang Tuna Rungu dalam Film "THE HAMMER" (Studi Analisis Semiotika John Fiske Tentang Pesan Inspiratif Untuk Penyandang Tuna Rungu Dalam film " The Hammer")

PESAN INSPIRATIF UNTUK PENYANDANG TUNA RUNGU DALAM FILM THE HAMMER (Studi Analisis Semiotika John Fiske Tentang Pesan Inspiratif Untuk Penyandang Tuna Rungu Dalam Film THE HAMMER ) SKRIPSI

  Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

  Disusun oleh

  M. Bashir Alfattah NIM: 41809181 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KOSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013

  ✁✂✄ ✁☎ ✆ ✝✆

  Halaman ✞✟ ✠ ✡✁☎ ☛ ✟ ☞ ✌ ✟ ✝✁✍✁☞ . i LEMBAR PERNYATAAN . ii

  ABSTRAK . iii ABSTRACT .

  . iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI

  ... ix DAFTAR GAMBAR . xiv DAFTAR TABEL ... ... . xv DAFTAR LAMPIRAN .... .. xvi

  BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah ...

  1 1.2 Rumusan Masalah ... ..

  12

  1.2.1 Rumusan Masalah Makro

  12 1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... ...

  12 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... ..

  13

  1.4 Kegunaan Penelitian .

  14

  1.4.1 Kegunaan Penelitian Teoritis

  14 1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis .

  14

✎✏ ✎ ✑ ✑ ✒✑ ✓✔✏✕✏ ✓ ✖✕ ✗ ✒ ✏ ✘ ✏ ✙ ✘✚ ✛ ✏ ✓✜ ✘ ✏ ✖ ✚✢✑ ✘ ✑ ✛ ✏ ✓ ✣

  6 da

  2.1 Tinjauan Pustaka ...

  16 2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu . .

  16 2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi .. ..

  21 2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa . .. ..

  30 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Massa . .. . .

  30 2.1.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa . ... .

  33 2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Massa bagi Masyarakat .......

  36 2.1.3.4 Hambatan dalam Komunikasi Massa ...

  38 2.1.3.5 Bentuk-bentuk Komunikasi Massa ... ...

  48 2.1.4 Film Sebagai Media Komunikasi Massa . .. ..

  48 2.1.4.1 Definisi Film ... . .. ..

  48 2.1.4.2 Fungsi Film ... . .. ....

  49 2.1.4.3 Karakteristik Film .. .. ....

  50 2.1.4.4 Jenis-jenis Film ... . ....

  51 2.1.5 Pengertian Pesan Inspiratif .. ... . ....

  53 2.1.6 Potensi pada Penyandang Tuna Rungu ...

  54

  2.1.6.3 Klasifikasi Tuna Rungu ...

  57

  2.1.6.4 Metode Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tuna Rungu ................

  59

  2.1.6.5 Kisah Penyandang Tuna Rungu yang Memberikan Inspirasi . . ...

  64 2.1.7 Tinjauan Tentang Semiotika . . ...

  65 2.2 Kerangka Pemikiran .. ... ✤✥ ✤ ✦ ✦ ✦ ✧ ✤★ ✩✪ ✫ ✥ ✬ ✭ ✩✮ ✧ ✫✩ ✯ ✩ ✬✩✰✦ ✮✦ ✥ ✬

  71

  74

  3.1 Objek Penelitian 74 3.1.1 Film The Hammer .

  74 3.1.2 Sinopsis Film . . .. ✱✲ 75 3.1.3 quence Film yang di Analisis Peneliti ..

  76

  3.2 Metode Penelitian .

  79

  3.2.1 Desain Penelitian

  80

  3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

  82 3.2.3 Teknik Analisis Data ....

  83 3.2.4 Uji Keabsahan Data ....

  85

  3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

  88

  3.2.5.1 Lokasi Penelitian

  88

  3.2.5.2 Waktu Penelitian

  88 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  90

  4.2 Hasil Penelitian ..

  92 4.2.1 Level Realitas . . ..

  92 4.2.1.1 Pesan Inspiratif yang Diungkapkan Oleh Perilaku.

  93

  4.2.1.2 Pesan Inspiratif yang Diungkapkan oleh Cara Berbicara (Speech) . .. ..

  94

  4.2.1.3 Pesan Inspiratif yang Diungkapkan oleh Ekspresi (Exspression) . ..

  97 4.2.2 Level Representasi . . . ..

  99

  4.2.2.1 Pesan Inspiratif yang diungkapkan oleh Kamera dan Tata Cahaya .... . .. ..

  99

  4.2.2.2 Pesan Inspiratif yang diungkapkan oleh Setting . 102

  4.2.2.3 Pesan Inspiratif yang diungkapkan oleh Dialog . 104

  4.2.3 Level Ideologi . . . .. 106

  4.3 Pembahasan ... .. 108

  4.3.1 Pembahasan Level Realitas .... . . . .. 109

  4.3.1.1 Pembahasan Perilaku .... . . . .. .. 109

  4.3.1.2 Pembahasan Cara Berbicara .... . . .. 110

  4.3.1.3 Pembahasan Ekspresi .... . . . ... 111

  4.3.2 Pembahasan Level Representasi . . . .. 113

  4.3.2.1 Pembahasan Teknik Pengambilan Gambar dan Tata Cahaya . . . .. 113

  ✳✴ ✳ ✵ ✶✷ ✸✹ ✺ ✻✼✽✴ ✾ ✿✴ ✾ ✸ ✴ ❀ ✴ ✾ ❁ ❂❂

  4.3.3 Pembahasan Level Ideologi . . . . 126

  5.1 Kesimpulan .. . .. 133 ✿✴ ✴ ❀ ✻ ✼ ✸ ✴ ✶✴

  5.2 Saran ... 135 ❃❄ ❄ ❅ ❅❅

  .... 137

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... ..... 146

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... . 148

  ❆❇❈❉ ❇❊ ❋ ❇ ● ❍ ❇❊

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Semiotika Pesan Inspiratif untuk Penyandang Tuna rungu dalam Film The Hammer ..

