Gambaran Umum Perusahaan Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana perusahaan tersebut konsisten melaporkan laporan keuangan selama tahun pengamatan. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa penelitian terhadap perataan laba yang mengamati apakah perusahaan melakukan perataan laba atau tidak. Karena perataan laba yang diteliti, maka perusahaan yang diamati harus melaporkan laporan keuangan dari beberapa tahun yang diamati, sehingga bila perusahaan satu diantara tahun pengamatan tidak melaporkan laporan keuangan akan dikeluarkan dari sampel. Perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi serta perusahaan yang selama tahun pengamatan mengalami kerugian juga dikeluarkan dari sampel penelitian ini. Perusahaan yang dijadikan objek adalah perusahaan industri manufaktur yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 31 Desember 2007 – 31 Desember 2010, dengan jumlah populasi 154 perusahaan. Setelah diadakan perhitungan penentuan sampel didapat 40 perusahaan yang memenuhi kriteria. Data yang digunakan adalah data sekunder. Bentuk data yang dijadikan penelitian Universitas Sumatera Utara merupakan data time series, hal ini didasarkan pada alasan bahwa yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan publik dari tahun ke tahun tidak hanya satu tahun. Untuk data perataan laba, seluruh sampel diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kelompok perusahaan perata laba dan kelompok bukan perata laba dengan menggunakan indeks Eckel yang dapat dilihat pada lampiran. Kelompok perusahaan bukan perata laba diberi status 0, sedangkan perusahaan perata laba diberi status 1. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Uji Normalitas Data Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perataan Laba NPM TA FL N 40 40 40 40 Normal Parameters a,,b Mean 3.33851 .09435 3226998.91 .41890 Std. Deviation 2.206268 .084179 6950272.943 .179917 Most Extreme Differences Absolute .134 .204 .330 .119 Positive .134 .204 .330 .119 Negative -.094 -.147 -.325 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z .845 1.290 2.084 .752 Asymp. Sig. 2-tailed .472 .072 .000 .624 a. Test distribution is Normal. Universitas Sumatera Utara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perataan Laba NPM TA FL N 40 40 40 40 Normal Parameters a,,b Mean 3.33851 .09435 3226998.91 .41890 Std. Deviation 2.206268 .084179 6950272.943 .179917 Most Extreme Differences Absolute .134 .204 .330 .119 Positive .134 .204 .330 .119 Negative -.094 -.147 -.325 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z .845 1.290 2.084 .752 Asymp. Sig. 2-tailed .472 .072 .000 .624 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

4.2.2. Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.444 1.133 1.275 .211 NPM 1.539 4.423 .059 .348 .730 .859 1.164 TA -4.121E-8 .000 -.130 -.804 .427 .939 1.065 Universitas Sumatera Utara FL 4.492 2.111 .366 2.128 .040 .826 1.211 a. Dependent Variable: Perataan Laba

4.2.3. Uji Autokorelasi Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .345 a .119 .046 2.155435 2.502 a. Predictors: Constant, FL, TA, NPM b. Dependent Variable: Perataan Laba

4.2.4. Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.4a

Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Spearman’s rho Correlations Unstandardized Residual NPM TA FL Spearmans rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 -.073 .066 -.033 Sig. 2-tailed . .654 .687 .842 N 40 40 40 40 NPM Correlation Coefficient -.073 1.000 .231 -.361 Sig. 2-tailed .654 . .151 .022 N 40 40 40 40 Universitas Sumatera Utara TA Correlation Coefficient .066 .231 1.000 .111 Sig. 2-tailed .687 .151 . .497 N 40 40 40 40 FL Correlation Coefficient -.033 -.361 .111 1.000 Sig. 2-tailed .842 .022 .497 . N 40 40 40 40 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Tabel 4.4b Hasil Uji Heteroskedastisitas

4.2.5. Analisis Regresi Linier Tabel 4.5.a

Hasil Uji Regresi Variables EnteredRemoved Model Variables Entered Variables Removed Method 1 FL, TA, NPM a . Enter a. All requested variables entered. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5.b Hasil Uji Regresi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .345 a .119 .046 2.155435 2.502 a. Predictors: Constant, FL, TA, NPM b. Dependent Variable: Perataan Laba Tabel 4.5c Hasil Uji Regresi ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 22.585 3 7.528 1.620 .202 a Residual 167.252 36 4.646 Total 189.837 39 a. Predictors: Constant, FL, TA, NPM b. Dependent Variable: Perataan Laba Tabel 4.5d Hasil Uji Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.444 1.133 1.275 .211 NPM 1.539 4.423 .059 .348 .730 TA -4.121E-8 .000 -.130 -.804 .427 FL 4.492 2.111 .366 2.128 .040 Universitas Sumatera Utara Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.444 1.133 1.275 .211 NPM 1.539 4.423 .059 .348 .730 TA -4.121E-8 .000 -.130 -.804 .427 FL 4.492 2.111 .366 2.128 .040 a. Dependent Variable: Perataan Laba 4.3. Pembahasan 4.3.1. Uji Normalitas Data Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Uji normalitas pada regresi ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Metode pengambilan keputusan uji normalitas yaitu jika signifikansi Asymp.sig 0,05 maka data berdistribusi normal. Dari tabel 4.1 hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa data Perataan Laba Y nilai Asymp.sig 2-tailed sebesar 0,472, data net profit marginX 1 sebesar 0,072, data total aktiva X 2 sebesar 0,000, dan data financial leverage X 3 sebesar 0,624. Karena ada 1 satu variabel signifikansi 0,05 yaitu variabelTotal Aktiva jadi dapat dinyatakan data tidak berdistribusi dengan normal.

