commit to user
Gambar 2.8. Laminated Composites
2.3. Komponen Penyusun Komposit
2.3.1 Semen
Semen tersusun dari batu kapurgamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida CaO, lempungtanah liat adalah
bahan alam yang mengandung senyawa silika oksida SiO
2
, aluminium oksida Al
2
O
3
, besi oksida Fe
2
O
3
dan magnesium oksida MgO. Untuk menghasilkan semen, Campuran dari bahan tersebut di atas selanjutnya
dibakar dalam tanur baker bertemperatur 1300
°
C - 1400
°
C, sehingga diperoleh butir-butir clinker. Kemudian clinker digiling halus secara
mekanis sambil ditambah gibs. Hasilnya berbentuk tepung kering yang dimasukkan dalam kantong-kantong semen yang pada umumnya
mempunyai berat 40 – 50 kg. Nama “Portland Cement” diusulkan oleh Joseph Aspdin pada tahun
1824. Nama itu diusulkan karena bentuk bubuk yang dicampur dengan air, pasir dan batu-batuan yang ada di pulau Portland, Inggris. Pertama kali
semen portland di produksi dengan pabrik di Amerika Serikat oleh David Saylor
dikota Coplay, Pennsylvania, pada tahun 1875 http:id.wikipedia.orgwikiSemen
.
commit to user
Tabel 2.1. Susunan unsur semen Portland biasa Tjakrodimuljo, 1996 Oksida Persen
Kapur CaO Silica SiO
2
Alumina Al
2
O
3
Besi Fe
2
O
3
Magnesia MgO Sulfur SO
3
Soda potash Na
2
O + K
2
O 60-65
17-25 3-8
0,5-6 0,5-4
1-2 0,5-1
Rasio air terhadap semen sangat mempengaruhi sifat-sifat semen. Pasta semen memiliki volume tinggi yang konstan. Volume ini akan
bertambah besar dengan meningkatnya rasio air terhadap semen dalam campuran mula-mula. Suatu set semen bersifat porus dan mengandung
lubang-lubang air yang amat kecil 10-20 Angstrom maupun lubang-lubang dengan ukuran amat besar 1 mikrometer. Hubungan antar kapiler-kaplier
yang terdapat di dalamnya sangat mempengaruhi permeabilitas kemudah tembusan oleh air dan vulnerabilitas ketahanrusakan semen. Adanya
interkoneksi antar pori-pori kapiler tentunya harus dihindari, karena melemahkan kekuatan semen. Keadaan ini bisa tercapai apabila ada waktu
yang cukup bagi pasta semen yang cukup rendah. Untuk rasio air-semen sebesar 0,4 biasanya perlu waktu 3 hari, sedang untuk rasio air-semen 0,7
waktu yang diperlukan sekitar 1 tahun West, 1984. Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia
SII 0013-81 dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
commit to user
Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-
jenis lain. Jenis
II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis III : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
Jenis V : Portland yang dalam penggunaannya memerlukan keta- hanan tinggi terhadap sulfat
2.3.2 Serat Alam