  73 Gambar 3.1 Film The Hammer .

  76 Gambar 3.2 Komponen-komponen dalam Analisis Data Kualitatif .

  84 Halaman

  ■❏❑▲ ❏▼ ▲ ❏◆ ❖ P Tabel 3.1 Tampilan Sequence dalam Film The Hammer . ............

  78 Tabel 3.2 Waktu Penelitian ..................

  89 Tabel 4.1 Tabel Perilaku dalam Film The Hammer ................

  93 Tabel 4.2 Tabel Cara Berbicara dalam Film The Hammer .....

  95 Tabel 4.3 Tabel Ekspresi dalam Film The Hammer ................

  97 Tabel 4.4 Tabel teknik pengambilan gambar dan tata cahaya dalam Film The Hammer ................................................... 100

Tabel 4.5 Tabel Latar dalam Film The Hammer ..................... 102Tabel 4.6 Tabel Dialog dalam Film The Hammer .................. 104Tabel 4.7 Tabel Ideologi dalam Film The Hammer ................ 107

  Halaman

  ◗❘❙❚ ❘❯ ❱ ❘❲❳❨ ❯❘ ❩

  Lampiran 1 Lembar Revisi Usulan Penelitian ..................................................... 146 Lampiran 2 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Mengikuti Sidang Sarjana 147 Lampiran 3 Pengajuan Pendaftaran Ujian Sidang Sarjana .................................. 148 Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan.................................................................... 149 Lampiran 5 Dokumentasi .................................................................................... 150

  Halaman

  

❬❭❪ ❭ ❫❴ ❵❛ ❭❵❪ ❭ ❜

❭❝ ❝ ❞ ❡ ❞ ❢ ❢ ❣❞ ❡ ❞ ❤✐❣❢ ❥❦❧♠♥ ♠ ♦♣ qr s ♠ t ✉ ✈ ♣ ✇♣ ① ♦ ❦ t ❦♥r②r ♦ ♠ t q♠② ✇ ♠ t ③ ♠ t ✈♠ ✇ ❦♦♠s ♠ ④♣ ③ ♠ t Wr. Wb.

  Yang Maha Esa, yang mana atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, keyakinan dan jalan serta kesabaran bagi peneliti dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, yang berjudul

  Pesan Inspiratif Untuk Penyandang Tuna

Rungu dalam Film The Hammer (Studi Analisis Semiotika John Fiske

Tentang Pesan Inspiratif Untuk Penyandang Tuna Rungu Dalam Film The

Hammer ).

  Peneliti sangat meyadari bahwa adanya peran berharga dari orang-orang hebat disisi peneliti yang bersedia membagi hidupnya untuk bersama-sama merasakan apa yang peneliti alami, hadapi dan rasakan. Dengan segala kerendahan hati, peneliti ucapkan terimakasih sedalam dalam nya kepada kedua orang tua ku, Ayah dan Ibu serta kedua saudara ku Alka dan Ican, atas segala cinta, kasih dan sayang mewarnai kehidupan peneliti dan selalu setia mendukung peneliti, memberikan kekuatan moril dan memenuhi kebutuhan materil peneliti.

  Peneliti sadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan, dorongan dan bimibingan serta bantuan dari beberapa pihak dalam proses penyusunan karya ilmiah ini. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan

  ⑤⑥⑦⑧ ⑨ ⑩❶ ⑩❷ ❸❹❺ ❻ ⑧ ❼❹ ⑧ ❽⑩❾ ❿➀➁❺ ➂ ➃➄❿ ➅➆➇ 1. jo, Drs., M.A selaku Dekan

  Fakultas Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), yang telah memberikan penandatanganan surat izin dan surat- surat administrasi lainnya yang diajukan penulis.

  2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat M. Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Unikom, yang telah memberikan nasihat, saran serta motivasi selama peneliti serta mengikuti perkuliahan

  3. Ibu Melly Maulin, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Selaku dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi yang banyak memberikan ilmunya kepada penulis melalui proses perkuliahan.

  4. Ibu Dra. Kiki Zakiah M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang pada penulisan karya ilmiah ini, telah banyak memberikan masukan, arahan dan saran kepada penulis melalui proses pembimbingan, serta memberikan semangat agar penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dengan baik.

  5. Bapak Sangra Juliano S.Ikom, M.I.Kom selaku dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus dosen wali penulis yang telah banyak memberikan nasihat, masukan, semangat kepada penulis selama proses perkuliahan.

  6. Seluruh Jajaran Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas

  

➈➉➊ ➋ ➌➍ ➎ ➏➋ ➐ ➍ ➑➌➋ ➒ ➐➓➐➔ ➊ ➒ → ➓➐➣ ↔ ➣➊ ↕ ➋ ➙➋ ➛ ➌➒ ➐➓➐➔➊ ➒ → ➓➐➣

➜ ➝➞➞ ➟ ➞ ➜ ➠➡ ➢ ➡ ➢ ➝ ➋ ➑ ➑ ➋ ➌ ➔ ➋ ➐➓ ➏ ➔↕ ➣ ➐➔ ➣ ➣ , Ibu , Bapak

  . Bapak

  , S.Sos, M.Ikom, Ibu Tine A. Wulandari S.Ikom. Ibu Ditha Prasanti, M.I Kom., Dr. Drs.

  dosen yang telah memberikan banyak ilmunya melalui proses perkuliahan, memberikan semangat dan masukan kepada penulis.

