PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG : Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik.

(1)

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

(StudiEksperimenMelaluiMateriTari Batik)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMemperolehGelarSarjana PendidikanJurusan PendidikanSeniTari

Oleh:

VITRIA MEGA UTAMI 1100784

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik) Oleh

Vitria Mega Utami

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari

© Vitria Mega Utami 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

(StudiEksperimenMelaluiMateriTari Batik)

Oleh :

VITRIA MEGA UTAMI 1100784

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Trianti Nugraheni, M. Si NIP. 197303161997022001

Pembimbing II

Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum NIP. 19720304 200112 1002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen, M.Si. NIP. 19571018198503 2001


(4)

ABSTRAK

Penelitian dengan judul pembelajaran tari kreasi untuk meningkatkan minat belajar pada siswa kelas VIII di SMPN 45 Bandung (studi eksperimen melalui materi Tari Batik) ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII C di SMPN 45 Bandung dengan jumlah siswa 36 orang. Penelitian ini berawal dari pemasalahan mengenai minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari. Minat belajar sebagai salah satu hal yang penting kiranya dalam menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran, akan sangat disayangkan jika tidak perhatikan. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana minat belajar siswa sebelum, proses dan setelah diterapkannya pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik. Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah penelitian, maka metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Metode pre-eksperimen ini dilakukan dengan teknik data secara kuantitatif yang diolah menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik dapat meningkatkan minat belajar siswa yang didasari pada skor angket pada aspek perasaan senang, keterikatan, perhatian dan keterlibatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil rata-rata skor angket tersebut, dimana pada pretest hanya diperoleh skor 78,8 dan pada posttest meningkat menjadi 86,1. Begitu pula dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan t tabel yakni dengan angka 10>1,689. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa adanya pengaruh pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik terhadap peningkatan minat belajar siswa dapat diterima dan signifikan (dipercaya).


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan dengan pernyataan bahwa “minat berhubungan erat dengan hasil belajar yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil belajar” (Amri, dkk, 2011 hlm. 40). Oleh karenanya, disadari atau tidak menciptakan sebuah pembelajaran yang ideal dan bertujuan pada peningkatan berbagai aspeknya yang saling berkaitan, perlu didasari adanya sebuah dorongan dari diri setiap individu agar terlaksana proses secara maksimal.

Untuk menumbuhkembangkan minat tersebut tentu ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dimaksud diantaranya ialah kemampuan guru melakukan strategi atau metode mengajar dan bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaaan proses pembelajaran. Menurut Asra dan Sumiati (2012, hlm. 29) bahwa “ Upaya membangkitkan minat itu diantaranya dapat dilakukan dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis”. Mencermati hal tersebut, selama terlaksananya proses pembelajaran, minat yang perlu dibangun sebagai salah satu aspek psikologis dapat dipengaruhi oleh faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. seperti halnya pernyataan Slameto (dalam Amri,dkk, 2011 hlm. 41) yang menyatakan bahwa :

“Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menumbuhkembangkan minat belajar ialah : 1) penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni;2) memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian;3) mengembangkan kebiasaan yang teratur; 4) meningkatkan kondisi fisik siswa;5)mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa;6) menyediakan sarana penunjang yang memadai”.

Sebagai salah satu bidang mata pelajaran dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar, pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran seni budaya yang memberikan ruang bagi siswa untuk dapat berekspresi dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi dirinya. Hal ini yang


(6)

menjadi landasan tentunya bagi daya tarik siswa sehingga dapat memunculkan minat belajarnya.

Adapun berkenaan dengan tujuan pendidikan seni itu sendiri menurut Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI (2012, hlm. 417) yaitu:

Melalui pendidikan seni, siswa dilatih untuk mengembangkan bakat kreatif, kemampuan dan keterampilan yang dapat ditransfer pada kehidupan kerja sebagai mata pencaharian maupun untuk rekreasi sebagai hobi atau kesenangan. Melalui praktek berkesenian, para siswa akan memperoleh pengalaman dan siap untuk memahami aspek kolaboratif serta manajemen diri. Para siswa menjadi sadar akan pengaruh sosial dari seni dan termotivasi untuk mengambil bagian serta menikmati seni dalam situasi berbeda, baik sebagai praktisi maupun penikmat.

Hal ini tentunya mencerminkan betapa eratnya hubungan antara tujuan pendidikan seni dengan bentuk pembelajaran seni tari jika dikaitkan dengan tujuan menumbuhkembangkannya minat belajar siswa sebagai landasan dasar dalam sebuah proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran seni tari nampaknya akan banyak memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan keberhasilan pada proses pembelajaran seni budaya pada umumnya.

Menyadari besarnya manfaat pembelajaran seni tari tersebut, maka perlu diterapkan sebuah inovasi pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan minat belajar siswa, sehingga tidak membosankan.

Namun nyatanya, masalah rendahnya minat siswa masih yang utama dalam proses belajar mengajar seni tari dan dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Terlebih lagi karena guru kurang menyadari apa sebenarnya tujuan tari dalam dunia pendidikan. Menurut Masunah dan Narawati (2002, hlm.264) mengatakan :

Dalam tari pendidikan, tari atau gerak merupakan media atau alat ungkap yang digunakan untuk mengembangkan sikap, pola pikir dan motorik anak menuju arah kedewasaannya. Anak tidak dituntut terampil menari karena bukan untuk menjadi penari, tetapi lebih kepada proses kreativitas dan merasakan pengalaman estetik melalui kegiatan berolah tari.


(7)

Hal tersebut tentunya menjadi salah satu faktor penentu kualitas suatu pembelajaran tari, sekaligus sebuah permasalahan yang perlu dikaji agar memperoleh hasil menuju arah perbaikan.

Berdasarkan hasil pra observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 45 Bandung, kurikulum yang digunakan ialah masih mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun demikian sangat disayangkan terdapat permasalahan yang muncul dan menjadi dasar ialah hampir seluruh siswa di beberapa kelas VIII cenderung hanya berminat terhadap pembelajaran seni musik dibandingkan seni tari dan seni rupa. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya sarana yang tidak kondusif, kurangnya komunikasi yang terjadi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran, siswa juga tidak memahami makna gerak tari itu sendiri serta siswa tidak dapat berekspresi dan berkreasi, sehingga siswa lebih cepat bosan dengan pembelajaran yang disampaikan, oleh karenanya siswa menjadi tidak percaya diri untuk mengungkapkan keterampilan secara individual maupun berkelompok.

