Multicast Ad-Hoc On-Demand Distance Vector MAODV

dari kegagalan routing. Jalur forwarding data dibangun baik sebagai tree atau mesh. Yang membedakan ad-hoc multicasting dengan internet multicasting yaitu bahwa mobile nodenya dapat bergerak cepat dan bebas. Tujuan utama dari ad hoc protokol multicasting yaitu untuk membangun ataupun memelihara router multicasting dinamis yang efisien dengan jaringan yang tinggi. Dengan “Robust”, protocol mampu beroperasi dengan benar terlepas dari mobilitas node dan perubahan topologi. Efisien, baik kontrol overhead dan forwarding data rendah Mohapatra, 2005.

2.3.3 Multicast Ad-Hoc On-Demand Distance Vector MAODV

Sebagai protokol multicast terkait dengan AODV, Multicast Ad-Hoc On- Demand Distance Vector MAODV menggunakan pendekatan konvensional tree- based untuk multicast routing. Selain tabel routing, setiap node mempertahankan Multicast Route Table MRT untuk mendukung multicast routing. Sebuah node menambahkan inputan baru ke dalam MRT setelah itu termasuk dalam rute untuk multicast group. Setiap inputan mencatat alamat IP multicast group, alamat IP group leader, nomor urut atau group sequence number dan next_hops tetangga pada multicast tree. Setiap kelompok multicast juga perlu sequence number sendiri dalam rangka untuk menunjukkan kesegaran rute multicast, yang dikelola oleh group leader. Ketika sebuah node ingin bergabung dengan multiast group dan tidak mengetahui leader, maka paket RREQ akan di broadcast daerah tujuan yang ditetapkan sebagai alamat group ID, broadcast paket RREQ akan dilakukan berkali- kali apabila sampai batas waktu belum menerima balasan permintaan rute atau route reply RREP. Apabila gagal berarti tidak ada bagian anggota kelompok yang terhubung dalam jaringan. Kasus tersebut, diasumsikan sebagai group leader. Menginisialisasi sequence number untuk satu kelompok dan broadcast group Hello packet ke seluruh jaringan secara berkala dengan peningkatan sequence number. Setiap node membuat catatan group leader ketika mendengarkan RREP. Jika akan bergabung dengan group, harus memiliki alamat leader. Apabila pada routing table terdapat route menuju ke leader maka unicast tersebut dapat langsung bergabung pada RREQ leader. Jika tidak memiliki alamat leader, maka akan membroadcast RREQ ketika akan mengirim data ke group. Untuk memastikan loop-free, dipastikan hanya ada satu tree respon dalam router pada RREQ. Apabila terdapat beberapa tanggapan yang datang, maka source node hanya akan menerima satu. Tanggapan lainnya akan diabaikan sampai batas waktu. Gambar 2. 3 MAODV Mohapatra, 2005 Ketika member akan meninggalkan group dan bukan merupakan leaf node pada multicast tree maka node tersebut akan berfungsi sebagai router. Dan jika member merupakan leaf node maka node tersebut memiliki node tetangga. Unicast node akan memberikan pesan pada node tetangga dan memmbersihkan semua informasi tentang group pada dalam table routingnya. Setelah menerima pesan tersebut node tetangga akan memeperbarui daftar node tetangga. Hal tersebut terus dilakukan sampai mencapai non-leaf node. Link multicast tree dapat rusak apabila mobile node sudah mencapai batas waktu hal tersebut akan terdeteksi oleh dua node terakhir, dan node terakhir yang memiliki tanggungjawab untuk memperbaiki link multicast tree tersebut. Untuk perbaikan tersebut node terakhir akan membroadcast RREQ untuk bergabung dengan alamat tujuan yang telah ditetapkan oleh group leader dan jarak daerah Mgroup_Hop dari Leader. Sequence number yang terakhir juga disertakan. TTL dari RREQ diatur ke nilai kecil, jika tidak menerima balasan sebelum batasan waktu maka akan mengulang kembali membroadcast RREQ ke jaringan yang lebih luas. Node yang menanggapi adalah node yang dekat dengan group leader seperti yang di indikasi oleh paket agar terjadinya tanggapan dari node ang berasal dari sisi yang sama dengan link multicast tree yang rusak. Setelah perbaikan link multicast tree prosedur selanjutnya sama seperti node baru yang akan bergabung dalam group Mohapatra, 2005.

2.4 Video Conference