Analisis pengaruh tingkat inflasi, kurs, dan nisbah bagi hasil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di Indonesia (Desember 2010 - Juli 2013)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH BAGI HASIL
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK)PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(DESEMBER 2010-JULI 2013)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
SALVIANA
NIM :109084000028

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDATULLAH JAKARTA
1435 H / 2014 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama


: Salviana

2. Tempat/ Tanggal Lahir

: Tasikmalaya, 25, April, 1991.

3. Alamat

: Jl, PT Jayamik, Kp Bababkan Inpres, Desa

Batujajar,

Cigudeg, Bogor, Jawa Barat.

4. Kebangsaan

: Indonesia

5. Handphone


: 085777822578

6. E-mail

: [email protected]

7. Jenis Kelamin

: Laki-laki

8. Agama

: Islam

9. Status

: Belum Menikah

10. Hobby


: Main musik, Bernyanyi, Olahraga dan

baca.

i

II. PENDIDIKAN FORMAL
Tempat

Waktu

1. SDN BATUJAJAR 02 BOGOR

1997 – 2003

2. MTs DARUNNAJAH 02 BOGOR

2003 – 2006


3. MA DARUNNAJAH 02 BOGOR

2006 – 2009

4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan

2009– 2014

III. PENDIDIKAN INFORMAL
Pelatihan/Seminar

Waktu
26-27 Maret 2011

Pelatihan Instruktur dasar oleh IMM
Sociopreneur dan Pengaruhnya Terhadap


Jakarta 30 April 2014
Iklim Investasi di Indonesia
Pelatihan Alat Analisis Perencanaan
Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2011
Pembangunan
Jakarta, Rabu, 28 Maret 2012

Studium General Jurusan IESP
Seminar Nasional “Peran Asuransi dalam

Jakarta, 20 Mei 2010

Era Globalisasi”

ii

Seminar “Peluang Berkarir di Dunia
Jakarta, 23 Oktober 2010

Syariah”.

KKS-BT di konveksi Ibu Lina di Sanratek
Pendidikan dan Pelatihan Perkoprasian

Juni 2009 -Juli 2009
Bogor, 19-21 November 2010

iii

ABSTRAC

This research aims to determine the variables that affect the variable DPK
during the period of December 2010 to July 2013. This research uses analysis
tools Ordinary Least Square (OLS).
The results of this research indicate that the inflation variable (0.0026)
had a significant negative effect on DPK and variable EXCHANGE (0.0000) had
a significant positive effect on the DPK of Islamic banking in Indonesia. While the
NBH variable (0.4944) had no significant effect on the DPK of Islamic banking in
Indonesia.
Keywords: INFLATION, EXCHANGE, profit sharing ratio (NBH) and Third
Party Funds (DPK) Islamic Banking. Ordinary Least Square (OLS).


iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel – variabel yang
mempengaruhi variabel DPK selama periode Desember 2010 sampai dengan Juli
2013. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Ordinary Least Square
(OLS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi (0.0026)
mempunyai pengaruh yang signifikan Negatif terhadap DPK dan Variabel KURS
(0.0000) mempunyai pengaruh yang signifikan Positif terhadap DPK perbankan
syariah di Indonesia Sedangkan variabel NBH (0.4944) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap DPK perbankan syariah di Indonesia.
Kata Kunci : INFLASI, KURS, Nisbah Bagi Hasil (NBH) dan Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan Syariah. Ordinary Least Square (OLS).

v

KATA PENGANTAR

Denga mengucap Alhamdulillahi Robill „Alamin, Segala puji dan
syukur kepada tuhan yang maha Esa yaitu Allah SWT yang menguasai
semesta alam beserta isinya yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayatnya kepada hamba-hamba-Nya. Dan atas berkah dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan Nabi
besar Muhammad

SAW sebagai Tauladan terbaik

sepanjang Zaman.

Beliaulah yang akan memberikan syafaatnya kelak.
Tujuan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh
Tingkat Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) Terhadap dana
Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia Periode (Desember 2010Juli 2013)”, dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembagunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis
mengalami hambatan dan kesulitan dalam penulisan ini. Namun, berkat

rahmatnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari beberapa pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan selesai.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya pihak-pihak yang membantu penyeleseian skripsi ini dan
“semoga Allah memberikan balasan yang terbaik “, terutama kepada:
1.

Kedua orang tua saya yang tidak pernah henti-henti mengiringi langkahku
dengan doanya yang penuh dengan keikhlasan, selalu memberikan kasih
sayang, bimbingan, serta dukungan baik materiel maupun spiritual dalam
kebaikan dan keberhasilan untuk akan-anaknya.

vi

2.

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan
FEIS menjadi FEB.


3.

Zuhairan Yunmi Yunan, SE, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan (IESP), yang telah memberikan dukungan yang
terbaik untuk IESP dan mahasiswanya.

4.

Jainal Muttaqien, M.PP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada setiap
mahasiswa.

5.

Dr. Ir. H. Pak Roikhan, MA.MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan, menyempatkan
waktunya untuk membaca dan mengoreksi skripsi yang penulis ajukan ,
serta dukungan yang tidak henti dalam menyelesaikan skripsi ini.


6.