4.3.2. Uji Multikolinearitas

Universitas Sumatera Utara Pengujian gejala multikolinearitas pada model persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang serius diantara variabel bebas yang digunakan dalam model. Salah satu alat pendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan Variance Inflation Factor VIF.Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Tolerance TOL dan variance inflation factor VIF dengan ketentuan bila TOL 0,1 dan VIF 10maka tidak terjadi multikolinearitas. Dari tabel 4.2 hasil uji multikolinearitas data dapat diketahui bahwa hasil dari nilai VIF untuk variabel net profit margin sebesar 1,164, variabel total aktiva sebesar 1,065, dan variabel financial leverage sebesar 1,211 maka nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada bebas dari gejala multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lainnya. Dan sesuai dengan yang diisyaratkan untuk lepas dari gejala multikolinearitas, seluruh variabel bebas yaitu net profit margin mempunyai nilai TOL sebesar 0,859, total aktiva mempunyai nilai TOL sebesar 0,939, dan financial leverage mempunyai nilai TOL sebesar 0,826 maka nilai TOL lebih besar dari 0,1. Jadi variabel bebas dalam penelitian ini dapat dikatakan telah bebas dari gejala multikolinearitas.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dan residual untuk pengamatan satu dengan yang lainnya yang disusun menurut runtun Universitas Sumatera Utara waktu. Model regresi yang baik adalah yang mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Dari tabel 4.3uji Durbin-Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari hasil regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel. Prosedur pengujiannya sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. H diterima = Tidak terjadi autokorelasi H o ditolak = Terjadi Autokorelasi b. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi menggunakan 0,05. c. Menentukan nilai DW Durbin-Watson Nilai Durbin-Watson didapat dari hasil regresi adalah 2,097. d. Menentukan nilai dL dan dU. Didapat dL = 1,3384 dan dU = 1,6589. Jadi dapat dihitung nilai 4-dU = 2,3411 dan 4-dL = 2,6616. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,502 terletak pada dU DW 4-dU 1,6589 2,502 2,3411 maka dapat disimpulkan bahwa H diterima atau tidak terjadinya autokorelasi.

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak Universitas Sumatera Utara adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas menggunakan metode uji spearman’s rho dan metode uji scatterplots.

4.3.4.1. Metode uji Spearman’s rho

Yaitu dengan mengkorelasikan nilai residual hasil regresi dengan masing-masing variabel independen. Metode pengambilan keputusan pada uji Heteroskedastisitas dengan Spearman’s rho yaitu jika nilai signifikan antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas, tetapi jika signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi masalah Heteroskedastisitas. Dari tabel 4.4a hasil uji Heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel NPM X 1 sebesar 0,654, variabel TA X 2 sebesar 0,687, dan variabel FL X 3 sebesar 0,842. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas. 4.3.4.2.Metode uji Scatterplots Metode pengambilan keputusan pada uji Heteroskedastisitas dengan melihat scatterplots yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.4b dapat disimpulkan bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.3.5. Analisis Regresi Linear

Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Pada output pertama yaitu pada tabel 4.5a menjelaskan variabel yang dimasukkan dan metode yang digunakan adalah Enter. Pada output kedua pada tabel 4.5b Model Summary menjelaskan tentang nilai R yaitu korelasi berganda, nilai R 2 R Square atau koefisen determinasi yang disesuaikan dan Std. Error of the Estimate yaitu ukuran kesalahan prediksi. Pada output ketiga tabel 4.5c ANNOVA yaitu menjelaskan pengujian secara bersama-sama uji F, sedangkan signifikansi mengukur tingkat signifikansi dari uji F, ukurannya jika signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel- variabelindependen terhadap variabel dependen. Dan pada output keempat tabel 4.5d Coefficient menjelaskan tentang uji T yaitu uji secara parsial, sedangkan signifikansi mengukur tingkat signifikansi dari uji T, ukurannya jika signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

4.3.5.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.5c ANNOVA terlihat bahwa kolom sig. significance secara keseluruhan untuk tahun 2007 sd 2010 adalah 0,202 lebih besar dari 0,05 maka H diterima, kesimpulannya yaitu NPM, TA, dan FL secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba.

