PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA : Studi Eksperimen melalui Tari Kuda Lumping di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung.

(1)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

|

ABSTRAK

Bahan ajar guru Seni Budaya cenderung tidak maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari, kegiatan apresiasi yang tidak dilaksanakan di sekolah menjadikan kemampuan siswa terhadap apresiasi sangat lemah. Berdasarkan hal demikian, minat siswa terhadap seni tari menjadi lemah, menjadikan kemampuan apresiasi tersebut menjadi lemah. Materi kuda lumping dipilih karena banyak hal menarik yang dapat mengambil perhatian siswa sehingga akan banyak hal yang ingin siswa ketahui, dari hal inilah peneliti memilih model Discovery Learning. Model ini memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan hal baru yang ingin diketahui siswa secara mandiri. Penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum, saat proses, dan setelah diterapkan model Discovery Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh model Discovery Learning untuk meningkatkan apresiasi siswa pada saat sebelum, proses, dan setelah diadakan treatment dalam pembelajaran seni tari. Manfaat penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai model Discovery Learning untuk meningkatkan apresiasi siswa dalam kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi. Metode eksperimen dengan jenis penelitian Pre-Eksperimental Design (One-Group Pretest-Posttest Design) digunakan peneliti karena tidak adanya kelas pembanding pada pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian dilapangan dari dilaksanakannya kegiatan apresiasi tari kuda lumping dapat dilihat dari hasil uji hipotesis bahwa

t

hitung >

t

tabel. Analisis data dari ketiga kriteria dalam apresiasi siswa diperoleh

t

hitung 42,4 dan

t

tabel 1,687. Berdasarkan bukti pengolahan data dari nilai pretest, proses, dan posttest membuktikan bahwa nilai siswa meningkat dengan signifikan. Simpulan dari hasil penelitian ini bahwa model Discovery Learning menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan apresiasi siswa.


(2)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

|

ABSTRACT

Teaching materials used by arts teachers in the implementation of learning the art of dance has not been maximized; appreciation activities which are not carried out in schools make the students' ability in appreciating arts become very weak. Based on the fact, students' interest towards the art of dance tends to be weak; making the appreciation capability becomes weaker. Kuda Lumping materials has been chose based on its capability of presenting lots of interesting things that could attract students' attention and curiousness. Furthermore, based on the previous statement, for this research, the researcher chose discovery learning model. This model provides an opportunity for students to discover new things that the students want to know independently. This study was formulated to determine how students' appreciation abilities before, during the process, and after the application of discovery learning model. This study aims to determine how the influence of Discovery Learning model in learning can increase students' appreciation before, during, and after the treatment given by researcher in learning the arts of dance. The research can provide a benefit such as an increase of knowledge of discovery learning model in order to increase students’ appreciation level in observing, appreciating and evaluating. Experimental method with type research pre-experimental design (one-group pretest-posttest design) used by the researcher for the reason of the absence of comparable grade in conducting the study. The results of field research in Kuda Lumping appreciation activities can be seen from the results of hypothesis test that t count> t table. Analysis of the data from the three criteria of students’ appreciation shows that tcount is 42.4 and ttable is 1,687. Based on the evidence from the pretest, process, and posttest, it can be proved that student scores has increased significantly. The conclusion of this research is discovery learning models can be used as an alternative to improve students' appreciation in arts.


(3)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

|

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ……….. i

UCAPAN TERIMA KASIH ……… ii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR BAGAN……… x

DAFTAR GRAFIK ……….………… xi

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……….... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ………..… 7

D. Tujuan Penelitian ………..….. 7

E. Manfaat Signifikansi Penelitian ………..…… 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ………... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS………. 14

A. Penelitian Terdahulu ………. 14

B. Karakteristik Siswa ………...…. 15

C. Kurikulum Pembelajaran Seni Tari ………... 24

D. Kompetensi Pembelajaran Seni Tari ………. 30

E. Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Discovery Learning ………...….. 33