Yoghi Citra Pratama. Msi selaku Dosen Pembimbing II yang banyak
meluangkan

waktunya

untuk

berdiskusi

kepada

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan
baru, serta dukunganya yang tidak henti dalam memberi semangat kepada
penulis.
7.

Atika Nurbayanti kakaku Tercinta yang tak pernah henti memberikan
support kepada saya, juga ade- adeku sayang, Teni Mulyani dan Aita
Latifah yang slalu mendoakan agar kakaknya cepat diwisuda.

8.

Keluarga Besar IESP angkatan 2009 yang tidak pernah henti memberikan
dukungan dan motivasi untuk selalu tetap berjuang dan semangat
menghadapi kesulitan dalam menyeleseikan skripsi ini Terutama, Rendy
Kamal, Wildan, Syahrul, Candra, Rismawan dan sahabat-sahabat yang
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9.

Keluarga Besar IMM

Ciputat yang telah memberikan pengalaman

organisasi yang berharga dan memberikan saya keluarga juga sahabat,
khususnya kepada Dila, bang Fadli, bang Ian, bang Ican,Sidik,Fuji, Rofik,
Riri, Yunita, Selli, Alif, Faruq, Yusfik dan lain-lain yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.

vii

10.

Kepada Keluarga Kecil DwedneZ terutama kepada Beni dan Sidik yang
tak pernah berhenti untuk berkarya bersama.
Penulis

menyadari

bahwa

skripsi

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah diharapkan penulis dalam mencapai kesempurnaan skripsi.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat
berguna dan bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Terima Kasih
Jakarta, 13 Juni 2014

( Salviana )

viii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah.......................................................................................... 11
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 12
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 12
BAB II TIJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 14

A. Landasan Teori...................................................................................................... 14
1. Ekonomi Islam ......................................................................................... 14
a. Konsep Dasar Ekonomi Islam .................................................... 14
b. Definisi Ekonomi Islam .............................................................. 15
c. Karakteristik Ekonomi Islam ...................................................... 17
2. Perbankan Syariah.................................................................................... 18
a.

Pengertian Bank Syariah ................................................... 18

b.

Tujuan Bank Syariah ......................................................... 20

c.

Perbedaan Sistem Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
........................................................................................... 22

ix

d.

Produk dan Jasa Perbankan Syariah .................................. 24

3. Dana Pihak Ketiga (DPK) .............................................................. 30
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga ............................................ 30
b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga ................................... 30
c. Sumber Dana Pihak Ketiga ................................................ 32
4. Inflasi .............................................................................................. 35
a. Pengertian Inflasi ................................................................ 35
b. Teori Inflasi ........................................................................ 35
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi ....................... 37
d. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi .................................... 38
e. Hubungan Inflasi Dengan Tabungan .................................. 38
f. Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Islam ..................... 39
5. Teori Kurs....................................................................................... 41
a. Devinisi Kurs ...................................................................... 41
b. Sistem Kurs ........................................................................ 42
c. Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Kurs.................... 43
d. Hubungan Kurs dengan Tabungan ..................................... 44
e. Sistem Nilai Tukar dalam Islam ......................................... 45
6. Teori Nisbah Bagi Hasil ................................................................. 47
a. Teori Umum Bagi Hasil ..................................................... 47
b. Teori Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah ....................... 47
c. Hubungan Nisbah Bagi Hasil dengan Tabungan ............... 50
x

B. Studi Empiris Sebelumnya ......................................................................... 51
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 58
D. Hipotesis ..................................................................................................... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 63

A. Ruang lingkup Penelitian ............................................................................ 63
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 63
C. Metode Analisa Data ................................................................................... 64
1. Asumsi Klasik .......................................................................................... 66
a. Uji Normalitas .................................................................... 66
b. Uji Multikolinearitas .......................................................... 67
c. Uji Heterokedastisitas......................................................... 68
d. Uji Autokorelasi ................................................................. 70
2. Uji Statistik ..................................................................................... 71
a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 71
b. Uji Fisher (Uji F) ................................................................ 72
3. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 73
D. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 73
1. Variabel Dependen (Y) .................................................................. 73
2. Variabel Independen (X) ................................................................ 74

xi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 76

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................... 76
1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah .................................................... 76
2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ...................................... 78
3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ................... 81
4. Perkembangan Inflasi ...................................................................... 85
5. Perkembangan Kurs ........................................................................ 88
6. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil (NBH)....................................... 91
B. Analisi Data dan Pembahasan ..................................................................... 92
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 93
a. Uji Normalitas.............................................................................. 93
b. Uji Multikolinearitas .................................................................... 95
c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 96
d. Uji Autokorelasi........................................................................... 97
2. Uji Statistik ..................................................................................... 98
a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................. 100
b. Uji Fisher (Uji F)................................................................. 103
3. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 103
C. Pembahasan Analisis Ekonomi ................................................................... 104
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 108