Selain itu, siswa juga mengakui bahwa mereka merasa kesulitan jika mempelajari seni tari dan seni rupa, dibandingkan seni musik yang dianggapnya sebagai hobi yang biasa dilakukannya dalam kegiatan sehari-hari dan mereka merasa terhibur karena musik. Walaupun banyak peserta didik yang sudah berpengalaman dalam menari, tetapi belajar menari yang dimulai dari gerak dasar dan tekhnik dalam bergerak menjadi keluhan oleh guru karena peserta didik merasa tidak penting dalam mengenal dan mempelajari komponen tari. Dan pada nyatanya guru memang tidak menerapkan praktik secara langsung dalam pembelajaran, hanya memberikan materi berupa pemaparan teori yang dianggap membosankan bagi siswa. Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan guru Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) kelas VIII di SMP Negeri 45 Bandung, yaitu Ibu Popon ratnasih pada Selasa, 10 Maret 2015. Beliau mengemukakan bahwa: 1. Pembelajaran Seni Tari kelas VIII sesuai kurikulum adalah Tari Nusantara. 2. Guru hanya menggunakan Information Processing Models dalam pembelajaran

Tari Nusantara.

3. Materi pembelajaran yang digunakan masih mengacu pada buku Seni Budaya Dan Keterampilan yang terdapat diperpus sekolah.


(8)

4. Dalam satu semester, pertemuan pembelajaran Seni Tari lebih sedikit dibanding pembelajaran seni yang lain.

5. Pelatihan atau praktik Tari tidak dilakukan dalam proses pembelajaran, hanya mengutamakan materi berupa pemaparan teori.

Mencermati hal tersebut, tentunya sebuah pembelajaran tari didalam lingkup pendidikan perlu kembali menegasakan akan tujuannya lebih menanamkan makna dan mengutamakan kreativitas siswa. Dan bagaimana pembelajaran tari dapat dijadikan sebagai media pengembangan karakter siswa. Guru perlu memberikan pengalaman gerak terhadap seluruh siswa melalui pembelajaran praktik agar siswa merasa tertarik. Dalam hal ini pembelajaran praktik yang dimaksudkan bukan bersifat meniru semua gerak yang diberikan oleh guru, akan tetapi pembelajaran praktik yang memberikan peran terhadap siswa untuk berkreasi menemukan gerak-geraknya sebagai komponen tari, melalui berbagai rangsangan yang diberikan oleh guru.

Artinya keadaan di lapangan tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak lebih melakukan sebuah pembelajaran tari hanya karena sebuah kewajiban yang perlu ditaati dan tidak pernah serius, karena mereka merasa tidak berminat dan dianggapnya tidak lebih penting jika dibandingkan dengan pelajaran matematika dan lain-lainnya.

Inilah kenyataannya bahwa pendidikan seni tari tidak dipelajari secara sungguh-sungguh dan kurang diminati oleh sebagian besar siswa dengan berbagai alasan, seperti materi ujian nasional hanya beberapa mata pelajaran saja, karena pembelajarannya yang kurang menarik dan membosankan. Akibatnya guru maupun siswa pada akhirnya tidak maksimal dalam tugasnya masing-masing dalam sebuah kegiatan pembelajaran seni tari tersebut.

Permasalahan tersebut yang menjadi dasar mengapa perlu adanya perubahan sebuah rancangan pembelajaran, metode maupun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran seni tari di lingkup pendidikan. Karena berkenaan dengan faktor minat belajar siswa yang menjadi penentu keberhasilan pembelajaran tersebut dan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar maupun kreativitas siswa. “Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa


(9)

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”(Slameto, 2013 hlm.180).

Artinya suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Aspek minat terdiri atas aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif tampak rasa suka atau tidak senang terhadap objek tersebut. Aspek psikomotor berupa konsep keterlibatan dalam wujud gerak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif, afektif dan psikomotor seseorang terhadap objek minat adalah positif, maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya yang berkaitan dengan bidang studi seni tari. Karena seni tari, rupa maupun musik seharusnya memiliki bobot atau kesempatan yang sama untuk dipelajari oleh siswa. Ketiganya merupakan sebuah kesatuan terpadu yang tidak layak dikesampingkan salah satunya.

Sebagaimana proses pembelajaran di sekolah, kualitas pembelajaran tentu dipengaruhi oleh sebuah rancangan pembelajaran yang digunakan. Menurut Yulaelawati (2007, hlm.58) mengatakan :

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.

Berkenaan dengan hal itu, maka dikembangkanlah suatu desain pembelajaran yakni pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik. Tari Batik merupakan tarian yang tergolong ke dalam bentuk tari kreasi dan diciptakan oleh seorang seniman yang berasal dari Sanggar Sekar Pandan yang terletak di Keraton kacirebonan Kota Cirebon, yakni Elang Heri. Tarian ini lahir dengan tujuannya


(10)

memperkenalkan Batik sebagai sebuah identitas bangsa dengan cara yang berbeda yakni melalui wujud gerak serta bernilai kearifan lokal. Tarian ini secara sederhana terbentuk melalui gambaran proses membatik dan berdasarkan perkembangan gerak-gerak tradisi yang dikemas secara menarik.

Namun pembelajaran Tari Batik yang peneliti maksud merupakan bentuk desain berdasarkan tari pendidikan. Hal ini dirasa unik dan menarik tentunya, karena merupakan pembelajaran terpadu yang melibatkan seni tari dan seni rupa secara bersama. Artinya dalam pembelajaran ini siswa bukan hanya dikenalkan pada corak gerak tari batik dan aspek-aspek lain penunjang pemahaman siswa terhadap materi seni tari saja. Akan tetapi memasukkan unsur seni rupa dalam pemakaian property tari tersebut berupa kain batik. Bahkan siswa akan dikenalkan lebih jauh terhadap makna yang terkandung didalam proses mereka mempelajari tarian tersebut, karena kita ketahui bersama bahwa batik merupakan salah satu karya seni yang telah menjadi aset bangsa.

Dalam prosesnya pembelajaran Tari Batik ini menggunakan tahapan-tahapan dimana siswa mulai diberikan rangsangan awal terhadap kegiatan atau proses membatik untuk mengenal dan menemukan gerak, kemudian dilanjutkan pada pemahaman (ruang, level dan tenaga), pemahaman tempo gerak, pemahaman pola lantai, pemahaman property dan nilai-nilai yang dapat diperoleh dari Tari Batik melalui proses apresiasi. Dalam hal ini menari tidak hanya mencontoh tarian yang sudah ada tetapi siswa dapat berkreativitas dalam menciptakan gerakan-gerakan tari. Artinya dalam desain pembelajaran Tari Batik ini siswa yang akan dituntut untuk berkreasi menemukan gerak-gerak yang kemudian akan diarahkan dan dibimbing oleh guru berdasarkan esensi dari Tari Batik yang sesungguhnya.

Menariknya lagi siswa akan semakin dalam untuk mengetahui proses pembuatan kain batik yang nantinya akan dijadikan property yang digunakan dalam melakukan gerak tarinya. Dan secara sadar atau tidak disadari dalam hal tersebut guru bersama siswa telah memadukan dua bagian dari pembelajaran seni budaya yaitu seni tari dan seni rupa. Ini tentunya akan sangat menunjang kreativitas siswa, baik secara individu maupun berkelompok. Siswa juga akan banyak mendapatkan pengalaman gerak yang mereka peroleh berdasarkan hasil


(11)

ide kreativnya yang dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak dalam proses pembelajaran Tari Batik tersebut.