F. Apresiasi ………... 40

G. Implementasi Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa ………...……... 44


(4)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

|

I. Kuda Lumping ……… 46

BAB III METODE PENELITIAN………. 47

A. Metode Penelitian ………...…… 47

B. Desain Penelitian ………. 48

C. Partisipan ………. 49

D. Lokasi, Populasi, dan Sampel ……….. 49

1. Lokasi ………... 49

2. Populasi ……… 50

3. Sampel ……….……. 50

E. Definisi Operasional ………...…. 50

F. Teknik Pengumpulan Data ………... 52

G. Instrumen Penelitian ………....…. 54

H. Prosedur Penelitian ………... 56

I. Analisis Data ………. 66

BAB IV TEMUAN HASIL DAN PEMBAHASAN………. 68

A. Temuan Penelitian ………..……. 68

1. Profil Sekolah ………... 68

2. Kondisi Pembelajaran Seni Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung ……… 68

3. Apresiasi Siswa terhadap Tari Kuda Lumping Dalam Pembelajaran Seni Tari sebelum diterapkannya Model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung ……….. 70

4. Proses Pembelajaran Seni Tari terhadap Apresiasi Tari Kuda Lumping melalui Model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung ……….…… 85 5. Hasil Pembelajaran Seni Tari terhadap Apresiasi

Tari Kuda Lumping Setelah diterapkannya Model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika


(5)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

|

XIX-2 Bandung ……….……… 101 6. Analisis Uji t Data Pretest dan Posttest …………..………. 111 B. Pembahasan ……….. 124

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI………… 129

A. Kesimpulan ……… 129 B. Implikasi dan Rekomendasi ………... 129

DAFTAR PUSTAKA………... 131

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(6)

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Secara umum pembelajaran seni tari di Sekolah hanya berpusat pada materi yang terdapat dalam buku sumber yang disediakan oleh sekolah. Rendahnya kompetensi guru yang ada di sekolah, menjadikan proses pembelajaran yang tidak terarah dengan baik. Kurangnya bahan ajar yang diberikan oleh guru menjadikan siswa pasif pada saat pelaksanaan pembelajaran. Tidak hanya itu, rendahnya kompetensi gurupun membuat guru tidak membuat satu strategi pada proses pembelajaran, strategi berupa model pembelajaran yang tidak diterapkan pada proses pembelajaran seni tari berlangsung.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas seringkali tidak dipertimbangkan, namun kenyataannya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menegaskan bahwa pemilihan materi dan bahan ajar dapat di sesuaikan dengan kemampuan dan potensi dari daerah asal masing-masing. Kesempatan seperti ini harusnya digunakan guru sebagai wadah untuk meningkatkan proses pembelajaran seni tari di kelas, yang mana guru dapat memilih materi atau bahan ajar sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut.

Kegiatan apresiasi pada pelaksanaan pembelajaran seni tari cenderung terlihat pasif karena memang tidak dibiasakannya oleh guru. Adapun kegiatan apresiasi ini dilaksanakan, guru tidak melakukan tindak lanjut pada pelaksanaannya.

Stimulus berupa audio visual ini selain membantu pembelajaran agar lebih menarik, tentunya akan memuji pengetahuan siswa. Lemahnya apresiasi siswa selama ini membuat siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran, siswa cenderung pasif karena siswa hanya meniru apa saja yang diberikan oleh guru di depan kelas. Sedangkan apresiasi adalah kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni, yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan apresiasi yaitu nilai dari suatu karya seni.

Penggunaan video tari pada pembelajaran seni tari digunakan hanya menjadi stimulus untuk siswa agar mengulang gerakan tari yang ada dalam video saja. Saat melakukan apresiasi, siswa tidak menindak lanjuti dari mateti yang


(7)

2

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

disampaikan. Selain itu, respon siswa dalam apresiasi itu masih lemah. Saat melakukan apresiasi biasanya siswa bersikap acuh dan cenderung tidak serius karena bosan dengan apa yang mereka lihat, terlebih siswa laki-laki. Oleh karena itu, siswa tidak mengetahui makna dari kesenian itu apa, nilai apa saja yang ada dalam kesenian tersebut, busana yang digunakan seperti apa, properti yang dikenakan, dan musik yang ada dalam kesenian tersebut seperti apa karena siswa hanya sekedar menyaksikan dan memperagakan gerakan. Siswapun masih ragu untuk memberikan kritik dan pada kesenian yang telah siswa apresiasi.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat ini bahwa siswa memang kurang memiliki kemampuan apresiasi dengan baik. Kebanyakan siswa memiliki minat yang cenderung lebih menyukai terhadap seni yang bersifat modern, sedangkan penghargaan terhadap kesenian tradisional/ daerah memang sangat lemah.

Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Ayo Sunaryo yang menyatakan bahwa:

Apresiasi pertunjukan teater Senapati di Gedung Kesenian Rumentang Siang, apresiator yang sebagian besar siswa SMP malah menunjukan sikapnya yang kurang enak dipandang dan dilihat, mereka mondar-mandir tak karuan, memainkan HP, menelpon, mengobrol, berteriak, kejadian ini menyebabkan sutradara Rosyid E. Abby menghentikan pertunjukan untuk sementara waktu dan membuat kesepakatan dengan apresiator.

Dengan hal demikian, bagaimana siswa mampu memiliki wawasan atau pengetahuan dari hasil apresiasi, untuk melakukan apresiasinya saja siswa masih tidak begitu tertarik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya bahan ajar guru di sekolah, yang kurang melakukan apresiasi pada siswa. Tidak aktifnya guru melakukan stimulus berupa apresiasi juga dapat menjadi pengaruh besar dalam lemahnya apresiasi siswa. Jadi sebaiknya menurut Lea Ebro “Instrucsional Behavior Patterns of Distinguished University Teachers, 1997 (dalam http://www.kuambil.com/2014/12/02/ini-dia-cara-mengajar-yang-baik-menurut-para-ahli-dan-pakar-pendidikan/) menyebutkan tentang guru yang hebat salah satunya yaitu guru seharusnya memakai berbagai variasi dalam strategi instruksional, karena hal tersebut, bentuk apresiasi bisa dijadikan strategi dalam pembelajaran seni tari.


(8)

3

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

Melakukan kegiatan apresiasi itu sangatlah penting, karena dengan kegiatan apresiasi kemampuan anak dari beberapa hal dapat berkembang. Kegiatan apresiasi dapat membantu siswa untuk menghilangkan kejenuhannya dari belajar mengenai teori-teori yang selama ini di ajarkan, siswa belajar untuk berpikir kritis, siswa akan banyak menemukan hal-hal baru yang akan merangsang siswa untuk ingin mencari tahu hal tersebut. Hal demikian didukung dengan kutipan dari Buku Apresiasi Bahasa dan Seni “Mengapresiasi karya seni itu sangat penting karena akan membuat hidup lebih rileks, penuh kegembiraan, bahkan sehat rohani karena adanya pemenuhan batiniah bersifat spiritual tidak hanya keindahan penampakan rupa, penampilan (appearance) atau kemerduan bunyi/suara saja”. (Amir, dkk, 2002, hlm. 12)

Apresiasi terhadap salah satu kesenian yang ada di Jawa Barat yaitu Kuda Lumping yang berada di wilayah Jampang Kulon merupakan penampilan kesenian yang akan diberikan saat proses pembelajaran berlangsung. Alasan peneliti menjadikan kesenian kuda lumping ini yaitu karena kuda lumping merupakan salah satu kesenian yang menarik, karena didalamnya menggambarkan sosok-sosok prajurit berkuda yang berperang melawan penjajah.

Pertunjukan kuda lumping yang berasal dari wilayah Ciracap ini memiliki keunikan sendiri. Pemain dari kesenian kuda lumping ini yaitu orang-orang dari suku Jawa yang dahulunya dibawa dari Jawa ke Borneo oleh penjajah Belanda untuk dipekerjakan di perkebunan, namun saat itu dibawa ke Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Ciracap. Orang-orang dari suku Jawa ini menjadikan kesenian kuda lumping sebagai identitas diri mereka yang tinggal di lingkungan suku Sunda. Oleh karena itu, kesenian ini diberikan secara turun temurun, yang dimana mereka sering mengajak anak kecil atau anak yang masih sekolah untuk menjadi penari kuda lumping.

Selain hal demikian, peneliti melihat bahwasannya pemilihan materi kuda lumping dalam penelitian ini akan membantu dalam keberlangsungan penelitian. Materi kesenian kuda lumping ini akan membantu dalam menarik perhatian siswa. Kurangnya bahan ajar guru selama ini dilapangan dan minimnya kompetensi yang guru miliki menjadikan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari memang lemah, yang menjadikan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, termasuk


(9)

4

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

pada kegiatan apresiasi. Minat siswa yang lemah menjadikan siswa acuh terhadap pelajaran seni tari, dari hal demikian lah, peneliti memilih materi yang dapat menarik perhatian siswa.

Kesenian kuda lumping dapat menarik perhatian siswa karena kesenian kuda lumping tidak hanya memunculkan gerakannya saja, namun banyak pula hal-hal menarik yang ada di dalamnya. Terutama latar belakang cerita yang terkandung pada tari kuda lumping yang berasal dari wilayah Jampangkulon tersebut. Berdasarkan hal demikian, peniliti memiliki asumsi, bahwa jika siswa terlihat acuh maka siswa mesti diberikan suatu hal yang dapat menarik perhatiannya. Saat siswa melihat beberapa hal yang menarik, disanalah siswa akan merasa ingin tahu. Oleh sebab itu, penelitipun memilih salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menemukan hal-hal baru yang ingin siswa ketahui.

Bukti-bukti dilapangan ini merupakan bukti bahwa indikator mengenai apresiasi ini memang lemah. Hingga mengakibatkan lemahnya pengetahuan siswa dalam pembelajaran. Hal demikian dapat dipengaruhi oleh kemampuan guru, karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya menggunakan model pembelajaran. Peranan model pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat memberikan peranan penting, karena permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan bisa terpecahkan dengan penerapan model pembelajaran.

Salah satu alternatif menggunakan model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar yang dilakukan oleh guru. Dari hal demikian guru diharapkan selektif dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran.

Sebagai model pembelajaran, Discovery Learning ini sangat membantu saat proses pembelajaran berlangsung. Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang di definisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Model Discovery Learning ini lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam pengaplikasian Model Discovery Learning guru memberikan kesempatan pada


(10)

5

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

siswa untuk belajar secara aktif, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Ada model pembelajaran yang mendekati dengan model pembelajaran discovery learning, yaitu model pembelajaran inquiry. Model discovery learning dengan model pembelajaran inquiry ini memiliki tujuan yang sama, yaitu penemuan. Namun, peneliti memilih model discovery learning itu karena hasil akhir yang diperoleh dari model discovery learning ini yaitu penemuan, sedangkan hasil akhir dari model pembelajaran inquiry yaitu kepuasan kegiatan meneliti. Berdasarkan hal demikian, peneliti lebih memilih model pembelajaran discovery learning karena tujuan dari kegiatan apresiasi yang dilakukan ialah penemuan pengetahuan baru yang didapatkan dari hasil kerja siswa itu sendiri.

Seperti yang sudah dibahas di atas, model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang berorientasi pada proses dan membimbing diri sendiri. Dengan kata lain, model pembelajaran ini merupakan sebuah proses studi individual dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan dibiarkan menemukan sendiri cara belajarnya. Model ini dapat menjadi alternatif dalam penggunaan model pembelajaran baik di dalam kelas maupun diluar kelas (lingkungan sekolah) (Kusumawati, 2010, hlm. 3).

Model pembelajaran Discovery Learning ini mempunyai banyak keunggulan dalam proses pembelajarannya, karena siswa diberikan kebebasan untuk memberikan dan mengekspresikan dirinya. Pada pembelajaran dengan cara penemuan sendiri biasanya memang akan lebih mudah untuk dilaksanakan, diingat juga dihafal, karena siswa mempunyai rasa kebanggaan pada dirinya sendiri akan temuannya tersebut, secara tidak langsung siswa akan terbiasa memecahkan masalahnya sendiri. Hal ini merupakan dampak yang positif bagi kemampuan siswa. Model Discovery Learning ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Model ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses kognitif. Pengetahuan yang didapat dari pembelajaran melalui model pembelajaran ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.


(11)

6

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

Pada pembelajaran di kelas, guru mengajak siswa untuk mengapresiasi bentuk kesenian guna untuk menguji apresiasi siswa. Dari stimulus yang diberikan oleh guru, apakah yang akan didapat oleh siswa. Model pembelajaran Discovery Learning akan sangat membantu, karena saat siswa telah melakukan apresiasi, guru akan membiarkan siswa untuk aktif dengan menilai kesenian yang telah di apresiasi. Siswa akan lebih berani untuk mengkomentar dan lebih luas untuk mengetahui bagian dari pertunjukan kesenian ini.

Dari hal demikian, penerapan model Discovery Learning ini akan membantu untuk meningkatkan apresiasi siswa, karena saat siswa berapresiasi akan dibebaskan untuk menentukan masalah dan memecahkan masalahnya sendiri. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul

“PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN APRESIASI SISWA (Studi Eksperimen Melalui Tari Kuda Lumping di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengidentifikasi sejumlah masalah sebagai berikut:

1. Siswa pada umumnya memiliki kemampuan apresiasi yang sangat lemah. 2. Siswa hanya mengetahui bentuk apresiasi cukup dengan menonton dan

memberikan tepuk tangan saja.