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 108

xii

B. Implikasi ................................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 111

xiii

Daftar Tabel
Tabel 1.1. Laju Pergerakan DPS PS, Tingkat Inflasi, Kurs, dan NBH Tabungan
Perbankan Syariah dari tahun 2009-2013............................................... 9
Tabel 2.1. Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional .......... 22
Tabel 2.2 Perbandingan sistem pengitungan tabungan dan deposito Bank Syariah
dan Bank Konvensional .......................................................................... 23
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 54
Tabel 4.1. Uji Normalitas Jarque-Bera .................................................................. 94
Tabel 4.2. Uji Correlation Matrix ........................................................................... 95
Tabel 4.3. Uji White Heterokedasticity................................................................... 97
Tabel 4.4. Uji Langrange Multiple Test .................................................................. 98
Tabel 4.5. Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ...................................... 98

xiv

Daftar Gambar
Gambar 1.1. Grafik Perkembangan DPK Perbankan Syariah yang di himpun selama tahun
2009 s/d tahun 2013 ....................................................................................... 3
Gambar 1.2. Grafik Inflasi dari tahun 2009 s/d 2013 ......................................................... 4

Gambar 1.3. Grafik Kurs Rupiah Terhada USD dari tahun 2009 s/d 2013 ............ 6
Gambar 1.4. Grafik NBH dari tahun 2009 s/d 2013 ............................................... 8
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran ........................................................... 60
Gambar 4.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Desember 2010- Juli 2013 .................................................... 82
Gambar 4.2. Perkembangan Inflasi di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013
........................................................................................................... 86
Gambar 4.3. Perkembangan Kurs di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013
........................................................................................................... 89
Gambar 4.4. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil di Indonesia Periode Desember 2010Juli 2013 ............................................................................................. 91

xv

Daftar Lampiran
Lampiran 1 .......................................................................................................................... 115
Lampiran 2 .......................................................................................................................... 117
Lampiran 3 .......................................................................................................................... 118
Lampiran 4 .......................................................................................................................... 120

Lampiran 5 .............................................................................................................. 121
Lampiran 6 .............................................................................................................. 122

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Dewasa ini ekonomi Islam telah mengalami kemajuan yang amat

pesat hal ini ditandai dengan banyaknya lembaga-lembaga keuangan
maupun non keuangan islam di belahan penjuru dunia sebagai penyokong
berkembangnya perekonomian yang berbasis syariah.
Secara umum berkembangnya perbankan syariah di mulai sejak di
diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
yang menggantikan Undang-undang No. 7 tahun 1998. Dengan adanya
Undang-undang baru tersebut, perbankan syariah di Indonesia mendapatkan
kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan dan mengembangkan
usahanya.
Pada awalnya di tahun 1992 sampai pada tahun 1999 di Indonesia
hanya terdapat satu perbankan syariah yaitu bank Muammalat dan di tahun
1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah lain.
Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam sistem
keuangan baik di dalam maupun di luar negeri. Krisis keuangan yang
bermula di tahun 2008 menyebabkan ketidakstabilan terhadap sistem
keuangan yang mengakibatkan efek negative terhadap pertumbuhan
ekonomi Nasional.

1

Secara umum perbankan syariah akan menghadapi tantangan yang
relatif sama dengan perbankan lain pada umumnya, karena faktanya,
lingkungan bisnis, ekonomi dan regulasi yang dihadapi perbankan syariah
juga sama dengan perbankan lain. Di karenakan skala usahanya masih
relative kecil. Tantangan yang dihadapi perbankan syariah menjadi lebih
besar.
Perlambatan ekonomi masih akan membayangi kinerja perbankan
(termasuk perbankan syariah) di 2014. Bank Indonesia (BI) telah
memperkirakan pertumbuhan industri perbankan di 2014 melambat,
sementara resiko kredit bermasalah (non-Performing Loan/NPL) meningkat.
Pertumbuhan kredit perbankan 2014 diperkirakan hanya dikisaran 15,3-16,6
persen. Angka ini jauh dibawah perkiraan pertumbuhan kredit 2013 yang
berada dikisaran 20,8 persen.
Tantangan terbesar yang dihadapi perbankan syariah di 2014
adalah likuiditas. Ketatnya likuiditas sudah terlihat dari pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang melambat dua tahun terakhir. Risiko kekeringan
likuiditas makin meningkat sejak BI mengerek bunga acuan (BI Rate) Juni
2013

lalu.

Lembaga

Penjamin

Simpanan

(LPS)

memperkirakan

pertumbuhan DPK di 2014 hanya naik 14,1 persen.
Volume dana pihak ketiga dapat dijadikan indikasi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Semakin tinggi volume dana
pihak ketiga mengindikasikan masyarakat semakin percaya kepada bank

2

yang bersangkutan. Sebaliknya bila volume dana pihak ketiga semakin
menurun

maka

mengindikasikan

masyarakat

semakin

menurun

kepercayaannya terhadap bank tersebut (Taswan ,2010:11).
Sumber DPK yang dihimpun oleh bank merupakan dana yang
terbesar yang sangat diandalkan oleh bank (dapat mencapai 80-90% dari
seluruh dana yang di kelola oleh bank. Pentingnya fungsi DPK sebagai
salah satu sumber modal, bank syariah harus memiliki kemampuan dalam
menghimpun DPKnya. Dalam menghimpun dana tersebut, terdapat faktorfaktor yang dianggap mempengaruhi DPK, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal ( Lukman dalam Septi Wulandari, 2013 : 2).