  7. Jajaran staf sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi. Ibu Astri Ikawati AMd.Kom Terima kasih atas kemudahan proses administrasi.

  8. Sekertaris Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Ibu Ratna Widiastuti, A.Md Terima kasih penulis ucapkan kemudahan proses administrasi.

  Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Tisa Ayu Firalanti terimakasih atas motivasi, dan tempat ku tuk berdiskusi, sehingga aku dapat melangkah dengan pasti.

  Seluruh penghuni Gagak House serta seluruh anak-anak Humas 3 dan IK 5 angkatan 2009, anak-anak kosan Cigadung, Ilmu Komunikasi 2009, Dulips FC, serta semua orang yang tidak bisa disebutkan satu-satu, terimakasih telah menjadi bagian didalam hidupku. Karena kalian hidupku penuh akan warna dan arti.

  Karena kalian aku lebih mengerti dan memahami arti hidup ini. Tawa dan tangis telah kita lalui bersama. Terima kasih semua.

  Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu peneliti dengan segala kesabaran dan keikhlasannya.

  Akhir kata untuk kesempurnaan laporan ini, peneliti mengharapkan koreksi dan saran dari pembaca serta menerima masukan dan kritik tersebut dengan hati terbuka, sehingga di masa yang akan datang laporan ini dapat menjadi bahan yang lebih baik, lebih menarik dan lebih bermanfaat lagi. Amin.

  Bandung, Juli 2013 Peneliti

  ➤➥ ➦ ➧ ➥➨ ➩➫➭ ➧ ➥➯➥ ➥ ➲ ➳ ➵➸➵ ➺ ➻➼ ➽ ➾➚ ➪ ➶ ➹ ➘ ➾➴ ➷ ➬ ➮➱ ✃ ➷ ❐❒❒ ❮➷ ❰➘ Ï Ð ÑÐ Ð Ò Ó Ð➼Ð Ð ➻Ô Õ ➴Ð Ö×➘ ➶ Ø➼Ù➴ Ö Ð ➘ ➶ Ú➘ ÛÐ➼Ð ➶ ➹➾Ñ➴Ð ➴ ➶ ÚÐ ➼➴ Ö Ð➽ ➶ Ü ➴ ➴➷ Ý t s r s g n en ta o lo g i y rt tr su r t r t OMUNIKASI MASSA Suatu ➶ ❐ ❒ ❒ Þ➷ ßÐ Ữ➾ Ự Ị Ü ➴ Ûà➴➘➚ Ð á ➪ÑÐ Ð Û Ð â➪Õ➴Ð ➷ ã ➪ Pengantar Edisi Revisi t

  Vito, Joseph. Komunikasi Antar Manusia. (Terj.). 1997. Jakarta: Professional Books.

  Dominick, Joseph R. The Dynamics of Mass Communication. 2000. New York: Random House.

  Esya, Eimond, Shafa Saatnya Tuna Rungu Bicara Kisah Perjuangan Penderita

  Tunarungu Berat Untuk Mendengar dan Berbicara. 2009. Bandung: Memoira Publisher.

  Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. 2009. Jakarta: Graha Ilmu Fiske, John, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, 1990. Yogyakarta: Jalasutra.

  Fiske, John, Television Culture: Popular Pleasures and Politics, 1987. London: Methuen & Co. Ltd.

  Hartley, John. Communication, Cultural, & Media Studies: Konsep Kunci. 2004. Yogyakarta: Jalasutra.

  Jackson, Stevi, Jones, Jackie. Teori-teori Feminis Kontemporer. 2009. Yogyakarta: Jalasutra.

  

Moleong, J Lexy. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

  Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Edisi Revisi. 2000. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  Mulyana, Deddy. M.A., Ph. D.2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

  Nurudin. Komunikasi Massa. 2003. Malang: Cespur. Sendjaja, S. Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2007. Jakarta: Universitas Terbuka.

  Severin, Werner J, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. 2007. Jakarta: Kencana.

  Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. 2009. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

  Storey, John, Pengantar Komprehensif Teori dan Metode Cultural Studies dan

  Kajian Budaya Pop. 2006. Yogyakarta: Jalasutra

  Uchjana, Onong Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2001. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  West, Richard, Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi. 2008. JAKARTA: Salemba Humanika.

  Yudistia, Angkie. Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas. 2011. Jakarta: äå æçè éêë ìíî ï Upnormal Publishing.

   L http://musa666.wordpress.com/2011/11/04/definisi-film/30/3/2013 17.53 WIB.

  http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur- film.html#.UVa9OaJkOZg/30/3/2013 18.02 WIB. http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/02/11/kisah-seorang-gadis-tuna- rungu--527592.html/30/3/2013 20.54 WIB. http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara- menulis.html/5/4/2013 19.52 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/Biographical_film/5/4/2013 20.10 WIB. http://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/pengertian-dan-klasifikasi- tunarungu/1/4/2013 20.37 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/The_Hammer_(2010_film)/30/3/2013 19.00 WIB. http://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-pengajaran-bahasa- bagi-anak-tunarung/2/4/2013 16.00 WIB. http://media.kompasiana.com/buku/2012/05/09/perempuan-tuna-rungu- menembus-batas-kisah-inspiratif-dari-angkie-yudistia-461638.html/2/4/2013

  15.00 WIB. http://www.indonesiaberprestasi.web.id/kisah-motivasi/perenang-tuna-rungu-itu- lolos-ke-vietnam/2/4/2013 13.00 WIB. http://www.scribd.com/doc/51445271/unsur-film/3/4/2013 21.00 WIB. http://www.scribd.com/doc/83269101/16/Definisi-Tunarungu/3/4/2013