Dan yang menjadi penunjang dimana siswa sebelumnya memang telah mempelajari tentang Batik, baik jenis maupun proses pembuatannya melalui video pembelajaran saat mempelajari seni rupa. Bahkan melakukan praktek langsung dalam membuat gambar motif-motif Batik Nusantara sesuai kreasi ciptaannya. Hal ini tentunya dapat menambah wawasannya dalam berimajinasi menemukan gerak-gerak Tari Batik. Oleh karena itu pembelajaran Tari Batik ini diharapkan dapat memberikan dampak instruksional yaitu perolehan dan penguasaan materi baru yang lebih menarik dan tentunya akan meningkatkan minat belajar siswa.

Dengan demikian, berdasarkan pembahasan di atas peneliti menemukan suatu alternatif untuk membantu memecahkan masalah dalam pembelajaran seni tari yaitu menggunakan penerapan pembelajaran Tari Batik. Dalam hal ini peneliti akan mengangkat judul “Pembelajaran Tari Kreasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pada Siswa Kelas VIII di SMPN 45 Bandung” (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik)

Diharapkan dengan penelitian ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa yang tentunya akan berdampak pula pada hasil dan prestasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan judul penelitian serta latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari pada kelas VIII di SMPN 45 Bandung sebelum diterapkan pembelajaran Tari Batik?

2. Bagaimana proses penerapan pembelajaran Tari Batik pada siswa kelas VIII di SMPN 45 Bandung?

3. Bagaimana hasil peningkatan minat belajar siswa kelas VIII di SMPN 45 Bandung setelah menerapkan pembelajaran Tari Batik


(12)

4. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, tentunya penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai mencakup 2 aspek, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum bermaksud mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan proses dan pelaksanaan pembelajaran seni tari menggunakan penerapan pembelajaran Tari Batik dalam meningkatkan minat belajar siswa. 2. Tujuan Khusus

2.1 Untuk memberikan gambaran tentang minat belajar siswa sebelum menggunakan penerapan pembelajaran Tari Batik.

2.2 Untuk mendeskripsikan data tentang proses penerapan pembelajaran Tari Batik dalam meningkatkan minat belajar pada pembelajaran seni tari. 2.3 Untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa setelah diterapkannya

pembelajaran Tari Batik dalam pembelajaran seni tari.

5. Manfaat Penelitian

Kajian mengenai Penerapan Pembelajaran Tari Batik ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi semua pihak yang terkait, antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran tentang desain pembelajaran yang lebih menarik dan menambah sumber literatur bagi berbagai pihak terkait. Serta sekaligus membantu pelestarian Tari Batik itu sendiri dan budaya berupa seni membatik melalui penyajian yang berbeda, sebagai aset dan identitas di dalam lingkup pendidikan formal khususnya.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Guru memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam


(13)

menyampaikan materi seni tari, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme keguruannya.

 Bagi siswa

Dapat memberikan proses pembelajaran baru yang menyenangkan dalam bidang seni tari sehingga mampu meningkatkan minat belajar, sikap apresiatif, motivasi dan aktivitas belajar seni tari secara berkelompok bahkan pemahaman (prestasi belajar) siswa tentang konsep-konsep pembelajaran seni tari serta meningkatkan perkembangan sosial siswa melalui kerja sama dengan sesamanya.

 Bagi Lembaga/Sekolah Menengah Pertama

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran Seni Tari dan meningkatkan kepedulian sekolah terhadap pembelajaran seni tari, serta menambah sarana dan prasarana sebagai penunjang, sehingga pembelajaran seni tari bermakna dalam meningkatkan minat belajar siswa.

 Bagi peneliti

1. Peneliti dapat mempelajari cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada saat proses penerapan pembelajaran di dalam kelas berlangsung.

2. Menjadi tempat penyaluran ilmu yang telah dipelajari pada masa kuliah dengan penelitian ilmiah.

3. Dan bagi peneliti lain merupakan sumbangan pemikiran dalam melakukan penelitian berikutnya untuk perbaikan mutu pendidikan khususnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi penulisan skripsi ini akan dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan : Bab satu berisi pemaparan alasan yang membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.


(14)

BAB II Kajian Pustaka : Bab ini peneliti memaparkan mengenai berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.

BAB III Metode Penelitian : Bab ini metode penelitian yang peneliti lakukan terdiri atas, metode dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis data, isu etik.

BAB IV Hasil dan Pembahasan : Pada Bab ini memaparkan hal-hal yang berkenaan dengan hasil penelitian berdasarkan dengan data yang diperoleh, pengamatan dan analisa dari fakta yang ditemukan.

BAB V Kesimpulan dan Saran : Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dari data-data yang diperoleh, dan memberikan implikasi serta rekomendasi bagi pihak-pihak terkait diantaranya bagi para pembuat kebijakan, bagi para pengguna hasil penelitian, bagi peneliti berikutnya, bagi pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil penelitian..

Daftar pustaka berisi daftar buku-buku sumber yang digunakan peneliti, seperti buku, jurnal, makalah hasil penelitian, dan dari internet.

Lampiran berisi pedoman observasi, pedoman wawancara, angket. Kisi-kisi instrumen penelitian serta aspek-aspek yang akan diobservasi.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya metode penelitian untuk mempermudah pencapaian tujuan penelitian, dan memperoleh pemecahan masalah yang diteliti, sehingga dapat tercapai sesuai harapan. Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dalam penelitian.” Metode penelitian juga diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono , 2013 hlm.3). Maka dari itu dalam suatu penelitian harus ditentukan metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji, penelitian ini menggunakan metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-postest, dimana dalam penelitiannya tidak menggunakan kelas pembanding dan hanya ada satu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan memberikan pretest dan melihat hasil dari tes akhir. Penelitian ini difokuskan dalam penerapan pembelajaran Tari Batik dengan aspek minat belajar siswa. Diharapkan dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik, minat belajar siswa akan meningkat. Dengan demikian dari setiap data yang diperoleh akan dianalisis dan dideskripsikan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 45 Bandung tepatnya di Jl. Yogyakarta No. 1 Kel. Antapani Kidul Kec. Antapani, Bandung dengan No. Telepon : 022 2034914. Dalam pemilihan lokasi penelitian di sekolah tersebut dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi sekolah yang dalam bidang pembelajaran seni, khususnya seni tari, baik pada intrakulikuler, maupun ekstrakulikuler dinilai telah berkembang. Hal tersebut didukung dengan muatan kurikulum yang berlaku serta ketersediaan sarana dan


(16)

prasarana yang cukup memadai untuk dilaksanakannya berbagai aktivitas berkesenian. Namun setelah diobservasi lebih jauh, permasalahan yang muncul terletak pada kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran seni tari, sehingga pembelajaran tidak mencapai hasil yang maksimal tentunya dengan tujuan membangun karakter siswa melalui pembelajaran seni tari tersebut.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Dalam melakukan setiap penelitian, subjek yang akan diteliti merupakan bagian yang sangat penting. Apabila subjek yang akan diteliti jumlahnya terbatas, maka diperlukan adanya penentuan populasi. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013 hlm.117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung yang berjumlah 11 kelas dan berjumlah 355 orang. Alasan peneliti memilih populasi kelas VIII karena pembelajaran seni tari terdapat dalam salah satu mata pelajaran seni budaya dan hasil observasi awal pada guru mata pelajaran menyarankan di kelas VIII karena cocok untuk diterapkan rancangan pembelajaran Tari Batik dan waktu untuk penelitian yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

2. Sampel Penelitian

Data yang dianalisis dalam suatu penelitian biasanya merupakan data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi, sehingga jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi. Sugiyono (2013 hlm.18) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan teknik sampel merupakan hal yang penting dilakukan karena akan menjadikan penelitian lebih efektif, baik dari segi waktu, tenaga, dana dan fikiran. Melalui teknik pengambilan sampel, maka kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dianggap dapat mewakili dan di generalisasikan.


