Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.444 1.133 1.275 .211 NPM 1.539 4.423 .059 .348 .730 TA -4.121E-8 .000 -.130 -.804 .427 FL 4.492 2.111 .366 2.128 .040 a. Dependent Variable: Perataan Laba 4.3. Pembahasan 4.3.1. Uji Normalitas Data Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Uji normalitas pada regresi ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Metode pengambilan keputusan uji normalitas yaitu jika signifikansi Asymp.sig 0,05 maka data berdistribusi normal. Dari tabel 4.1 hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa data Perataan Laba Y nilai Asymp.sig 2-tailed sebesar 0,472, data net profit marginX 1 sebesar 0,072, data total aktiva X 2 sebesar 0,000, dan data financial leverage X 3 sebesar 0,624. Karena ada 1 satu variabel signifikansi 0,05 yaitu variabelTotal Aktiva jadi dapat dinyatakan data tidak berdistribusi dengan normal.

4.3.2. Uji Multikolinearitas

Universitas Sumatera Utara Pengujian gejala multikolinearitas pada model persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang serius diantara variabel bebas yang digunakan dalam model. Salah satu alat pendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan Variance Inflation Factor VIF.Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Tolerance TOL dan variance inflation factor VIF dengan ketentuan bila TOL 0,1 dan VIF 10maka tidak terjadi multikolinearitas. Dari tabel 4.2 hasil uji multikolinearitas data dapat diketahui bahwa hasil dari nilai VIF untuk variabel net profit margin sebesar 1,164, variabel total aktiva sebesar 1,065, dan variabel financial leverage sebesar 1,211 maka nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada bebas dari gejala multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lainnya. Dan sesuai dengan yang diisyaratkan untuk lepas dari gejala multikolinearitas, seluruh variabel bebas yaitu net profit margin mempunyai nilai TOL sebesar 0,859, total aktiva mempunyai nilai TOL sebesar 0,939, dan financial leverage mempunyai nilai TOL sebesar 0,826 maka nilai TOL lebih besar dari 0,1. Jadi variabel bebas dalam penelitian ini dapat dikatakan telah bebas dari gejala multikolinearitas.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dan residual untuk pengamatan satu dengan yang lainnya yang disusun menurut runtun Universitas Sumatera Utara waktu. Model regresi yang baik adalah yang mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Dari tabel 4.3uji Durbin-Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari hasil regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel. Prosedur pengujiannya sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. H diterima = Tidak terjadi autokorelasi H o ditolak = Terjadi Autokorelasi b. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi menggunakan 0,05. c. Menentukan nilai DW Durbin-Watson Nilai Durbin-Watson didapat dari hasil regresi adalah 2,097. d. Menentukan nilai dL dan dU. Didapat dL = 1,3384 dan dU = 1,6589. Jadi dapat dihitung nilai 4-dU = 2,3411 dan 4-dL = 2,6616. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,502 terletak pada dU DW 4-dU 1,6589 2,502 2,3411 maka dapat disimpulkan bahwa H diterima atau tidak terjadinya autokorelasi.

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Per

0 3 18

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 1 4

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Laba - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 0 11