  20.00 WIB. http://komunitassinemasemarang.com/scene-shot-dan-sequence/14/4/2013 19.38 WIB http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/komposisi-dasar-dan-sudut- pengambilan-gambar-camera-angle/08/7/2013 23.04 WIB http://videomaker79.blogspot.com/2012/06/pengertian-tata-cahaya-lighting.html/ 08/07/2013 23.21 WIB http://turunanilmu.blogspot.com/2010/12/macam-macam-gaya berbicara.html/09/07/2013 00.59 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajah/15/7/2013 21.18 WIB đự ịĩ ỡĩ ö ÷ ø ó ù ú

  Yudy Gunawan. Representasi Kecantikan dalam Iklan Lux Versi Luna Magic Spell Play With Beauty , Universitas Petra 2009.

  Edwina Ayu Dianingtyas. Representasi Perempuan Jawa dalam Film R.A Kartini, Universitas Diponegoro 2010.

  Chandra Agnisa Prismadani. Mitos Keluarga Muslim dalam Sinetron Inayah, Universitas Diponegoro 2011.

  

þÿ ✁ ü ✂✄☎✄ ü

û üû ý

✆ ✝ ✆ ☎ ✞ ✟✞ ✠ û ✡☛ ✞ ☞ ✞ ✌✍ ✎✞ ✏ ✞ ☛ ✞ ✑

  Film membentuk konstruksi masyarakat akan suatu hal, film juga merupakan realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar (Sobur, 2009: 127). Film telah berkembang menjadi sebuah bentuk seni dan industri. Film adalah artefak budaya yang diciptakan budaya tertentu yang mencerminkan budaya, yang pada gilirannya mempengaruhi mereka. Film ini dianggap sebagai bentuk seni yang penting. Sumber hiburan populer dan metode yang kuat untuk mendidik atau mengindoktrinasi warga negara. Unsur-unsur visual dari film memberikan gambar gerakan universal kekuatan komunikasi. ✒ ✓

  Film atau m p n tio o i r tu s ditemukan dari hasil pengembangan prinsip- ✒ ✓ ✓ ✔ ✕✖ ✗ ✖ ✘ ✙ prinsip fotografi dan proyektor. Secara harfiah, film adalah i r g o i yang ✒ ✓ ✕✖ ✘ ✙ ✚ ✗ ✛✜ ✢✣ ✖ ✘ ✙ ✤✓ ✢ ✙ ✣ ✖✘ berasal dari kata in (gerak), th o atau (cahaya), dan atau (tulisan, gambar, citra). Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur yang terdapat dan menunjang sebuah karya film adalah seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik, seni pantomim dan novel. Keseluruhannya merupakan pemahaman dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat.

  Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Dewasa ini, film tidak hanya sebagai sebuah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna, melainkan sudah menjadi sebuah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Dominick. 2000: 306). ✥ ✦✧ ★✩ ✥ ✩✪✪✦✫ ✬

  Fiske menyatakan di dalam bukunya (1994) bahwa media postmodern tidak lagi menyajikan representasi realitas kedua; media mempengaruhi dan memproduksi realitas yang mereka mediakan. Dalam pandangan fiske, semua realitas atau peristiwa yang bisa menjadi perkara ✥ ✩✪✪ ✦✫ ✬ ✭

  ( media, telah menjadi media event . Dalam media event atau dalam realitas kedua itu manusia hidup dalam gelimang citra, bahkan antara citra dan tatanan pengalaman pun sudah tidak ada lagi perbedaannya. Fiske mengatakan jangan hanya menjadi konsumen pesan media yang pasif, tapi juga menjadi ★ ★ ✮ ✯ ✩✰ ✦ ✦ ✩✯ ✪ ✦ ✩✧ ★ individu yang aktif dalam negosiasi makna melalui o o p p s t t xt ataupun

  

r sist r g n yang menunjukkan suatu era dimana para individu dilatih untuk

  Menurut Fiske diatas, film memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu film yang memiliki pesan inspiratif untuk peyandang tuna rungu menurut peneliti ✱✲ ✳ ✴✵ ✶✶✳ ✱✲ ✳ ✴✵ ✶✶✳ yaitu film r. r yang diangkat dari kisah nyata, menceritakan seorang pegulat bernama Matt Hamill. Dia dilahirkan sebagai seorang penyandang tuli atau tuna rungu. Film ini bersetting pada era 1970an, yang menceritakan seorang pegulat tuna rungu yang menjadi orang tuna rungu ✷✵ ✸✹✺✻✵ ✼ ✺ ✼✼ ✳✽ ✹ ✵ ✸✳ ✾ ✿ ✳ ❀ ✸ ✼ ✹ ✻ ✽ ✲✵ ✶ ❁ ✹✺ ✻ ❀ ✲ ✹ ❁ ✷ ✵ ✸✹✺✻✵ ✼ pertama yang menjuarai C C . ✺✼✼ ✳✽✹ ✵ ✸✳ ✾ ✿ ✳ ❀ ✸ ✼ ✹ ✻ ✽ ✲✵ ✶ ❁ ✹✺✻❀ ✲ ✹ ❁

  

C C adalah kejuaraan gulat antara perguruan-

  perguruan tinggi di Amerika Serikat. Film yang disutradarai Eben Kostbar dan Joseph McKelheer yang berdurasi 108 menit ini memenangi Breakthrough Film Audience Award dan ditayangkan di festival-festival film di Newport Beach, Florida, Miami, Cleveland, and Philadelphia, dan memenangi beberapa penghargaan lainnya. ✱✲ ✳ ✴✵ ✶✶✳ ✹✺ ✽ ✿ ✵ ❁✲ ✹ ✵ ✼ ✹ ✼ ✶ ❂ ❃ ❄ ❅

  r adalah sebuah Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis.

  Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah atau ambisi dan pencapaian). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik- ❆ ❇❈❉ ❊ ❋ ●❍ ❇■ ❋ ❏ ❑ ❇ ❏▲ ❆ ❇❈ ❉ ❊ ❋ ● ❍ ❇■ ❋❏ ❑ ❇ ❏▲ topik atau pencapaian tertentu. Begitu pun hal nya dengan film biografi atau

  . adalah film yang mendramatisasi kehidupan ❆ ❇❈❉ ❊ ❋ ● ❍ ❇ ■ ❋ ❏ ❑ ❇ ❏▲ orang yang sebenarnya ada di kehidupan nyata. berbeda dengan ❆❋ ▼ ◆❖ ❈P ◗❊ ❘◆ ▼ ◗❈❊ ❙ film-film berdasarkan kisah nyata ( ) dan film sejarah. ❇❈ ❉ ❊ ❋ ●❍ ❇■ ❋❏ ❑ ❇ ❏▲

  

B berusaha untuk komprehensif menceritakan kisah hidup

❆ ❇❈❉ ❊ ❋ ●❍ ❇■ ❋ ❏ ❑ ❇ ❏▲ seseorang atau setidaknya tahun penting dari kehidupan mereka. Karena menggambarkan orang yang sebenarnya, yang tindakannya dan

  karakteristiknya diketahui, maka dibutuhkan aktor atau aktris yang memiliki kemampuan peran yang baik. ❚ ❍ ◆ ❋▲▲◆ Seperti yang telah dipaparkan bahwa pemeran utama pada film

  r, Matt Hamill adalah seorang penyandang tuna rungu. Sementara tuna

  rungu itu sendiri adalah seseorang yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal.

  Secara fisik, seorang tuna rungu tidak berbeda dengan orang lain pada umumnya, sebab orang akan mengetahui bahwa seseorang menyandang tuna rungu pada saat jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi. Easterbrooks (1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya: ❱❲ ❳❨ ❩❬❭❪❫ ❴❱❵ ❵

  1. C , yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya ❛ ❫ ❲ ❵ ❱ ❜ ❭ ❲ ❫ ❨ ❜ ❝ ❴ ❴❱ ❵ ❵ gelombang bunyi ke bagian dalam telinga. 2. , yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. ❫ ❲ ❬ ❜ ❝ ❴ ❝ ❨ ❳❭❬❱ ❜ ❞ ❡ ❜ ❱ ❩❫ ❵ ❵ ❭ ❲ ❢ ❳ ❭ ❵ ❱ ❜ ❳❫ ❜

  3. C , yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

  Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi, Ashman dan Elkins (1994) mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori, yaitu:

  

❣ ❤✐❥ ❦ ❧♠ ♥ ❧♦♣❥ ❧❦ ♦✐♠ q

  1. Ketunarunguan ringan (m il ), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel).

  Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan. ♦ r ❣ ✐ ❦ ❥q✐ ❤✐❥ ❦ ❧♠ ♥ ❧♦♣ ❥❧ ❦ ♦✐♠q

  2. Ketunarunguan sedang ( ), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB.

  Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, ❤ ✐❥ ❦ ❧♠ ♥ ❥❧ ❣ tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar ( ). s t ✐ ✐ ❦ ✐ ❤✐❥ ❦ ❧♠ ♥ ❧♦♣❥ ❧ ❦ ♦✐♠ q

  3. Ketunarunguan berat ( ), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar. ♣ ❦ r✉ r✈♠ ❣ ❤ ✐❥ ❦ ❧♠ ♥ ❧♦♣❥❧ ❦ ♦✐♠ q

  4. Ketunarunguan berat sekali ( ), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Sejauh tertentu, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan s ✇ ✈ ♣ ✐ ❦ ♣ r ✐ ❦ yang sangat tinggi ( ).

  Survey tahun 1981 di Australia menemukan bahwa 59% dari populasi tunarungu menyandang ketunarunguan ringan, 11% sedang, 20% berat, dan 10% tidak dapat dipastikan (Cameron, 1982, dalam Ashman dan Elkins, 1994). Perlu ①② ③④⑤②⑥ dijelaskan bahwa (disingkat dB) adalah satuan ukuran intensitas bunyi.

  Istilah ini diambil dari nama pencipta telepon, Graham Bel, yang istrinya tunarungu, dan dia tertarik pada bidang ketunarunguan dan pendidikan bagi ① ② ③④⑤ ②⑥ tunarungu. Satu adalah 0,1 Bel. ①② ③④⑤②⑥ Bagi para fisikawan, merupakan ukuran tekanan bunyi, yaitu tekanan yang didesakkan oleh suatu gelombang bunyi yang melintasi udara.

  Dalam fisika, 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz (Ashman & Elkins, 1994).

  Salah satu kisah inspiratif datang dari Angkie Yudistia, penulis buku PEREMPUAN TUNA RUNGU MENEMBUS BATAS . Angkie adalah seorang wanita tuna rungu yang sedari kecil bersekolah di sekolah umum. Dia selalu dikucilkan kawan-kawan sebayanya karena ia menderita kurang pendengarang. Namun seiring waktu berjalan, ia dapat merubah itu semua, dari suatu keterbatasan menjadi sebuah kelebihan. Dalam buku nya Angkie menceritakan bagaimana sulitnya menjadi seorang tuna rungu, bagaimana sulitnya dia melamar pekerjaan, hanya karena dia tidak bisa menggunakan fasilitas telepon. Namun Angkie membuktikan bahwa dengan keterbatasannya mendengar dapat dirubah menjadi sebuah kelebihan.