(17)

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII C di SMPN 45 Bandung yang berjumlah 36 orang. Siswa perempuan berjumlah 20 orang dan laki-laki 16 orang. Alasan peneliti mengambil sampel di kelas VIII C yakni dalam kelas ini minat terhadap pembelajaran seni tari sangat kurang, sehingga berdampak terhadap hasil belajar dan dianggap tepat untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Selain itu, kelas VIII C dalam hal ini, memiliki perangkat awal dimana telah mengetahui berbagai hal mengenai batik termasuk pada proses pembuatannya saat mempelajari seni rupa. Proses pembuatan batik tersebut menjadi hal yang penting dalam pembelajaran Tari Batik ini, karena sebagai stimulus bagi siswa untuk menemukan gerak-gerak yang nantinya akan dikembangkan berdasarkan hasil ide kreatifnya bersama kelompok. Dengan demikian, hal tersebut tentunya akan sangat mendukung dalam pemberian materi praktik Tari Batik agar lebih mudah diterima oleh sampel yang telah ditentukan.

Tabel 3.1

Profil Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 45 Bandung Sampel Penelitian

NO Nama JK

1 Achmad Hidayatullah L

2 Aghniyha Hanifah Az-zahra P

3 Aldhila Alvi Kausarrany P

4 Alisa Agustina P

5 Annisa Dea Amaliah PL

6 Aris Septiawan L

7 Arya Gumelar L

8 Aura Aulia Syifa Maharani P

9 Ayu Soraya P

10 Dewi Fermanik P


(18)

12 Elvioni Mahla Pramesti P

13 Evita Puteri Amelia P

14 Fadli Muhammad Ramdani L

15 Fanni Hamidah P

16 Fauzan Viargie Atallah L

17 Fina Nailatul Faizah P

18 Firman Nurachman L

19 Indira Violita Annisa Arif P

20 Malia Almanda Yasmin P

21 Meita Putri Epilia P

22 Mochammad Januar Darba L

23 Muhamad Riva Maulana L

24 Muhammad Fauzan Mardiansyah L

25 Nadya Yulia Savitri P

26 Pajar Sidik L

27 Rendy Dermawan L

28 Resti Lestari P

29 Rian Fajar Nurdiansyah L

30 Rifki Renaldi L

31 Shevina Zahraida Aulia P

32 Soul Mattatiah G Siboro L

33 Thoriq Baraja L

34 Tia Anggraeni P

35 Tiara Aprilianti P

36 Vivi Sofyanti Catur R P

L : Laki-laki 16 P: Perempuan 20


(19)

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Siregar (2013, hlm.46), adalah “suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama”. Instrumen penelitian diperlukan dalam suatu penelitian, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Instrumen penelitian disusun sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Instrumen Tes

Tes merupakan instrumen untuk teknik tes. Tes yang dilakukan dapat meliputi tes pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.

Tes yang dilakukan oleh peneliti diberikan pada saat pretest, treatment

maupun posttest. Pada saat pretest maupun posttest tes yang dilakukan peneliti hanya berupa tes lisan yang bertujuan menilai sejauh mana pengetahuan dan respon siswa terhadap pembelajaran seni tari sebelum diberikan pembelajaran Tari Batik, maupun sesudah diberikan treatment tersebut dan diperkuat menggunakan hasil angket dan wawancara. Adapun pertanyaan dalam bentuk lisan tersebut ialah berupa pertanyaan mengenai materi seni tari yang siswa ketahui. Sementara pada saat treatment yang dilakukan dalam empat kali pertemuan tes yang diberikan ialah berupa lembar analisis siswa yang dapat menunjukkan adanya penilian afektif, kognitif maupun psikomotor siswa secara mendetail. Adapun bentuk lembar analisis yang dimaksud oleh peneliti ialah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Pertanyaan Lembar Analisis Kelompok

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV 1. Apa materi

yang kalian dapat pada pertemuan hari

1. Apa materi yang kalian dapat pada pertemuan hari

1. Apa materi yang kalian dapat pada pertemuan hari

1. Apa yang dapat kalian

bandingkan mengenai


(20)

ini?

2. Buatlah empat gerakan yang menggunakan ruang gerak (luas, sedang, sempit), beserta level gerak dan tenaga berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya! Berikan nama di setiap gerakannya! 3. Tulis dan

presentasikan gerakan yang kalian buat!

ini?

2. Buatlah empat gerakan yang telah ada pada pertemuan sebelumnya menggunakan ruang gerak dan tempo gerak 1, ⁄ , dan ⁄4 berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya! Berikan nama di setiap gerakannya! 3. Tulis dan

presentasikan gerakan yang kalian buat!

ini?

2. Buatlah empat gerakan yang telah ada pada pertemuan sebelumnya menggunakan ruang gerak, tempo gerak dan pola lantai berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya! Berikan nama di setiap gerakannya! 3. Tulis dan

presentasikan gerakan yang kalian buat!

ruang gerak, tempo gerak dan pola lantai dari Tari Batik yang telah kalian apresiasi dan Tari Batik berdasarkan pengalaman gerak serta hasil ide kreatif kelompok? 2. Diskusikan mengenai pengertian properti dan makna yang yang terkandung didalam Tari Batik yang telah kalian apresiasi

3. Tulis dan

presentasikan hasil diskusi kalian kemudian tampilkan tarian secara keseluruhan menggunakan aspek ruang


(21)

level), tempo dan pola lantai bersama kelompok!

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variable-variabel yang dikaji dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan. Adapun pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini, termasuk ke dalam wawancara tidak terstruktur, karena peneliti memberikan pertanyaan kepada responden (guru dan siswa) tanpa membuat struktur pertanyaan wawancaranya terlebih dahulu, peneliti hanya membawa pedoman wawancara secara garis besarnya saja, sehingga dalam menjawab pertanyaan, responden (guru dan siswa) dapat mengemukakan jawaban serta pendapatnya dengan bebas. Adapun yang ditanyakan dalam wawancara ini kepada guru yaitu mengenai RPP, metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan, materi, media, hambatan dalam mengajar serta mengenai minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Adapun hal yang ditanyakan pada siswa yaitu mengenai ketertarikan siswa terhadap pembelajaran seni tari, pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru, dan dapat pula pertanyaan yang disampaikan pada guru dipertanyakan ulang pada siswa, hal ini dilakukan untuk menyerasikan jawaban yang telah diberikan oleh guru dengan kebenarannya di lapangan sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh siswa.

b. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan instrumen untuk teknik observasi penelitian di lapangan. Pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu pada saat


(22)

sebelum penelitian dan saat pelaksanaan penelitian. Pada saat sebelum dimulainya penelitian pedoman observasi yang digunakan berupa catatan informal dalam mengumpulkan datanya. Segala bentuk tingkah laku dan obyek yang berada dalam rangka masalah yang diteliti, ditulis sebagai catatan pengamatan penelitian. Adapun masalah yang diteliti tersebut mengenai gambaran proses pembelajaran pada saat awal sebelum diterapkannya pembelajaran Tari Batik dan kondisi minat belajar siswa serta berbagai hal lainnya yang saling berkaitan.

Kemudian pedoman observasi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan pengamatan langsung terhadap penilaian afektif, kognitif dan psikomotor siswa berdasarkan hasil siswa dalam mengisi lembar analisis kelompok pada saat diberikan treatment sebanyak empat kali pertemuan.

Adapun lembar observasi untuk penilaian minat belajar siswa berdasarkan indikator aspek afektif, kognitif dan psikomotor yang dilakukan oleh peneliti, ditunjukkan dengan tabel berikut.

Tabel 3.3 Penilaian Afektif

Nilai Indikator

75-80

1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.

2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam mempelajari seni tari

81-90

1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.

2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam mempelajari seni tari

3. Siswa memiliki inisiatif untuk terus mempelajari seni tari dan merasa tertarik dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

4. Siswa fokus dan berkonsentrasi dalam mengamati dan memperhatikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran

91-95

1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.

2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam mempelajari seni tari

3. Siswa memiliki inisiatif untuk terus mempelajari seni tari dan merasa tertarik dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan


(23)

Tabel 3.4 Penilaian Kognitif

Nilai Indikator

75-80 1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok.

81-90

1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok. 2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas

kelompok.

91-95

1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok. 2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas

kelompok.

3. Siswa mampu menganalisis hasil presentasi kelompok, dengan cara menjelaskan keterangan dari setiap gerak yang mereka buat.

Keterangan : penilaian pada ranah kognitif, indikator disesuaikan pada setiap pertemuannya menggunakan tujuan pemahaman yang berbeda, yaitu : 1. Pertemuan 1 : Pemahaman ruang gerak (level dan tenaga)

2. Pertemuan 2 : Pemahaman tempo 3. Pertemuan 3 : Pemahaman pola lantai

4. Pertemuan 4 : Pemahaman properti dan nilai yang terkandung dalam tarian materi yang disampaikan dalam pembelajaran

5. Siswa turut aktif dalam berimajinasi dan berkreasi menemukan gerak-gerak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

6. Siswa berani dalam berpendapat terhadap hal-hal yang relatif sederhana dan mempertanggungjawabkannya


(24)

Dengan demikian, berdasarkan tabel indikator setiap aspek tersebut, secara keseluruhan observasi yang dilakukan peneliti dalam memperoleh penilaian minat belajar siswa melalui aspek afektif, kognitif dan psikomotor ialah menggunakan tabel berikut.

Tabel 3.6 Penilaian Keseluruhan Minat Belajar Siswa

No Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Jumlah Afektif Kognitif Psikomotor

Jumlah Rata-rata

c. Pedoman Angket

Pedoman angket merupakan instrumen penelitian untuk teknik mengajukan pertanyaan atau pernyataan untuk memperoleh sebuah data yang akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Pedoman angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pertanyaan atau pernyataan dalam skala Likert yang bertujuan mengetahui respon siswa yang merupakan penilaian afektif sebagai acuan utama dalam peningkatan minat belajar siswa.

Tabel 3.5 Penilaian Psikomotor

Nilai Indikator

75-80 1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain.

81-90

1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain. 2. Siswa dapat mempresentasikan gerak sesuai dengan lembar

analisis kelompok.

91-95

1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain. 2. Siswa dapat mempresentasikan gerak sesuai dengan lembar

analisis kelompok.

3. Tidak ada anggota kelompok yang melakukan kesalahan gerak dan menyebabkan adanya pengulangan gerak.


(25)

Dalam pedoman angket yang digunakan, siswa diberi keleluasaan dalam berpendapat melalui jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu atau netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kelima pilihan tersebut masing- masing memiliki skor yang ditetapkan untuk ditindaklanjuti dalam perhitungan hasil data angket berupa persentase. Adapun skor yang dimaksud ialah:

SS (Sangat Setuju) : 5

S (Setuju) : 4

N (Netral/Ragu-ragu) : 3 TS (Tidak Setuju) : 2 STS (Sangat Tidak Setuju) : 1 d. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi, merupakan instrumen penelitian untuk teknik dokumentasi. Pedoman dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan atau gambaran siswa selama mengikuti pretest, proses atau

treatment melalui pembelajaran Tari Batik dari pertemuan pertama hingga ke empat hingga posttest yang diberikan. Dimana di setiap pertemuan atau treatment

siswa ditugaskan untuk memahami berbagai materi tari seperti gerak, ruang gerak (level dan tenaga), tempo gerak, pola lantai hingga properti dan nilai yang terkandung dalam Tari Batik tersebut.

Adapun mengenai kisi kisi instrumen secara lebih jelas dan mendetail mengenai pedoman wawancara, angket, dan aspek-aspek yang diobservasi pada penelitian ini, seluruhnya terlampir.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data yang berhubungan dengan variabel penelitian yang terukur, yaitu minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Ada berbagai teknik yang dapat dilakukan misalnya melalui tes tulis/lisan, angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Adapun dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang dipilih oleh peneliti yakni dengan cara :


(26)

1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel yaitu kelas VIII C untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari, sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan penelitian. Tes yang dilakukan berupa tes lisan, lembar analisis siswa dan tes praktik yang telah disatukan melalui lembar analisis tersebut. Dimana pada saat pretest diperoleh data yang lebih menekankan pada aspek afektif dan kognitif siswa. Sementara setelah di berikan

treatment siswa dapat pula dinilai dari aspek afektif, kognitif maupun

psikomotornya sebagai acuan dalam peningkatan minat belajar siswa. 2. Wawancara

Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur (terbuka) kepada Guru Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung yaitu Popon Ratnasih, S.Pd., M.Pd pada Selasa, 10 Maret 2015 dan pada siswa kelas VIII C. Wawancara berupa butiran pertanyaan mengenai berbagai hal tentang proses pembelajaran dan berkaitan dengan kondisi minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari. Wawancara ini dilakukan sebelum diadakannya penelitian dan pada proses pelaksanaan penelitian bagi siswa untuk mengetahui inti permasalahan dan situasi objek yang akan dijadikan sampel penelitian, serta pengetahuan guru tentang pembelajaran Tari Batik yang akan diterapkan oleh peneliti dalam penelitian.

