Mendengar lagi M aha Mengetahui.” Q.S Al-Anfal : 61
47
Kata „salm‟ dalam ayat diatas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama
yang senantiasa membawa umat pada perdamaian. Dapat disimpulkan bahwa, radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat
oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Namun, bila dilihat
dari sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan
yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari pahamaliran tersebut menggunakan kekerasan pada orang
yang berbeda pahamaliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk diterima
secara paksa. Dalam hal ini, disebut radikalisme Islam.
2. Sejarah Radikalisme
Munculnya isu-isu politis mengenai radikalisme Islam merupakan tantangan baru bagi umat Islam untuk menjawabnya. Isu radikalisme Islam sebenarnya sudah
lama mencuat di permukaan wacana Internasional. Radikalisme Islam sebagai fenomena historis-sosiologis merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam
wacana politik dan peradaban global akibat kekuatan media yang memiliki potensi
47
Departemen Agama RI,
Al-
Qur’an Tajwid dan Terjemahan, Diponegoro : Bandung, 2011, h.147
besar dalam menciptakan persepsi masyarakat dunia. Banyak label-label yang diberikan oleh golongan Eropa Barat dan Amerika
Serikat untuk menyebut gerakan Islam radikal, dari sebutan kelompok garis keras, ekstrimis, militan, Islam kanan, fundamentalisme, sampai terorisme.
Label radikalisme Islam yang menentang Barat dan sekutu-sekutunya dengan sengaja dijadikan komoditi politik. Radikalisme tak jarang menjadi pilihan bagi
sebagian kalangan umat Islam untuk merespon sebuah keadaan. Bagi mereka, radikalisme merupakan sebuah pilihan untuk menyelesaikan masalah. Namun,
sebagian kalangan lainnya menentang radikalisme dalam bentuk apapun. Cendikiawan Muslim, Nazaruddin Umar mengatakan bahwa radikalisme
sebenarnya tidak ada dalam sejarah Islam.
48
Sebab, selama ini Islam tak menggunakan radikalisme untuk berinteraksi dengan dunia lain. Dalam sejarahnya
Nabi selalu mengajarkan ummatnya untuk bersikap lemah lembut dan memberikan penghormatan bagi orang lain meski mereka adalah orang yang memiliki keyakinan
yang berbeda. Sesuai dengan ayat dakwah yang terdapat di surah An-Nahl:125 yang berbunyi :
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu, dengan hikmah dan pelajaran
yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan- mu Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Q.S An
48
Akar Gerakan Radikal Islam” On-line, tersedia di:
http:kompasiana.comwahyuhemmakar-gerakan-radikal-islam 30 Januari 2017
Nahl : 125
49
3.
Sejarah Radikalisme Islam di Indonesia