DPK
200
150
100
laju DPK

50
0
Des-09

Des-10

Des-11

Des-12

Ags-13

Gambar 1.1 : Grafik Perkembangan DPK Perbankan Syariah yang telah
dihimpun selama tahun 2009 s/d tahun 2013.
Sumber :BI (Tahun 2009-Tahun 2013)

Dari grafik di atas dapat dilihat Bahwa DPK yang dihimpun oleh
perbankan syariah selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami
peningkatan secara terus menerus. Pada bulan desember tahun 2009

3

perbankan syariah menghimpun DPK sebesar 52,271 Milyar dan pada bulan
agustus tahun 2013 DPK perbankan syariah menghimpun DPK sebesar 166,
453 milyar.
Keynes menyatakan bahwa tabungan dalam suatu negara sangat di
pengaruhi oleh besarnya pendapatan yang di terima masyarkat bukan di
pengaruhi oleh tingkat bunga. Apabila pendapatan masyarakat lebih tinggi
dari pada pengeluaran konsumsinya, maka terjadilah saving. Tetapi apabila
yang terjadi adalah pengeluaran konsumsi lebih tinggi dari pada pendapatan
masyarkat maka yang terjadi adalah dissaving.
Dari pernyataan keynes tersebut, kondisi variable ekonomi Makro
maupun moneter dapat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan saving
atau menabung.

Inflasi
10
8
6
Inflasi

4
2
0
Des-09

Des-10

Des-11

Des-12

Ags-13

Gambar 1.2 Grafik Inflasi dari tahun 2009 s/d 2013
Sumber : Statistik Bank Indonesia

Dari gambar 1.2 diatas kita dapat melihat fluktuasi hebat pada inflasi
dimana setiap tahunnya mengalami lonjakan dan penurunan yang jauh dari
stabil. Dari gambar 1.2 diatas kita temukan jika inflasi pun mengalami

4

fluktuasi. pada Desember 2009 kita dapati inflasi hanya sebesar 2,78%
namun pada desember 2010 inflasi mencapai 6,96 % yang menandakan
bahwa pada tahun 2010 inflasi cukup tinggi.
Kemudian pada Desember 2011 inflasi kembali melemah ke angka
4,15 % begitupun pada Desember 2012 inflasi masih tertahan dikisaran 4 %
pada Agustus 2013 inflasi menembus angka 8, 79%

tingginya inflasi

tersebut diantaranya dipengaruhi oleh bulan puasa dan hari raya Iedul Fitri.
Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan
meningkat sesuai dengan besarnya inflasi membuat masyarakat tidak
mempunyai kelebihan dana untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau
diinvestasikan ( Bety Mariantini, (2007 :22), dalam Friska Julianti (2013:6).
Dapat dijelaskan bahwa pada saat inflasi masyarakat tidak memungkinkan
untuk menabung. Sebagai dampak dari kasus diatas maka DPK pada
perbankan syariah pada saat Inflasi meningkat akan mengalami pelemahan.
Menurut Budiono, (2001: 155). Pada tataran makro, nilai uang
terhadap barang memiliki peran penting terhadap jumlah tabungan
masyarakat di bank. Tingginya inflasi akan menurunkan nilai kekayaan
dalam bentuk uang. Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang
sangat penting dan hampir semua negara mengalaminya baik negara miskin,
berkembang atau bahkan negara maju sekalipun tidak dapat lepas dari
masalah ini. Jadi menurut budiono, nilai uang terhadap barang memiliki
peran penting terhadap jumlah tabungan di Bank dan ketika angka inflasi

5

tinggi akan memungkinkan masyarakat mengurungkan niatnya untuk
menabung atau menyimpan uangnya di Bank.
Sedangkan menurut Dornbus dan Fischer dalam Nandadipa (2010)
menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi
uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan

kecenderungan

untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang,permainan
harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non
produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi. Dari
pandangan dombus dan fisher diatas menjelaskan dengan adanya inflasi
masyarakat lebih cenderung untuk mengambil/ mengeruk tabungannya di
Bank

dan ini terjadi di bulan agustus 2013 dimana DPK mengalami

penurunan.

KURS
15000
10000
KURS

5000
0
Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ags-13

Gambar 1.3 Grafik KURS Rupiah terhadap USD dari tahun 2009 s/d 2013
Sumber : Bank Indonesia

Dari gambar 1.3 diatas kita dapat melihat jika nilai Kurs setiap
tahunnya mengalami lonjakan. Pada Desember 2009 kita dapati kurs berada

6

di kisaran Rp 9.400 dan pada desember 2010 kurs berada pada kisaran Rp
8.991 yang menandakan bahwa telah terjadi penguatan terhadap Rupiah
pada Bulan yang sama di tahun yang berbeda. Pada Desember 2011 Kurs
kembali meningkat pada kisaran Rp 9.068 per 1 USD dan pada Desember
2012 kurs berada dikisaran Rp 9.605 kemudian pada agustus 2013 Kurs
berada di kisaran Rp 10.924. jadi secara keseluruhan Kurs menunjukan
peningkatan setiap tahunnya dan hal ini menandakan jika setiap tahunnya
rupiah mengalami pelemahan nilai tukar terahadap Dollar Amerika.
Dalam penelitian Abida Muttaqiena (2013) ia mendapati jika nilai
tukar rupiah secara simultan (Uji F) maupun Parsial (Uji T) berpengaruh
Signifikan terhadap DPK.
Kemudian menurut Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2008) nilai
kurs dan inflasi memiliki pengaruh positif terhadap DPK Bank Devisa di
Indonesia.
Bank-bank Islam telah mengadopsi sistem dan prosedur dalam
Perbankan Konvensional, maka sepanjang praktek Perbankan Konvensional
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipi Islam itu dinyatakan boleh dalam
Islam. Salah satu yang menjadi ciri khas dari Perbankan Syariah adalah
sistem bagi hasil (nonbunga) untuk pembagian keuntungan. Yang besarnya
bagi hasil (Profit Sharing) ditentukan diawal perjanjian kesepakatan. Dan
berbeda dengan bunga, yang prosentase bagi hasil belum tentu sama tiap
bulannya.

