Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Asumsi Metode Penelitian

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adanya kecenderungan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, oleh karena itu untuk mengetahui faktor penyebab munculnya kecenderungan tersebut dirumuskan dalam pertanyaan- pertanyaan berikut: 1. Bagaimana minat siswa kelas VIII dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan Tari Bertema Di SMP Sandhy Putra? 2. Bagaimana proses pembelajaran Seni Tari melalui pendekatan Tari Bertema di SMP Sandhy Putra ? 3. Bagaimana peningkatan minat siswa kelas VIII setelah pembelajaran Seni Tari melalui pendekatan Tari Bertema di SMP Sandhy Putra?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum : Sebagai masukan bagi para guru dalam memotivasi belajar siswa di bidang seni tari. b. Tujuan khusus : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana minat siswa kelas VIII setelah mengikuti pembelajaran Seni tari melalui pendekatan Tari di SMP Sandhy Putra? 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran Seni Tari melalui pendekatan Tari Bertema di SMP Sandhy Putra? 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan minat siswa kelas VIII setelah mengikuti pembelajaran Seni Tari melalui pendekatan Tari Bertema di SMP Sandhy Putra?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat berguna :

1. Guru Seni Budaya

a. Sebagai masukan bagi guru dalam memotivasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Seni Tari. b. Menambah wawasan guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya.

2. Sekolah

Sebagai tolak ukur bagi sekolah dalam upya mengetahui hasil yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran seni tari.

3. Lembaga Pendidikan Bahasa Dan Seni

Sebagai masukan dalam rangka mempersiapkan calon tenaga pengajar guru seni budaya yang profesional.

E. Asumsi

Yang menjadi asumsi dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan tari bertema dapat meningkatkan minat siswa kelas VIII terhadap pembelajaran Seni Tari di SMP Sandhy Putra, sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif.

H. Metode Penelitian 1.

Metode penelitian Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana minat siswa kelas VIII dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan tari bertema di SMP Sandhy Putra. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu PTK penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Di mana biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran Depdikbud, 1993:3. Melalui PTK ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang kinerja guru dalam mengembangkan materi pembelajaran seni tari melalui pendekatan tari bertema. Dalam hal ini yaitu untuk memotivasi kreativitas siswa dalam mengeksplor gerak tari sesuai dengan ide, dan gagasan yang dimunculkan, baik melalui pengamatan alam sekitar, kejadian sehari-hari, perangai binatang, aktivitas manusia sehari-hari, seperti misalnya bertani, nelayan, bercocok tanam dan lain sebagainya. Untuk itu dalam jangka panjang rentetan keberhasilan akan dialami siswa, selain itu juga mampu menumbuhkan kapasitas individu dan kapasitas sekolah secara berkelanjutan sustainable school capacity building. Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu: tahap perencanaaan, tahap melakukan tindakan, tahap mengamati, dan tahap refleksi. Langkah-langkah utama dalam pelaksanaan meliputi: Identifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, merencanakan PTK, dan melaksanakan PTK. Pada kegiatan penelitian ini, peneliti sekaligus berperan sebagai guru aplikan researcher as teacher.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut: 1. Observasi Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam belajar seni tari dan mengetahui keaktivan siswa pada proses belajar mengajar. 2. Wawancara Memberikan beberapa pertanyaan yang meliputi rumusan masalah antara lain proses, hasil, dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran seni tari. 3. Tes praktek Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menari sebagai bahan analisis atau pengkajian. 4. Studi dokumentasi Untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, laporan kegiatan, photo-photo kegiatan, dan data yang relevan dengan penelitian ini.

3. Analisis Data

Pada penelitian ini akan dilakukan teknik pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif. Adapun data kuantitatif dengan prosentase digunakan untuk menjelaskan data-data kualitatif. Keterangan : Fo : frekuensi observeb yang memiliki alternatif N : Jumlah siswa : Bilangan tetap P : Prosentasi yang dicari Sumber : Nana Sudjana, 1989 : 130-131 Alasan menggunakan rumus tersebut adalah untuk melihat keberhasilan siswa secara general melalui ukuran prosentase.