  Angkie yang sudah menempuh gelar S2 pernah menjadi finalis Abang ⑩ ⑨ ❶ ⑧ ❷ ⑧ ❶ ❸ ❹ ❸ ❺❻ ❼❽ ❸❾❿ ❸❾ ❿ ❸➀ ❻ ❷ ⑧ ⑦ ⑨ ➁ ⑧ ❺ ⑧ ❿ ➂ None mewakili Jakarta Barat, lalu menjadi duta Indonesia untuk perhelatan A ⑦ ⑧⑨ - D C D di Bangkok, Thailand. Selain dari itu ➃➄⑧ ⑦ ⑨ ⑧ ⑦ ➁❺ ❸ ❾❿ ❸➀ ❼➀ ❸ dia juga mendirikan E yang perduli terhadap permasalahan sosial dengan menggunakan kemampuan entrepreneur untu melakukan perubahan sosial yang meliputi pemberdayaan kaum penyandang disabilitas di Indonesia. Angkie juga aktif membantu Yayasan Tuna Rungu Sehjira, bersama para perempuan penyandang disabilitas lainnya untuk berbagi pengalaman agar dapat menerima keterbatasan dan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki mereka. Angkie memberikan harapan bagi para penyandang disabilitas untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan memberikan sebuah kisah yang dapat memberikan sebuah inspirasi bagi pembacanya dan khususnya bagi para penyandang disabilitas. Seperti dikutip dari Chappy Hakim yang diambil dari buku PEREMPUAN TUNA RUNGU MENEMBUS BATAS tersebut: Jadilah kaum optimis yang bisa berubah menjadi kaum pemenang, jangan jadi pesimis yang berubah menjadi pecundang.

  Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi manual atau bahasa isyarat. Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah mengembangkan bahasa isyarat yang dibakukan secara nasional. Ashman & Elkins (1994) mengemukakan bahwa komunikasi manual dengan bahasa isyarat yang baku memberikan gambaran lengkap tentang bahasa kepada tunarungu, sehingga mereka perlu mempelajarinya dengan baik. Kerugian penggunaan bahasa isyarat ini adalah bahwa para penggunanya cenderung membentuk masyarakat yang eksklusif. ➅➆ ➇ ➈➉➊➊ ➇

  Pada film r, Matt Hamill yang diperankan Russel Harvard merupakan seorang tuna rungu sejak dia dilahirkan, artinya dia mengidap tuna rungu bukan karena suatu kejadian atau kecelakaan, melainkan sudah dibawanya sejak dia dilahirkan. Pada film ini menceritakan seorang tuna rungu yang ingin hidup sebagai manusia normal pada umumnya, dan tidak menginginkan dibedakan oleh orang lainnya. Sampai disuatu titik dimana dia merasa bahwa dirinya memang beda dengan manusia normal lainnya ketika dia mengalami kesulitan berkomunikasi pada saat kuliah.

  ➋➌➍ ➎➏ ➐➐ ➍

  Film r memberikan inspirasi bagi penyandang tuna rungu, bahwa sebagai seorang tuna rungu tidak perlu minder, mereka harus percaya diri untuk bersaing dengan orang normal lainnya. Seperti Matt Hamill, dia mampu ➑ ➒➓➔→ ➣ ➔➣➣ ↔ ➓ ➒ ↕ ➙ ➛ ➒ ➣ ➓ → ↔ ➜ ➓➔→➛ ➓ ➜ ➏ ➏ ➍ ➏ ➍ ➍ ➌ ➏ ➐ ➌ menjuarai C C melawan orang-orang normal dengan kegigihannya dan rasa percayanya bahwa dia mampu lebih baik dari orang lain meskipun dia tuna rungu tidak membatasi dia untuk bermimpi dan menggapainya.

  Untuk meneliti pesan inspiratif untuk penyandang tuna rungu dalam film The Hammer, peneliti membutuhkan sebuah pisau bedah, dalam artian sebuah teori atau pemikiran yang mendukung penelitian peneliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis Semiotik. Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirene mobil yang keras meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota (Indiwan seto wahju wibowo, 2009 :7)

  Semiotika memiliki fungsi yang sangat banyak dan erat dalam kehidupan kita meski terkadang tanpa kita sadarai bahwa kita adalah bagian dari semiotika tersebut.karena konsep dasar dari tanda dan makna meliputi tiga unsur yaitu, (a) tanda, (b) acuan tanda, (c) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indera kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda. Misalnya, mangacungkan jempol kepada kawan kita yang berprestasi. Dalam hal ini, tanda mengacu sebagai pujian dari saya dan ini diakui seperti itu baik oleh saya maupun teman saya yang berprestasi. Makna disampaikan dari saya kepada teman yang berprestasi maka komunikasi pun berlangsung (John Fiske, 2004:61). ➝➞ ➞➟➠➡ ➠ ➢➤ ➥ ➦➧ ➥ ➨ ➞ ➝➩ ➞ ➢ ➫ ➞➡ ➢ ➭ ➝ ➞➦➞➟➠➡ ➠➢➤ John Fiske dalam bukunya l C merumuskan teori

  

C yang menyatakan peristiwa yang dinyatakan telah dikodekan

➝➩ ➞ ➢ ➞➡ ➢ ➝➞➦➞➟➠➡ ➠➢➤ ➫ ➭

  oleh kode-kode sosial. Pada teori C John Fiske merumuskan tiga level proses representasi : 1) Level realitas 2) Level representasi 3) Level Ideologi.