3. Observasi

Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini, peneliti secara langsung mengamati proses pembelajaran pada saat awal sebelum diterapkannya pembelajaran Tari Batik. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya sebagai pengamat.

Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation) yang artinya terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang diamati. Dalam hal ini artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni tari di SMPN 45


(27)

1. Setiap treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel, yaitu hasil aplikasi pembelajaran Tari Batik terhadap peningkatan minat belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 45 Bandung.

2. Lembar analisis kelompok yang diberikan oleh guru kepada siswa di setiap pertemuan.

Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, yakni pretest, 4 kali pertemuan berupa proses pembelajaran atau treatment dan posttest. Pada proses atau treatment ini siswa VIII C dibagi kedalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan tahapan pembelajaran Tari Batik dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang didalamnya mengacu pada pembelajaran berkelompok, serta berkenaan dengan pemahaman terhadap pola lantai. Pada pengolahan data, peneliti akan mengambil data mengenai minat khususnya dalam ranah penilaian afektif dan ditunjang berdasarkan nilai pada aspek kognitif dan psikomotor sebagai aspek pendukung dari penyajian hasil karya pembelajaran tari.

Lembar observasi ini pula, dapat berupa penilaian ataupun catatan-catatan informal pada saat melaksanakan penelitian.

4. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Angket dalam penelitian ini diajukan terhadap siswa saat pretest dan posttest

untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari. Dalam penelitian ini angket yang dimaksud menggunakan jenis skala Likert, dimana digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengukur aspek afektif sebagai acuan dalam pengukuran meningkatnya minat belajar siswa. Adapun mengenai aspek kognitif dan psikomotor dijadikan sebagai penunjang dan lebih ditinjau berdasarkan hasil pada saat treatment diberlakukan melalui lembar analisis berupa lisan dan tulisan serta tes praktek secara berkelompok.

5. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan


(28)

wawancara dalam penelitian (Sugiyono, 2013 hlm.329). Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Tujuan dilakukannya teknik ini yakni untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan memotret saat melakukan

pretest, treatment dan posttest serta berbagai kegiatan lain yang menunjang data hasil penelitian tersebut. Adapun bentuk dokumentasi lain yang diperoleh sebagai pendukung kelengapan data ialah berupa RPP dan silabus serta perangkat rencana pembelajaran lainnya dan dokumentasi mengenai pembelajaran oleh guru sebelum dilakukan adanya penelitian. Berdasarkan pemaparan di atas, maka studi dokumentasi ini dirasa sangat penting untuk memperkuat dari penelitian yang akan dilakukan.

E. Prosedur Penelitian

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan, maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian, maka akan mempermudah memulai langkah penelitian.

1. Langkah-Langkah Penelitian

Secara garis besar, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1.


(29)

Bagan 3.1 Alur Penelitian

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PENGOLAHAN DATA

DAN PELAPORAN PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN Studi Pustaka: Pembelajaran Tari Batik berdasarkan tari dalam pendidikan formal dengan pendekatan kontekstual Peningkatan minat siswa Studi pendahuluan: Wawancara Observasi kelas untuk

mengetahui proses pembelajaran siswa

Penentuan Sampel Penelitian

Pembuatan Instrumen Penelitian: “Instrumen minat belajar siswa

Instrumen Minat Belajar Siswa RPP dan Skenario Pembelajaran

Penyusunan Instrumen lembar analisis siswa dan angket Penelitian

Pembelajaran Pertemuan 1 Treatment tahap 1 Pengumpulan Data Hasil Pembelajaran Pertemuan 1 Pre-test Minat Belajar Siswa

Pembelajaran Pertemuan 2 Treatment tahap 2 Pengumpulan Data Hasil Pembelajaran Pertemuan 2

Pembelajaran Pertemuan 3 Treatment tahap 3 Pengumpulan Data Hasil Pembelajaran Pertemuan 3

Post-test Tes Peningkatan Minat Belajar Siswa

Pengolahan Data: Hasil Pre-test , treatment dan post-test minat belajar siswa melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotor

Menghitung Persentase minat belajar siswa melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotor berdasarkan hasil pretest, treatment dan postest

Pembahasan dan Analisis

Kesimpulan dan Saran Pembelajaran Pertemuan 3

Treatment tahap 4 Pengumpulan Data Hasil PembelajaranPertemuan 4


(30)

Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan, dan tahap penarikan kesimpulan. Keempat tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Untuk tahap ini dilakukan beberapa persiapan yaitu meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyiapkan instrumen untuk melakukan studi pendahuluan.

b. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka dan studi lapangan. c. Memilih solusi dari masalah dalam hasil studi pendahuluan melalui studi

literatur.

d. Merancang skenario pembelajaran Tari Batik melalui tahapan- tahapan penerapan tari dalam pendidikan dengan metode dan pendekatan yang mendukung dalam prosesnya.

e. Menyusun instrumen penelitian seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan tes, baik lisan maupun tes yang berupa lembar analisis siswa serta angket pada saat pretest dan posttest.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan selama 6 kali penelitian. Pada tahap ini dimulai dari pretest, treatment (penerapan pembelajaran Tari Batik), dan posttest untuk menemukan hasil mengenai peningkatan minat belajar siswa yang dihasilkan.

Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Waktu

Pelaksanaan Penelitian

Rencana Kegiatan Penelitian Materi Pembelajaran

08 April 2015 Pretest Tes Minat Belajar Siswa -

09 April 2015

Pembelajaran pertemuan 1:

Treatment tahap 1

Pemahaman Ruang Gerak (meliputi Level


(31)

Treatment tahap 2 Gerak 23 April 2015

Pembelajaran pertemuan 3:

Treatment tahap 3 Pemahaman Pola Lantai

30 April 2015

Pembelajaran pertemuan 4:

Treatment tahap 4

Apresiasi Tari Batik (mencakup pemahaman

properti dan nilai yang dapat diperoleh dari tari

tersebut) 08 Mei 2015 Posttest Minat Belajar Siswa -

c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pretest ,

treatment dan posttest dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari melalui pembelajaran Tari Batik. Analisis data dalam penelitian ini akan dideskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya, dalam hal ini yaitu pembelajaran Tari Batik dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan baik dalam bentuk angka-angka maupun secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.

d. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Kegiatan ini berupa penulisan laporan yang disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari penelitian.

2. Skema / Alur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain one-group pretest-posttest design, yakni terdapat pretest sebelum diberi treatment. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberi treatment. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut.