3. Siswa tidak mengerti apa saja yang dapat diambil dari bentuk kegiatan apresiasi.

4. Siswa belum mampu untuk melakukan analisis, seleksi, mengkritik, dan menyimpulkan dari satu bentuk pertunjukan yang telah di apresiasi. 5. Pembelajaran seni tari seharusnya menggunakan model pembelajaran

yang tepat, salah satunya yaitu dengan menggunakan model Discovery Learning, karena model Discovery Learning ini merupakan satu pembelajaran mandiri dan bereksperimen, karena itu kesempatan dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep dari materi pembelajaran, siswa akan dibebaskan mencari apa yang ingin mereka temukan, karena


(12)

7

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

hasil akhir yang diharapkan dari model pembelajaran Discovery Learning ini merupakan sebuah penemuan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan, diantaranya:

1. Bagaimana apresiasi siswa terhadap tari Kuda Lumping dalam pembelajaran seni tari sebelum diterapkannya model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari Kuda Lumping melalui model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung?

3. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari Kuda Lumping setelah diterapkannya model Discovery Learning di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu menjawab beberapa permasalahan untuk dianalisis. Peneliti ini tidak terlepas dari berbagai tujuan. Adapun beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran seni tari melalui model Discovery Learning untuk meningkatkan apresiasi siswa sehingga siswa mendapatkan pengetahuan lebih dari kegiatan apresiasi dalam kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh data mengenai apresiasi siswa sebelum diterapkannya model Discovery Learning .

b. Memperoleh data mengenai apresiasi siswa pada saat proses diterapkannya model Discovery Learning.


(13)

8

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

c. Memperoleh data mengenai apresiasi siswa setelah diterapkannya model Discovery Learning.

E. Manfaat Signifikansi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Manfaat dari segi Teori

Berdasarkan literatur model Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas siswa. Model penemuan yang dimana siswa akan dihadapkan dengan masalah dan siswapun harus menemukan masalahnya sendiri dan cara untuk memecahkan masalah itu sendiri. Maka dari itu, manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai model Discovery Learning, dimana model Discovery Learning ini dapat memberikan kontribusi lebih dalam meningkatkan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2. Manfaat dari segi Praktik

a. Departemen Pendidikan Seni Tari

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai penambah referensi bagi peningkatan konsep dan teori pendidikan yang berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan peranan pendidikan dalam hal untuk menambah apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

b. Praktisi Pendidikan

1) Sebagai bahan acuan atau pedoman dalam pembelajaran seni tari pada pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Discovery Learning dan apresisasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2) Sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni tari untuk perbaikan pembelajaran.


(14)

9

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

3) Sebagai titik tolak dalam membuat inovasi pembelajaran seni tari di pembelajaran selanjutnya.

c. Lembaga Pendidikan

1) Menambah sumber kepustakaan yang bersifat informasi, khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran seni tari dalam pengguanaan model pembelajaran Discovery Learning dan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2) Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Tari dan untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran khususnya pada penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dan pembelajaran untuk meningkatkan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai penambah acuan atau penambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkenaan dengan kegiatan pengajaran yang mengenakan model Discovery Learning dan penelitian yang berkenaan dengan pengembangan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

e. Siswa 1) Umum

a) Guna memberi pengalaman dan pengetahuan pada siswa mengenai seni tari khususnya pada kegiatan apresiasi mengenai kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi. b) Guna meningkatkan kemampuan mengamati, menghayati,

dan mengevaluasi siswa pada kegiatan apresiasi dalam pembelajaran seni tari.


(15)

10

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

a) Dapat memahami makna dari kesenian yang telah di apresiasi.

b) Dapat menganalisis, membedakan baik dan buruknya dari satu kesenian yang diamati, dan dapat memberikan kritik yang baik pada kesenian yang telah diapresiasi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri dari beberapa bab, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari:

1. Latar belakang masalah. Pada latar belakang masalah ini dibahas mengenai pembelajaran secara umum dan pembelajaran seni tari yang selama ini dilakukan. Menjelaskan keadaan pembelajaran siswa dalam pembelajaran seni tari yang selama ini ada dilapangan. Selain itu di dalam latar belakang ini menjelaskan apresiasi dan keadaan siswa dalam kegiatan berapresiasi, menjelaskan kendala dalam kegiatan berapresiasi yang selama ini ada di lapangan. Selain itu, peneliti juga membahas mengenai model Discovery Learning, yang dimana peneliti menjelaskan pengertian model Discovery Learning, perbedaan model Discovery Learning dengan model inquiry dan menjelaskan keunggulan model Discovery Learning.