7

NBH
6
5
4
3
2
1
0

NBH

Des-09

Des-10

Des-11

Des-12

Ags-13

Gambar 1.4 grafik NBH dari tahun 2009 s/d tahun 2013
Sumber : data Statistik BI dan OJK
Dari gambar 1.4 diatas kita dapat melihat nisbah bagi hasil tabungan
di Perbankan Syariah. Dari grafik tersebut kita mendapati jika nisbah bagi
hasil setiap tahunnya relatif berubah dan berfluktuatif. Jika kita lihat pada
bulan agustus tahun 2013 kita akan mendapatkan sesuatu yang menarik
yaitu ketika nisbah bagi hasil cenderung besar yaitu di kisaran 5,41% dan
inflasi di kisaran 8,79% sedang DPK cenderung mengalami penurunan.
Seharusnya nisbah bagi hasil memberikan keuntungan yang relative
lebih tinggi dibandingkan dengan bunga di bank konvensional. Hal ini
karena system bagi hasil yang diberikan berdasarkan nisbah keuntungan
yang disepakati saat nasabah membuka rekening.
Menurut Siffa Widiastama meneliti Bank Muammalat Indonesia
periode 2001-2005 yang menyimpulkan bahwa variabel independen total
bagi hasil mudharabah, tingkat suku bunga deposito, fatwa MUI secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap total simpanan mudharabah.

8

Selain itu nisbah bagi hasil juga memiliki kelebihan lain, yaitu lebih
stabil terhadap gejolak ekonomi makro. Selama krisis moneter, bank syariah
masih dapat menunjukan kinerja lebih baik disbanding dengan lembaga
perbankan konvensional (Banowo dan Hermana, 2005 :134).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
tingginya nisbah bagi hasil di perbankan syariah seharusnya dapat
peningkatan pada jumlah DPK di perbankan syariah.
Diketahui bahwa salah satu perbedaan utama antara perbankan
konvensional dengan perbankan syariah adalah tingkat suku bunga
(Perbankan Konvensional) dan tingkat bagi hasil (Perbankan Syariah). Bisa
dikatakan bahwa sistem bagi hasil dalam sistem perbankan syariah
merupakan pengganti suku bunga di dalam sistem perbankan konvensional.
Dan dari semua grafik diatas kita dapat merekapnya ke dalam satu
tabel berikut.
Tabel 1.1
Laju Pergerakan DPK PS, Inflasi, KURS dan NBH Tabungan
Perbankan Syariah dari tahun 2009 sampai 2013
BLN/THN DPK PS*

INFLASI

KURS

DES-09

52,271

2.78%

9.400

NBH
TABUNGAN
2,76 %

DES-10

76,036

6.96%

8.991

3,06 %

DES-11

115,415

4.15%

9.068

3,21%

DES-12

147,512

4.30%

9.605

2,37 %

AGS-13

166,453

8,79%

10.924

5,41 %

9

Sumber: Statistik Bank Indonesia dan OJK
Keterangan :
DPK PS*
rupiah

: Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah dalam milyar

NBH Tabungan

:Nisbah Bagi Hasi Tabungan di Bank Syariah

Karena perananan yang cukup penting dalam Perekonomian, DPK
menjadi salah satu faktor stabilitas sistem ekonomi. Kemampuan perbankan
dalam menghimpun DPK menjadi andil dalam menyerap Jumlah Uang
Beredar Sehingga berpengaruh terhadap pengendalian Inflasi. Selanjutnya
tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar mendorong masyarakat untuk
menabungkan dollarnya di bank, kendati baik untuk pertumbuhan DPK
namun hal ini akan berpengaruh terhadap stigma negative terhadap rupiah.
Dan nisbah bagi hasil adalah suatu upaya dari perbankan syariah untuk
menarik minat nasabah untuk menabung dan meningkatkan DPK ternyata
tidak sesuai yang diharapkan, hal ini di sebabkan masyarakat menabung di
bank syariah lebih menitik beratkan kepada ketaatan beragama dan
kehalalannya dari pada menilai tinggi rendahnya nisbah bagi hasilnya.
Dari beberapa faktor diatas, yakni, inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi
Hasil yang disinyalir memiliki pengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)
Perbankan Syariah Nasional, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi
yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi

10

Hasil Tabungan Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ternyata ada beberapa
keterkaitan antara variabel – variabel yang penulis teliti seperti Inflasi, Kurs,
dan Nisbah Bagi Hasil Tabungan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Maka
dari itu penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya untuk
DPK pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena
langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan
masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya
akan dicari melalui penelitian berdasarkan pergerakan inflasi, Jumlah uang
beredar dan nisbah bagi hasil tabungan terhadap dana pihak ketiga perbankan
syariah di Indonesia periode Desember 2010 – Juli 2013.
Berikut ini adalah rumusan masalah yang dapat dijadikan panduan
untuk membahas masalah diatas:
1. Apakah ada pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia ?
2. Apakah ada pengaruh Kurs secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia ?