I. Lokasi, Populasi, Dan Sampel

a. Lokasi Lokasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah SMP Sandhy Putra, yang berlokasi di Jl. Radio Palasari Dayeuhkolot kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Alasan pemilihan ini karena sekolah tersebut cukup representatif untuk dijadikan lokasi penelitian. b. Populasi Populasi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Sandhy Putra tahun ajaran 20092010 yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 336 orang. c. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu menggunakan teknik Purposive sampling, di mana dari ke tujuh kelas 8 tersebut, peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 1 kelas yaitu kelas 8A yang berjumlah 48 orang. Hal ini dilakukan karena kelas tersebut mempunyai tingkat kreativitas dan kedisiplinan yang cukup tinggi dibandingkan kelas lainnya. BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan indentifikasi permasalahan pada praktek pembelajaran Seni Tari di kelas VIII SMP Sandhy Putera Dayeuhkolot bahwa siswa cenderung kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Atas dasar pertimbangan tersebut peneliti memilih Model Penelitian Tindakan Kelas atau PTK sebagai solusi untuk memperbaharui penggunaan konsep belajar mengajar Pendidikan seni tari di SMP Sandhy Putera ini. Seperti diungkapkan Carr dan Kemmis 1986 bahwa : Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan penelitian tertentu misalnya guru, siswa, dan atau kepala sekolah dalam situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari a praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, b pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut, dan c situasi kelembagaan tempat praktek-praktek itu dilakukan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas classroom action research dimaksudkan untuk mencari solusi terhadap faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya masalah dalam pembelajaran di kelas guna meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini kecenderungan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Dari metode yang digunakan, peneliti ingin mengkaji proses pembelajaran tari tersebut, sekaligus menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar seni tari, serta bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan minat dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk memberikan ide-ide kreatif, mampu mengemukakan pendapat dan gagasan dalam berapresiasi seni serta tumbuhnya minat dan antusias dalam pembelajaran tari. Untuk alasan itulah maka peneliti melaksanakan metoda CAR ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto 1996 bahwa : PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau professional guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya PTK guru harus dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat belajar secara lebih sistematis dari pengalamannya sendiri. Karena PTK membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual. Dengan demikian guru harus dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan lebih efektif, guru dilatih untuk lebih dapat mengendalikan kehidupan profesinya serta terlibat dalam kegiatan pengembangan profesi melalui latihan-latihan pengambilan keputusan secara profesional. Classroom Action Research CAR adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action Research pada hakekatnya merupakan rangkaian penelitian tindakan di dalam kelas dalam rangka memecahkan masalah, sampai selesai terpecahkan. PTK tidak membuat guru meninggalkan tugasnya. Artinya guru tetap melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Namun pada saat yang bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dapat dikatakan tidak menggangu kelancaran pembelajaran di kelasnya. Bahkan menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Guru dapat mengadaptasi teori-teori yang berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang dibinanya. Kemudian teori-teori yang diadaptasi itu dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang ada untuk kepentingan proses belajar mengajar. Selain itu guru akan mengetahui teori mana yang tidak sesuai dengan praktik yang mereka lakukan. Untuk itu guru harus dapat memilih teori yang tepat agar diperoleh hasil yang lebih bermakna, mengingat permasalahan yang diteliti adalah yang benar-benar dialami dan dirasakan guru. Action Research atau Penelitian Tindakan kelas dalam penelitian ini, didahului oleh penelitian pendahuluan eksplorasi yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai permasalahan di lapangan dan berbagai kemungkinan pemecahannya. Kemudian dilakukan aksi-aksi atau tindakan yang terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar berdasarkan sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Hal ini dilakukan sebab dalam kenyataan praktik di lapangan, setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah, sehingga akan tercapai taraf-taraf kelancaran yang lebih tinggi. Berikut skematis model PTK yang dikemukakan John Elliot adalah sebagai berikut ini : Bagan 3.1 Riset Aksi Model John Elliot Model John Elliot di atas menggambarkan beberapa siklus kegiatan secara terinci dan lebih detail karena dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi di antara tahap-tahap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa setiap tindakan yang terinci menjadi beberapa langkah tersebut dimaksudkan bahwa dalam suatu materi pembelajaran dibagi ke dalam sub-sub pokok bahasan yang dalam kenyataannya, setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat terselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan terselesaikan dalam beberapa langkah, begitu pula dalam pembelajaran seni tari sebelum memberikan materi apresiasi tari bertema biasanya guru memberikan pemahaman terlebih dahulu tentang unsur-unsur tari dalam pertemuan pertama, dilanjutkan dengan pengulangan pada siklus ke dua atau pertemuan ke dua Siklus 1 Siklus apabila anak belum menguasai materi pada pertemuan pertama tersebut. Dan selanjutnya dilakukan terus menerus kegiatan ini ini sampai siswa betul-betul menguasainya dengan baik. Karena alasan ini pula peneliti memilih model John Elliot dalam Penelitian Tindakan Kelas.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel