commit to user
BAB II DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Material komposit dalam bentuk komposit panel telah banyak digunakan untuk berbagai aplikasi sruktural maupun non struktural, seperti untuk furniture
dan struktur pada gedung Youngquist, dkk, 1997. Serat alam sebagai filler komposit polimer mulai banyak digunakan sebagai pengganti filler sintetik dalam
kehidupan sehari – hari, mengingat serat alam ini mempunyai banyak kelebihan dibanding serat buatan. Kelebihan-kelebihan utama menggunakan serat alam
sebagai filler yaitu densitasnya rendah, mudah diuraikan alam, sehingga menghasilkan sifat kekakuan yang tinggi, tidak mudah patah, jenis dan variasinya
banyak hemat energi dan murah Rowell, dkk, 1997.
Joseph dkk 2000 melakukaan penelitian tentang pengaruh ukuran serbuk,
perbandingan berat semen dan densitas pada komposit semen serbuk kelapa dan durian terhadap konduktivitas panas. Hasil pengujian spesimen menunjukan
semakin besar ukuran serbuk nilai konduktivitas panas semakin menurun dan semakin banyak jumlah semen yang terdapat pada komposit nilai konduktivitas
semakin meningkat. Pada perbandingan konduktivitas panas terhadap nilai densitas komposit, nilai konduktivitas panas meningkat seiring bertambahnya
nilai densitas. Dari penelitian ini disimpulkan, semakin banyak jumlah rongga yang terdapat pada spesimen maka nilai konduktivitas panas semakin rendah.
Besarnya nilai konduktivitas panas spesimen dipengaruhi oleh densitas dari spesimen itu sendiri.
Stobbe D dan Mohamed M, 2003 melakukan penelitian lamina yang dibuat dari anyaman serat mats 3D memiliki kekuatan serta kakakuan desak,
tarik, lengkung yang baik. Keuntungan dari material komposit yang dibuat memakai anyaman serat meliputi butuh lapisan lebih sedikit, penyerapan resin
cepat sehingga proses pembuatan lebih cepat, mempunyai kekuatan tarik dan desak lebih tinggi.
Sebuah penelitian tentang core sampah kota, didapatkan bahwa nilai densitas, kekuatan tarik, kekuatan desak, dan kekuatan geser komposit naik
seiring dengan bertambahnya tekanan pengepresan. Pada pengamatan foto SEM
5
commit to user
menunjukkan semakin meningkat tekanan pengepresan maka ikatan antar materialnya juga semakin meningkat Arofah, 2008.
Hasil pengujian menunjukkan nilai densitas, konduktivitas panas dan kekuatan bending komposit meningkat seiring bertambahnya tekanan
pengepresan. Densitas, konduktivitas panas dan bending mencapai nilai tertinggi pada tekanan pengepresan 88kgcm
2
, berturut-turut sebesar 1.57 grcm
3 ,
0.297 Wm
c dan 12.14 kgcm
2
. Permukaan patah uji bending komposit diamati menggunakan scanning electron microscope dan terlihat bahwa ikatan antarmuka
matrik dan filler mempunyai ikatan yang baik Indarto, 2010. Ariawan dkk, 2010 melakukan penelitian pengaruh kandungan CaCl
2
terhadap kekuatan bending komposit semen-aren. Dimana semakin tinggi kandungan CaCl
2
maka kekuatan bending, dan densitas komposit semen-aren juga semakin meningkat. Kekuatan bending tertinggi terdapat pada komposit dengan
kandungan 10 CaCl
2
sebesar 135 Mpa. Selain itu pengamatan SEM diketahui bahwa uji pada komposit dengan kandungan 10 CaCl
2
terjadi pemadatan matrik yang lebih tinggi dari pada kandungan 0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas, kekuatan bending, dan kekuatan tarik paku komposit naik seiring dengan bertambahnya tekanan
pengepresan. Densitas, kekuatan bending dan kekuatan tarik paku mencapai nilai tertinggi pada tekanan pengepresan 88kgcm, berturut-turut sebesar 0.8805grcm,
15.97Mpa dan 370N, Hakim, 2008.
2.2. Dasar Teori