11

3. Apakah ada pengaruh Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara parsial terhadap
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia?
4. Apakah ada pengaruh Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara
simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di
Indonesia ?

D.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh Inflasi (INF) secara parsial terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh Kurs secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara parsial terhadap
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh Inflasi, Kurs, Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara
simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di
Indonesia.
5.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dikaji dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut:
1. Memberikan ilmu pengetahuan tentang permasalahan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia umumnya pada Bank Indonesia dan Perbankan Syariah
pada khususnya.
12

2. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam hal menyimpan
kekayaannya dalam bentuk tabungan di perbankan Syariah.
3. Mampu memberikan pemahaman bagi penulis mengenai pengelolaan,
penghimpunan dana dan produk yang ditawarkan Perbankan Syariah.
4. Mampu mengaplikasikan teori–teori yang berhubungan dengan, Inflasi,
Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) dan memperbandingkannya dengan
kondisi yang ada dalam pencapaian tujuan penelitian.

13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Ekonomi Islam

a. Konsep Dasar Ekonomi Islam
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata
yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang
berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan
rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin”
berarti Allah, dan “mim”

yang berarti “alam”, “lam”

yang

yang berarti ibadah, kemudian bila digabung

menjadi “sinlammim”

bermakna “alam dicipta Allah untuk

ibadah”.
QS Adz-Dzariat [51]: 56

Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku.
Kita tahu bahwa syariah Islam adalah sebuah sistem yang
mencakup seluruh permasalahan hidup. Syariah islam menunjukan jalan
iman bagi manusia, menjelaskan pokok-pokok akidah, mengatur hubungan

14

dengan tuhan, memerintahkannya membersihkan jiwa dan mengatur
hubungan dengan orang lain.
Dalam ekonomi islam kita akan menemukan istilah maqashid
Syari’ah menurut etimologi Maqashid Syari’ah berarti tujuan-tujuan
syariah, atau sasaran di turunkannya syariah. Maqashid syari’ah
merupakan suatu bentuk penggambaran keuntungan, kemakmuran dan
manfaat yang telah Allah terapkan dalam hukum syariah-Nya.
Maqashid syari’ah mengandung empat pilar utama, yaitu :
maslahat, keadilan, kesejahteraan, dan kebenaran.
Sedangkan objek yang hendak dijaga oleh maqashid syari’ah bagi
manusia menyangkut lima hal penting (al-kulliyyat al-khamsah), berupa:
menjaga jiwa (nafs), normalitas akal („aql), kelestarian keturunan (nasl),
menjaga harta (maal), dan memelihara agama (deen) (Muhammad hidayat
2010:44).
b. Definisi Ekonomi Islam
Menurut para pakar ekonomi Islam, secara istilah ekonomi Islam
definisi sebagai berikut:
1) Dr. Baqir al-Hasani dalam buku Essay in Istiqshad menyatakan bahwa
ekonomi dan iqtishad, yang artinya hemat dan penuh perhitungan.
Seorang yang hemat tentunya penuh perhitungan dan mempunyai
pilihan-pilihan dalam menggunakan sumber daya. (Mohammad
Hidayat 2010:20).

15

2) M. Akram Khan, mendefinisikan ” bahwa ekonomi Islam adalah ilmu
ekonomi

yang

bertujuan

mempelajari

kesejahteraan

manusia

(falah/welfare) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber
daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi” (Mohammad Hidayat
2010:23).
3) Dr. Muhammad bin Abdullah al Arabi, mendefinisikan “ bahwa
ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum tentang
ekonomi yang kita dapat dari Al-Qur’an, Sunnah, dan pondasi
ekonomi yang kita bangun atas dasar pokok-pokok itu dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu” ( Abdullah Abdul
Husain at-Tariqi, 2004:14).
4) Prof. Dr.M. Umer Chapra, mengatakan “ekonomi Islam di definisikan
sebagai pengetahuan yang membantu upaya ralisasi kebahagiaan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas
yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam
tanpa memberikan kebebasan Individu (laissez faire) atau tanpa
prilaku

makro

ekonomi

yang

berkesinambungan

dan

tanpa

keseimbangan lingkungan ” (Mohammad Hidayat 2010:25).
5) Dr. Muhammad Syauki al Fanjari, mendefinisikan “ bahwa ekonomi
Islam adalah segala sesuati yang mengendalikan dan mengatur
aktivitas ekonomi sesuai dengan pokok-pokok Islam dan politik
ekonominya”(Heri Sudarsono, 2002:3).

16

6) MM. Metwally, mendefinisikan “bahwa ekonomi Islam sebagai ilmu
yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu
masyarakat Islam yang mengikuti Al-Qur’an, Hadist, ijma’ dan
Qiyas” (P3EI, 2008:18).
7) Prof .Dr.Khursyid Ahmad, Pakar ekonomi Pakistan mengatakan,
“ilmu ekonomi Islam adalah sebuah Usaha Sistematis untuk
memahami masalah-masalah Ekonomi dan tingkah laku manusia
secara relasional dalam perspektif Islam ” (Mohammad Hidayat
2010:25).

c.

Karakteristik Ekonomi Islam
Karakteristik ekonomi Islam tercermin dalam prinsip-prinsip

ekonomi Islam, oleh para pakar ekonomi Islam, dan dapat disimpulkan
menjadi empat prinsip utama yang disyariatkan dalam Al-Quran: ( Ali Sakti,
2007:70 ).
1)

Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah (abstain from wasteful
and luxurius living ), yaitu tindakan-tindakan dalam berekonomi
hanyalah untuk memenuhi kebutuhan (needs) bukan memuaskan
keinginan.

2)

Implementasi zakat (implementation of zakat), yaitu sistem yang
wajib

(obligatory zakat sistem) bukan sistem sukarela (voluntary

zakat sistem), seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan hibah.

17

3)

Pengapusan/pelanggaran riba (prohabition of riba), gharar dan
maisir, seperti praktek sistem kredit (credit system) dengan
menggunakan tingkat bunga bank (interest rate). Dan Islam
menggantikannya menjadi sistem bagi hasil

(profit-loss sharing)

seperti dalam pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
4)

Menjalankan usaha-usaha yang halal (permissible conduct) baik itu
mulai dari produk dan komoditi, manajemen, proses produksi sampai
proses sirkulasi harus ada dalam kerangka halal.
Di negara Indonesia ekonomi Islam selalu diidentikkan dengan

perbankan Syariah. Sehingga perbankan Syariah ikut berpengaruh terhadap
perkembangan perekonomian di Indonesia. Apalagi sejak adanya runtuhnya
kaum kapitalisme yang menggunakan sistem bunga.
2.

Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah
Istilah bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis dan dari
banco dalam bahasa Italia, yang dapat diartikan peti/lemari atau bangku.
Konotasi kedua kata tersebut menjelaskan dari dua fungsi dasar pada bank
komersial yaitu menyediakan tempat untuk menitipkan uang secara aman
(safe keeping function) dan menyediakan alat pembayaran (transaction
function) (Zainul Arifin,2006:2).

Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart yang mendefinisikan Bank adalah
suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik
18

dengan alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang
lain maupun dengan jalan peredaran alat-alat penukar baru berupa uang giral
(Irmayanto, 2004: 34).
Beberapa definisi Bank Syariah adalah sebagai berikut:
1) Menurut undang-undang tentang perbankan syariah, bank Syariah
adalah badan usaha yang berdasarkan prinsip syariah, menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan/ atau investasi
serta

menyalurkannya

kepada

masyarakat

dalam

bentuk

pembiayaan dan bentuk-bentuk lainnya yang telah mendapat izin
dari Bank Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan usaha bank,
terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
2) Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberi kredit-kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang sistem operasinya
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam

(Sudarsono,

2003:22).
3) Bank Syariah adalah bank yang beropersi sesuai dengan prinsipprinsip syariat Islam, yakni bank yang operasionalnya mengikuti
ketentuan syariat khususnya menyangkut tata cara mu’amalat
secara umum (Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio,
1992:2).

19

4) Menurut Warkum Sumitro, Bank Syariah adalah bank yang tata
operasinya didasarkan pada tata cara mu’amalat secara Islam,
yakni mengacu pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist ( Wakum
Sumitro, 2004:12).

Sehingga dari beberapa definisi diatas dapat kesimpulan
bahwa Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberi pembiayaan dan jasa-jasa dalam melalukan
pinjaman maupun pengimpunan dana dengan cara lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang operasinya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Bank Syariah dalam penghimpunan dana

sama halnya

dengan bank komersial yang lainnya. Seperti halnya dalam
konversi pasiva yaitu setoran modal, cadangan, giro, tabungan,
deposito berjangka dan rekening antar bank. Sedangkan konversi
aktiva yaitu saldo pada bank sentra dan bank lain, simpanan pada
bank lain, surat berharga pemerintah

(goverment securities) dan

kredit yang diberikan.
b. Tujuan Bank Syariah
Sudarsono (2008:43) bank syariah memiliki beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut :
a) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara
Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar

20

terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan
lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha
tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak
negatif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
b) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
c) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang
diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya
kemandirian usaha.
d) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan

program

utama

dari

negara-negara

yang

sedang

berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan
ini berupa pembinaan nasabah seperti : program pembinaan pengusaha
produsen, program pembinaan pedagang perantara, program pembinaan
konsumen, program pembinaan konsumen, program pengembangan
modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
e) Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktivitas
perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang
diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang

21

tidak sehat antara lembaga lembaga keuangan. Untuk menyelamatkan
ketergantungan umat Islam terhadap bank non-syariah.

c.

Perbedaan Sistem Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Perbedaan sistem Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional,

diantaranya adalah sebagai berikut: (Gemala Dewi, 2005: 98).
Tabel.2.1. Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

No.

Perbedaan

Perbankan Syariah

Perbankan
Konvensional

1

Falsafah

Tidak berdasarkan bunga, Berdasarkan bunga
spekulasi, dan ketidakjelasan

2

Operasional

- Dana masyarakat berupa
titipan dan investasi yang
baru akan mendapatkan hasil
jika’diusahakan’
terlebih
dahulu.

3

Aspek Sosial

4

Struktur
Organisasi

5

Akad
aspek
legalitas
Hubungan
nasabah

6

Dana masyarakat
berupa simpanan yang
harus dibayar bunganya
pada saat jatuh tempo.