(32)

Bagan 3.2 Model Eksperimen

One group pre test-post test

O1 X O2

Keterangan :

O1 = Nilai pretest (sebelum treatment) O2 = Nilai Posttest (setelah treatment)

X = Eksperimen (treatment) pembelajaran Tari Batik

Tes awal atau pretest dilakukan secara lisan dengan tujuan peneliti melihat respon siswa dalam pembelajaran seni tari, mengenai materi pemahaman tentang ruang gerak (level dan tenaga), tempo, pola lantai, properti dan nilai yang terdapat dalam sebuah tarian berdasarkan pembelajaran yang belum diberikan treatment. Tujuan dari tes awal ini untuk mengukur kemampuan siswa merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru sebagai wujud minat belajar siswa, yang ditunjukkan dengan pengetahuannya akan materi tersebut. Didukung dengan pengisian kuesioner dan bentuk wawancara tertulis yang diberikan kepada siswa seputar respon dan pengetahuan mereka terhadap pembelajaran seni tari. Selanjutnya, perlakuan atau treatment dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dan terakhir melihat hasil yang didapat dari perlakuan atau melakukan posttest dengan menjumlah keseluruhan nilai pada treatment dan menyebarkan angket serta bentuk wawancara tertulis kembali hingga terlihat perubahannya.

3. Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013 hlm.61).


(33)

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pembelajaran Tari Batik, karena merupakan suatu hal yang mempengaruhi minat terhadap pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung 2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah minat belajar terhadap pembelajaran seni tari bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung karena merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh diterapkannya pembelajaran Tari Batik.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

Bagan 3.3 Varibel Penelitian

Keterangan :

X = Penerapan pembelajaran Tari Batik

Y= Peningkatan minat belajar siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung

4. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara yang merujuk terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013:96). Jawaban bisa positif bila peneliti yakin perlakuan akan berhasil, karena kajian teori banyak yang mendukung ke arah keberhasilan, hipotesis ini disebut hipotesis alternative (Ha). Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut.


(34)

Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Adanya pengaruh penerapan pembelajaran Tari Batikuntuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

H0=Ha

Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Tidak adanya pengaruh penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

H0≠Ha

Keterangan : Ho = hipotesis nol Ha = hipotesis alternatif

5. Asumsi

Minat belajar siswa dapat timbul melalui berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satunya ialah dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis. Dalam hal ini pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik merupakan sebuah pembelajaran praktik yang menarik dan mampu menunjang respon siswa untuk aktif serta berperan dalam prosesnya. Dengan demikian asumsi dalam penelitian ini ialah pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari.

F. Teknik Analisis Data

Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam daftar yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan


(35)

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yang diukur adalah minat belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Dimana saat pretest, treatment maupun

posttest aspek yang diukur ialah minat belajar melalui aspek afektif, kognitif dan psikomotor dengan masing-masing indikator pencapaiannya yang telah ditetapkan. Pemaparan data mengenai minat belajar siswa, didapatkan melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test, treatment dan post-test

selama penelitian dilaksanakan.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis hasil data penilaian pre-test dan pos-test yang telah diberikan kepada siswa. Nilai-nilai yang telah didapatkan selama pelaksanaan pretest dan posttest diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik, kemudian dicari nilai hasil akhir pretest dan

posttest untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dalam minat belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik di dalam treatment

yang diberikan. Hasil analisis ini pun diperkuat dengan perhitungan data angket yang diberikan saat pretest dan posttest sebagai acauan utama dalam mengukur minat belajar siswa melalui responnya terhadap pembelajaran seni tari.

Selain itu hasil analisis tersebut semakin diperkuat dengan pengujian hipotesis yang dilaksanakan oleh peneliti, agar hipotesis penelitian yang dikeluarkan dapat diterima kebenarannya.

Adapun untuk perhitungan angket ialah menggunakan perhitungan skor setiap jawaban yang diberikan siswa, yaitu menggunakan tabel berikut.

Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Skor Angket

No Nama Siswa Jawaban Responden Untuk Item Nomor : Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

Berikutnya ialah melakukan perhitungan melalui perbandingan skor maksimun (ideal) : skor yang didapatkan = % (dibuat dalam bentuk persentase)


(36)

Kemudian dapat disimpulkan secara kontinum pencapaian hasil data angket tersebut, baik pada pretest, maupun posttest. Artinya dengan meletakkan hasil perolehan skor tersebut diantara garis skor yang telah ditentukan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Gambar Secara Kontinum

STS TS N ST SS

360 720 1080 1440 1800

Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan pada saat pengolahan data, dimana rumus-rumus ini terdapat dalam buku Statistika untuk penelitian Sugiyono (2013) adalah sebagai berikut.

a. Mencari jumlah keseluruhan

(

)

: nilai per aspek dijumlahkan menggunakan tabel

Tabel 3.9 Tabel Jumlah Rincian Skor Angket Minat Belajar

No Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Skor

Rata-Rata

(X)

2

Perasaan Senang

Keterta rikan

Perhatian Keterliba tan

Jumlah Rata-rata

Tabel 3.10 Tabel Jumlah Nilai Keseluruhan

No Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Skor

Rata-Rata

(X)

2

Afektif Kognitif Psikomotor


(37)

b. Mencari rentang : data terbesar – data terkecil c. Mencari mean atau rata-rata (X) : ∑ X

(

∑ X ∶

jumlah rata-rata keseluruhan aspek, n : frekuensi)

d. Mencari median : angka yang terletak di tengah-tengah frekuensi e. Mencari modus : angka yang sering muncul di dalam frekuensi f. Mencari varians : pangkat dua dari simpangan baku, disimbolkan

2

�2 =� ∑ �2− ∑ � 2 � � −

g. Mencari standar deviasi (simpangan baku) “

s

”, diambil dari akar hasil varians h. Menentukan panjang interval kelas : K = 1 + 3,3 log n

i. Menentukan panjang kelas : i = R n an

K

j. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi No Kelas Interval Titik

Tengah F

Frekuensi Kumulatif

Frekuensi Relatif

Batas Nyata

Titik tengah : kelas atas ditambah 0,5

F : frekuensi (banyaknya anak yang mendapat nilai) Frek. Kumulatif : jumlah dari frekuensi terbawah Frek. Relatif : k n i

n x %

Batas nyata : kelas terbawah dikurangi 0,5 k. Membuat diagram

Untuk pembahasan uji hipotesis (uji-t) diperlukan, agar dapat membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dan dikenal dengan nama : Adapun rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut.


(38)

b. Mencari d2 : hasil d dikuadratkan c. Mencari ∑ d : jumlah d ditambahkan d. Mencari ∑ d2 : jumlah d2 ditambahkan

e. Mencari t : ∑ D √ � ∑ d� −2 − ∑ d 2

( ∑ d : jumlah keseluruhan d, n: frekuensi, ∑ d2: jumlah keseluruhan d2 ) f. Mencari derajat kebebasan (d.b) yaitu ditentukan dengan N-1

g. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. jika t hitung yang didapatkan lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

t hitung > t tabel maka Ha diterima, Ho ditolak G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan nilai minat belajar siswa sebesar 75 yang berarti siswa telah mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Setelah mendapat hasil berupa prosentase kemudian hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat kualitatif sebagai berikut:

Frekuensi Kriteria

<75 = Rendah (Tidak Lulus) 75 – 80 = Cukup (Lulus)

81 – 90 = Tinggi (Lulus) 91 – 95 = Tinggi sekali (Lulus)


(1)

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pembelajaran Tari Batik, karena merupakan suatu hal yang mempengaruhi minat terhadap pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung 2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah minat belajar terhadap pembelajaran seni tari bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung karena merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh diterapkannya pembelajaran Tari Batik.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

Bagan 3.3 Varibel Penelitian

Keterangan :

X = Penerapan pembelajaran Tari Batik

Y= Peningkatan minat belajar siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung

4. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara yang merujuk terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013:96). Jawaban bisa positif bila peneliti yakin perlakuan akan berhasil, karena kajian teori banyak yang mendukung ke arah keberhasilan, hipotesis ini disebut hipotesis alternative (Ha). Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut.