4.3.5.2. Uji T

Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji T tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5d dan diinterpretasikan sebagai berikut: a. Tabel 4.5d menunjukkan bahwa besarnya t hitung untuk variabel net profit margin NPM adalah sebesar 0,348 dengan nilai signifikansi 0,730. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung adalah 0,348, sedangkan t tabel adalah 2,028, sehingga t hitung t tabel 0,348 2,028. Signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 0,730 0,05 maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa net profit margin NPM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba. Universitas Sumatera Utara Hal ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septoaji 2002 yang menyatakan bahwa NPM mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Akan tetapi temuan dalam penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Novita 2009 serta Samosir 2010 yang menyatakan bahwa NPM mempunyai hubungan yang negatif dengan manajemen laba. Walaupun net profit margin secara logis terkait langsung dengan objek perataan laba, tetapi tetap tidak dapat membuktikan bahwa net profit margin mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. b. Tabel 4.5d menunjukkan bahwa besarnya t hitung untuk variabel total aktivaTA adalah sebesar -0,804 dengan nilai signifikansi 0,427. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung adalah -0,804, sedangkan t tabel adalah 2,028, sehingga t hitung t tabel -0,804 2,028. Signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 0,427 0,05 maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel besaran perusahaan yang diukur dari total aktivaTA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian terdahulu, seperti Muchammad 2001, Juniarti 2005, Nani 2006dan Novita 2009, dimana besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Menurut Muchammad 2001, bahwa perusahaan yang besar tidak Universitas Sumatera Utara selamanya diidentikkan dengan padat modal, tetapi bisa jadi padat karya. Hal ini memberikan suatu kesimpulan bahwa nilai total aktiva kurang tepat untuk dijadikan tolak ukur besarnya suatu perusahaan. Dengan demikian dimungkinkan adanya komponen lain yang dapat dijadikan parameter dalam mengukur besarnya perusahaan, seperti harga saham. Hal ini didukung oleh pernyataan Grant 1995 dalam Samosir 2010, bahwa besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari tingkat kemakmurannya yang tercermin dalam nilai pasar. c. Tabel 4.5d menunjukkan bahwa besarnya t hitung untuk variabel financial leverage FL adalah sebesar 2,128 dengan nilai signifikansi 0,040. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung adalah 2,128, sedangkan t tabel adalah 2,028, sehingga t hitung t tabel 2,128 2,028. Signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 0,040 0,05 maka H ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa financial leverage FL mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Agus 2004 dan Santoso 2009 yang menunjukkan terdapat hubungan positif antara variabel financial leverage terhadap perataan laba. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang peneliti lakukan denganmenggunakan alat bantu program SPPS 17.0, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Dalam pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t antaramasing-masing variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebagaiberikut: a. Net Profit Margin X 1 Diperoleh hasil -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dimana -2,028 ≤ 0,348 ≤ 2,028, df n - k - 1 = 40-3- 1= 36 dengan tingkat keyakinan sebesar a 0,05 = 5 . Signifikansi 0,05 dimana 0,730 0,05 yang dimana artinya H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel net profit margin tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. b. Total Aktiva X 2 Diperoleh hasil -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dimana -2,028 ≤ -0,804 ≤ 2,028, df n - k - 1 = 40-3- 1= 36 dengan tingkat keyakinan sebesar a 0,05 = 5 . Signifikansi 0,05 dimana 0,427 0,05 yang dimana artinya H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel besaran perusahaan yang diukur dari total aktiva tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Universitas Sumatera Utara c. Financial Leverage X 3 Diperoleh hasil t hitung t tabel dimana 2,128-2,028, df n – k - 1 = 40-3 - 1= 36 dengan tingkat keyakinan sebesar a 0,05 = 5 . Signifikansi ≤ 0,05 dimana 0,040 ≤ 0,05. Maka dapatdiartikan bahwa nilai t hitung dari variabel financial leverage terletakpada daerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel financial leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba. 2. Dalam pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F,diperoleh F hitung 1.620 ≤ F tabel 2,866 pada df1 = 3 dan df2 = 36 dengan tingkatkeyakinan a 0,05 = 5, maka Ho diterima yang berarti bahwa net profit margin X 1 , besaran perusahaan yang diukur dari total aktiva X 2 , dan financial leverageX 3 tidak berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba Y. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,046. Jadi sumbangan pengaruh dari variabel independen yaitusebesar 4,6 sedangkan sisanya sebesar 95,4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

5.2. Saran

Dokumen yang terkait

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Per

0 3 18

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 1 4

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Laba - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 11