- Penyaluran pada usaha Penyaluran
pada
yang halal.
sektor
yang
menguntungkan aspek
halal/haram
tidak
menjadi pertimbangan.
Dinyatakan secara eksplisit Tidak diketahui secara
dan tegas yang tertuang tegas.
dalam misi dan visi.

Harus memiliki Dewan Tidak memiliki Dewan
Syariah Nasional dan Dewan Syariah Nasional dan
Pengawas Syariah
Dewan
Pengawas
Syariah.
dan Hukum Islam dan Hukum Hukum Positif
Positif
Kemitraan

Debitor-kreditor

22

7

Tujuan

Profit dan Falah oriented

8

Lembaga
Penyelesaian
sengketa

Profit oriented

Badan Arbitrase Muamalat Badan
Arbitrase
Indonesia
(BAMUI), Nasional Indonesia
Sekarang
dengan
diupayakan
pembentukan
penggantian yaitu Badan
Arbitrase Syariah Nasional
(BASYARNAS)
Sumber: Muhamamd Syafi’i Antonio
Tabel.2.2. Perbandingan sistem penghitungan tabungan dan deposito
Bank Syariah dan Bank Konvensional: (Muhammad Ghafur W, 2007:23)
Bank Syariah

Bank Konvensional

1. Besar kecilnya bagi hasil yang 1. Besar kecilnya bagi hasil yang
diperoleh

deposan/penabung

tergantung pada:

diperoleh

deposan/penabung

tergantung pada:

- Pendapatan bank

- Tingkat bunga yang berlaku

- Nisbah bagi hasil antara nasabah

- Nominal deposito/tabungan

dan bank.

- Jangka waktu deposito

- Nominal

deposito/tabungan

nasabah.
- Rata-rata saldo deposito/tabungan
untuk jangka waktu tertentu yang
ada pada bank
- Jangka waktu deposito/tabungan
karena

berpengaruh

lamanya

investasi.
2. Bank

Syariah

memberikan 2. Semua bunga

yang diberikan

23

keuntungan

dengan

kepada deposan menjadi beban

nasabah

melalui pendekatan LDR (Loan to
Deposit

Ratio),

yaitu

mempertimbangankan

rasio

biaya langsung.
3. Tanpa perhitungan besar kecilnya

antara dana pihak ketiga dengan

pendapatan yang diperoleh dari

pembiayaan yang diberikan.
dana yang dihimpun.
3. Dalam Perbankan Syariah LDR
bukan

saja

mencerminkan

4.

keseimbagan tetapi juga keadilan,
kerana

bank

benar-benar

Konsekuensinya,

bank

harus

menambahi pembayaran bunga bila

membagikan hasil riil dari dunia

dari peminjam ternyata lebih kecil

usaha (loan) kepada penabung

dibandingkan dengan kewajiban

4. (deposit)

bunga

deposan

(negative

spread=keuntungan negatif/rugi)
Sumber : Muhammad Syafi’i Antonio

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Pada dasarnya produk Perbankan Syariah dapat dibagi menjadi
beberapa bagian besar yaitu: (Ascarya, 2007:111-119).
1) Produk Penyaluran Dana ( financing)
a) Prinsip Jual Beli ( Ba’i )
Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga
pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal

24

ini penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang
ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.
Bai'as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip
yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis,
kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus
dalam bentuk uang.
Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam,
oleh karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti
ketentuan dan aturan Bai'as-salam. Bai' Al istishna' adalah
kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat
lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan
harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran
dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di
belakang.
b) Prinsip Sewa ( Ijarah )
Transaksi ijarah dilandasi dengan adanya pemindahaan manfaat.
Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan jual beli, tapi memiliki
perbedaan terletak pada objek transaksinya. Pada jual beli transaksinya
adalah barang sedangkan pada ijarah adalah jasa. Pada masa akhir sewa,
bank dapat menjual barang yang disewakannya kepada nasabah dan
barang tersebut dapat dimiliki oleh nasabah dalam perbankan syariah

25

dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan
pemindahan kepemilikan).
c) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip yaitu
sebagai berikut:
Pembiayaan Al-musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing
pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa
keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. AI-musyarakah dalam praktik perbankan
diaplikasikan dalam hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini
nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan
dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari
proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah
terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Almusyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi
seperti pada lembaga keuangan modal ventura.
Pembiayaan AI-mudharabah
AI-mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di
mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain
menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan
yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan
26

ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan
kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung
jawab. Ada dua jenis mudharabah yaitu 1). mudharabah
muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan
pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak
dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. 2).
mudharabah

muqayyadah

merupakan

kebalikan

dari

mudharabah muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu
spesifikasi usaha dan daerah bisnis.
Dalam

dunia

perbankan

Al-mudharabah

biasanya

diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti,
pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah
diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti tabungan
haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari
deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah
untuk usaha tertentu.
d)

Akad Pelengkap
Akad pelengkap ini tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan,

tatapi ditunjukkan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan,
seperti akad-akad dibawah ini:
Al-Wakalah (Amanat) atau wakil

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 64 82

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri periode tahun 2000-2010

0 12 101

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI, BI RATE, DAN KURS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2017 - Raden Intan Repository

0 1 140