(2)

Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Adanya pengaruh penerapan pembelajaran Tari Batikuntuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

H0=Ha

Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Tidak adanya pengaruh penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

H0≠Ha Keterangan :

Ho = hipotesis nol Ha = hipotesis alternatif

5. Asumsi

Minat belajar siswa dapat timbul melalui berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satunya ialah dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis. Dalam hal ini pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik merupakan sebuah pembelajaran praktik yang menarik dan mampu menunjang respon siswa untuk aktif serta berperan dalam prosesnya. Dengan demikian asumsi dalam penelitian ini ialah pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari.

F. Teknik Analisis Data

Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam daftar yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti.


(3)

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yang diukur adalah minat belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Dimana saat pretest, treatment maupun

posttest aspek yang diukur ialah minat belajar melalui aspek afektif, kognitif dan psikomotor dengan masing-masing indikator pencapaiannya yang telah ditetapkan. Pemaparan data mengenai minat belajar siswa, didapatkan melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test, treatment dan post-test

selama penelitian dilaksanakan.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis hasil data penilaian pre-test dan pos-test yang telah diberikan kepada siswa. Nilai-nilai yang telah didapatkan selama pelaksanaan pretest dan posttest diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik, kemudian dicari nilai hasil akhir pretest dan

posttest untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dalam minat belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik di dalam treatment

yang diberikan. Hasil analisis ini pun diperkuat dengan perhitungan data angket yang diberikan saat pretest dan posttest sebagai acauan utama dalam mengukur minat belajar siswa melalui responnya terhadap pembelajaran seni tari.

Selain itu hasil analisis tersebut semakin diperkuat dengan pengujian hipotesis yang dilaksanakan oleh peneliti, agar hipotesis penelitian yang dikeluarkan dapat diterima kebenarannya.

Adapun untuk perhitungan angket ialah menggunakan perhitungan skor setiap jawaban yang diberikan siswa, yaitu menggunakan tabel berikut.

Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Skor Angket

No Nama Siswa Jawaban Responden Untuk Item Nomor : Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

Berikutnya ialah melakukan perhitungan melalui perbandingan skor maksimun (ideal) : skor yang didapatkan = % (dibuat dalam bentuk persentase)


(4)

Kemudian dapat disimpulkan secara kontinum pencapaian hasil data angket tersebut, baik pada pretest, maupun posttest. Artinya dengan meletakkan hasil perolehan skor tersebut diantara garis skor yang telah ditentukan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Gambar Secara Kontinum

STS TS N ST SS

360 720 1080 1440 1800

Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan pada saat pengolahan data, dimana rumus-rumus ini terdapat dalam buku Statistika untuk penelitian Sugiyono (2013) adalah sebagai berikut.

a. Mencari jumlah keseluruhan

(

)

: nilai per aspek dijumlahkan menggunakan tabel

Tabel 3.9 Tabel Jumlah Rincian Skor Angket Minat Belajar

No Nama

Siswa

Kriteria Penilaian

Skor

Rata-Rata

(X)

2

Perasaan Senang

Keterta rikan

Perhatian Keterliba tan

Jumlah Rata-rata

Tabel 3.10 Tabel Jumlah Nilai Keseluruhan

No Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Skor

Rata-Rata

(X)

2

Afektif Kognitif Psikomotor

Jumlah Rata-rata


(5)

b. Mencari rentang : data terbesar – data terkecil c. Mencari mean atau rata-rata (X) : ∑ X

(

∑ X ∶

jumlah rata-rata keseluruhan aspek, n : frekuensi)

d. Mencari median : angka yang terletak di tengah-tengah frekuensi e. Mencari modus : angka yang sering muncul di dalam frekuensi f. Mencari varians : pangkat dua dari simpangan baku, disimbolkan

2

�2 =� ∑ �2− ∑ � 2

� � −

g. Mencari standar deviasi (simpangan baku) “

s

”, diambil dari akar hasil varians

h. Menentukan panjang interval kelas : K = 1 + 3,3 log n i. Menentukan panjang kelas : i = R n an

K

j. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi No Kelas Interval Titik

Tengah F

Frekuensi Kumulatif

Frekuensi Relatif

Batas Nyata

Titik tengah : kelas atas ditambah 0,5

F : frekuensi (banyaknya anak yang mendapat nilai) Frek. Kumulatif : jumlah dari frekuensi terbawah Frek. Relatif : k n i

n x %

Batas nyata : kelas terbawah dikurangi 0,5 k. Membuat diagram

Untuk pembahasan uji hipotesis (uji-t) diperlukan, agar dapat membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dan dikenal dengan nama : Adapun rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut.


(6)

b. Mencari d2 : hasil d dikuadratkan c. Mencari ∑ d : jumlah d ditambahkan d. Mencari ∑ d2 : jumlah d2 ditambahkan

e. Mencari t :

∑ D

√ � ∑ d� −2 − ∑ d 2

( ∑ d : jumlah keseluruhan d, n: frekuensi, ∑ d2: jumlah keseluruhan d2 ) f. Mencari derajat kebebasan (d.b) yaitu ditentukan dengan N-1

g. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. jika t hitung yang didapatkan lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

t hitung > t tabel maka Ha diterima, Ho ditolak

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan nilai minat belajar siswa sebesar 75 yang berarti siswa telah mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Setelah mendapat hasil berupa prosentase kemudian hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat kualitatif sebagai berikut:

Frekuensi Kriteria

<75 = Rendah (Tidak Lulus)

75 – 80 = Cukup (Lulus)

81 – 90 = Tinggi (Lulus)


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PEMBELAJARAN TARI KREASI MELALUI METODE IMITASI PADA SISWA KELAS VIII C SMP LB PKK SUKARAME

11 50 67

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA : Studi Eksperimen melalui Tari Kuda Lumping di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 18

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG.

0 3 54

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung.

1 5 37

MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII F SMP NEGERI 45 BANDUNG).

0 8 48

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA : Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Payung pada Siswa SMP di Sekolah Indonesia Singapura /SIS.

0 4 148

APLIKASI QUANTUM TEACHING MELALUI PEMBELAJARAN TARI MERAK UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD NEGERI MULYASARI SUBANG.

0 0 42

pembelajaran seni tari melalui pendekatan tari bertema untuk meningkatkan minat siswa kelas VIII di smp.

2 15 48

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG : Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik - repository UPI S PST 1100784 Title

0 0 3