2. Identifikasi Masalah. Pada identifikasi masalah ini membahas mengenai masalah yang muncul dilapangan yang berkenaan dengan kegiatan apresiasi khususnya dalam kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi beserta penyebab dari masalah tersebut, kemudian membahas pula mengenai alternatif dari penyelesaian masalah tersebut. 3. Rumusan masalah penelitian. Pada rumusan masalah penelitian ini

muncul tiga poin rumusan masalah diantaranya bagaimana apresiasi siswa terhadap karya seni tari sebelum, selama proses, dan sesudah diterapkannya model Discovery Learning.


(16)

11

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

4. Tujuan penelitian. Pada tujuan penelitian ini memaparkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan pembelajaran seni tari diantaranya tujuan yang ditujukan untuk umum dan khusus.

5. Manfaat signifikansi penelitian. Pada manfaat signifikansi penelitian ini terbagi atas manfaat dari segi teori dan praktik

6. Struktur organisasi skripsi. Struktur oeganisasi skripsi ini berfungsi untuk merinci urutan penulisan penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS , berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian sehingga dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun beberapa teori tersebut dijabarkan dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

1. Penelitian terdahulu, membahas mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan model Discovery Learning dan Apresiasi.

2. Karakteristik siswa, membahas mengenai karakter siswa pada masa remaja, yang terdiri dari: a. Perkembangan Fisik dan Intelektual Remaja, b. Perkembangan Emosi dan Sosial Remaja, c. Perkembangan Moral dan Keagamaan. Selain itu peneliti juga membahas mengenai perwujudan perilaku belajar dan tipe-tipe belajar.

3. Kurikulum Pembelajaran Seni Tari, membahas mengenai pembelajaran seni tari dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan di dalamnya merupakan pembahasan mengenai pembelajaran seni tari yang terdiri dari: a. Konsep Pembelajaran Seni Tari, b. Komponen Pembelajaran.

4. Kompetensi Pembelajaran Seni Tari.

5. Pembelajaran Seni Tari melalui Model Discovery Learning, terdiri dari: a. Pengertian Model Discovery Learning, b. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning, c. Karakteristik Discovery Learning, d. Peranan Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning, e. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning.

6. Apresiasi, terdiri dari: a. Pengertian Apresiasi, b. Tahapan Apresiasi, c. Tujuan dan Manfaat Apresiasi.

7. Implementasi Pembelajaran Seni Tari melalui Model Discovery Learning.


(17)

12

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

8. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang:

1. Metode Penelitian, berisikan mengenalkan pembahasan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Experimental Design (One-Group Pretest-Posttest Design).

2. Desain Penelitian, membahas langkah-lamhkah atau tahapan yang peneliti dalam melakukan penelitian.

3. Partisipan

4. Lokasi, Populasi, dan Sampel 5. Definisi Operasional

6. Teknik Pengumpulan Data, yang tediri dari: a. Studi Pustaka, b. Observasi, c. Wawancara, d. Tes, dan e. Dokumentasi.

7. Instrumen Penelitian, terdiri dari: a. Jenis Instrumen Penelitian 8. Prosedur Penelitian, yang terdiri dari: a. Variabel Penelitian, b.

Hipotesa

9. Analisis Data teridiri dari: a. kriteria penilaian, b. teknik analisis data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang

1. Hasil Penelitian terdiri dari: a. Profil SMP Kartika XIX-2 Bandung berisi tentang visi,misi sekolah, b. Kondisi Pembelajaran seni tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung, c. Apresiasi siswa terhadap Tari Kuda Lumping dalam Pembelajaran seni tari sebelum diterapkannya model Discovery Learning, d. Proses pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari kuda lumping melalui model Discovery Learning, e. Hasil pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari kuda lumping setelah diterapkannya model Discovery Learning.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan merupakan jawaban dari tiga rumusan masalah dalam penelitian. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran seni tari melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan apresiasi siswa, peningkatan nilai dalam kemampuan apresiasi siswa dengan


(18)

13

Gita Fauzia Idham, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA

mengguanakan model Discovery Learning ini dapat meningkatkan nilai dengan signifikan

2. Implikasi dan Rekomendasi merupakan saran terhadap pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, pengguna berikutnya, dan bagi para pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil penelitian

3. Daftar Pustaka dan Lampiran. Daftar pustaka merupakan daftar sumber-sumber yang dijadikan referensi dan acuan, dalam penelitian ini menggunakan dua sumber yang berasal dari buku dan internet. Lampiran merupakan dokumen-dokumen yang digunakan saat proses penelitian berlangsung.