  Sebuah film tidak hanya hadir sebagai sebuah hiburan semata, melainkan ada sebuah pesan yang ingin disampaikan, baik samar maupun nyata. Maka dari itu peneliti tertarik meneliti pesan yang berada dalam sebuah film. Dengan tujuan, untuk menggali makna maupun pesan yang ada dalam sebuah film. Dalam hal ini peneliti ingin memberikan sebuah semangat dan harapan kepada kaum tuna rungu ➝ ➩ ➞ ➞ ➯➲ ➳➳ melalui film r. Dengan melalui tahap pemaknaan dan pemahaman serta hasil persepsi peneliti, peneliti akan menganalisis pesan inspiratif untuk ➵➸ ➺ ➻➼ ➽➽➺ ➾ ➚➪ ➶➹➘ ➹ ➴ ➷➬ ➮ ➷ ➴ ➷➱➷✃ penyandang tuna rungu dalam film r.

  ➾ ➚➪➚➾ ➶➹➘ ➹ ➴ ➷➬ ➮➷➴ ➷➱➷ ✃ ➮➷ ❐❒❮

  Adapun rumusan masalah makro dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini sebagai berikut : ➼ ❰ ➼ Ï ➽ ➼ Ð ➼ Ñ ➺ Ò ➼ Ð Ï Ð Ò Ñ Ï Ó ➼ Ô Ï Õ ÖÐ Ô Ö × Ñ ➺ Ð Ø ➼ Ð Ù ➼ Ð ❰ Ô ÖÐ ➼ Ó Ö Ð ❰Ö Ù ➼ Ú ➼ ➽ Õ ÏÚ ➽

  B ➾ ➚➪➚ ➪ ➶➹➘ ➹ ➴ ➷➬ ➮➷➴ ➷➱➷ ✃ ➮ Û ❐❒❮ The Hammer ?

  Berdasarkan rumusan masalah makro di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah mikro dalam penelitian ini yaitu:

  1. Bagaimana realitas pesan inspiratif untuk penyandang tuna rungu dalam film The Hammer ?

  2. Bagaimana representasi pesan inspiratif untuk penyandang tuna rungu dalam film The Hammer ?

  3. Bagaimana ideologi pesan inspiratif untuk penyandang tuna rungu dalam film The Hammer ?

  Ü ÝÞ ßà áâ ãä äà å æã ç ãà å èéåéêëì ë à å Ü ÝÞÝÜ ß à áâ ãä èéåéêëìë à å

  Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai pesan inspiratif untuk penyandang tuna rungu dalam íîï đự òò ï ó film r

  Ü ÝÞÝô æ ã ç ãà å èéåéê ëì ë à å

  Berdasarkan pernyataan masalah yang dijelaskan diatas, peneliti merumuskan beberapa tujuan dalam penelitian ini:

  1. Untuk Mengetahui realitas pesan inspiratif untuk penyandang tuna íî ï đự òò ï ó rungu dalam film r

  2. Untuk Mengetahui representasi pesan inspiratif untuk penyandang íîï đự òò ï ó tuna rungu dalam film r

  3. Untuk Mengetahui ideologi pesan inspiratif untuk penyandang tuna íî ï đự òò ï ó rungu dalam film r

  õ ö÷ øùúûüýý ü þù ü ùÿ ✁ ý ü

  Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: õ ö ÷ö õ øùúûüýý ü ✂ ù ✄ ☎ ✁ ✆ Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi secara umum, dibidang hubungan masyarakat

  (humas) maupun secara khusus dalam semiotika dalam membedah makna dan tanda yang terdapat dalam sebuah karya ataupun media lainya. Dalam penelitian ini lebih khusus membahas tentang semiotika yang terdapat dalam sebuah karya berbentuk film. õ ö÷ö øùúûüýý ü þ ý ✁ ✝ ☎ ✞ ✆

  1. Bagi Peneliti Peneliti mengharapkan penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu.Yaitu mengkaji langsung tentang analisis semiotik yang terdapat dalam sebuah karya film.

  2. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna sebagai referensi bagi mahasiswa

  Universitas Komputer Indonesia kedepannya dalam mengungkap makna dan tanda dalam sebuah karya film.

  3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang kajian semiotik secara menyeluruh mengenai sebuah pemaknaan yang ada di dalam sebuah film dan mengajak khlayak untuk tidak pasif akan memahami akan apa yang di lihat.

  

✟✠ ✟ ✡ ✡

☛ ✡ ☞✌ ✠ ✍ ✠ ☞ ✎ ✍ ✏ ☛ ✠ ✑ ✠ ✒✓ ✔ ✑✕ ✖ ✠ ☞ ✗✑ ✠ ✎ ✕ ✘ ✡ ✑ ✡ ✖ ✠ ☞

  2 ✙✚ ☛ ✛ ✔ ✜ ✓ ✢ ✓ ✔ ✎ u st ✓ ✣ ✓ ✤ ✙✚✙ ✚ ☛ ✛ ✔ ✜ ✓ ✢ ✓ ✔ ✎✥✔✥✦ ✛ t ✛ ✓ ✔ ☛ ✥ r ✒✓ ✧

