Parna di pemilukada Kabupaten Simalungun tahun 2016, kita dapat melihat sejauh apa Punguan Batak dalam hal ini Punguan Parna mengambil perannya
pada konstelasi demokrasi di tingkat lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada latar belakang usulan penelitian di atas, penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu:
“Bagaimana pengaruh Punguan Parna pada pemilukada Kabupaten Simalungun tahun
2016? ”
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya akan mengkaji tentang politik identitas dengan pendekatan primordialisme Punguan Batak pada pemilukada Kabupaten
Simalungun tahun 2016 dimana peneliti membahas Punguan Parna sebagai studi kasus. Peneliti juga akan membahas mengenai politik identitas dengan
pendekatan primordialisme dan pemilukada Kabupaten Simalungun tahun 2016. Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan peneliti juga hanya akan
mengkaji tentang pengaruh Punguan Parna pada pemilukada Kabupaten Simalungun tahun 2016.
1.4 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengaruh Punguan Parna pada pemilukada Kabupaten
Simalungun tahun 2016.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Berguna untuk memperkaya khasanah ilmu politik dan menambah pengetahuan khususnya terkait Punguan Parna pada pemilukada
Kabupaten Simalungun tahun 2016. 2. Menunjukan secara ilmiah mengenai keterkaitan Punguan Parna dalam
pemilukada. 1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait pengaruh Punguan Batak dalam hal ini Punguan Parna terhadap
pemilukada. 2. Memberikan informasi bahwa adat budaya Indonesia, dalam hal ini suku
Batak harus tetap dijaga dan dilestarikan keutuhannya di tengah era globalisasi.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :
Bab I: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi kajian pustaka, kerangka konseptual dan kerangka pemikiran.
Penulis menggunakan tiga penelitian serta dua buah buku terkait tema yang penulis bahas dan teori-teori yang mendukung penelitian mengenai pengaruh
Punguan Parna dalam pemilukada. Bab III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam bab ini juga
dijelaskan mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data dan keterbatasan penelitian.
Bab IV: PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang bagaimana pengaruh Punguan Parna pada
pemilukada Kabupaten Simalungun tahun 2016. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran umum kabupaten simalungun dengan hasil temuan yaitu
profil Punguan Parna, pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Simalungun tahun 2016, politik identitas Punguan Parna yang kemudian di analisis dari
penelitian yang peneliti laksanakan. Bab V: PENUTUP
Bab ini akan berisi kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilaksanakan serta saran yang dapat digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian terkait Punguan Batak telah dikaji oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun berbeda dengan penelitian ini. Penelitian-
penelitian sebelumnya hanya melihat Punguan Batak sebagai relasi dan eksistensi budaya Batak saja, tetapi dalam penelitian ini penulis ingin lebih
jauh melihat tentang bagaimana pengaruh Punguan Batak pada pemilukada. Penelitian lain yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai acauan maupun
referensi untuk penelitian ini. Dari beberapa penelitian yang sudah ada, penulis mengambil tiga sampel penelitian dan dua buah buku sebagai sumber
referensi untuk penelitian ini. Berikut tiga penelitian terkait Punguan Batak: Pertama dalam penelitian Nova 2013
“Corak Gemeinschaft Punguan Parsahutaon DOS ROHA Dalam Relasi Sosial Masyarakat Batak Perantauan
Di Tegal. ” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terbentuknya Punguan
Parsahutaon Dos Roha karena adanya keinginan dari masyarakat Batak perantauan di Mejasem. Di sisi lain, Nova menemukan jika punguan dijadikan
sebagai wadah meningkatkan solidaritas sosial antarsesama masyarakat Batak dan untuk memelihara setiap adat istiadat suku Batak. Punguan dalam hal ini
diartikan sebagai paguyuban masyarakat Batak dimana masyarakat Batak berkumpul untuk menjalin tali persaudaraan. Dengan demikian, atas dasar satu
wilayah di desa Mejasem sebagai masyarakat Batak yang merantau di Tegal maka Punguan Parsahutaon Dos Roha masih terbentuk sampai saat ini. Dalam