(1)

c. Memperoleh data mengenai apresiasi siswa setelah diterapkannya model Discovery Learning.

E. Manfaat Signifikansi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Manfaat dari segi Teori

Berdasarkan literatur model Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas siswa. Model penemuan yang dimana siswa akan dihadapkan dengan masalah dan siswapun harus menemukan masalahnya sendiri dan cara untuk memecahkan masalah itu sendiri. Maka dari itu, manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai model Discovery Learning, dimana model Discovery Learning ini dapat memberikan kontribusi lebih dalam meningkatkan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2. Manfaat dari segi Praktik

a. Departemen Pendidikan Seni Tari

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai penambah referensi bagi peningkatan konsep dan teori pendidikan yang berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

dan peranan pendidikan dalam hal untuk menambah apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

b. Praktisi Pendidikan

1) Sebagai bahan acuan atau pedoman dalam pembelajaran seni tari pada pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Discovery Learning dan apresisasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2) Sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni tari untuk perbaikan pembelajaran.


(2)

3) Sebagai titik tolak dalam membuat inovasi pembelajaran seni tari di pembelajaran selanjutnya.

c. Lembaga Pendidikan

1) Menambah sumber kepustakaan yang bersifat informasi, khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran

seni tari dalam pengguanaan model pembelajaran Discovery

Learning dan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

2) Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Departemen

Pendidikan Seni Tari dan untuk seluruh mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran khususnya pada penggunaan model pembelajaran

Discovery Learning dan pembelajaran untuk meningkatkan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai penambah acuan atau penambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkenaan

dengan kegiatan pengajaran yang mengenakan model Discovery

Learning dan penelitian yang berkenaan dengan pengembangan apresiasi siswa pada kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi.

e. Siswa

1) Umum

a) Guna memberi pengalaman dan pengetahuan pada siswa mengenai seni tari khususnya pada kegiatan apresiasi mengenai kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi. b) Guna meningkatkan kemampuan mengamati, menghayati,

dan mengevaluasi siswa pada kegiatan apresiasi dalam pembelajaran seni tari.


(3)

a) Dapat memahami makna dari kesenian yang telah di apresiasi.

b) Dapat menganalisis, membedakan baik dan buruknya dari satu kesenian yang diamati, dan dapat memberikan kritik yang baik pada kesenian yang telah diapresiasi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri dari beberapa bab, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari:

1. Latar belakang masalah. Pada latar belakang masalah ini dibahas mengenai pembelajaran secara umum dan pembelajaran seni tari yang selama ini dilakukan. Menjelaskan keadaan pembelajaran siswa dalam pembelajaran seni tari yang selama ini ada dilapangan. Selain itu di dalam latar belakang ini menjelaskan apresiasi dan keadaan siswa dalam kegiatan berapresiasi, menjelaskan kendala dalam kegiatan berapresiasi yang selama ini ada di lapangan. Selain itu, peneliti juga membahas mengenai model Discovery Learning, yang dimana peneliti menjelaskan pengertian model Discovery Learning, perbedaan model

Discovery Learning dengan model inquiry dan menjelaskan keunggulan model Discovery Learning.

2. Identifikasi Masalah. Pada identifikasi masalah ini membahas mengenai masalah yang muncul dilapangan yang berkenaan dengan kegiatan apresiasi khususnya dalam kriteria mengamati, menghayati, dan mengevaluasi beserta penyebab dari masalah tersebut, kemudian membahas pula mengenai alternatif dari penyelesaian masalah tersebut. 3. Rumusan masalah penelitian. Pada rumusan masalah penelitian ini

muncul tiga poin rumusan masalah diantaranya bagaimana apresiasi siswa terhadap karya seni tari sebelum, selama proses, dan sesudah diterapkannya model Discovery Learning.


(4)

4. Tujuan penelitian. Pada tujuan penelitian ini memaparkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan pembelajaran seni tari diantaranya tujuan yang ditujukan untuk umum dan khusus.

5. Manfaat signifikansi penelitian. Pada manfaat signifikansi penelitian ini terbagi atas manfaat dari segi teori dan praktik

6. Struktur organisasi skripsi. Struktur oeganisasi skripsi ini berfungsi untuk merinci urutan penulisan penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS , berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian sehingga dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun beberapa teori tersebut dijabarkan dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

1. Penelitian terdahulu, membahas mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan model Discovery Learning dan Apresiasi.