u

u

★ ✩✪✫✬✭✬ ✪ ✮ ✯✪ ✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✬ ✪ ✱ ✯✲✳✬ ✴✭✰✭ ✵ ✯✲✭✮ ✬✶✬ ✪ ✷ ✬✰✬ ✴ ✷ ✬✱✭ ✲✯✸ ✯✲✯✪✷ ✩ ✹ ✬ ✪ ✺ ✳ ✩ ✬✵ ✩ ✰ ✰ ✯✴ ✮ ✯✪✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✽ ✾ ✯ ✰ ✩✴✬✱ ✴✬✷ ✩ ✰ ✶✬ ✲ ✹ ✬ ✩ ✰✵ ✩ ✬ ✴ ✮✬ ✲ ✬ ✮ ✯✪ ✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✱ ✯✲✳✬ ✴✭✰✭ ✹✬ ✪✺ ✵ ✬ ✪ ✬ ✬✳ ✬ ✳ ✬✷ ✬ ✲ ✪ ✹ ✬ ✮ ✯✪✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✵ ✯✪✺ ✭ ✱ ✩ ✮ ✻ ✯ ✻ ✯✲✬✮✬ ✮ ✯✪✳✬✮ ✬ ✱ ✹ ✬ ✪✺ ✳ ✩ ✻ ✭✱✭ ✴ ✶ ✬ ✪ ✼ ✰ ✯✴ ✮ ✯✪✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✷ ✯ ✻ ✬ ✺ ✬ ✩ ✮ ✯✪ ✳ ✭✶ ✭ ✪ ✺ ✮ ✯✪✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✬ ✪ ✽ ★ ✯✪✱✭ ✪ ✹ ✬ ✳ ✯✪✺✬ ✪ ✵ ✯ ✰ ✩✴ ✬✱ ✴✬✷ ✩ ✰ ✶ ✬ ✲✹ ✬ ✩ ✰✵ ✩ ✬ ✴ ✹ ✬ ✪ ✺ ✵ ✯ ✵ ✩ ✰ ✩ ✶ ✩ ✮ ✯ ✵ ✬ ✴✬✷ ✬ ✪ ✷ ✯✲ ✱✬ ✱ ✩✪ ✫✬✭✬ ✪ ✹ ✬ ✪✺ ✷ ✬✵✬

   ❀ ✶ ✲✩ ✮✷ ✩ ❁ ✭ ✳ ✹ ❂ ✭ ✪✬ ❃ ✬ ✪ ❄ ❅ ✪ ✩ ❆ ✯✲ ✷ ✩ ✱✬✷ ❇ ✲✩ ✷ ✱ ✯✪ ❈ ✯ ✱ ✲✬ ❉ ✯✪ ✯ ✰ ✩ ✱ ✩ ✬ ✪ ✭✳ ✹ ✭ ✪✬ ✬ ✪ ✳ ✯✪ ✺ ✬ ✪ ✫✭ ✳✭ ✰ ✯ ✮ ✲✯ ✷ ✯✪ ✱✬✷ ✩ ✬ ✪ ✱ ✩ ✶ ✬ ✪

  ✳ ✬✰✬✵ ●✶✰✬ ✪ ❍✭ ■

  Versi ❏❑▲ ▼ ◆ ▼❖P◗ ❘ ❙❚❯❯ ❱ ❯ ▼❲ ❳ P❨❩ ❬❚ ▼❑❨

  y dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra pada tahun 2009.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecantikan yang direpresentasikan dalam iklan Lux versi ❏❑ ▲ ▼ ◆ ▼ ❖ P◗ ❘ ❙❚❯❯ ❱❯▼❲ ❳ P❨❩ ❬ ❚ ▼ ❑ ❨

   y

  Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan metode semiotika dengan kode televisi oleh John Fiske. Penelitian yang dilakukan berfokus pada Representasi Kecantikan dalam ❪❫❴ ❵ ❛ ❵❜ ❝❞ ❡ ❢❣❤❤ ✐❤ ❵❥ ❦ ❝ ❧♠ ♥ ❣ ❵ ❫ ❧ ♦ Iklan Lux Versi y Yang melatar belakangi penelitian ini adalah pergeseran makna cantik yang ada di iklan Lux, hal ini terlihat dari penampilan Luna setelah menggunakan sabun Lux, yang dari seorang gadis biasa, kemudian berubah menjadi gadis yang lain. Sesuatu yang lain ditampilkan dengan baju yang minim dan rok pendek, dan setiap kali ia melangkah, semua mata lelaki akan tertuju padanya.

  Iklan-iklan Lux selalu menampilkan sisi kecantikan, kemewahan, feminitas, elegansi dari seorang perempuan. Dengan menggunakan produk kecantikan yang ditawarkan oleh Lux, maka seorang perempuan bisa menjadi perempuan yang sesungguhnya, dimana model-model yang digunakan oleh Lux selalu perempuan cantik dan feminism untuk menggambarkan kesan feminim dalam produk-produknya. Iklan Lux ❪❫ ❴ ❵ ❛ ❵❜ ❝❞ ❡ ❢❣❤❤ ✐❤ ❵❥ ❦ ❝ ❧♠ ♥ ❣ ❵ ❫ ❧

  Versi y menampilkan sesuatu yang berbeda, dimana kecantikan yang biasa nya selalu ada dalam setiap iklan Lux mulai bergeser ke arah yang lain, sehingga menimbulkan kontroversi.

  Skripsi Edwina Ayu Dianingtyas (Universitas Diponegoro)

   Penelitian Edwina Ayu Dianingtyas dengan judul Representasi Perempuan Jawa dalam Film R.A Kartini dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan Jawa direpresentasikan dalam film R.A Kartini dan untuk menjelaskan gagasan-gagasan dominan yang ingin disampaikan oleh film R.A Kartini yang berkaitan dengan persoalan ideologi.

  Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis semiotika untuk menganalisis objek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan berfokus pada Representasi Perempuan Jawa dalam Film R.A Kartini Yang melatar belakangi penelitian ini adalah konstruksi masyarakat mengenai perempuan sebagian besar juga terbentuk oleh apa yang selama ini digambarkan dalam film. Banyak stereotip negatip yang dilekatkan pada perempuan dalam film-film Indonesia.