2. Karakteristik siswa, membahas mengenai karakter siswa pada masa remaja, yang terdiri dari: a. Perkembangan Fisik dan Intelektual Remaja, b. Perkembangan Emosi dan Sosial Remaja, c. Perkembangan Moral dan Keagamaan. Selain itu peneliti juga membahas mengenai perwujudan perilaku belajar dan tipe-tipe belajar.

3. Kurikulum Pembelajaran Seni Tari, membahas mengenai

pembelajaran seni tari dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan di dalamnya merupakan pembahasan mengenai pembelajaran seni tari yang terdiri dari: a. Konsep Pembelajaran Seni Tari, b. Komponen Pembelajaran.

4. Kompetensi Pembelajaran Seni Tari.

5. Pembelajaran Seni Tari melalui Model Discovery Learning, terdiri dari: a. Pengertian Model Discovery Learning, b. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning, c. Karakteristik Discovery Learning, d. Peranan Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning, e.

Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning.

6. Apresiasi, terdiri dari: a. Pengertian Apresiasi, b. Tahapan Apresiasi, c. Tujuan dan Manfaat Apresiasi.

7. Implementasi Pembelajaran Seni Tari melalui Model Discovery Learning.


(5)

8. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang:

1. Metode Penelitian, berisikan mengenalkan pembahasan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Experimental Design (One-Group Pretest-Posttest Design).

2. Desain Penelitian, membahas langkah-lamhkah atau tahapan yang peneliti dalam melakukan penelitian.

3. Partisipan

4. Lokasi, Populasi, dan Sampel 5. Definisi Operasional

6. Teknik Pengumpulan Data, yang tediri dari: a. Studi Pustaka, b. Observasi, c. Wawancara, d. Tes, dan e. Dokumentasi.

7. Instrumen Penelitian, terdiri dari: a. Jenis Instrumen Penelitian 8. Prosedur Penelitian, yang terdiri dari: a. Variabel Penelitian, b.

Hipotesa

9. Analisis Data teridiri dari: a. kriteria penilaian, b. teknik analisis data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang

1. Hasil Penelitian terdiri dari: a. Profil SMP Kartika XIX-2 Bandung berisi tentang visi,misi sekolah, b. Kondisi Pembelajaran seni tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung, c. Apresiasi siswa terhadap Tari Kuda Lumping dalam Pembelajaran seni tari sebelum diterapkannya model

Discovery Learning, d. Proses pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari kuda lumping melalui model Discovery Learning, e. Hasil pembelajaran seni tari terhadap apresiasi tari kuda lumping setelah diterapkannya model Discovery Learning.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan merupakan jawaban dari tiga rumusan masalah dalam penelitian. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran seni tari melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan apresiasi siswa, peningkatan nilai dalam kemampuan apresiasi siswa dengan


(6)

mengguanakan model Discovery Learning ini dapat meningkatkan nilai dengan signifikan

2. Implikasi dan Rekomendasi merupakan saran terhadap pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, pengguna berikutnya, dan bagi para pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil penelitian

3. Daftar Pustaka dan Lampiran. Daftar pustaka merupakan daftar sumber-sumber yang dijadikan referensi dan acuan, dalam penelitian ini menggunakan dua sumber yang berasal dari buku dan internet. Lampiran merupakan dokumen-dokumen yang digunakan saat proses penelitian berlangsung.


Dokumen yang terkait

Model Student Teams Achievment Division (STAD) Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara Di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 42

PENERAPAN TARI SAMRAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA KELAS VII PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 9 BANDUNG.

0 2 37

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG : Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik.

0 8 38

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA : Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Payung pada Siswa SMP di Sekolah Indonesia Singapura /SIS.

0 4 148

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

8 16 60

MENUMBUHKAN MINAT SISWA TERHADAP SENI TARI DAERAH SETEMPAT: Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kijang Di PAUD LAILA Cirateun-Bandung.

0 0 54

PENGARUH PEMANASAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG : Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 1 32

pembelajaran seni tari melalui pendekatan tari bertema untuk meningkatkan minat siswa kelas VIII di smp.

2 15 48

PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG : Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik - repository UPI S PST 1100784 Title

0 0 3

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 KPAD BANDUNG - repository UPI S STR 1202596 Title

0 0 3